"Kenapa aku tidak juga menghilang dari dunia ini? Apakah karena ini masih di dunia rahasia?" Yao Chen tertegun.Dia sudah menunggu beberapa saat, bersiap kembali ke Bumi, tapi ternyata tak terjadi apa-apa. Dia masih tetap di tempatnya berdiri."Sial! Mungkin memang aku harus keluar dulu dari alam rahasia ini!" kesalnya sambil memutuskan terbang lagi ke area sebelumnya. Yao Chen tiba kembali di medan pertempuran, menemukan Zhang Xuan yang terluka parah namun masih bertahan. Di sekeliling mereka, tubuh-tubuh tak bernyawa dari kelompok Lin Mei berserakan."Senior Zhang Xuan, bertahanlah!" seru Yao Chen, bergegas menghampiri rekannya.Dia kibaskan pedangnya dan puluhan orang yang mengepung Zhang Xuan pun terpental dan terbakar api.Zhang Xuan menoleh lemah setelah Yao Chen mendekat, "Yao Chen ... syukurlah kau kembali. Mereka terlalu banyak ...."Yao Chen memindai area sekitar, menyadari bahwa mereka masih dikepung oleh dua ratusan murid Sekte Bilah Langit. Meski saling membunuh diperbol
Saat sebelum batas waktu berakhir dan mereka dipindahkan kembali ke sekte, Yao Chen memutuskan untuk menanyakan sesuatu yang telah mengganggu pikirannya."Senior Zhang Xuan," Yao Chen memulai dengan suara rendah, "aku masih bertanya-tanya tentang ... konspirasi di dalam sekte kita."Zhang Xuan terdiam sejenak, matanya menyiratkan keraguan. Akhirnya, dia menghela napas berat. "Aku tidak yakin harus memberitahumu ini, Yao Chen, tapi mengingat apa yang telah kita lalui bersama ... kurasa kau berhak tau."Yao Chen mendengarkan dengan seksama saat Zhang Xuan mulai berbicara."Sekte kita ... tidak seperti yang kita kira," Zhang Xuan memulai. "Para tetua tertinggi telah membuat perjanjian rahasia dengan Sekte Iblis Hitam."Mata Yao Chen melebar tak percaya. "Apa? Tapi bukankah itu sekte berbahaya di regional utara?!"Zhang Xuan mengangguk. "Itulah yang kuketahui dari guruku, tapi Beliau belum memiliki bukti kuat. Mereka telah bekerja sama selama bertahun-tahun. Tujuannya adalah menggabungkan
Saat suasana mulai tenang dan para murid bersiap untuk bubar, tiba-tiba sebuah teriakan memecah keheningan."Tunggu! Aku melihatnya! Aku melihat Yao Chen membunuh Di Yuxian dan Shang Meili!"Semua mata seketika tertuju pada sumber suara tersebut. Seorang murid laki-laki dengan wajah penuh luka dan pakaian compang-camping berdiri dengan jari telunjuk teracung lurus ke arah Yao Chen."Dia Yao Chen ... dia membunuh mereka dengan sangat kejam!" lanjut murid itu, suaranya bergetar antara ketakutan dan amarah. "Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!"Keheningan mencekam menyelimuti area tersebut. Yao Chen, yang saat itu tidak mengenakan topeng, merasakan puluhan pasang mata menatapnya dengan berbagai ekspresi: kaget, tidak percaya, bahkan kebencian.Tetua Agung Pan Tekkian melangkah maju dengan wajah merah padam. "Apa maksudmu, bocah? Jelaskan dengan detail!"Murid itu masih gemetaran, dia mulai menjelaskan. "A-aku bersembunyi di balik batu besar saat melihat pertarungan itu. Yao Chen
Yao Chen menarik napas dalam-dalam, memandang sekeliling ruangan sebelum akhirnya berbicara dengan suara tenang namun tegas."Aku akan jujur kepada kalian semua," ujarnya. "Di Yuxian dan aku memang memiliki sejarah panjang sebelum bergabung dengan Sekte Bilah Langit. Kami adalah musuh bebuyutan."Bisik-bisik kaget terdengar di seluruh ruangan. Zhuge Yang mengangkat tangan, meminta ketenangan. "Lanjutkan, Yao Chen."Yao Chen mengangguk. "Bertahun-tahun lalu, Di Yuxian dan Shang Meili melakukan perbuatan yang sangat keji terhadap aku dan keluargaku. Hanya karena Di Yuxian ingin merebut Shang Meili yang kala itu adalah tunanganku ..." Yao Chen berhenti sejenak, menarik napas untuk mengendalikan emosinya. "Dia membantai dengan keji ayah dan ibuku, termasuk semua pekerja di rumah. Rumah pun dibakar habis dan aku .... "Yao Chen mulai menceritakan kepahitan nasibnya yang dibuat cacat oleh Di Yuxian hingga dia menemukan seorang berhati baik yang menyembuhkan dia. Namun, dia tidak menyebutkan
Yao Chen terhuyung ke belakang saat pukulan Pan Tekkian menghantam tubuhnya. Namun, tepat ketika serangan itu akan menghancurkannya, cahaya gemerlap memancar dari lima arah berbeda.Lima pilar energi berwarna-warni melesat dari kejauhan dan menyelimuti Yao Chen. Energi-energi ini membentuk perisai pelindung yang memantulkan serangan Pan Tekkian.Pan Tekkian terkesiap. "Tidak mungkin! Itu....""Lima Elemen Kuil Rahasia," Yao Chen berbisik, sama terkejutnya.Kekuatan misterius dari Kuil Rahasia ini tampaknya telah memilih untuk melindungi Yao Chen. Pan Tekkian menatap geram, tapi juga sedikit gentar melihat fenomena langka ini."Kau mungkin dilindungi sekarang, tapi ini belum berakhir!" seru Pan Tekkian.Dia terkena energi besar dari Lima Elemen Kuil Rahasia. Kini dia tau, siapa yang akhirnya mendapatkan warisan dari Kuil Rahasia dan itu sangat tidak bisa dia terima."Fuuhh ...." Yao Chen mengembuskan napasnya dan merasa lega.Yao Chen memandang tangannya yang diselimuti cahaya dari Lim
Setelah perdebatan panjang dan penyelidikan lebih lanjut, Zhuge Yang akhirnya mengambil keputusan."Berdasarkan bukti yang ada dan pertimbangan atas situasi luar biasa ini," Zhuge Yang mengumumkan, "Yao Chen dibebaskan dari semua tuduhan. Sidang ini resmi ditutup."Terdengar bisik-bisik di antara para tetua dan murid yang hadir. Beberapa terlihat lega, sementara yang lain masih skeptis. Pan Tekkian, meski masih terlihat tidak puas, terpaksa menerima keputusan ini.Zhuge Yang melanjutkan, "Selain itu, aku telah memutuskan peserta yang berhak masuk ke Kolam Mata Air Sumber Dunia. Sepuluh kultivator terbaik akan diberikan kesempatan ini."Dia berhenti sejenak, memandang ke arah kerumunan. "Zhang Xuan, sebagai pemenang pertama, akan memimpin grup ini. Dan Yao Chen, sebagai pemenang kedua, juga akan bergabung."Pengumuman ini disambut dengan berbagai reaksi. Zhang Xuan tersenyum puas, sementara Yao Chen terlihat sedikit terkejut, tapi senang.Setelah pengumuman selesai, Yao Chen segera men
Sepertinya hal-hal yang terkait dengan Yao Chen takkan bisa semudah yang dibayangkan. Sama halnya dengan yang terjadi di Sekte Matahari Merah, kini kolam tempat mereka sedang berendam mendadak muncul gempa kecil. Air bergolak, mengakibatkan para murid panik."Apa yang terjadi?" Wang Lihui sebagai tetua pengawas kolam, bergegas datang setelah merasakan getaran tak biasa dari kolam.Para murid saling bersahutan ketika mengadukan kondisi kolam."A-aku akan pergi dulu!" Yao Chen bergegas keluar dari kolam untuk mencari tempat tersembunyi.Zhang Xuan memicingkan mata dengan curiga melihat kepergian Yao Chen.Orang-orang tidak sempat memperhatikan Yao Chen karena mereka masih sibuk menganalisis situasi kolam."Sudah, kolamnya sudah tenang lagi!" seru sesorang dengan wajah gembira.Zhang Xuan menarik napas dalam-dalam. Dengan cepat dia menyadari bahwa bergolaknya kolam dikarenakan energi misterius dari Yao Chen."Ya sudah, kembalilah berendam seperti tadi." Wang Lihui menertibkan mereka. Kem
Yao Chen menunggu dengan cemas apa yang akan diperbuat Hong Wen setelah ini.Hong Wen mengangguk perlahan, matanya berkaca-kaca tapi dia berusaha tersenyum. "Aku mengerti, Yao Chen. Kau benar ... ada banyak hal yang harus dipertimbangkan."Rasanya lega mendengar tanggapan Hong Wen. Yao Chen bersyukur Hong Wen tidak memaksakan apapun padanya.Dengan begitu, suasana di paviliun itu mendadak hening sejenak. Yao Chen merasa berat hati melihat kesedihan di mata Hong Wen, tapi dia tahu bahwa inilah keputusan yang benar."Meskipun begitu," Yao Chen menambahkan dengan lembut, "saya akan selalu menganggap Anda sebagai teman yang berharga, Tuan Putri. Jika ada hal yang bisa saya lakukan untuk membantu Anda atau kerajaan, saya akan dengan senang hati melakukannya."Hong Wen tersenyum lemah, menghargai usaha Yao Chen untuk menjaga hubungan baik mereka. "Terima kasih, Yao Chen. Aku ... aku menghargai keinginanmu."Setelah itu, Hong Wen pergi didampingi pengawal barunya.Dari balik dinding, Sima Ho
“Aku suka semangatmu!” Sima Honglian memulaskan senyuman ketika membalas Nona Sheng.“Kupastikan kau yang akan kalah setelah ini!” Nona Sheng menatap tajam ke saingannya.Sima Honglian menatapnya dengan ekspresi datar. Tapi sebelum dia menjawab, suara dari tribun menggema di seluruh arena:“Babak ketiga: pertarungan kekuatan elemen.”Yao Chen melipat kedua tangan di depan dada usai berseru menyatakan babak ketiga.Lalu dia menambahkan, “Karena kedua belah pihak telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam alkimia dan pemurnian senjata, maka babak akhir akan menguji inti pertarungan paling murni: penguasaan elemen.”Mata semua orang memandang ke arah panggung baru yang muncul dari bawah tanah arena utama—sebuah medan pertempuran datar dengan ukiran lima elemen besar di tengah: api, air, tanah, angin, dan petir.Desas-desus mulai merebak.“Ini medan elemen ....”“Jika bertarung di sini, kemungkinan Nona Sheng menang jadi besar. Dia memang terkenal sebagai pengendali elemen langit yang s
Tungku Nona Sheng meledak lagi—kali ini tak hanya menghancurkan bahan, tapi juga membuatnya terpelanting ke belakang dan pingsan dengan luka di tangan kirinya.“Meiyu!” teriak cemas Tuan Besar Sheng ke putrinya.Para dayang langsung masuk ke arena, menarik majikan mereka turun panggung.Keheningan menyelimuti arena.Kemudian, suara wasit terdengar lantang:“Pemenangnya … Sima Honglian!”Sorak sorai meledak. Penonton berdiri, memberikan tepuk tangan meriah. Beberapa alkemis muda sampai membungkuk hormat ke arah Sima Honglian.“Aku namai ini … Pedang Jiwa Phoenix!” Sima Honglian menatap pedangnya.Pedang cambuk merah-perak yang dia buat, Pedang Jiwa Phoenix, terbang melayang dan berputar di atas kepalanya, menunjukkan bahwa benda itu memiliki kesadaran spiritual.Kaisar Alkemis sendiri turun ke arena, menatapnya sambil tersenyum tipis.“Dunia ini akhirnya akan berubah,” bisiknya.Dan dari tribun, Yao Chen hanya berdiri diam, menatap istrinya dengan sorot mata lembut dan bangga, sambil m
“Kalau sekedar memurnikan senjata, mana mungkin aku gentar?” Nona Sheng menjawab Sima Honglian.Dia mengganti baju dan tatanan rambutnya lebih sederhana tapi terlihat kuat.“Bagus! Aku suka semangatmu!” balas Sima Honglian sembari mengangguk.Arena alkemis yang semula didominasi oleh tungku obat kini telah berganti menjadi Tempat Pemurnian Senjata, sebuah panggung batu hitam yang berisi tungku logam raksasa setinggi tiga meter.Tungku itu dipenuhi pola ukiran naga dan phoenix yang menyala samar, menandakan bahwa benda ini bukan sekadar alat, melainkan pusaka warisan Sekte Istana Dewa.Suasana arena mendadak lebih hening dari sebelumnya.Semua pihak menahan napas. Perhatian tertuju pada dua sosok yang akan bertarung.Di sisi kiri arena, Nona Sheng berdiri tegak. Wajahnya pucat, tapi sorot matanya penuh dendam. Dia kini lebih tenang, tak ada lagi teriakan atau tatapan meremehkan seperti sebelumnya. Dia tau ... satu kesalahan lagi bisa membuat reputasinya terkubur selamanya.Dia mematuhi
“Dia … menang .…”“Tidak hanya menang … pilnya lebih sempurna daripada yang pernah dibuat murid alkimia di sekte ini .…”“Pil Jiwa Nirwana … dari seorang manusia benua bawah?!”Suara-suara penonton bergemuruh, tidak percaya.Pihak Sekte Istana Dewa bersorak dengan bangga, sedangkan wajah-wajah dari Sekte Langit Kudus menegang, pucat, dan muram.Kekalahan ini bukan sekadar kalah—mereka dipermalukan. Terlebih, tungku kebanggaan mereka, Tungku Naga Kudus, milik Alkemis Huang … hancur berkeping-keping akibat kelalaian Nona Sheng.Tetua-tetua dari Sekte Langit Kudus menunduk dalam diam. Tak satu pun dari mereka berani bicara. Yang paling mencolok adalah wajah tua Tuan Besar Sheng, yang semakin merah padam menahan amarah.Sementara itu, Nona Sheng terduduk di tanah. Wajahnya kotor, rambutnya berantakan, dan mata indahnya membelalak tak percaya. Nafasnya terengah. Tangannya gemetar, bukan karena luka, tapi karena … ketakutan.“Bagaimana aku menjelaskan ini pada Guru Huang .…” bisiknya lemah.
“Dia menyanggupinya!” bisik keras para penonton atas ucapan Sima Honglian.Aula Istana Dewa kembali hening, namun ketegangan membubung seperti busur yang ditarik sampai batas. Tantangan sudah diucapkan. Taruhannya lebih tinggi.Pil tingkat delapan—bukan sembarang pil, tapi mahakarya yang hanya bisa dimurnikan oleh alkemis tingkat tinggi dengan pemahaman mendalam tentang hukum elemen dan harmoni energi jiwa.Arena dimurnikan kembali. Dua tungku emas surgawi disiapkan di tengah-tengah panggung melayang. Angin di sekitarnya berhenti, seolah menanti napas para dewa.“Aku akan tetap menggunakan tungkuku sendiri.” Nona Sheng bersikeras.“Gunakan sekehendakmu.” Sima Honglian menjawab.Pihak dari Sekte Istana Dewa mengangguk setuju.Nona Sheng dari Sekte Langit Kudus melangkah anggun ke posisinya. Wajahnya tetap tersenyum percaya diri, rambut ungunya terikat rapi, dan matanya menyapu penonton tanpa gentar. Tapi siapa pun yang cukup jeli akan melihat ujung jarinya sedikit gemetar.Sementara it
“Dua naga … dua naga menari sungguhan! Apa kalian lihat itu barusan?!”“Indah sekali … gerakan mereka selaras dan penuh energi, seperti makhluk surgawi!”Sorak-sorai meledak dari pihak Sekte Istana Dewa. Para alkemis dari istana berdiri dari duduk mereka dan berseru-seru dengan semangat tinggi, memuji pil hasil pemurnian Sima Honglian.Aroma harum masih menggantung di udara, dan dua naga imaji yang muncul dari pil itu perlahan menghilang, namun aura megahnya masih terasa menusuk hati.“Pil yang melampaui kesempurnaan! Bahkan bisa membentuk manifestasi dua naga dari energi murni—itu bukan sekadar kebetulan!” seorang alkemis Istana Dewa berseru lantang.“Bukan hanya aroma dan warna pilnya yang sempurna, tapi efek visual seperti itu hanya bisa muncul dari sinkronisasi energi ilahi dengan seni pemurnian tingkat tinggi!”“Benar! Inilah tujuan utama Pil Dua Naga Menari, bukan? Menari—menyatu dalam energi dan wujud! Sima Honglian benar-benar memahaminya!”Namun, dari pihak Sekte Langit Kudus
“Kau membuatku merinding sampai ingin tertawa berguling-guling,” olok Sima Honglian.Nona Sheng hanya bisa menggigit geraham menahan kesal, tak bisa banyak membalas karena dia masih harus berkonsentrasi dengan pilnya.Di atas panggung, suhu tungku perlahan meningkat, udara di sekitarnya mulai bergelombang.Aroma herbal memenuhi udara, membuat banyak alkemis yang menonton menghirup dalam-dalam, mencoba menebak komposisi yang digunakan kedua wanita itu.Namun, perhatian mereka tertuju pada Sima Honglian yang tampak gelisah. Tangan kirinya sedikit gemetar saat memutar suhu tungkunya, dan dahinya terlihat berembun. Beberapa bahan herbal tampak belum terolah sempurna, membuat nyala api tungkunya sesekali berkedip tak stabil.“Dia tampak kesulitan,” bisik seorang penonton.“Apakah benar dia hanya alkemis kelas menengah dari benua bawah?” sambung yang lain.Nona Sheng mendengarnya dan tersenyum angkuh. Dia langsung melirik ke arah panggung sebelah dengan mata penuh sindiran.“Kau tidak perlu
“Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang
“Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka