Beranda / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 251 - Buaya Roh Aneh

Share

251 - Buaya Roh Aneh

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Aku … aku tak boleh ketahuan!” Bukannya pergi, Yao Chen justru ingin tetap di sana. Dia segera menggunakan teknik untuk menghilangkan auranya.

Saat ini, Putri Ketujuh benar-benar tidak sadar ada Yao Chen di dekatnya.

Air sungai berkilau memantulkan cahaya hangat mentai di pagi itu, menciptakan pemandangan yang memukau ketika pantulan sinar itu menimbulkan efek kemilau bagaikan sungai dipenuhi oleh berlian.

Putri Ketujuh, dengan gerakan anggun, mulai mengusap tubuhnya menggunakan air sungai yang sangat jernih. Rambutnya yang hitam panjang tergerai, berkilau basah terkena air. Kulitnya putih bersih bagaikan pualam terindah tampak bersinar lembut di bawah cahaya pagi.

Wajahnya yang biasanya dingin kini tampak tenang dan damai. Matanya yang tajam sesekali akan terpejam sembari tersenyum saat dia menikmati kesegaran air sungai. Fitur wajahnya yang sempurna—hidung kecil mancung, bibir merah alami, dan tulang pipi yang tinggi—membuatnya terlihat bagai lukisan hidup.

‘Ya ampun, apakah yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
pepen prengky
thanks updatenya thor, ditunggu update selanjutnya. 1 gem meluncur :)
goodnovel comment avatar
amsuzieimanjuwita
mantulll... mantap Thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pendekar Tanpa Wajah   252 - Monster Air

    “Buaya sialan! Kenapa kau memiliki lidah seperti kadal? Beracun pula!” rutuk Yao Chen sambil menatap geram ke buaya raksasa yang kian mendekat ke arah dia dan Putri Ketujuh.Yao Chen masih bisa bertahan dan tidak pingsan seperti Putri Ketujuh. Berkat kekuatan dari pusaka Tasbih Semesta yang tersimpan di dalam tubuhnya, ia mampu menahan efek racun dari lilitan lidah buaya roh raksasa.Namun, situasinya tetap berbahaya karena ia harus berjuang melawan arus sungai yang tiba-tiba saja menguat sambil berusaha membebaskan diri dan menyelamatkan Putri Ketujuh yang tak sadarkan diri.“Tuan Putri! Tuan Putri!” Yao Chen menampar pelan pipi Putri Ketujuh, tak ada respon.Yao Chen menyadari bahwa waktu semakin menipis. Dia harus segera menemukan cara untuk melepaskan diri dari lilitan lidah buaya dan membawa Putri Ketujuh ke tempat yang aman sebelum terlambat.Yao Chen dengan cepat menilai situasi, memutuskan untuk menggunakan kekuatannya. Dimulai dengan elemen angin, menciptakan pusaran udara di

  • Pendekar Tanpa Wajah   253 - Mendapatkan Elemen Air

    Menyadari perbedaan kekuatan yang sangat besar antara dirinya sebagai kultivator Tingkat 5 dan monster air yang setara dengan Tingkat 12, Yao Chen tahu bahwa pertarungan langsung bukanlah pilihan. Ia harus menggunakan kecerdikan dan memanfaatkan setiap keuntungan yang ada.Dengan tekad kuat, Yao Chen memutuskan untuk mengambil risiko menuju gua misterius. Dia memercayakan semua pada Tasbih Semesta, memohon kekuatan terakhir. Sebuah lapisan tipis energi keemasan menyelimuti tubuhnya dan Putri Ketujuh.Tepat saat ceruk mulai runtuh, Yao Chen melompat ke air dengan Putri Ketujuh dalam pelukan eratnya. Monster air yang tidak menyangka gerakan nekat ini, terkejut sesaat.Memanfaatkan momen itu, Yao Chen menggunakan kombinasi elemen angin dan petir untuk menciptakan semacam 'peluru air' yang melesat cepat melalui arus. Kecepatan ini membuat monster air kesulitan menangkap mereka.“Rasakan itu!” Yao Chen puas, tapi dia masih harus melarikan diri.Sayang sekali, keuntungan itu tidak bertahan

  • Pendekar Tanpa Wajah   254 - Bahaya Lain Datang Mendekat

    Yao Chen terhuyung-huyung di dalam gua, tubuhnya gemetar hebat akibat racun dan kelelahan ekstrem. Dia memandang bergantian antara mulut gua dan tanaman herbal bercahaya di ujung gua. Waktunya semakin menipis.“Ayo, putuskan! Putuskan mana yang lebih penting!” desisnya di sela-sela kesadaran yang tinggal sekian persen.Setelah pertimbangan singkat namun intens, Yao Chen memutuskan untuk menggunakan sisa kekuatannya untuk mengolah tanaman herbal. Dia berpikir bahwa tanpa penawar racun, mereka tidak akan bertahan lama meskipun terlindungi.Dengan tangan gemetar, dia meraih tanaman herbal itu. Menggunakan teknik kultivasi alkimianya, dia mulai memurnikan esensi tanaman tersebut. Proses ini membutuhkan konsentrasi luar biasa, sementara kesadarannya semakin menipis.“Jangan pingsan dulu … jangan pingsan dulu! Aku harus mendapatkan pilnya!” Yao Chen meneguhkan tekad sambil terus memurnikan tanaman herbal. “Tapi … sepertinya ini tak bisa sampai di tahap pil!”Karena memurnikan pil membutuhka

  • Pendekar Tanpa Wajah   255 - Kemunculan Harimau Roh

    Yao Chen berdiri tegak, pedang merah di tangan kanan dan cambuk di tangan kiri. Meskipun tubuhnya belum sepenuhnya pulih, genggamannya pada kedua senjata itu mantap dan penuh tekad.‘Aku harus terus kuat! Tak boleh melemah!’ tekadnya dalam hati. Bayangan di mulut gua semakin jelas. Lalu, seekor harimau roh berukuran besar dengan bulu hitam legam dan mata merah menyala perlahan melangkah masuk. Auranya menunjukkan bahwa ini adalah hewan roh tingkat tinggi.‘Dia setara dengan kultivator Tingkat 8 atau 9.’ Yao Chen menilai begitu dia bisa mendeteksi aura pihak lain.Yao Chen menelan ludah. Meskipun tidak sekuat monster air sebelumnya, harimau roh ini tetap merupakan ancaman serius dalam kondisinya saat ini."Tuan Putri, bisakah Anda bergerak?" bisik Yao Chen tanpa mengalihkan pandangannya dari harimau roh. "Sedikit," jawab Putri Ketujuh lemah seraya berusaha duduk.Harimau roh itu menggeram rendah, matanya bergantian menatap Yao Chen dan Putri Ketujuh, seolah menilai mana yang menjadi

  • Pendekar Tanpa Wajah   256 - Elemen Baru: Tanah

    Saat situasi semakin genting, Putri Ketujuh tiba-tiba teringat akan kemampuan elemen angin yang telah dia kuasai. Dengan tekad baru, dia berdiri tegak, menggenggam Kipas Bulan Perak dengan kedua tangan."Yao Chen, fokus saja pada stalaktit itu! Aku akan menangani duri-durinya!" seru Putri Ketujuh dengan suara penuh determinasi.Putri Ketujuh mulai mengayunkan kipasnya dengan gerakan rumit. Udara di sekitar mereka berputar, membentuk pusaran angin kecil yang semakin lama semakin besar.Saat harimau roh kembali menembakkan rentetan duri beracun, Putri Ketujuh mengarahkan pusaran anginnya ke depan. Duri-duri itu tertangkap dalam arus angin, berputar-putar tak terkendali sebelum berbalik arah."Kembali pada pemilikmu!" teriak Putri Ketujuh, mengirim duri-duri itu kembali ke arah harimau roh.Harimau roh mengaum kesakitan saat duri-durinya sendiri menancap di tubuhnya. Namun, makhluk itu masih belum menyerah, terus menembakkan duri-duri baru.Sementara itu, Yao Chen, terbebas dari ancaman

  • Pendekar Tanpa Wajah   257 - Pengancaman

    “Ayo kita pergi dari sini!” Putri Ketujuh memimpin jalan keluar dari gua tersebut.Mereka mulai melangkah, dipandu oleh cahaya lembut yang terpancar dari cermin bagua. Selama perjalanan, Yao Chen tak henti-hentinya mengamati tanaman-tanaman unik yang tumbuh di sekitar mereka."Bunga Embun Surga!" seru Yao Chen antusias. Matanya berbinar melihat sebuah bunga berwarna biru keperakan. "Tanaman ini sangat langka di dunia luar. Bolehkah saya mengambilnya?"Putri Ketujuh menoleh sejenak dengan tatapan acuh tak acuh. “Ambil sebanyak yang kau bisa. Tanaman-tanaman di sini pasti memiliki khasiat luar biasa di dunia luar."Maka, sepanjang perjalanan, Yao Chen dengan teliti memetik berbagai jenis tanaman herbal langka. Dia menemukan Akar Naga Merah yang konon bisa meningkatkan kultivasi, Daun Perak Abadi yang mampu menyembuhkan luka dalam sekejap, dan bahkan segenggam benih Pohon Kehidupan yang sangat jarang ditemukan di dunia luar.‘Aku kaya! Sebentar lagi aku pasti kaya!’ pekik Yao Chen di ha

  • Pendekar Tanpa Wajah   258 - Menemukan Jalan Keluar

    “Tentu saja, Tuan Putri.” Yao Chen mengangguk paham.Dia bergegas maju dan mulai bertarung melawan monster air. Namun, dia tidak ingin terlalu dirugikan.“Tuan Putri, tolong tundukkan dia agar saya bisa lebih mudah menindasnya sebelum nanti Anda eksekusi!” seru Yao Chen sambil menggempur monster air menggunakan elemen api dan petir.Dia berlagak lemah, tak ingin menguras semua energinya untuk melawan satu makhluk saja.“Huh! Bukankah kau sudah punya banyak kekuatan elemen? Gunakan saja itu!” Putri Ketujuh menyahut dengan menyelipkan sindiran.Wanita itu berdiri jumawa dengan anggunnya, menatap Yao Chen yang seperti kewalahan menghadapi monster air.“Tapi, Tuan Putri. Kalau aku menguras tenagaku hanya untuk satu makhluk ini saja, bagaimana nanti aku bisa membantu Anda menindas hewan roh berelemen lainnya? Bagaimana aku bisa memetik herbal untuk Anda?” Yao Chen juga tak kurang akal untuk memaksa secara halus. “Terlebih, saya adalah pengawal Anda di sini.”Putri Ketujuh mengerucutkan bib

  • Pendekar Tanpa Wajah   259 - Terdampar Terlalu Jauh

    Sepertinya Putri Ketujuh juga memiliki ketakutan yang sama seperti Yao Chen. Akan sangat berbahaya jika dia malah mendarat di kerajaan musuh."Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya, Tuan Putri," jawab Yao Chen. "Kita harus melaluinya. Tolong pegang tangan saya agar kita tidak terpisah."Putri Ketujuh menatap ke tangan Yao Chen, pipinya mulai merona ketika dia mengulang ucapan terakhir Yao Chen di benaknya.Mau tak mau, dia meraih tangan itu meski harus menahan malu karena teringat dia berulang kali tampil tanpa busana di depan pemuda itu. Bahkan kata Yao Chen, dia mencium pemuda itu sangat agresif ketika sedang dalam pengaruh buah keemasan.“Awas kalau sampai terlepas atau aku akan memenggal kepalamu jika aku tersesat di tempat yang berbahaya!” Putri Ketujuh berusaha menyampaikan kecemasannya dengan membalutnya menggunakan ancaman.Yao Chen menahan geli ketika menyaksikan wajah merona Putri Ketujuh ketika mengatakan kalimat itu.“Jangan khawatir, Tuan Putri. Saya pasti akan menggeng

Bab terbaru

  • Pendekar Tanpa Wajah   498 - Dunia Seribu

    ‘Ini … ke mana ini?’ Yao Chen bertanya dalam hatinya.Dia seperti meluncur di air terjun, tapi mendaratnya bukanlah di tempat awal dia dibawa Bai Yuan.“Oh tidak! Apakah ini adalah Dunia Seribu?” Putri Suci bergumam lirih ketika kakinya sudah menapak di tanah di tempat antah berantah.Lingkungan di sana memang sama asri dan hijaunya seperti yang ada di alam Istana Dewa, hanya saja terasa berbeda.Yao Chen menoleh ke samping. “Dunia Seribu?” Dia belum mengetahui seluk-beluk di Istana Dewa.Bahkan dia tidak mengira akan ‘tergelincir’ ke dunia yang berbeda hanya karena terbang di dekat air terjun.Putri Suci mengangguk. “Konon jika kita tidak sengaja masuk ke alam yang serupa seperti Istana Dewa, itu artinya kita sedang berada di Dunia Seribu.”Meski manggut-manggut, Yao Chen masih bingung dan dia tetap mempertanyakan apa yang dia belum paham, “Lalu, Dunia Seribu, itu dunia macam apa?”Sambil mengobrol, mereka berjalan menyusuri tempat di sekitar.“Dunia Seribu merupakan dunia khusus, du

  • Pendekar Tanpa Wajah   497 - Rasa Penasaran Mendera Hati

    “Dia … ada garis keturunan di Kaisar Manusia?” Yao Chen kini mulai pening memikirkannya.Kenapa cobaan cinta begitu berat untuknya yang seorang amatir asmara? Dia ingin setia saja pada Sima Honglian, tapi kenapa banyak pihak yang tak ingin dia setia?“Bocah! Kalau memang dia memiliki darah keturunan bocah Kaisar Manusia ini, maka dia memang layak kamu perjuangkan!” Ditambah Gao Long yang ikut memanasi suasana.Yao Chen memijit pelipis, berpikir keras mengenai itu.Karena enggan memikirkan hal Putri Suci, maka Yao Chen memilih untuk berbicara mengenai hal lainnya.“Gao Long, kamu kenapa menginginkan pedang bobrok yang kemarin itu?” tanyanya.Gao Long terbang berputar di atas Yao Chen sambil dia berkata, “Bocah, kamu tidak tau apa-apa mengenai itu. Pedang yang kau katakan bobrok itu sebenarnya memiliki jiwa pedang.”Usai mengatakan demikian, Gao Long terkekeh dengan wajah mencurigakan.Yao Chen langsung saja curiga. “Jangan katakan jiwa pedangnya … seekor naga?”Setelah itu, Gao Long te

  • Pendekar Tanpa Wajah   496 - Putri Suci

    ‘Jadi dia adalah Putri Suci?’ Yao Chen memekik di hatinya.Matanya memindai Putri Suci dari atas hingga bawah. Wanita muda berpenampilan ala gadis 17 tahun.Putri Suci Istana Dewa bagaikan lukisan yang dilahirkan oleh kuas para dewa. Sosoknya yang anggun terlihat bagai bunga lotus yang mekar di atas kolam suci - begitu murni dan mempesona tanpa setitik noda.“Salam untuk Tuan Muda,” ucap Putri Suci sambil menatap sekejap pada Yao Chen sambil menekuk lututnya sedikit dengan gaya anggun seraya menundukkan pandangan.Sepasang matanya yang jernih mengingatkan Yao Chen pada bintang-bintang di langit malam musim gugur, berkilau dengan cahaya lembut yang menenangkan jiwa. Alisnya melengkung bagai bulan sabit tipis, menyempurnakan wajahnya yang oval bagai jade putih.“Ah! Salam untuk Putri Suci!” Yao Chen tersadar dan segera membalas salam itu sambil memberikan salam sojanya.Kulit Putri Suci seputih salju pertama di musim dingin, dengan rona merah alami di pipi yang mengingatkan pada kelopak

  • Pendekar Tanpa Wajah   495 - Hati Berdarah Bai Yuan

    “Sudah, cepat serahkan barangnya ke Tuan Muda kami!” Bai Yuan berkata dengan suara rendah dan terkesan tak sabar.Wajar jika dia merasakan hatinya berdarah-darah, karena keluarga besarnya di rumah membutuhkan uang itu untuk kebutuhan mereka.Hanya karena memandang Yao Chen adalah anak paling dinantikan Gongsun Huojun, maka Bai Yuan menahan rasa pedih di hatinya.“Terima kasih, Tuan Muda! Anda sungguh cerdas dengan berbelanja di kios ini.” Manajer kios menyambar kantong kulit dari Bai Yuan dan malah menoleh ke Yao Chen untuk bicara. “Barang-barang kami bermutu tinggi dan tidak akan mengecewakan. Anda bisa melihat-lihat dulu barang lainnya.”“Tidak perlu!” Bai Yuan terpaksa mengatakan demikian. Uang yang dibawanya terbatas, tak boleh sampai malu di kios seperti ini hanya karena tidak sanggup membayar. “Tidak perlu, terima kasih.”Yao Chen melirik Bai Yuan. Dia bisa berempati dengan apa yang dirasakan Bai Yuan. Tergambar jelas keengganan pengawalnya itu ketika menyodorkan batu kristal ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   494 - Barang Antik di Benua Atas Harganya Tidak Masuk Otak!

    “120 kristal tinggi setara dengan 10.000 kristal rendah?” Yao Chen mengulang sembari membelalakkan mata, kehilangan wibawa ketenangan ala tuan muda yang dia tunjukkan.Maka, bukankah dia membutuhkan 1.200.000 batu kristal rendah jika memang ingin membeli pedang itu?Lantas, dia dengan cepat menghitung berapa kekayaan dia saat ini.‘Aku cuma punya …. 27 ribu batu kristal rendah! Manajer sialan ini hendak memerasku? Memangnya harga pedang bobrok itu harus setinggi itu?! Orang-orang di benua atas sudah gila!’ maki Yao Chen dalam benaknya. ‘Padahal dengan hartaku sebanyak itu, aku tergolong orang kaya di benua rendah!’Bai Yuan melirik Yao Chen yang terlihat susah dan ragu. Hatinya meratap, seakan tau apa yang akan terjadi.“Terimalah ini.” Bai Yuan sedikit tak rela ketika dia mengeluarkan kantong kecil dari kulit ke manajer kios.Manajer kios tersenyum lebar menerima kantong kulit tersebut. Dia sudah bisa mendeteksi adanya 120 batu kristal tinggi di dalamnya. Tak kurang dan tak lebih!Ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   493 - Privilege Tampan

    ‘Nona Besar Sheng? Sekte Langit Kudus? Aku tak paham dengan itu semua!’ Yao Chen berpikir.Alih-alih dia bertanya, Yao Chen justru berkata, “Pernikahan merupakan hal yang harus disepakati kedua belah pihak yang saling mencintai. Aku dan kamu adalah orang asing, bagaimana mungkin aku menikahi orang yang tidak aku kenal?”Ketika Nona Besar Sheng hendak bicara, Bai Yuan sudah lebih dahulu mengucapkan, “Nona Besar Sheng, mengenai pernikahan, akan kami diskusikan dulu dengan ketua kami. Mohon Anda bersabar menunggu jawabannya.”Bai Yuan membungkuk sambil bersoja ke Nona Besar Sheng. Wanita dengan harga diri setinggi itu pasti tak suka dipermalukan di depan umum. Tak heran dia menuntut pernikahan dari Yao Chen.‘Bukankah biasanya wanita dari klan Sheng, apabila mereka ditolak atau tidak menginginkan pernikahan dengan pria yang menyentuh mereka, tentunya mereka akan langsung membunuh pria tersebut. Tapi … tidak demikian dengan Tuan Muda Chen!’ pikir Bai Yuan.Bahkan Bai Yuan mulai memiliki a

  • Pendekar Tanpa Wajah   492 - Harus Menikahi sebagai Tanggung Jawab Moral

    “Apa maksudmu?” Yao Chen menyeru disertai raut muka bingung.Wanita itu kesal dengan jawaban Yao Chen dan justru memukul dada Yao Chen.Namun, Yao Chen lebih sigap dan bertahan dengan menyilangkan kedua lengan di depan dada, lalu terpental mundur dan ditahan Bai Yuan dari belakang.“Tuan Muda, Anda tidak apa-apa?” tanya Bai Yuan.Meski ucapan itu cukup pelan dari Bai Yuan, tapi rupanya masih terdengar jelas oleh si wanita dan juga beberapa lawannya tadi.Mata mereka membelalak singkat, menyiratkan keterkejutan. Bai Yuan adalah sosok ternama di kota Seribu Dewa. Dia dikenal sebagai tangan kanan Gongsun Huojun paling kuat. Meski tingkat kultivasinya hanya di Tingkat 15, tapi banyak yang meyakini lebih dari itu. Bahkan dia dirumorkan setara kuatnya dengan Gongsun Huojun itu sendiri.Kalau Bai Yuan sampai memanggil seorang pemuda dengan sebutan Tuan Muda, maka apa lagi selain pemuda itu merupakan keturunan keluarga Gongsun yang berharga. Warga Istana Dewa yang sangat dilindungi.“Aku tida

  • Pendekar Tanpa Wajah   491 - Sudah Menyentuh Terlalu Banyak

    “Itu tergantung kemampuanmu!” balas Yao Chen sambil mempersiapkan dirinya.Dalam sekejap, Yao Chen sudah bertarung melawan 10 orang sekaligus. Masing-masing dari mereka berada di Tingkat 10 dan Tingkat 11. Cukup merepotkan karena jumlahnya.“Ha ha! Dia hanya di Tingkat 8!” ejek salah satunya.“Tidak kusangka, Istana Dewa menyimpan murid sampah seperti dia!” balas kawannya.“Mungkin dia hanya tukang kuda di sana, tapi tetap saja dia harus mati di tanganku karena berasal dari Tanah Suci!” pekik yang tadi.Yao Chen menggunakan hukum kekuatan ruang beserta Teknik Langkah Hantu untuk menghindari serangan mereka sekaligus memberikan pukulan menggunakan api Gao Long yang disinkronisasikan dengan kekuatan elemen lainnya.“Arghh!”“Tidak!”“Urghh!”Secara bergantian, para penyerangnya tumbang, berjatuhan di tanah dan dalam keadaan menyedihkan. Mereka tidak mengira, bocah Tingkat 8 bisa mengurus mereka bersepuluh yang tingkat kultivasinya jauh di atas Yao Chen.Kenyataan macam apa ini?!Mereka

  • Pendekar Tanpa Wajah   490 - Kau Adalah Alasannya

    “Adik Keenam?” Yao Chen memanggil Nona Muda Yifei yang masih diam tanpa kata.Hanya tubuh gadis itu yang bergetar akibat menahan sesuatu. Yao Chen meyakini yang coba ditahan Nona Muda Yifei adalah emosi.Dengan tangan terkepal erat di atas meja, Nona Muda Yifei menatap Yao Chen sambil bicara, “Aku sama sekali tidak mengetahui mengenai apa yang kau tanyakan. Yang kutau hanyalah ayah tega membunuh kakakku yang masih 10 tahun dengan pukulan kejinya sehingga kakakku tak bertahan dan mati di depan mataku!”Air mata mulai meleleh jatuh di pipi Nona Muda Yifei. Bahkan dia sudah tidak lagi menggunakan panggilan hormatnya ke Yao Chen. Benar-benar sudah membuka wajah aslinya?Bibir Nona Muda Yifei bergetar sambil terus mengucurkan air mata yang tak bisa dibendung. “Dan kau adalah penyebab utamanya.”Mendengar penuturan Nona Muda Yifei, Yao Chen termangu diam. Mana pernah dia mengira bahwa dirinya merupakan alasan bagi Gongsun Huojun membunuh ketiga keturunannya sendiri! Memangnya apa kesalahan

DMCA.com Protection Status