Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 426 - Tungkunya Meledak

Share

426 - Tungkunya Meledak

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-09-20 10:12:59

"Bocah itu! Apa dia tidak punya wawasan mengenai pil kelas 6?" tanya alkemis lain ke rekan di sebelahnya.

"Kurasa dia terlalu sembrono menerima tantangan ini, haiyaa ...." Rekan itu hanya bisa menghela napas sambil mengelus jenggot putih panjangnya.

Mendengar kasak-kusuk mengenai kecerobohan kurangnya wawasan Yao Chen akan pil kelas 6, Dongfeng Yan tertawa kecil dengan nada ejekan. "Bocah busuk, masih ada waktu jika kau ingin mundur, aku takkan menyalahkanmu jika kamu tak tau apa-apa mengenai pil kelas 6. Tak perlu memaksakan diri."

Namun, hening di pihak Yao Chen. Dia masih sibuk memasukkan bahan-bahannya ke tungku yang telah dia suntikkan api.

Yao Chen memang tidak ambil peduli pada bisikan-bisikan di sekitarnya. Dengan tenang, dia mulai memproses bahan-bahan tersebut menggunakan teknik yang bahkan membuat beberapa alkemis senior mengerutkan dahi.

“Teknik apa itu yang dia pakai? Kenapa sembrono sekali? Rumput Xiangyang dicampur begitu saja dengan akar Feilin? Sungguh ceroboh!” Seora
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ichal Mannyunkk
udah tamat kah???
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pendekar Tanpa Wajah   427 - Mereka Menggila Akan Pil Yao Chen

    Akhirnya, dengan suara bergetar karena takjub, ketua juri mengumumkan, "Pemenang pertandingan alkimia ini adalah ... Yao Chen!"Pengumuman itu membuat seluruh Paviliun Obat gempar.Dongfeng Yan terduduk lemas, tidak percaya bahwa dia bisa dikalahkan. “Tidak … tidak mungkin … ini tidak mungkin ….”Sementara itu, Sima Honglian tersenyum lebar, bangga akan pencapaian murid sekaligus lelakinya.Di tengah sorakan dan ucapan selamat, Yao Chen hanya bisa tersenyum kecil. Untuk saat ini, dia telah membuktikan dirinya dan memperkuat posisinya di Paviliun Obat.“Err … Tuan Yao, itu … bisakah Anda jual pil Anda itu pada kami?” Seorang alkemis tua mendekat ke Yao Chen, bertanya tanpa tau malu.Padahal tadi dia paling keras mencemooh Yao Chen.Karena sudah ada yang memulai, maka alkemis berkulit tebal lainnya pun mendekat ke Yao Chen. Mereka juga ingin pil yang dihasilkan Yao Chen baru saja.“Kita lakukan lelang untuk 5 pil itu!” Sima Honglian menyerukannya daripada semakin banyak alkemis yang mul

    Last Updated : 2024-09-22
  • Pendekar Tanpa Wajah   428 - Tantangan Keterlaluan untuk Pil Kelas 7

    “Lihat saja nanti, Yao Chen bajingan!” kutuk Dongfeng Yan.Namun, suaranya tenggelam dalam keramaian para alkemis yang masih membicarakan kejadian luar biasa yang baru saja mereka saksikan.Beberapa di antara mereka bahkan mulai mendekati Yao Chen, menawarkan kerjasama atau meminta untuk menjadi rekan.Yao Chen, yang masih belum terbiasa dengan perhatian sebesar ini, hanya bisa tersenyum sopan dan mengangguk.Dia melirik ke arah Sima Honglian, yang memberinya anggukan meyakinkan."Terima kasih atas tawaran Senior semuanya," ujar Yao Chen akhirnya. "Saya masih baru di dunia alkimia dan masih banyak yang harus saya pelajari. Namun, jika ada yang ingin berdiskusi atau bertukar pikiran, saya akan senang melakukannya."Jawaban diplomatis ini membuat para alkemis semakin kagum. Mereka melihat tidak hanya bakat, tapi juga kerendahan hati dalam diri Yao Chen.Sima Honglian, melihat situasi ini, memutuskan untuk mengambil alih. "Baiklah, semuanya. Suamiku butuh istirahat setelah pertandingan d

    Last Updated : 2024-09-22
  • Pendekar Tanpa Wajah   429 - Yao Chen Muntah Darah

    “Silakan … Tuan Muda Dongfeng … Yao Chen ….” Salah satu juri mempersilakan kedua pemuda untuk naik ke panggung rendah.Aula Paviliun Obat dipenuhi keheningan yang menegangkan saat Yao Chen dan Dongfeng Yan mengambil posisi di depan tungku alkimia masing-masing.Mata ratusan alkemis tertuju pada kedua pesaing ini, menantikan pertunjukan yang akan segera dimulai.“Aku ingin memakai tungkuku sendiri. Mohon diizinkan.” Yao Chen menjura hormat ke para juri. Dia tak ingin insiden tungku meledak seperti kemarin terjadi lagi hanya karena dia memakai tungku yang disediakan panitia.Juri yang berjumlah 6 orang itu saling pandang.“Biarkan saja dia pakai tungku yang dia suka.” Dongfeng Yan berseru. “Di sini yang penting adalah kemampuan, bukan tungkunya. Percuma saja dia memakai tungku tingkat langit jika kemampuannya rendah. Tetap takkan menghasilkan apa-apa.”Karena pihak lawannya sudah mengatakan demikian, maka semua juri mengangguk setuju.Maka, Yao Chen pun mengeluarkan tungku miliknya. Tun

    Last Updated : 2024-09-23
  • Pendekar Tanpa Wajah   430 - Pil Kuno Vs Pil Ternama

    “Aku pernah menemukan pil itu 300 tahun lalu, tapi itu hanya di level Menengah karena sulitnya menemukan ramuan yang tepat dan teknik yang digunakan.” Alkemis dari Paviliun Obat pusat sampai mendesahkan napas panjang usai mengatakannya.Keheningan total memenuhi aula. Bahkan Dongfeng Yan terdiam, tangannya yang sedang memegang bahan terakhir terhenti di udara.Dengan napas tersengal dan tubuh gemetar, Yao Chen mengambil pil yang melayang di atas tungkunya.Dia berbalik, menatap Sima Honglian dengan senyum lemah sebelum akhirnya ambruk ke lantai."Chen!" Sima Honglian berteriak, berlari ke arahnya. Dia mengangkat kepala Yao Chen ke pangkuannya, dan lekas memasukkan pil pemulih energi sembari air mata mengalir di pipinya.Kemudian, Sima Honglian segera membawa Yao Chen menepi sambil terus dia peluk suaminya yang masih tak sadarkan diri.“Humph!” Kini giliran Dongfeng Yan menyelesaikan pemurnian pilnya.Dia menggebrak meja sehingga tungku di depannya melompat dan ada sebutir pil keluar d

    Last Updated : 2024-09-24
  • Pendekar Tanpa Wajah   431 - Menghubungi Ayah Sima Honglian

    “Bagaimana jika meminta Tuan Sima saja yang menilai?” Mendadak saja, Tetua Zheng memberikan saran demikian.“Tu-Tuan Sima? Maksudmu … pemilik Paviliun Obat?” Salah satu juri sampai melotot lebar atas usul Tetua Zheng.Alkemis lainnya juga tidak mengira bahwa Tetua Zheng akan mengusulkan hal demikian.“Ya. Aku yakin Beliau bisa bersikap netral dan tenang dalam memutuskan sesuatu, karena itu sudah menjadi karakter Beliau, bukan?” Tetua Zheng mengangguk.Hanya itu sosok netral yang bisa dia pikirkan untuk memecahkan dilema pemenang pertandingan kali ini.“Tapi kalau dia mengetahui bahwa yang sedang dipertanyakan itu adalah pemuda yang … yang mengawini putrinya tanpa restu darinya, bukankah itu ….”Seorang alkemis yang memihak Yao Chen memiliki kekhawatiran.“Kalau begitu, jangan katakan mengenai itu!” tandas Tetua Zheng dengan segera ke orang yang mempertanyakannya.Pandangan semua orang di sana menjadi rumit.Sudah menjadi rahasia umum bahwa Sima Ye, pemilik Paviliun Obat, ayah Sima Hon

    Last Updated : 2024-09-26
  • Pendekar Tanpa Wajah   432 - Amarah Sima Ye

    “Dia … apa?” tanya Sima Ye sambil menyipitkan mata.Suasana seketika membeku di aula khusus.Wajah Sima Ye berubah dari antusias gembira menjadi merah padam karena amarah.Brakk!Dia menggebrak meja dengan keras, kali ini bukan karena senang hati, melainkan sebaliknya. Layar energi bergoyang menjadi terdistorsi sejenak dikarenakan gebrakannya."APA?! Berani-beraninya dia!" raung Sima Ye. "Bawa putriku yang durhaka itu kembali ke pusat … SEKARANG JUGA! Gunakan cara apapun! Dan pemuda kurang ajar itu si brengsek itu ... bawa dia juga! Aku akan membereskannya sendiri!"Semua alkemis di aula khusus merasa ciut ketika Sima Ye menunjukkan murka semacam itu.Bagaimana tidak? Sima Ye sosok yang sangat tinggi di Negara Wu dan sekitarnya. Bahkan kaisar pun harus segan padanya karena Paviliun Obatnya mendominasi banyak penjualan pil dan ramuan alkimia yang sangat dibutuhkan para kultivator.Tetua Zheng cepat-cepat memberi soja, "Baik, Tuan. Kami akan melaksanakan perintah Anda."Dia segera memut

    Last Updated : 2024-09-26
  • Pendekar Tanpa Wajah   433 - Sebuah Kebetulan

    Ketika Yao Chen akhirnya sadar, dia mendapati dirinya sudah berada di atas ranjang kamar VIP mereka.“Lian Lian …,” panggilnya pelan sambil berusaha bangun.“Chen!” Sima Honglian bangkit dari kursinya dan mendekat ke Yao Chen. “Syukurlah kamu siuman.”Sambil duduk bersandar di kepala ranjang, Yao Chen membalas senyuman Sima Honglian.“Maaf membuatmu khawatir.” Yao Chen sembari mengulurkan tangan untuk membelai pipi wanita tercintanya.Sima Honglian memegangi tangan pria yang masih berada di pipinya sambil menatap haru ke Yao Chen.“Yang penting kini kamu sudah tidak dalam bahaya lagi.” Sima Honglian memejamkan mata, menghayati usapan tangan Yao Chen.“Bagaimana dengan pertandingannya?” tanya Yao Chen.Selama beberapa hari ini, dia memulihkan diri di Ruang Dimensi Jiwa tanpa mengetahui yang terjadi di luar.Sima Honglian menurunkan tangan Yao Chen dan menjawab, “Kamu menang, Chen. Tapi ….”Yao Chen memiringkan kepala sambil menunggu jawaban dari Sima Honglian.“Tiga hari ke depan, kita

    Last Updated : 2024-09-28
  • Pendekar Tanpa Wajah   434 - Cucu Menantu

    "Siapa perempuan yang ingin kamu kunjungi, Chen?" Sima Honglian berusaha membendung kecemburuan yang sudah ingin meluap.Sedangkan Yao Chen justru terkekeh nakal. Sepertinya dia sudah berhasil membangkitkan letupan kecemburuan di hati wanita tercintanya."Kamu akan tau nanti," bisik Yao Chen dengan tatapan jenaka, menggoda.Sima Honglian mendapatkan jawabannya ketika mereka sudah tiba di destinasi yang dimaksudkan Yao Chen."Makam Xinxin." Sima Honglian menggumam rendah sambil membaca papan nisan di depannya.Rupanya Yao Chen mengajak Sima Honglian mengunjungi makam Xinxin. Mereka memberikan buah dan makanan ringan di depan nisannya sekaligus mendoakan Xinxin.Setelah itu, mereka menjenguk Nenek Xiu."Nenek, terimalah ini." Yao Chen berkata sambil memberikan ribuan Pil Penyembuh Luka kelas 3 Level Sempurna dan Pil Penambah Energi kelas 3 Level Sempurna.Untuk kota dagang dan perburuan seperti Kota Air Tenang, kedua macam pil tersebut yang paling diminati penduduk. Nenek Xiu selesai m

    Last Updated : 2024-09-28

Latest chapter

  • Pendekar Tanpa Wajah   578 - Reruntuhan Kota Hitam — Bayangan Sihir Darah

    “Di mana dia sekarang?”Yao Chen berdiri, api perlahan menyala di matanya.Bo Qian ragu-ragu. “Desas-desus terakhir ... dia terlihat di reruntuhan Kota Hitam — perbatasan gurun dan rawa kematian.”Yao Chen mengangguk. Langkahnya terasa lebih berat, tapi niatnya lebih kuat dari sebelumnya.“Aku akan ke sana,” ucapnya. “Aku akan menemukan kebenaran. Dan aku akan membuat Kaisar Iblis Langit berlutut ... di bawah pedangku!”Langit kota Oasis Besar mulai berubah jingga. Angin gurun kembali berdesir ... menyambut perjalanan baru yang jauh lebih berbahaya.“Anda yakin hendak ke sana?” tanya Putri Suci.Ada pijar cemas dalam matanya.Yao Chen mengangguk yakin. “Aku harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin.”Malam mulai turun ketika Yao Chen dan Putri Suci tiba di tepi Kota Hitam — sebuah kota mati, penuh reruntuhan dan aura kematian yang begitu kental.Dinding runtuh, menara patah, dan batu-batu hitam berserakan seperti kuburan raksasa.“Berhati-hatilah, Putra Suci,” bisik Putri Suci, mer

  • Pendekar Tanpa Wajah   577 - Mencari Informasi di Kota Oasis Besar

    “Aku yakin mereka baik-baik saja, Putra Suci.” Suara lembut Putri Suci mengalun. “Mereka wanita kuat dan cerdas, takkan terjadi hal buruk pada mereka. Anda bisa tenang.”Yao Chen tau Putri Suci hanya sedang menghiburnya agar dia tenang. Dia mengangguk dan berharap dua istri lainnya benar-benar dalam situasi yang baik.Mentari gurun menyinari hamparan emas yang tiada berujung. Kafilah bergerak perlahan di tengah suhu yang menyengat, roda-roda kayu berderit, dan langkah unta roh membentuk irama lelah yang konsisten.Di atas sebuah kereta utama, Yao Chen duduk bersila dengan mata terpejam, namun aura yang keluar dari tubuhnya masih belum stabil.Di sampingnya, Putri Suci duduk dalam diam, sesekali melirik Yao Chen dengan rasa prihatin.‘Semenjak mendengar tentang kehancuran Tanah Suci Istana Dewa, Putra Suci berubah. Tatapannya semakin dalam, ucapannya lebih hemat, dan energi spiritual dalam tubuhnya... semakin ganas. Seolah setiap helaan nafasnya menyimpan ledakan kemarahan yang terbung

  • Pendekar Tanpa Wajah   576 - Dendam Baru

    “Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber

  • Pendekar Tanpa Wajah   575 - Aku Belum Selesai!

    “Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta

  • Pendekar Tanpa Wajah   574 - Panglima Gurun Jin Ying Shi Yao

    “Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An

  • Pendekar Tanpa Wajah   573 - Gurun Cakrawala Merah

    “Sepertinya kita terpisah dari Lian Lian dan Nona Sheng.” Yao Chen memiliki pemahaman demikian. “Ayo, Putri Suci. Kita tetap harus berjalan maju untuk keluar dari sini.”Yao Chen dan Putri Suci menelusuri Gurun Cakrawala Merah dengan langkah terseok.Debu berterbangan, panas menyengat dari tanah yang merekah. Setiap hembusan angin membawa aroma darah dan kematian yang memuakkan.Baru beberapa li berjalan, Yao Chen melihat samar-samar bayangan bergerak di kejauhan. Dia menyipitkan mata."Itu ... rombongan caravan!" seru Yao Chen.Putri Suci juga melihatnya. Beberapa kereta besar yang ditarik oleh binatang buas gurun melintas perlahan, dikawal beberapa pengawal bersenjata.Tanpa pikir panjang, Yao Chen dan Putri Suci mempercepat langkah. Begitu dekat, salah satu pengawal caravan menegur mereka dengan curiga."Siapa kalian?!"Yao Chen segera mengangkat kedua tangannya, menunjukkan mereka tak bersenjata."Kami tersesat. Tolong izinkan kami ikut bersama kalian menuju kota," kata Yao Chen.

  • Pendekar Tanpa Wajah   572 - Akhir dari Tanah Suci

    “Kau pikir kau bisa pergi seenaknya?!” seru sosok kuat itu. Dia mengerahkan energi Qi besar untuk membuka paksa lorong dimensi.Gongsun Weiyan tidak membiarkan itu terjadi dan dia menggunakan sisa kekuatan terakhirnya untuk menerjang ke sosok kuat tadi.Terjadi pertarungan sengit antara mereka. Hingga akhirnya jubah yang menutupi sosok kuat itu pun tersingkap dan terkuak dengan jelas penampilannya.“Ka-Kaisar Iblis Langit?” Gongsun Weiyan tercengang.Kakek tua itu sudah tersungkur di tanah dengan luka di sekujur tubuhnya dan darah termuntahkan dari mulut saat dia terbatuk.Sosok yang dinyatakan sebagai Kaisar Iblis Langit itu menatap nyalang ke Gongsun Weiyan dengan mata merah menyala.“Semut tua sepertimu masih ingin bertingkah di hadapanku?! Hrkhh!”Kaisar Iblis Langit menggerakkan tangan yang berselimutkan energi gelap dan kuat. Dia mengarahkannya ke Gongsun Weiyan.Tubuh lemah Gongsun Weiyan akhirnya terbungkus energi gelap tersebut.“Krrkhhh! Arkkhh!” Gongsun Weiyan berjuang untu

  • Pendekar Tanpa Wajah   571 - Tidak Ada Penyesalan

    “Chen’er! Jangan!” Mendadak muncul Gongsun Weiyan, kakeknya.Dia mencegah Yao Chen untuk maju ke sosok misterius yang sedang bertarung sengit dengan Gongsun Huojun.“Aku akan selamatkan ayahku!” seru Yao Chen geram karena dihalangi.Gongsun Weiyan menggeleng tegas. “Ayahmu sedang berjuang agar kau bisa lekas pergi dari sini. Hargailah perjuangannya!”Yao Chen menatap nanar ke kakeknya. “Bagaimana mungkin aku—““Chen’er! Pergi!” teriak Gongsun Huojun dari kejauhan. “Arrghh!”Sosok kuat itu kini memelintir pinggang Gongsun Huojun dan tertawa mengejek. “Bocah, kau yakin tak ingin memberikan pedangmu itu padaku? Kau lebih suka melihat ayah dan sektemu hancur? Apa kau setega itu?”Yao Chen menggertakkan gerahamnya penuh amarah. Meski dia baru beberapa bulan tinggal di Tanah Suci, tapi dia sudah memiliki ikatan dengan tempat ini. Tanah Suci, tak bisa disangkal lagi adalah tanah kelahirannya.Dan kini orang-orang harus menerima beban penderitaan akibat dirinya yang harus pergi?“Chen’er! Per

  • Pendekar Tanpa Wajah   570 - Sosok Misterius di Tingkat 17

    “Ah, kau akhirnya muncul … pewaris Kaisar Manusia!”Suara itu bergema bagai dentang genta langit. Seketika, semua pandangan—baik dari para tetua, penjaga, hingga para murid yang berlindung—beralih ke sosok muda yang berdiri di langit dengan Pedang Keseimbangan berdengung rendah di tangannya.Yao Chen menegang.“Apa maksudnya… pewaris Kaisar Manusia?” gumam salah satu tetua dengan wajah pucat.“Pedang itu… Itu Pedang Keseimbangan! Legenda yang dikatakan telah hilang selama ribuan tahun…” ucap salah satu tetua, terhuyung mundur. Matanya tak bisa lepas dari bilah pedang besar yang memancarkan aura agung.Sosok misterius berjubah hitam menatap Yao Chen dengan mata menyala merah, senyumnya tipis dan mengerikan.“Aku tidak ingin membuat ini menjadi pertumpahan darah, anak muda,” katanya sambil melayang turun, kedua tangannya terbuka seolah ingin menyambut. “Serahkan padaku Pedang Keseimbangan, dan aku akan memberimu kekayaan, kekuasaan, bahkan sebuah wilayah kekaisaran kalau kau mau. Kau ta

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status