Beranda / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 35 - Mengakrabkan Diri

Share

35 - Mengakrabkan Diri

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Aku yang membunuh banteng itu, maka aku berhak atas dagingnya!” Zhuge Ling menjawab.

Sebagai nona muda keluarga ternama di wilayah timur, tak mungkin dia mengakui begitu saja kalau dia tertarik dengan penawaran pemuda antah-berantah seperti Yao Chen.

“Kau, cepat panggang daging banteng itu sebaik mungkin!” Untuk menutupi kegugupan dan rasa malunya, Zhuge Ling mengatakan kalimat yang terdengar seperti sebuah kearoganan.

“Baik, Yang Mulia.” Yao Chen hanya sekedar menggoda saja.

“Kau! Tak usah meledekku! Hmph!” Zhuge Ling mendengus keras-keras sambil cemberut.

Mengabaikan kekesalan Zhuge Ling, Yao Chen mulai membawa daging-daging banteng roh ke dalam gua.

“Aku tak ingin mengekspos apiku sembarangan di luar.” Dia sudah memasukkan tulang dan sisa tubuh banteng roh lainnya di cincin ruang.

Seluruh bagian tubuh hewan roh merupakan benda berharga untuk dikonsumsi ataupun dijual, karena mereka lebih kuat dari hewan biasa dan bagian tubuh mereka memang dibutuhkan kultivator untuk mengol
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Tanpa Wajah   36 - Pengujian dari Tetua Zheng

    Memicingkan mata sambil mendekat, Yao Chen mengamati salah satu manik yang berbeda di Tasbih Semesta. “Telur apa itu? Makhluk apa yang ada di dalamnya?” Kakinya terus maju mendekat ingin melihat lebih jelas makhluk yang ada di dalam manik besar itu. Namun …. Wuuss! Tembakan energi mengarah ke Yao Chen. Segera saja dia berkelit. Tapi tembakan berikutnya datang dan terus datang menghujani Yao Chen. “Kau tak ingin didekati, huh?” Yao Chen sampai pada kesimpulan tersebut. “Tsk, masih malu-malu?” Segera saja dari manik istimewa tadi keluar petir besar menyambar Yao Chen. “Arrghhh!” Yao Chen tak siap dan tersambar petir sebesar lengan orang dewasa. Dia terpental belasan meter dan susah-payah bangkit dengan tubuh sakit. “Kau … kenapa marah? Apakah kau perempuan?” Dia hanya bisa mengingat akan Zhuge Ling yang juga kerap marah-marah ketika digoda sedikit olehnya. Dhaarr! “Aarghh!” Sekali lagi, petir menyambar tubuh Yao Chen yang baru saja berdiri. Kali ini, penampilannya kacau dengan

  • Pendekar Tanpa Wajah   37 - Menggemparkan Aula

    ‘Terserah mereka ingin bilang apa, aku hanya perlu membuktikannya saja!’ tekad Yao Chen tanpa terusik kasak-kusuk jahat di kerumunan. Tungku setinggi setengah meter berkaki tiga dengan ukiran naga dan burung phoenix di sekelilingnya memancarkan hawa panas api setelah disuntikkan api oleh Murid Luar senior yang bertugas. Lubang di bagian atasnya menganga menunggu bahan-bahan ramuan pil dimasukkan. Yao Chen berdiri menghadap meja berisi tungku dengan semua bahan ramuan pil telah dia murnikan sebelumnya, kini siap dilempar masuk ke lubang tungku. Segera saja, aura Yao Chen menyeruak keluar ketika dia membuat segel dengan tangannya sehingga energi melonjak dan dia mampu mengobarkan api alkimia di bawah tungku lebih besar lagi. Dengan cepat, tungku tiga kaki itu pun dilahap api alkimia selama beberapa hela napas. Api alkimia sendiri terbagi menjadi beberapa jenis. Semakin tinggi kultivasi seorang alkemis, maka akan makin tinggi juga jenis api alkimia yang bisa dikuasai. ‘Aku penasara

  • Pendekar Tanpa Wajah   38 - Pilnya Gosong?

    Yao Chen tidak ambil peduli dengan seruan heboh di sekitarnya, dia terus dan terus menggerakkan telapak tangannya sehingga api di tungku semakin menari giat dan mengakibatkan tungku mulai berputar. Ini menyebabkan kehebohan berikutnya dari para murid yang menonton. "Tungkunya sekarang berputar, astaga!" "Dia tak mungkin pemula! Aku takkan percaya meski kau memukuli aku sampai aku pingsan, aku takkan percaya!" "Huh! Kenapa harus takjub?" Namun, ada satu murid di sana yang justru menunjukkan gelagat kesal dan tak setuju ketika banyak orang terpukau pada Yao Chen. "Sehebat apa pun metode yang dia gunakan, hasil akhir adalah yang paling penting di atas segalanya!" Usai pemuda itu berbicara, murid-murid lainnya mulai mengangguk setuju dengan pernyataan pemuda tadi. "Benar juga! Hasil akhir yang akan menentukan dia hebat atau sekedar omong kosong!" Murid-murid mulai meragukan Yao Chen. Saat ini, bahan ramuan terus melayang dan berputar sangat cepat di dalam tungku, seirama dengan put

  • Pendekar Tanpa Wajah   39 - Menjadi Rebutan 3 Guru

    “T—Tak mungkin! Dia tak mungkin bisa membuat pil level sempurna di awal-awal kelas ini, ‘kan?” Guru Mao sampai bangkit dari kursinya dengan mata melotot.Sontak saja banyak murid memekik tak percaya setelah mereka mendengar dari Tetua Zheng bahwa pil buatan Yao Chen mencapai level sempurna.“Level sempurna? Dia bisa membuat level sempurna? Tak mungkin!” Banyak yang memiliki pendapat demikian.Hasil pil Yao Chen terlalu tak masuk akal bagi mereka. Apalagi jika mengingat pengujian bakat di batu penilai bakat elemen, Yao Chen sama sekali tak memunculkan apa pun di batu itu.“Apakah batu penguji bakat sudah rusak?” Banyak murid yang memiliki tuduhan buruk demikian meski tak berani diucapkan keras-keras.Sementara itu, wajah Li Baiyi keruh seketika saat hasil pil Yao Chen diumumkan. Dia gagal mengesankan semua orang dan malah Yao Chen mencuri perhatian yang seharusnya milik dia.“Baiklah, pengujian awal dariku sudah selesai, kalian bisa kembali ke bawah dan kuharap kalian semakin meningkat

  • Pendekar Tanpa Wajah   40 - Ide Brilian Xiao Ya

    “Ha hah! Aku sekarang sudah di Tingkat 3 Menengah!” Yao Chen tentunya gembira dengan kenaikan tingkat minornya.Dia amat puas dengan kemajuan dirinya yang tergolong sangat cepat dibandingkan kultivator pada umumnya.‘Apakah Guru benar bahwa aku ini genius?” Dia teringat pujian Ouyang Hetian kala itu saat dia terus saja naik tingkat minor dalam waktu dekat.Setelahnya, dia memutuskan berdiam diri dulu di gua sembari menstabilkan ranah kultivasinya.Di hari kelima, Yao Chen akhirnya keluar dari gua dan berjalan-jalan di malam itu.“Hm, Nona Xiao?” Yao Chen mengenali orang yang sedang memetik rumput obat tak jauh darinya berdiri.Menyadari ada orang di dekatnya, Xiao Ya menoleh ke belakang. “Oh, Kak Yao!”Yao Chen menganggukkan kepala dan mendekat ke Xiao Ya.“Nona Xiao, kau sungguh pekerja keras. Malam begini masih di hutan untuk mengumpulkan tanaman obat.” Yao Chen memuji secara tulus.Xiao Ya terkikik sejenak sambil tersipu dan menyelipkan sejumput rambut ke belakang telinga. “Hi hi …

  • Pendekar Tanpa Wajah   41 - Memulai Bisnis

    Tak menyangka mendapatkan tanggapan di luar ekspektasinya, Yao Chen melongo di balik topengnya. “Eh? Tak bisa bisnis di sini?” Dia mengira Xiao Rong akan langsung menerima penawarannya karena tentu Xiao Ya sudah menyampaikannya lebih dulu ke kakak sepupunya, tapi yang didapatkan Yao Chen justru …. ‘Apakah Xiao Ya belum memberitahukannya ke kakak sepupu dia?’ Yao Chen hanya memiliki dugaan ini. Xiao Rong mencondongkan tubuhnya ke depan lebih dekat pada Yao Chen sehingga menimbulkan belahan indah dadanya sedikit terekspos di pandangan si pemuda. “Tentu tidak bisa kalau di meja ini. Temui aku di ruang belakang nanti di saat makan siang. Kau tak mau ada yang mencuri dengar di sini, ‘kan?” Xiao Rong berbisik sambil tersenyum penuh arti. Yao Chen segera memahaminya dan mengangguk kecil lalu pergi dari sana. Pada waktu yang sudah ditentukan, Yao Chen menemui Xiao Rong. “Yaya sudah memberitahu padaku mengenai keinginanmu menjual pil di Aula Alkimia. Kau yakin?” Xiao Rong langsung ke in

  • Pendekar Tanpa Wajah   42 - Membunuh Murid di Luar Area Sekte

    “Benar-benar di level Sempurna! 125 pil level Sempurna, astaga, Bocah! Kau ini luar biasa sekali!” Xiao Rong kehilangan ketenangannya.Sekali lagi, dia lekas memeriksa dan memang semuanya merupakan level Sempurna!“Kau tau, Bocah, di sekte ini, biasanya pil yang dijual hanya sampai di level Tinggi. Sangat jarang ada penjualan pil level Sempurna.” Xiao Rong menyimpan kantong dari Yao Chen. “Aku harap ini laku keras ketika kupajang di etalase nantinya.”“Rahasiakan pembuatnya.” Yao Chen bersuara rendah.Xiao Rong termangu menatap Yao Chen untuk sesaat sebelum akhirnya dia tersenyum dan mengangguk.“Baiklah, itu hal mudah. Kau akan aman.” Xiao Rong menjanjikannya. “Nah, aku akan menghargai 1 butirnya sebesar 3 Batu Kristal Rendah.” Xiao Rong tersenyum.Yao Chen berusaha mempertahankan ketenangannya di depan Xiao Rong meski dia ingin melonjak senang mendengar nominal yang dikatakan wanita itu.Kemudian, Xiao Rong menyodorkan kantong lain ke Yao Chen. “Itu 375 Batu Kristal Rendah hakmu.”M

  • Pendekar Tanpa Wajah   43 - Kota Air Tenang

    “DIa membunuh rekan murid! Laporkan ke sekte!” Murid 3 berseru sambil berusaha kabur dari sana. Seakan mereka sudah terorganisasi dengan baik mengenai apa yang harus mereka lakukan tanpa perlu bicara, 3 murid senior lainnya menerjang ke Yao Chen. ‘Gawat! Tidak bisa! Aku belum membalas dendam! Aku harus tetap ada di sekte!’ Yao Chen terpojok. Maka, sudah seperti itu situasinya, dia tak punya pilihan lain. Memutar teknik kultivasinya, dia kemudian menembakkan api murni dia ke Murid 3 yang hendak kabur. “Arrghh!” Murid 3 terkena api dari punggung dan langsung menyebar cepat ke seluruh tubuhnya dalam hitungan beberapa detik singkat. Mata ketiga murid lainnya membeku melihat adegan itu. Mereka menyaksikan sendiri rekan mereka berubah menjadi abu dan kemudian terbang bersama angin. Yao Chen tidak membuang kesempatan di saat ketiga seniornya masih termangu. Walau hanya sekian detik saja, dia akan ambil! Crasss! “Arghh!” Murid 5 ditebas lehernya oleh pedang Yao Chen dengan cepat ketik

Bab terbaru

  • Pendekar Tanpa Wajah   499 - Putri Suci Kerasukan?

    “Hah? Kau ini apa-apaan? Apa maksudmu kau adalah Dewi Huan?” Yao Chen menangkis serangan Putri Suci menggunakan kekuatan lima elemennya.Dia terkejut bukan kepalang melihat perbedaan yang terlalu gila di dalam diri Putri Suci yang awalnya lembut, santun, dan tenang. Kini, Putri Suci terlihat sangat aneh.'Apakah dia kerasukan?' Yao Chen malah menyimpulkan demikian, sesuai yang biasa terjadi di Bumi tempatnya berada, ketika terjadi anomali pada seseorang di sekitarnya, maka itu diasumsikan sedang mengalami kerasukan makhluk jahat.Namun, apakah di Planet Qi ini ada terminologi kerasukan?"Tutup mulutmu saja, manusia rendah! Kau tidak layak mempertanyakan Yang Mulia ini!" geram Putri Suci dengan raut wajah beringas.Pertempuran sengit pun terjadi antara Yao Chen dan Putri Suci. Keduanya saling bertukar serangan dengan kekuatan penuh. Yao Chen berusaha sekuat tenaga untuk mengalahkan Putri Suci, namun kekuatan lawannya terlalu besar."Aku tidak akan menyerah!" seru Yao Chen.Dengan sisa

  • Pendekar Tanpa Wajah   498 - Dunia Seribu

    ‘Ini … ke mana ini?’ Yao Chen bertanya dalam hatinya.Dia seperti meluncur di air terjun, tapi mendaratnya bukanlah di tempat awal dia dibawa Bai Yuan.“Oh tidak! Apakah ini adalah Dunia Seribu?” Putri Suci bergumam lirih ketika kakinya sudah menapak di tanah di tempat antah berantah.Lingkungan di sana memang sama asri dan hijaunya seperti yang ada di alam Istana Dewa, hanya saja terasa berbeda.Yao Chen menoleh ke samping. “Dunia Seribu?” Dia belum mengetahui seluk-beluk di Istana Dewa.Bahkan dia tidak mengira akan ‘tergelincir’ ke dunia yang berbeda hanya karena terbang di dekat air terjun.Putri Suci mengangguk. “Konon jika kita tidak sengaja masuk ke alam yang serupa seperti Istana Dewa, itu artinya kita sedang berada di Dunia Seribu.”Meski manggut-manggut, Yao Chen masih bingung dan dia tetap mempertanyakan apa yang dia belum paham, “Lalu, Dunia Seribu, itu dunia macam apa?”Sambil mengobrol, mereka berjalan menyusuri tempat di sekitar.“Dunia Seribu merupakan dunia khusus, du

  • Pendekar Tanpa Wajah   497 - Rasa Penasaran Mendera Hati

    “Dia … ada garis keturunan di Kaisar Manusia?” Yao Chen kini mulai pening memikirkannya.Kenapa cobaan cinta begitu berat untuknya yang seorang amatir asmara? Dia ingin setia saja pada Sima Honglian, tapi kenapa banyak pihak yang tak ingin dia setia?“Bocah! Kalau memang dia memiliki darah keturunan bocah Kaisar Manusia ini, maka dia memang layak kamu perjuangkan!” Ditambah Gao Long yang ikut memanasi suasana.Yao Chen memijit pelipis, berpikir keras mengenai itu.Karena enggan memikirkan hal Putri Suci, maka Yao Chen memilih untuk berbicara mengenai hal lainnya.“Gao Long, kamu kenapa menginginkan pedang bobrok yang kemarin itu?” tanyanya.Gao Long terbang berputar di atas Yao Chen sambil dia berkata, “Bocah, kamu tidak tau apa-apa mengenai itu. Pedang yang kau katakan bobrok itu sebenarnya memiliki jiwa pedang.”Usai mengatakan demikian, Gao Long terkekeh dengan wajah mencurigakan.Yao Chen langsung saja curiga. “Jangan katakan jiwa pedangnya … seekor naga?”Setelah itu, Gao Long te

  • Pendekar Tanpa Wajah   496 - Putri Suci

    ‘Jadi dia adalah Putri Suci?’ Yao Chen memekik di hatinya.Matanya memindai Putri Suci dari atas hingga bawah. Wanita muda berpenampilan ala gadis 17 tahun.Putri Suci Istana Dewa bagaikan lukisan yang dilahirkan oleh kuas para dewa. Sosoknya yang anggun terlihat bagai bunga lotus yang mekar di atas kolam suci - begitu murni dan mempesona tanpa setitik noda.“Salam untuk Tuan Muda,” ucap Putri Suci sambil menatap sekejap pada Yao Chen sambil menekuk lututnya sedikit dengan gaya anggun seraya menundukkan pandangan.Sepasang matanya yang jernih mengingatkan Yao Chen pada bintang-bintang di langit malam musim gugur, berkilau dengan cahaya lembut yang menenangkan jiwa. Alisnya melengkung bagai bulan sabit tipis, menyempurnakan wajahnya yang oval bagai jade putih.“Ah! Salam untuk Putri Suci!” Yao Chen tersadar dan segera membalas salam itu sambil memberikan salam sojanya.Kulit Putri Suci seputih salju pertama di musim dingin, dengan rona merah alami di pipi yang mengingatkan pada kelopak

  • Pendekar Tanpa Wajah   495 - Hati Berdarah Bai Yuan

    “Sudah, cepat serahkan barangnya ke Tuan Muda kami!” Bai Yuan berkata dengan suara rendah dan terkesan tak sabar.Wajar jika dia merasakan hatinya berdarah-darah, karena keluarga besarnya di rumah membutuhkan uang itu untuk kebutuhan mereka.Hanya karena memandang Yao Chen adalah anak paling dinantikan Gongsun Huojun, maka Bai Yuan menahan rasa pedih di hatinya.“Terima kasih, Tuan Muda! Anda sungguh cerdas dengan berbelanja di kios ini.” Manajer kios menyambar kantong kulit dari Bai Yuan dan malah menoleh ke Yao Chen untuk bicara. “Barang-barang kami bermutu tinggi dan tidak akan mengecewakan. Anda bisa melihat-lihat dulu barang lainnya.”“Tidak perlu!” Bai Yuan terpaksa mengatakan demikian. Uang yang dibawanya terbatas, tak boleh sampai malu di kios seperti ini hanya karena tidak sanggup membayar. “Tidak perlu, terima kasih.”Yao Chen melirik Bai Yuan. Dia bisa berempati dengan apa yang dirasakan Bai Yuan. Tergambar jelas keengganan pengawalnya itu ketika menyodorkan batu kristal ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   494 - Barang Antik di Benua Atas Harganya Tidak Masuk Otak!

    “120 kristal tinggi setara dengan 10.000 kristal rendah?” Yao Chen mengulang sembari membelalakkan mata, kehilangan wibawa ketenangan ala tuan muda yang dia tunjukkan.Maka, bukankah dia membutuhkan 1.200.000 batu kristal rendah jika memang ingin membeli pedang itu?Lantas, dia dengan cepat menghitung berapa kekayaan dia saat ini.‘Aku cuma punya …. 27 ribu batu kristal rendah! Manajer sialan ini hendak memerasku? Memangnya harga pedang bobrok itu harus setinggi itu?! Orang-orang di benua atas sudah gila!’ maki Yao Chen dalam benaknya. ‘Padahal dengan hartaku sebanyak itu, aku tergolong orang kaya di benua rendah!’Bai Yuan melirik Yao Chen yang terlihat susah dan ragu. Hatinya meratap, seakan tau apa yang akan terjadi.“Terimalah ini.” Bai Yuan sedikit tak rela ketika dia mengeluarkan kantong kecil dari kulit ke manajer kios.Manajer kios tersenyum lebar menerima kantong kulit tersebut. Dia sudah bisa mendeteksi adanya 120 batu kristal tinggi di dalamnya. Tak kurang dan tak lebih!Ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   493 - Privilege Tampan

    ‘Nona Besar Sheng? Sekte Langit Kudus? Aku tak paham dengan itu semua!’ Yao Chen berpikir.Alih-alih dia bertanya, Yao Chen justru berkata, “Pernikahan merupakan hal yang harus disepakati kedua belah pihak yang saling mencintai. Aku dan kamu adalah orang asing, bagaimana mungkin aku menikahi orang yang tidak aku kenal?”Ketika Nona Besar Sheng hendak bicara, Bai Yuan sudah lebih dahulu mengucapkan, “Nona Besar Sheng, mengenai pernikahan, akan kami diskusikan dulu dengan ketua kami. Mohon Anda bersabar menunggu jawabannya.”Bai Yuan membungkuk sambil bersoja ke Nona Besar Sheng. Wanita dengan harga diri setinggi itu pasti tak suka dipermalukan di depan umum. Tak heran dia menuntut pernikahan dari Yao Chen.‘Bukankah biasanya wanita dari klan Sheng, apabila mereka ditolak atau tidak menginginkan pernikahan dengan pria yang menyentuh mereka, tentunya mereka akan langsung membunuh pria tersebut. Tapi … tidak demikian dengan Tuan Muda Chen!’ pikir Bai Yuan.Bahkan Bai Yuan mulai memiliki a

  • Pendekar Tanpa Wajah   492 - Harus Menikahi sebagai Tanggung Jawab Moral

    “Apa maksudmu?” Yao Chen menyeru disertai raut muka bingung.Wanita itu kesal dengan jawaban Yao Chen dan justru memukul dada Yao Chen.Namun, Yao Chen lebih sigap dan bertahan dengan menyilangkan kedua lengan di depan dada, lalu terpental mundur dan ditahan Bai Yuan dari belakang.“Tuan Muda, Anda tidak apa-apa?” tanya Bai Yuan.Meski ucapan itu cukup pelan dari Bai Yuan, tapi rupanya masih terdengar jelas oleh si wanita dan juga beberapa lawannya tadi.Mata mereka membelalak singkat, menyiratkan keterkejutan. Bai Yuan adalah sosok ternama di kota Seribu Dewa. Dia dikenal sebagai tangan kanan Gongsun Huojun paling kuat. Meski tingkat kultivasinya hanya di Tingkat 15, tapi banyak yang meyakini lebih dari itu. Bahkan dia dirumorkan setara kuatnya dengan Gongsun Huojun itu sendiri.Kalau Bai Yuan sampai memanggil seorang pemuda dengan sebutan Tuan Muda, maka apa lagi selain pemuda itu merupakan keturunan keluarga Gongsun yang berharga. Warga Istana Dewa yang sangat dilindungi.“Aku tida

  • Pendekar Tanpa Wajah   491 - Sudah Menyentuh Terlalu Banyak

    “Itu tergantung kemampuanmu!” balas Yao Chen sambil mempersiapkan dirinya.Dalam sekejap, Yao Chen sudah bertarung melawan 10 orang sekaligus. Masing-masing dari mereka berada di Tingkat 10 dan Tingkat 11. Cukup merepotkan karena jumlahnya.“Ha ha! Dia hanya di Tingkat 8!” ejek salah satunya.“Tidak kusangka, Istana Dewa menyimpan murid sampah seperti dia!” balas kawannya.“Mungkin dia hanya tukang kuda di sana, tapi tetap saja dia harus mati di tanganku karena berasal dari Tanah Suci!” pekik yang tadi.Yao Chen menggunakan hukum kekuatan ruang beserta Teknik Langkah Hantu untuk menghindari serangan mereka sekaligus memberikan pukulan menggunakan api Gao Long yang disinkronisasikan dengan kekuatan elemen lainnya.“Arghh!”“Tidak!”“Urghh!”Secara bergantian, para penyerangnya tumbang, berjatuhan di tanah dan dalam keadaan menyedihkan. Mereka tidak mengira, bocah Tingkat 8 bisa mengurus mereka bersepuluh yang tingkat kultivasinya jauh di atas Yao Chen.Kenyataan macam apa ini?!Mereka

DMCA.com Protection Status