“Itu ….” Li Yuhang terserang dilema. Apalagi melihat Sima Honglian melakukan soja sambil menundukkan kepala padanya dengan gaya anggun, hatinya bergetar.Dibutakan oleh hasrat ingin memiliki kecantikan seperti Sima Honglian, maka Li Yuhang meneguhkan tekadnya.Dia segera berbaring ke lantai dan berguling-guling. Semua orang di ruangan itu terbelalak kaget atas tindakannya, termasuk Yao Chen. Sedangkan Sima Honglian tersenyum lebar karena senang.Dukk!Segera, kaki Yao Chen ditendang Sima Honglian di bawa meja, menerima kode.“A—aahh … ha ha ha … aha ha ha!” Yao Chen tertawa kecil.Melihat Yao Chen sudah mulai tertawa, tentu Li Yuhang senang.“Tuan Muda Li! Ayo, lebih giat bergulingnya, lakukan semirip anjing kecil yang lucu!” perintah Sima Honglian sambil tak sabar. “Tawa adikku masih kurang keras!”Karena melihat perubahan pada Yao Chen dan wajah gembira Sima Honglian, Li Yuhang mempertaruhkan harga dirinya sebagai tuan muda ternama di kota dan melakukan yang diperintahkan wanita yan
“Eh?” Sima Honglian menghentikan gerakan tangan yang hendak menyuapkan nasi dan lauk ke mulut.Dia memandang bingung ke Yao Chen yang menatapnya dengan intens. Tapi kemudian dia mengira Yao Chen masih berakting.“Ah! Ya … ha ha ha … anak nakal!” Sima Honglian tertawa santai dan mengusap kepala Yao Chen. “Kau ini terlalu manja. Baiklah, nanti akan Kakak carikan istri yang paling terbaik untukmu!”Sebenarnya Yao Chen ingin bicara lagi, tapi dia memilih untuk menggigit lidahnya sebelum memburaikan kalimat yang lebih berani. Dia mengangguk dan mulai makan.Makan malam itu berlangsung cukup menyenangkan meski ada Li Yuhang di antara mereka. Setidaknya Yao Chen tidak perlu cemas wanita tercintanya tergerak hati pada pemuda perayu seperti Li Yuhang.‘Kenapa Li Yuhang malah mengingatkanku akan Li Yaren, yah?’ Tiba-tiba saja ingatan Yao Chen terbang ke sosok yang satu itu.Ketika hidangan di meja sudah nyaris habis, datanglah beberapa pengunjung lain di ruangan itu, salah satunya merupakan ora
“Glekk! Kau … kau bisa alkimia?” Peng He sampai menelan saliva karena tak menyangka jawaban dari Sima Honglian.Sima Honglian mengangguk, wajahnya menampilkan kepolosan anak kecil.“Bisa, tapi … mungkin tidak terlalu mendalam. Kenapa memangnya?” Sengaja, Sima Honglian berlagak arogan sambil menaikkan dagunya ke Peng He dan rekan-rekan alkemisnya.Segera saja muncul senyum seringaian dari Peng He.“Kami tidak akan percaya bualan perempuan sepertimu, kecuali kau punya keberanian membuktikannya. Masalahnya, apakah kau punya nyali?” pancing Peng He sambil melirik penuh makna ke rekan-rekan alkemisnya.Semua rekan Peng He mengangguk paham akan rencana Peng He.“Huh! Tentu saja aku berani! Memangnya sehebat apa sih kalian ini? Hanya sekumpulan kantong kentut tua saja, kan?” provokasi Sima Honglian.Peng He dan yang lain menahan geram mendengar ejekan Sima Honglian. Mereka mengira Sima Honglian orang dari luar region makanya tak paham seberapa berpengaruhnya Paviliun Obat.Apalagi mereka men
“Ha ha ha! Ya, seperti itu.” Ao Lung tertawa sambil mempertahankan sikap bijaksananya.Sedangkan alkemis lainnya tertawa santai mendengar ucapan sembrono Sima Honglian. Berani sekali wanita itu meremehkan ilmu pemurnian pil? Dikira membuat pil seperti membuat bakpao?“Bagaimana jika kita membuat Pil Pencerah Jiwa?” Ao Lung menawarkan.Yao Chen menggali ingatannya dan menemukan bahwa Pil Pencerah Jiwa merupakan pil kelas 4 yang paling mudah dibuat.Sepertinya Ao Lung masih ingin mempertahankan citra sebagai senior bijaksana dan welas asih pada juniornya yang sudah menghinanya di depan rekan-rekan alkemis.“Ayo saja!” Sima Honglian menggulung lengan gaunnya, memperlihatkan lengan mulus seputih giok, membuat Li Yuhang menelan ludah mengkhayalkan berbagai macam hal di otaknya.Yao Chen melirik ke Li Yuhang dan tak senang dengan cara pria itu memandang wanita tercintanya.‘Awas saja nanti kau!’ geram Yao Chen di hatinya.Maka, pertandingan alkimia antara Sima Honglian dan Ao Lung pun dimul
“Nona Besar Sima?” Tetua Zheng dan semua orang di aula, termasuk Yao Chen heran dengan cara Direktur Utama Yang menyapa Sima Honglian.Sementara, Sima Honglian menepuk keningnya dengan wajah menyesal.“Haiyaa … Tuan Yang kenapa harus … duh!” Sima Honglian tak berdaya. “Aku juga lupa kalau Tuan Zheng direktur di sini, haiyaa!”Kemudian, dia menepuk santai tungkunya dan pil melompat keluar dari sana, ada 10 butir jumlahnya.Segera saja, semerbak aroma herbal yang kental memabukkan siapa pun yang menciumnya.“Ini … ini pil level Sempurna!” seru seseorang di barisan belakang.Bahkan dia di belakang saja mengetahui level pil buatan Sima Honglian!“Bahkan ada 10 dan semuanya level Sempurna! Benar-benar level Sempurna dengan garis urat pil keemasan yang jelas dan terang!” Orang ikut menyeru sambil memerhatikan pil di piring giok di tangan Sima Honglian.Aula gempar seketika. Ao Lung yang merupakan alkemis senior dan disegani di Paviliun Obat dikalahkan secara telak oleh wanita antah berantah
Ao Lung dan semua muridnya termangu di tempat, rahang mereka nyaris jaruh gara-gara perintah Sima Honglian. Mereka yang usianya sangat jauh di atas Yao Chen, diharuskan melakukan sembah sujud mengetukkan dahi ke lantai?!“Ba—baiklah! Kami datang! Kami datang!” Dengan suara bergetar, Ao Lung merangkak terlebih dahulu dari tempatnya berada, tak mau bersujud di hadapan Yao Chen.Meski harus menelan amarah dan kekecewaan, Ao Lung dan para muridnya sadar bahwa mereka harus tetap berpegangan di Paviliun Obat karena menyandang status alkemis Paviliun Obat akan membawa banyak manfaat bagi keberlangsungan hidup mereka yang menyedihkan.Memangnya mereka bisa apa jika dibuang Paviliun Obat?“Bagus! Aku suka orang patuh!” Sima Honglian tersenyum senang.Yao Chen menatap Ao Lung dan rombongan muridnya yang beringsut menggunakan lutut ke arahnya meski jarak cukup jauh.‘Humph! Mereka menolak berlutut langsung di depanku dan memilih berjalan dengan lututnya, huh?! Dasar kantong-kantong kentut tua in
“Gao Long! Hei, Gao Long! Kau baik-baik saja?” Yao Chen sudah berdiri di bawah manik Tasbih Semesta.Ada asap tebal yang mirip kabut, menghalangi pandangannya. Dia terpaksa mengibaskan tangannya beberapa kali untuk bisa menyibak asap ledakan tadi.“Gao Long!” Yao Chen cemas, Embrio Naganya tidak menjawab. “Hei, Tasbih Semesta, kenapa manik Gao Long meledak dan aku tak menemukan dia?”Karena tak ada respon dari Gao Long, Yao Chen terpaksa bertanya ke Tasbih Semesta, berharap muncul suara dari benda pusaka dewa yang biasanya bungkam tanpa suara.Seperti yang diperkirakan, Tasbih Semesta di atas kepalanya tidak memberikan jawaban apa pun dan hanya melayang-layang tenang seperti biasa.“Gao Long? Kau di mana?” Yao Chen masih sibuk menyibak asap kabut tebal berwarna kehitaman yang sangat mengaburkan pandangannya.Dia bahkan kesulitan menatap jelas ke Tasbih Semesta di atasnya. Bagaimana nasib Gao Long? Mati meledak? Apa penyebabnya?Ada begitu banyak pertanyaan di benak Yao Chen.“Gao Long!
“Dasar bocah naga!” balas Yao Chen sambil membuang pandangan.Wajah Yao Chen merah karena malu atas ucapan Gao Long.Dia pun bergegas kembali ke kesadarannya di dunia nyata.Namun, alangkah kagetnya dia ketika membuka mata, dia mendapati bukan Sima Honglian yang masuk ke kamarnya melainkan seseorang berpakaian hitam kelabu dengan rambut warna kelabu seluruhnya.Cakar orang itu sudah teracung ke depan.“Hei!” Yao Chen lekas berkelit sebelum kepalanya diremukkan oleh cengkeraman tangan yang diarahkan padanya.Namun, orang asing itu mendelik ganas sambil mengibaskan tangannya karena sudah terlanjur ketahuan.Yao Chen menyilangkan kedua lengan di depan wajah sambil mengumpulkan energi untuk memblokir hempasan energi dari pria tua asing itu.Dikarenakan perbedaan tingkat kultivasi yang terlalu tajam, Yao Chen terhempas ke dinding di belakangnya dan langsung runtuh sehingga dia jatuh tertimbun reruntuhan dinding meski dia sudah menggunakan energi Qi-nya.‘Sial! Aku sampai terlempar keluar k
“Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang
“Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka
"Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem
"Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik
"Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi
"Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan
Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka
Langit masih bersinar keemasan akibat kehadiran Kekaisaran Langit Abadi.Dari kapal udara raksasa yang melayang di atas kota, Tetua Bao Xu berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Jubah ungunya berkibar diterpa angin, matanya yang tajam menyapu kehancuran di bawahnya."Semua pihak, tinggalkan Kota Seribu Dewa segera!" suaranya menggema, mengandung tekanan yang membuat udara terasa lebih berat.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Lagi-lagi aku dihentikan.Namun, dia paham perintah ini bukan sekadar gertakan. Bao Xu bukan orang yang bisa ditentang begitu saja.Di sisi lain, Kaisar Merah, pria bertopeng yang nyaris tidak pernah menunjukkan ekspresi, hanya mendongak ke arah kapal. Sejenak, seakan dia sedang mempertimbangkan sesuatu.Lalu, dengan gerakan santai, dia melangkah mundur."Aku akan pergi," katanya dengan nada ringan. "Tapi pertemuan kita belum selesai, Gongsun Yichen."Matanya, meskipn tersembunyi di balik topeng, seakan menembus ke dalam jiwa Yao Chen.Dalam sekejap, tu
Langit masih bergetar akibat bentrokan energi sebelumnya. Kota Seribu Dewa, yang biasanya dipenuhi cahaya lentera dan hiruk-pikuk pedagang, kini porak-poranda. Puing-puing bangunan berserakan, beberapa area pasar telah menjadi kawah akibat pertarungan dahsyat tadi.Yao Chen terduduk dengan napas memburu, sisa aura hitam dari Asura Gelap masih samar-samar berpendar di sekeliling tubuhnya.Sima Honglian tetap di sampingnya, kedua tangannya masih bersinar dengan Api Phoenix, menenangkan gejolak energi di dalam tubuhnya.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri tidak jauh, masih dalam posisi siaga. Mereka belum berani lengah."Chen'er," suara Gongsun Huojun akhirnya memecah kesunyian. "Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Kau pikir bisa berkeliaran begitu saja setelah apa yang terjadi di Sekte Langit Kudus?"Yao Chen mendongak, matanya kembali tajam. "Aku tidak peduli dengan sektemu."Gongsun Weiyan mengepalkan tinjunya. "Tidak peduli?! Kau hampir membunuh banyak orang tak bersalah!"