Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 254 - Bahaya Lain Datang Mendekat

Share

254 - Bahaya Lain Datang Mendekat

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-07-02 15:49:23

Yao Chen terhuyung-huyung di dalam gua, tubuhnya gemetar hebat akibat racun dan kelelahan ekstrem. Dia memandang bergantian antara mulut gua dan tanaman herbal bercahaya di ujung gua. Waktunya semakin menipis.

“Ayo, putuskan! Putuskan mana yang lebih penting!” desisnya di sela-sela kesadaran yang tinggal sekian persen.

Setelah pertimbangan singkat namun intens, Yao Chen memutuskan untuk menggunakan sisa kekuatannya untuk mengolah tanaman herbal. Dia berpikir bahwa tanpa penawar racun, mereka tidak akan bertahan lama meskipun terlindungi.

Dengan tangan gemetar, dia meraih tanaman herbal itu. Menggunakan teknik kultivasi alkimianya, dia mulai memurnikan esensi tanaman tersebut. Proses ini membutuhkan konsentrasi luar biasa, sementara kesadarannya semakin menipis.

“Jangan pingsan dulu … jangan pingsan dulu! Aku harus mendapatkan pilnya!” Yao Chen meneguhkan tekad sambil terus memurnikan tanaman herbal. “Tapi … sepertinya ini tak bisa sampai di tahap pil!”

Karena memurnikan pil membutuhka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
pepen prengky
thanks updatenya thor, ditunggu update selanjutnya. 1 gem meluncur
goodnovel comment avatar
amsuzieimanjuwita
mantap Thor.. lanjut kn lagi chapternya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pendekar Tanpa Wajah   255 - Kemunculan Harimau Roh

    Yao Chen berdiri tegak, pedang merah di tangan kanan dan cambuk di tangan kiri. Meskipun tubuhnya belum sepenuhnya pulih, genggamannya pada kedua senjata itu mantap dan penuh tekad.‘Aku harus terus kuat! Tak boleh melemah!’ tekadnya dalam hati. Bayangan di mulut gua semakin jelas. Lalu, seekor harimau roh berukuran besar dengan bulu hitam legam dan mata merah menyala perlahan melangkah masuk. Auranya menunjukkan bahwa ini adalah hewan roh tingkat tinggi.‘Dia setara dengan kultivator Tingkat 8 atau 9.’ Yao Chen menilai begitu dia bisa mendeteksi aura pihak lain.Yao Chen menelan ludah. Meskipun tidak sekuat monster air sebelumnya, harimau roh ini tetap merupakan ancaman serius dalam kondisinya saat ini."Tuan Putri, bisakah Anda bergerak?" bisik Yao Chen tanpa mengalihkan pandangannya dari harimau roh. "Sedikit," jawab Putri Ketujuh lemah seraya berusaha duduk.Harimau roh itu menggeram rendah, matanya bergantian menatap Yao Chen dan Putri Ketujuh, seolah menilai mana yang menjadi

    Last Updated : 2024-07-03
  • Pendekar Tanpa Wajah   256 - Elemen Baru: Tanah

    Saat situasi semakin genting, Putri Ketujuh tiba-tiba teringat akan kemampuan elemen angin yang telah dia kuasai. Dengan tekad baru, dia berdiri tegak, menggenggam Kipas Bulan Perak dengan kedua tangan."Yao Chen, fokus saja pada stalaktit itu! Aku akan menangani duri-durinya!" seru Putri Ketujuh dengan suara penuh determinasi.Putri Ketujuh mulai mengayunkan kipasnya dengan gerakan rumit. Udara di sekitar mereka berputar, membentuk pusaran angin kecil yang semakin lama semakin besar.Saat harimau roh kembali menembakkan rentetan duri beracun, Putri Ketujuh mengarahkan pusaran anginnya ke depan. Duri-duri itu tertangkap dalam arus angin, berputar-putar tak terkendali sebelum berbalik arah."Kembali pada pemilikmu!" teriak Putri Ketujuh, mengirim duri-duri itu kembali ke arah harimau roh.Harimau roh mengaum kesakitan saat duri-durinya sendiri menancap di tubuhnya. Namun, makhluk itu masih belum menyerah, terus menembakkan duri-duri baru.Sementara itu, Yao Chen, terbebas dari ancaman

    Last Updated : 2024-07-03
  • Pendekar Tanpa Wajah   257 - Pengancaman

    “Ayo kita pergi dari sini!” Putri Ketujuh memimpin jalan keluar dari gua tersebut.Mereka mulai melangkah, dipandu oleh cahaya lembut yang terpancar dari cermin bagua. Selama perjalanan, Yao Chen tak henti-hentinya mengamati tanaman-tanaman unik yang tumbuh di sekitar mereka."Bunga Embun Surga!" seru Yao Chen antusias. Matanya berbinar melihat sebuah bunga berwarna biru keperakan. "Tanaman ini sangat langka di dunia luar. Bolehkah saya mengambilnya?"Putri Ketujuh menoleh sejenak dengan tatapan acuh tak acuh. “Ambil sebanyak yang kau bisa. Tanaman-tanaman di sini pasti memiliki khasiat luar biasa di dunia luar."Maka, sepanjang perjalanan, Yao Chen dengan teliti memetik berbagai jenis tanaman herbal langka. Dia menemukan Akar Naga Merah yang konon bisa meningkatkan kultivasi, Daun Perak Abadi yang mampu menyembuhkan luka dalam sekejap, dan bahkan segenggam benih Pohon Kehidupan yang sangat jarang ditemukan di dunia luar.‘Aku kaya! Sebentar lagi aku pasti kaya!’ pekik Yao Chen di ha

    Last Updated : 2024-07-03
  • Pendekar Tanpa Wajah   258 - Menemukan Jalan Keluar

    “Tentu saja, Tuan Putri.” Yao Chen mengangguk paham.Dia bergegas maju dan mulai bertarung melawan monster air. Namun, dia tidak ingin terlalu dirugikan.“Tuan Putri, tolong tundukkan dia agar saya bisa lebih mudah menindasnya sebelum nanti Anda eksekusi!” seru Yao Chen sambil menggempur monster air menggunakan elemen api dan petir.Dia berlagak lemah, tak ingin menguras semua energinya untuk melawan satu makhluk saja.“Huh! Bukankah kau sudah punya banyak kekuatan elemen? Gunakan saja itu!” Putri Ketujuh menyahut dengan menyelipkan sindiran.Wanita itu berdiri jumawa dengan anggunnya, menatap Yao Chen yang seperti kewalahan menghadapi monster air.“Tapi, Tuan Putri. Kalau aku menguras tenagaku hanya untuk satu makhluk ini saja, bagaimana nanti aku bisa membantu Anda menindas hewan roh berelemen lainnya? Bagaimana aku bisa memetik herbal untuk Anda?” Yao Chen juga tak kurang akal untuk memaksa secara halus. “Terlebih, saya adalah pengawal Anda di sini.”Putri Ketujuh mengerucutkan bib

    Last Updated : 2024-07-04
  • Pendekar Tanpa Wajah   259 - Terdampar Terlalu Jauh

    Sepertinya Putri Ketujuh juga memiliki ketakutan yang sama seperti Yao Chen. Akan sangat berbahaya jika dia malah mendarat di kerajaan musuh."Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya, Tuan Putri," jawab Yao Chen. "Kita harus melaluinya. Tolong pegang tangan saya agar kita tidak terpisah."Putri Ketujuh menatap ke tangan Yao Chen, pipinya mulai merona ketika dia mengulang ucapan terakhir Yao Chen di benaknya.Mau tak mau, dia meraih tangan itu meski harus menahan malu karena teringat dia berulang kali tampil tanpa busana di depan pemuda itu. Bahkan kata Yao Chen, dia mencium pemuda itu sangat agresif ketika sedang dalam pengaruh buah keemasan.“Awas kalau sampai terlepas atau aku akan memenggal kepalamu jika aku tersesat di tempat yang berbahaya!” Putri Ketujuh berusaha menyampaikan kecemasannya dengan membalutnya menggunakan ancaman.Yao Chen menahan geli ketika menyaksikan wajah merona Putri Ketujuh ketika mengatakan kalimat itu.“Jangan khawatir, Tuan Putri. Saya pasti akan menggeng

    Last Updated : 2024-07-04
  • Pendekar Tanpa Wajah   260 - Adipati Tan Ming dan Putranya dari Kota Teras Emas

    “Ada yang mendekat!” Yao Chen segera waspada dan berdiri di depan Putri Ketujuh sambil bersiap bertarung.Di depan mereka, ada rombongan kereta hewan roh yang jelas mengarah ke mereka yang hendak melajukan perahu terbang.“Tunggu, Yao Chen.” Putri Ketujuh menyentuh lengan Yao Chen agar pemuda itu menurunkan kewaspadaaannya. “Aku mengenali lambang di bendera itu. Simpan perahumu.”Karena Putri Ketujuh sudah mengatakan demikian, maka Yao Chen menyimpan perahu terbangnya sembari menunggu rombongan itu mendekat.Kemudian, seorang pria bertubuh gemuk berpakaian mewah keluar dari kereta mewah disusul pemuda dengan penampilan ala Li Yaren. Mereka tergesa-gesa menghampiri Yao Chen dan Putri Ketujuh. Kedua pria itu membungkuk dalam-dalam begitu berhadapan dengan Putri Ketujuh."Yang Mulia Putri Ketujuh! Hamba Adipati Tan Ming, dan ini putra bungsu hamba, Tan Heng. Kami bergegas ke gurun ini dan sungguh bersyukur dapat menemukan Anda dengan selamat," ujar pria itu dengan penuh hormat.“Tan Heng

    Last Updated : 2024-07-04
  • Pendekar Tanpa Wajah   261 - Tan Heng dan Perjuangannya

    Meski kecewa, Tan Ming bisa menutupinya dengan lihai. Tan Ming mengangguk setuju. "Baik, Yang Mulia. Hamba akan mengatur segala sesuatunya."Kekecewaan juga terlihat dari raut wajah Tan Heng yang ditolak Putri Ketujuh.“Ingat, Adipati Tan, aku benar-benar ingin terlihat seperti warga biasa saja ketika menghadiri acara pelelangan. Tak ada yang boleh tau identitas asliku.” Putri Ketujuh menegaskan ini. “Maka dari itu, akan lebih aman bagiku jika aku pergi dengan Yao Chen saja daripada putramu yang mencolok.”Dia belum mengetahui persis bagaimana kondisi dan peta politik di kota Teras Emas. Lebih baik dia rendah hati saja untuk menghindari bahaya tak perlu.“Hamba mengerti. Hamba setuju dengan pemikiran Yang Mulia.” Tan Ming bersoja.Tan Ming melirik putranya yang tampak geram. Dia berharap putranya lebih sabar dan pandai mengambil manuver lainnya untuk mendekati Putri Ketujuh, karena ini semua demi masa depan keluarga besar mereka yang harus tetap makmur sampai kapan pun.Malam usai pe

    Last Updated : 2024-07-05
  • Pendekar Tanpa Wajah   262 - Skema untuk Menyingkirkan Yao Chen

    Cahaya lilin berkedip lembut di perpustakaan, menerangi rak-rak tinggi yang dipenuhi gulungan bambu dan kitab kuno. Yao Chen dan Putri Ketujuh duduk berhadapan di sebuah meja rendah, beberapa gulungan terbuka di antara mereka."Strategi Sunzi ini menarik. Dia menekankan pentingnya mengenal diri sendiri dan musuh," ujar Yao Chen sambil menunjuk salah satu gulungan.Putri Ketujuh mengangguk, matanya menyiratkan ketertarikan meski wajahnya tetap datar.Jemarinya dengan lembut menelusuri huruf-huruf yang tertulis di atas bambu, seolah berusaha menyerap kebijaksanaan kuno melalui sentuhan."Hmm, kurasa itu bisa diterapkan tidak hanya dalam perang, tapi juga politik istana. Mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri, serta memahami motif tersembunyi lawan ... sangat berguna di istana yang penuh intrik." Suara Putri Ketujuh mengalun lembut sambil mata lentiknya terus tertuju ke gulungan.Yao Chen mengamati Putri Ketujuh dengan seksama. Di balik sikap dinginnya, dia bisa melihat kecerdasan

    Last Updated : 2024-07-05

Latest chapter

  • Pendekar Tanpa Wajah   552 - Pil Kelas 7 yang Rumit

    “Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang

  • Pendekar Tanpa Wajah   551 - Tungku yang Adil

    “Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka

  • Pendekar Tanpa Wajah   550 - Tantangan untuk Nona Sheng

    "Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem

  • Pendekar Tanpa Wajah   549 - Pengorbanan Sima Honglian

    "Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik

  • Pendekar Tanpa Wajah   548 - Berbagi Menantu

    "Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi

  • Pendekar Tanpa Wajah   547 - Memanas

    "Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan

  • Pendekar Tanpa Wajah   546 - Semakin Berbahaya

    Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka

  • Pendekar Tanpa Wajah   545 - Bara yang Belum Padam

    Langit masih bersinar keemasan akibat kehadiran Kekaisaran Langit Abadi.Dari kapal udara raksasa yang melayang di atas kota, Tetua Bao Xu berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Jubah ungunya berkibar diterpa angin, matanya yang tajam menyapu kehancuran di bawahnya."Semua pihak, tinggalkan Kota Seribu Dewa segera!" suaranya menggema, mengandung tekanan yang membuat udara terasa lebih berat.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Lagi-lagi aku dihentikan.Namun, dia paham perintah ini bukan sekadar gertakan. Bao Xu bukan orang yang bisa ditentang begitu saja.Di sisi lain, Kaisar Merah, pria bertopeng yang nyaris tidak pernah menunjukkan ekspresi, hanya mendongak ke arah kapal. Sejenak, seakan dia sedang mempertimbangkan sesuatu.Lalu, dengan gerakan santai, dia melangkah mundur."Aku akan pergi," katanya dengan nada ringan. "Tapi pertemuan kita belum selesai, Gongsun Yichen."Matanya, meskipn tersembunyi di balik topeng, seakan menembus ke dalam jiwa Yao Chen.Dalam sekejap, tu

  • Pendekar Tanpa Wajah   544 - Keheningan Setelah Badai

    Langit masih bergetar akibat bentrokan energi sebelumnya. Kota Seribu Dewa, yang biasanya dipenuhi cahaya lentera dan hiruk-pikuk pedagang, kini porak-poranda. Puing-puing bangunan berserakan, beberapa area pasar telah menjadi kawah akibat pertarungan dahsyat tadi.Yao Chen terduduk dengan napas memburu, sisa aura hitam dari Asura Gelap masih samar-samar berpendar di sekeliling tubuhnya.Sima Honglian tetap di sampingnya, kedua tangannya masih bersinar dengan Api Phoenix, menenangkan gejolak energi di dalam tubuhnya.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri tidak jauh, masih dalam posisi siaga. Mereka belum berani lengah."Chen'er," suara Gongsun Huojun akhirnya memecah kesunyian. "Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Kau pikir bisa berkeliaran begitu saja setelah apa yang terjadi di Sekte Langit Kudus?"Yao Chen mendongak, matanya kembali tajam. "Aku tidak peduli dengan sektemu."Gongsun Weiyan mengepalkan tinjunya. "Tidak peduli?! Kau hampir membunuh banyak orang tak bersalah!"

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status