Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 63 - Kelicikan Ao Lung

Share

63 - Kelicikan Ao Lung

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Dahi Yao Chen berkerut mendengar permintaan orang-orang kaya itu. “Kalian ingin ruanganku? Apakah orang tua kalian hanya mengajarkan cara merebut milik orang lain dengan sebuah rengekan?”

Mendengar perkataan Yao Chen, tidak mungkin keempat anak bangsawan kaya tidak merasa geram.

“Kau sampah!” Pria pengeluh sudah mulai mengumpulkan energinya di tangan dan bersiap meledakkannya ke Yao Chen.

Namun, dari ujung lorong, melesat beberapa alkemis senior.

“Tunggu dulu, Tuan Muda Su!” Salah satu dari mereka berseru sambil bergegas mendekat bersama rekan alkemis lainnya.

Dikarenakan yang mengatakan adalah salah satu alkemis senior yang cukup terpandang di Paviliun Obat, maka pria pengeluh yang dipanggil Tuan Muda Su itu terpaksa meniadakan energi di tangannya.

“Beruntung sekali kau. Aku urung membunuhmu di sini karena memberi muka ke Tuan Yan.” Tuan Muda Su bicara ke Yao Chen sambil berdiri tegak kembali, menarik kuda-kudanya.

“Tuan Muda Su, Tuan Muda Leng, Nona Besar Jing, dan Nona Muda Bi.” Al
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pendekar Tanpa Wajah   64 - Pertarungan Sengit Melawan Tuan Muda Su

    Yao Chen lekas mengeluarkan Qi aura dia yang berwarna emas untuk membentuk kubah perisai bagi dirinya. “Tak sabar, huh?” ejeknya sambil menahan serangan Tuan Muda Su dengan kedua tangan.DIa memutuskan melawan Tuan Muda Su menggunakan tangan kosong saja untuk menjajal kekuatannya sembari menguji ketahanan diri sendiri.“Ya! Aku tak sabar ingin mencincangmu!” Tuan Muda Su berseru. Pedang di tangannya terus saja menyemburkan energi Qi warna biru langit sambil dihantamkan ke Qi perisai Yao Chen.Yao Chen mengerutan keningnya sambil memutar aliran energi Qi di tubuhnya untuk mempersiapkan sebuah serangan balik.“Mencincangku? Aku tak yakin kau mampu melakukan itu.” Yao Chen membalas.Sebenarnya Yao Chen orang yang sopan tutur katanya di Bumi. Dia seorang yang ramah dan pandai bergaul. Namun, di dunia kultivator, semua sikap baik dia di Bumi tak bisa diterapkan karena dunia yang ini jauh lebih keras dan kejam.Bersikap sopan dan ramah pada siapa pun? Memangnya kau ingin diinjak supaya bisa

  • Pendekar Tanpa Wajah   65 - Menggunakan Pil Terlarang

    “Dia menggila! Dia memakan pil terlarang!” Banyak alkemis berteriak begitu Tuan Muda Su menelan Pil Pelonjak Kultivasi.Pil jenis demikian memang kuat dan cepat efek kerjanya. Kultivasi seseorang bisa meningkat beberapa tingkat minor dalam waktu sekejap. Namun, karena itu merupakan hal instan, maka efek samping yang akan diperoleh setelahnya tentulah merugikan tubuh."Apakah sesulit itu mengakui kekalahan?" sindir Yao Chen ke Tuan Muda Su."Diam, brengsek!" bentak Tuan Muda Su.Seseorang yang sudah menelan pil itu, punya dua efek yang akan menimpanya; antara gila atau kultivasinya tidak akan berkembang lagi, kecuali dia menemukan keajaiban.“Tuan Muda Su!” Alkemis Yan sangat menyayangkan tindakan si pemuda bangsawan.“Kakak Su!” Nona Besar Jing berseru dengan wajah khawatir.“Su Dinglam, kau bodoh! Kau menghancurkan masa depanmu sendiri!” Tuan Muda Leng mengepalkan tangan karena kecewa pada keputusan gegabah yang diambil temannya.Mengabaikan suara di sekitarnya, Tuan Muda Su mengger

  • Pendekar Tanpa Wajah   66 - Campur Tangan Kepala Pelayan

    “Berhenti!” Mendadak saja ada teriakan dari jauh. Itu dari pria paruh baya dengan jubah kelabu yang terbang mendekat ke arena.Pria paruh baya itu mengirimkan angin energinya ke Yao Chen.Dhaarr!Yao Chen terpental sampai ke tepi arena dan memuntahkan banyak darah.‘Sial! Dia di Tingkat 5 Puncak!’ Yao Chen mengumpat dalam hati sambil berusaha menstabilkan qi yang bergolak di tubuhnya akibat pukulan pria paruh baya tadi agar tidak semakin parah.Melihat kemunculan pria paruh baya, wajah Tuan Muda Su dan teman-temannya mendadak cerah dan mereka sama-sama memunculkan senyum gembira.“Pak Tun!”“Tun Tua!”“Bagus, Kepala Pelayan Tun!”Masing-masing dari mereka menyeru ke pria paruh baya tadi. Pria yang dipanggil Tun itu mengangguk ke mereka dan kembali fokus ke Yao Chen.“Beraninya kau menaruh tangan ke Tuan Muda kami!” Pria paruh baya itu melemparkan angin energi lagi ke Yao Chen.Karena sudah ada campur tangan orang lain di arena, Alkemis Yan terpaksa kembali ke arena karena Yao Chen dal

  • Pendekar Tanpa Wajah   67 - Memohon pada Musuh

    “Ha ha ha ….” Guru Hai tak bisa menahan tawa gelinya setelah Tun Xiang bicara. Di hatinya, dia bertanya-tanya apa yang akan terjadi sekiranya pria itu tau bahwa alkemis yang akan dirayu nantinya adalah orang yang hendak dibunuh. Sementara itu, Tun Xiang bingung dengan sikap Guru Hai yang justru tertawa usai dia berbicara. “Tuan Wakil Direktur, apakah ada yang kurang tepat dari perkataan saya?” Tun Xiang terpaksa mempertanyakannya. Sedangkan Yao Chen, dia terkekeh kecil. Tentu saja dia paham kenapa Guru Hai tertawa. “Oh, maafkan jika saya tertawa, Tuan Tun.” Guru Hai melambaikan tangan. “Saya hanya … hanya penasaran apa yang akan terjadi bila Anda mengetahui siapa alkemis itu.” Tun Xiang semakin ingin tau. “Tolong katakan saja pada saya di mana alkemis itu tinggal, saya akan segera ke tempat Beliau berada dan berbicara sebaik mungkin demi tuan muda kami.” Tun Xiang patut dikatakan sebagai pelayan setia. Tapi rata-rata pelayan di era tersebut memang tak memiliki pilihan lain sela

  • Pendekar Tanpa Wajah   68 - Keculasan Tun Xiang

    “Se—Seratus Batu Kristal Rendah?!” Banyak orang memekik kaget mendengar nominal yang diberikan Yao Chen untuk sebutir Pil Penyembuh Luka.Meski begitu, Yao Chen tetap dengan ketentuannya. Dia berdiri dengan gaya jumawa, seakan batu karang tak tergoyahkan.Dia layak bersikap demikian karena pil level Sempurna langka di daerah Timur seperti itu meski hanya pil kelas 1 sekali pun.Menggertakkan gerahamnya, Tun Xiang menyahut tegas, “Baiklah! Saya akan membayarnya! Tolong sediakan 5 atau 10 untuk tuan muda saya dan harus selesai sebelum malam ini!”Karena dia sudah menyetujui harga dari Yao Chen, maka Tun Xiang merasa dirinya berhak memberikan tenggat waktu demi keselamatan Tuan Muda Su.“Kalau begitu, jangan ganggu aku!” Yao Chen bergegas terbang keluar dari arena dan kembali ke ruangan pribadinya.Di ruangannya, dia lekas mengeluarkan tungku alkimianya dan bahan-bahan ramuan.“Untung saja aku masih punya sisa bahan ramuan untuk Pil Penyembuh Luka.” Dia kemudian terkekeh. “Ternyata menja

  • Pendekar Tanpa Wajah   69 - Melawan 3 Pengadang

    “Apakah tuanmu kurang memberimu uang hingga harus mengemis padaku?” olok Yao Chen pada Tun Xiang.Geram dengan olok-olokan Yao Chen, Tun Xiang menggertakkan gerahamnya sebelum berseru, “Bunuh dia!”Mereka berempat segera terbang melesat ke Yao Chen.Meskipun tingkat kultivasi mereka jauh di atas Yao Chen, pemuda itu tidak gentar. ‘Anggap saja ini pelatihan untukku! Gao Long, beri aku kekuatanmu!’Di dalam dimensi Tasbih Semesta, Gao Long mendengus, “Dasar bocah!”Walau Gao Long terdengar acuh tak acuh, tapi sebenarnya dia peduli dengan Yao Chen. Oleh karena itu, dia alirkan energi kuatnya untuk mendukung Yao Chen.“Huaakh!” Yao Chen melepaskan energi besar sembari dia melesat naik meninggalkan kuda rohnya. Debu di bawah beterbangan dengan muara kuda roh bekas dia berada.Melihat Yao Chen bisa terbang dan melayang di udara, Tun Xiang dan antek-anteknya cukup terkejut.“Kau masih Tingkat 3, tapi sudah bisa melayang?” Tun Xiang tak mengira ini. Dalam hatinya, dia bertanya-tanya, apakah d

  • Pendekar Tanpa Wajah   70 - Ximen Hugeng

    Yao Chen menatap ke sosok yang terbang mendekat. Penampilannya gagah dan membawa wibawa pendekar hebat. ‘Kenapa aku seperti pernah melihat orang itu, ya? Dia sudah di tingkat 7!’ gumamnya takjub setelah bisa mendeteksi basis kultivasi melalui energi Qi yang dikeluarkan pria itu. Tun Xiang dan kedua anteknya menatap sosok yang datang dan mereka terkesiap. “Kalian bertiga hendak mencelakai murid sekteku, hm?” Sosok pendekar itu memberikan senyum dingin ke Tun Xiang dan anteknya. Ucapan pria itu membuat Yao Chen membelalakkan mata. Demikian pula Tun Xiang dan kedua anteknya. “A—Apa? Dia murid Sekte Bilah Langit?” Alangkah terkejutnya Tun Xiang mendengar itu. DIa mengenali orang yang datang. Anteknya saling pandang, tak paham. “Maafkan salah paham ini kalau begitu, Tuan Ximen! Kami permisi!” Tun Xiang hendak kabur melarikan diri setelah memberikan salam soja singkat ke pria bermarga Ximen tersebut. Tun Xiang melesat pergi diikuti kedua antek bayarannya. Dia tak mau mencari gara-gara

  • Pendekar Tanpa Wajah   71 - Saatnya Membeli Boneka!

    Yao Chen terdiam sejenak sambil batinnya berucap, ‘Dia memintaku menjadi murid. Bukankah biasanya murid yang memilih guru? Tapi ini dia yang memintaku. Dan ini bukan kali pertama aku diminta menjadi murid seorang guru di sekte.’Kemudian dia lekas teringat pesan dari Guru Hai untuk segera mencari guru yang baik. Dia pun tak lupa akan betapa tegas dan kerennya Ximen Hugeng menindak Tun Xiang dan kedua anteknya, itu memberikan kesan tersendiri baginya.Menatap Ximen Hugeng yang tegas dan terlihat gagah meski tubuhnya tidak sebesar Ouyang Hetian, Yao Chen tanpa ragu menangkupkan kedua tangannya membentuk salam soja seraya membungkuk dan berkata, “Murid Yao Chen memberi salam hormat kepada Guru Ximen.”Tentunya ucapan itu sudah mewakili jawaban untuk Ximen Hugeng, bukan?“Ha ha ha! Bagus!” Ximen Hugeng manggut-manggutkan kepala, tatapannya tampak puas memandang lurus ke Yao Chen. “Ayo, kita kembali ke sekte!”“Baik, Guru!” Yao Chen berharap dia tidak salah pilih.Mereka berdua bersama-sam

Latest chapter

  • Pendekar Tanpa Wajah   498 - Dunia Seribu

    ‘Ini … ke mana ini?’ Yao Chen bertanya dalam hatinya.Dia seperti meluncur di air terjun, tapi mendaratnya bukanlah di tempat awal dia dibawa Bai Yuan.“Oh tidak! Apakah ini adalah Dunia Seribu?” Putri Suci bergumam lirih ketika kakinya sudah menapak di tanah di tempat antah berantah.Lingkungan di sana memang sama asri dan hijaunya seperti yang ada di alam Istana Dewa, hanya saja terasa berbeda.Yao Chen menoleh ke samping. “Dunia Seribu?” Dia belum mengetahui seluk-beluk di Istana Dewa.Bahkan dia tidak mengira akan ‘tergelincir’ ke dunia yang berbeda hanya karena terbang di dekat air terjun.Putri Suci mengangguk. “Konon jika kita tidak sengaja masuk ke alam yang serupa seperti Istana Dewa, itu artinya kita sedang berada di Dunia Seribu.”Meski manggut-manggut, Yao Chen masih bingung dan dia tetap mempertanyakan apa yang dia belum paham, “Lalu, Dunia Seribu, itu dunia macam apa?”Sambil mengobrol, mereka berjalan menyusuri tempat di sekitar.“Dunia Seribu merupakan dunia khusus, du

  • Pendekar Tanpa Wajah   497 - Rasa Penasaran Mendera Hati

    “Dia … ada garis keturunan di Kaisar Manusia?” Yao Chen kini mulai pening memikirkannya.Kenapa cobaan cinta begitu berat untuknya yang seorang amatir asmara? Dia ingin setia saja pada Sima Honglian, tapi kenapa banyak pihak yang tak ingin dia setia?“Bocah! Kalau memang dia memiliki darah keturunan bocah Kaisar Manusia ini, maka dia memang layak kamu perjuangkan!” Ditambah Gao Long yang ikut memanasi suasana.Yao Chen memijit pelipis, berpikir keras mengenai itu.Karena enggan memikirkan hal Putri Suci, maka Yao Chen memilih untuk berbicara mengenai hal lainnya.“Gao Long, kamu kenapa menginginkan pedang bobrok yang kemarin itu?” tanyanya.Gao Long terbang berputar di atas Yao Chen sambil dia berkata, “Bocah, kamu tidak tau apa-apa mengenai itu. Pedang yang kau katakan bobrok itu sebenarnya memiliki jiwa pedang.”Usai mengatakan demikian, Gao Long terkekeh dengan wajah mencurigakan.Yao Chen langsung saja curiga. “Jangan katakan jiwa pedangnya … seekor naga?”Setelah itu, Gao Long te

  • Pendekar Tanpa Wajah   496 - Putri Suci

    ‘Jadi dia adalah Putri Suci?’ Yao Chen memekik di hatinya.Matanya memindai Putri Suci dari atas hingga bawah. Wanita muda berpenampilan ala gadis 17 tahun.Putri Suci Istana Dewa bagaikan lukisan yang dilahirkan oleh kuas para dewa. Sosoknya yang anggun terlihat bagai bunga lotus yang mekar di atas kolam suci - begitu murni dan mempesona tanpa setitik noda.“Salam untuk Tuan Muda,” ucap Putri Suci sambil menatap sekejap pada Yao Chen sambil menekuk lututnya sedikit dengan gaya anggun seraya menundukkan pandangan.Sepasang matanya yang jernih mengingatkan Yao Chen pada bintang-bintang di langit malam musim gugur, berkilau dengan cahaya lembut yang menenangkan jiwa. Alisnya melengkung bagai bulan sabit tipis, menyempurnakan wajahnya yang oval bagai jade putih.“Ah! Salam untuk Putri Suci!” Yao Chen tersadar dan segera membalas salam itu sambil memberikan salam sojanya.Kulit Putri Suci seputih salju pertama di musim dingin, dengan rona merah alami di pipi yang mengingatkan pada kelopak

  • Pendekar Tanpa Wajah   495 - Hati Berdarah Bai Yuan

    “Sudah, cepat serahkan barangnya ke Tuan Muda kami!” Bai Yuan berkata dengan suara rendah dan terkesan tak sabar.Wajar jika dia merasakan hatinya berdarah-darah, karena keluarga besarnya di rumah membutuhkan uang itu untuk kebutuhan mereka.Hanya karena memandang Yao Chen adalah anak paling dinantikan Gongsun Huojun, maka Bai Yuan menahan rasa pedih di hatinya.“Terima kasih, Tuan Muda! Anda sungguh cerdas dengan berbelanja di kios ini.” Manajer kios menyambar kantong kulit dari Bai Yuan dan malah menoleh ke Yao Chen untuk bicara. “Barang-barang kami bermutu tinggi dan tidak akan mengecewakan. Anda bisa melihat-lihat dulu barang lainnya.”“Tidak perlu!” Bai Yuan terpaksa mengatakan demikian. Uang yang dibawanya terbatas, tak boleh sampai malu di kios seperti ini hanya karena tidak sanggup membayar. “Tidak perlu, terima kasih.”Yao Chen melirik Bai Yuan. Dia bisa berempati dengan apa yang dirasakan Bai Yuan. Tergambar jelas keengganan pengawalnya itu ketika menyodorkan batu kristal ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   494 - Barang Antik di Benua Atas Harganya Tidak Masuk Otak!

    “120 kristal tinggi setara dengan 10.000 kristal rendah?” Yao Chen mengulang sembari membelalakkan mata, kehilangan wibawa ketenangan ala tuan muda yang dia tunjukkan.Maka, bukankah dia membutuhkan 1.200.000 batu kristal rendah jika memang ingin membeli pedang itu?Lantas, dia dengan cepat menghitung berapa kekayaan dia saat ini.‘Aku cuma punya …. 27 ribu batu kristal rendah! Manajer sialan ini hendak memerasku? Memangnya harga pedang bobrok itu harus setinggi itu?! Orang-orang di benua atas sudah gila!’ maki Yao Chen dalam benaknya. ‘Padahal dengan hartaku sebanyak itu, aku tergolong orang kaya di benua rendah!’Bai Yuan melirik Yao Chen yang terlihat susah dan ragu. Hatinya meratap, seakan tau apa yang akan terjadi.“Terimalah ini.” Bai Yuan sedikit tak rela ketika dia mengeluarkan kantong kecil dari kulit ke manajer kios.Manajer kios tersenyum lebar menerima kantong kulit tersebut. Dia sudah bisa mendeteksi adanya 120 batu kristal tinggi di dalamnya. Tak kurang dan tak lebih!Ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   493 - Privilege Tampan

    ‘Nona Besar Sheng? Sekte Langit Kudus? Aku tak paham dengan itu semua!’ Yao Chen berpikir.Alih-alih dia bertanya, Yao Chen justru berkata, “Pernikahan merupakan hal yang harus disepakati kedua belah pihak yang saling mencintai. Aku dan kamu adalah orang asing, bagaimana mungkin aku menikahi orang yang tidak aku kenal?”Ketika Nona Besar Sheng hendak bicara, Bai Yuan sudah lebih dahulu mengucapkan, “Nona Besar Sheng, mengenai pernikahan, akan kami diskusikan dulu dengan ketua kami. Mohon Anda bersabar menunggu jawabannya.”Bai Yuan membungkuk sambil bersoja ke Nona Besar Sheng. Wanita dengan harga diri setinggi itu pasti tak suka dipermalukan di depan umum. Tak heran dia menuntut pernikahan dari Yao Chen.‘Bukankah biasanya wanita dari klan Sheng, apabila mereka ditolak atau tidak menginginkan pernikahan dengan pria yang menyentuh mereka, tentunya mereka akan langsung membunuh pria tersebut. Tapi … tidak demikian dengan Tuan Muda Chen!’ pikir Bai Yuan.Bahkan Bai Yuan mulai memiliki a

  • Pendekar Tanpa Wajah   492 - Harus Menikahi sebagai Tanggung Jawab Moral

    “Apa maksudmu?” Yao Chen menyeru disertai raut muka bingung.Wanita itu kesal dengan jawaban Yao Chen dan justru memukul dada Yao Chen.Namun, Yao Chen lebih sigap dan bertahan dengan menyilangkan kedua lengan di depan dada, lalu terpental mundur dan ditahan Bai Yuan dari belakang.“Tuan Muda, Anda tidak apa-apa?” tanya Bai Yuan.Meski ucapan itu cukup pelan dari Bai Yuan, tapi rupanya masih terdengar jelas oleh si wanita dan juga beberapa lawannya tadi.Mata mereka membelalak singkat, menyiratkan keterkejutan. Bai Yuan adalah sosok ternama di kota Seribu Dewa. Dia dikenal sebagai tangan kanan Gongsun Huojun paling kuat. Meski tingkat kultivasinya hanya di Tingkat 15, tapi banyak yang meyakini lebih dari itu. Bahkan dia dirumorkan setara kuatnya dengan Gongsun Huojun itu sendiri.Kalau Bai Yuan sampai memanggil seorang pemuda dengan sebutan Tuan Muda, maka apa lagi selain pemuda itu merupakan keturunan keluarga Gongsun yang berharga. Warga Istana Dewa yang sangat dilindungi.“Aku tida

  • Pendekar Tanpa Wajah   491 - Sudah Menyentuh Terlalu Banyak

    “Itu tergantung kemampuanmu!” balas Yao Chen sambil mempersiapkan dirinya.Dalam sekejap, Yao Chen sudah bertarung melawan 10 orang sekaligus. Masing-masing dari mereka berada di Tingkat 10 dan Tingkat 11. Cukup merepotkan karena jumlahnya.“Ha ha! Dia hanya di Tingkat 8!” ejek salah satunya.“Tidak kusangka, Istana Dewa menyimpan murid sampah seperti dia!” balas kawannya.“Mungkin dia hanya tukang kuda di sana, tapi tetap saja dia harus mati di tanganku karena berasal dari Tanah Suci!” pekik yang tadi.Yao Chen menggunakan hukum kekuatan ruang beserta Teknik Langkah Hantu untuk menghindari serangan mereka sekaligus memberikan pukulan menggunakan api Gao Long yang disinkronisasikan dengan kekuatan elemen lainnya.“Arghh!”“Tidak!”“Urghh!”Secara bergantian, para penyerangnya tumbang, berjatuhan di tanah dan dalam keadaan menyedihkan. Mereka tidak mengira, bocah Tingkat 8 bisa mengurus mereka bersepuluh yang tingkat kultivasinya jauh di atas Yao Chen.Kenyataan macam apa ini?!Mereka

  • Pendekar Tanpa Wajah   490 - Kau Adalah Alasannya

    “Adik Keenam?” Yao Chen memanggil Nona Muda Yifei yang masih diam tanpa kata.Hanya tubuh gadis itu yang bergetar akibat menahan sesuatu. Yao Chen meyakini yang coba ditahan Nona Muda Yifei adalah emosi.Dengan tangan terkepal erat di atas meja, Nona Muda Yifei menatap Yao Chen sambil bicara, “Aku sama sekali tidak mengetahui mengenai apa yang kau tanyakan. Yang kutau hanyalah ayah tega membunuh kakakku yang masih 10 tahun dengan pukulan kejinya sehingga kakakku tak bertahan dan mati di depan mataku!”Air mata mulai meleleh jatuh di pipi Nona Muda Yifei. Bahkan dia sudah tidak lagi menggunakan panggilan hormatnya ke Yao Chen. Benar-benar sudah membuka wajah aslinya?Bibir Nona Muda Yifei bergetar sambil terus mengucurkan air mata yang tak bisa dibendung. “Dan kau adalah penyebab utamanya.”Mendengar penuturan Nona Muda Yifei, Yao Chen termangu diam. Mana pernah dia mengira bahwa dirinya merupakan alasan bagi Gongsun Huojun membunuh ketiga keturunannya sendiri! Memangnya apa kesalahan

DMCA.com Protection Status