Bola api melesak cepat ke arah Arya Santanu. Bila bola api tersebut sampai menghantam ibukota emas, maka seluruh wilayah di ibukota emas, termasuk istana, juga akan musnah. Dengan membentuk sebuah busur panah di tangan kirinya, ia melepaskan satu anak panah cahaya menuju ke bola api raksasa. WUSH!!!"Pindahlah!" Arya Santanu bicara dalam hatinya sambil tersenyum. Tatapan kedua matanya pun sangatlah biasa. Ia seperti tidak terlalu menakuti bola api raksasa tersebut. Dan ketika anak panahnya bersentuhan dengan bola api tersebut, seketika bola api raksasa menghilang dengan cepat. "Apa?!""Ke–ke mana bola api milikku?!" Maghadasura merasa terkejut. Ia tidak merasakan energi besar dari bola api tersebut. DUUUM!!!DUUUAR!!!Namun tidak lama kemudian dari arah lautan, di mana semua kapal milik Kalimanthana bersandar, ledakan besar terjadi hingga menciptakan arus gelombang air laut dan gelombang kejut yang besar. Embusan udaranya pun sampai terasa ke tempat Arya Santanu dan Maghadasura
Aji Sangkala segera berpindah tempat dengan kekuatan petirnya. Ia muncul kembali di tengah-tengah kedua iblis itu. Aji Sangkala segera membawa keduanya pergi dengan teknik dimensi miliknya. Sambil melontarkan senyum ke arah Arya Santanu, ia berpamitan dengan muridnya. "Di–di mana ini?" Vritra terkejut. Tiba-tiba ia sudah berada di tempat yang berbeda. "Kau! Ke mana kau membawa kami pergi!" Rahvana menunjuk Aji Sangkala dengan kesal. "Selamat datang di dimensi milikku. Di tempat ini, aliran waktu sangatlah unik. Seratus tahun di tempat ini sama dengan sepuluh menit di dunia sana. Tapi sebenarnya relatif juga, intinya itu semua tergantung pada diriku sebagai penguasa dimensi ini. Jadi, kita bisa menghabiskan waktu yang cukup lama di tempat ini." Aji Sangkala tersenyum. Vritra merasa kesal dengan aksi tiba-tiba Aji Sangkala yang berani sekali membawanya ke tempat lain. Ia tidak lagi berbasa-basi, Vritra yang merupakan iblis dengan wujud asli seekor naga langsung menyerang Aji Sangkal
Aji Sangkala membawa Vritra ke dunia dimensi yang dipenuhi oleh lembah, hutan dan gunung-gunung tinggi. Di sepanjang mata memandang semuanya terlihat hijau. Dan ditengah-tengah daerah tersebut adalah wilayah kosong yang tidak ditumbuhi oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. "Setelah aku mengalahkanmu, aku akan segera menghabisi Indrajit Maghanada bersama dengan saudaraku sendiri, Aji Kala Karna." Aji Sangkala telah mengucapkan sumpahnya. "Jadi, kau adalah saudara kandung dari Aji Kala Karna?"HAHAHAHA!!!"Kalian sangat berbeda sekali!" Vritra tertawa tiada henti. "Tertawalah sepuas hatimu. Aku akan mengubahnya menjadi tangisan dan darah." Aji Sangkala tersenyum ke arah Vritra. Mendengar hal itu, Vritra menjadi naik darah. Ia memanggil empat naga penguasa empat elemen dasar. Vritra adalah sang raja naga iblis, ia bisa memanipulasi dirinya sendiri menjadi beberapa bayangan diri. Setiap bayangan bisa berubah menjadi naga yang ia inginkan. Dalam perang seratus tahun yang lalu, Vritra b
Serangan tinju milik Banasura berhasil mengenai Arya Santanu, namun serangan itu ditahan oleh satu kepalan tangan milik Arya Santanu. Bhasmasura yang lelah menunggu akhirnya juga ikutan menyerang pemuda itu. "Apa?!" Arya Santanu terkejut ketika ia menyentuh pukulan dari Bhasmasura. Tangannya langsung terbakar dan hangus menjadi abu hitam. Ia segera mundur ke belakang, namun Bhasmasura berhasil menyusul dan menusuk punggung dari Arya Santanu menggunakan tangan kanannya. JLEB!!!Ia tidak menyangka bila iblis tersebut memiliki kemampuan unik seperti itu. "Manusia bodoh! Kau sudah terlalu besar kepala!" Bhasmasura langsung menarik keluar tangannya dari tubuh Arya Santanu. Seketika tubuh pemuda itu terbakar hangus menjadi abu. "Cih! Apa hanya segitu saja?" Banasura meremehkan Arya Santanu yang ia anggap telah tewas oleh Bhasmasura."Hmm… benar juga. Apa hanya segitu saja?" Tiba-tiba Arya Santanu ikut menimpali ucapannya Banasura. Ia berhasil selamat dengan mengandalkan bayangan diri
"Akan sangat bahaya bila tombak tersebut sampai menghantam permukaan tanah!""Aku harus melakukan sesuatu!"Arya Santanu menciptakan tombak tandingan yang lebih kecil seukuran dirinya. Tombak tersebut berasal dari elemen cahaya miliknya. Setelah ia menciptakan tombak tersebut, Arya Santanu segera melemparkan tombak tersebut ke arah tombak Gundalana. WUSH!!!Selagi tombak melesak, Arya Santanu langsung menciptakan busur cahaya dan menarik tali busur tersebut dengan begitu cepat. Ia menciptakan sebuah anak panah cahaya yang diselimuti oleh kilatan petir putih. "Terbanglah ke langit, anak panahku!" Arya Santanu melepaskan anak panah itu. Dengan cepat, panah tersebut melesak cepat ke atas dan menembus awan dengan kecepatan cahaya. Dan disaat tombak cahaya milik Arya Santanu bersentuhan dengan tombak Gundalana milik Banasura, seketika kedua tombak tersebut menghilang tanpa jejak. "Hi–hilang?!" Banasura
Bhasmasura langsung menghajar si sombong Arya Santanu. Pukulannya meleset, namun dengan cepat Bhasmasura bergerak kembali dan berhasil menghantam perut dari Arya Santanu dengan tinjunya. BRAK!!!"Cepat sekali!""Untung saja aku menggunakan perisai cahaya tadi. Bila tidak, mungkin perutku sudah bolong." Arya Santanu mundur ke belakang.Perisai cahaya yang melindungi dirinya langsung terbakar hangus dan menjadi abu. Bhasmasura memiliki kemampuan untuk mengutuk apa pun yang ia sentuh dan siapa pun yang menyentuh dirinya agar terbakar hangus menjadi abu. Kekuatan ini sangatlah kuat karena ia berada di peringkat ketiga sebagai iblis terkuat di neraka setelah Asura dan Indrajit Maghanada. Bhasmasura juga mampu bertarung dalam jarak dekat, menengah dan jarak jauh. Ia memiliki teknik pernapasan api dan dijuluki monster api dari neraka. Ia adalah pengendali api neraka yang asli. Dijuluki juga sebagai anak haram dari dewa Agni, kekuatan elemen apinya melebihi para saudaranya, bahkan Narakas
Tubuh dari Arya Santanu yang ditusuk oleh Bhasmasura perlahan terhapus dengan menghilang menjadi serpihan debu. Bhasmasura terkejut ketika ia menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Arya Santanu, ternyata ada Aji Sangkala yang sedang berdiri di kejauhan. "Kenapa ia berada di sini?" Bhasmasura merasa bingung. Ketika sepenuhnya tubuh Arya Santanu menghilang, Bhasmasura menghancurkan seluruh kubah pelindung sisanya. Setelah itu, Ia segera berpindah tempat dan muncul tidak jauh dari Aji Sangkala. "Apa yang kau lakukan di sini?" Bhasmasura bertanya dengan tatapan sinis."Ada apa? Apa aku tidak boleh mengunjungi muridku?" Aji Sangkala tersenyum."Maaf bila aku terlalu lama. Aku harus memulihkan diri dahulu." Arya Santanu muncul secara tiba-tiba di tengah-tengah pembicaraan mereka berdua. Bhasmasura melihat bocah tersebut telah pulih sepenuhnya. Ia merasa bingung, sebelumnya Arya Santanu bahkan tidak bisa bergerak dengan leluasa karena suhu panas yang ia hasilkan dari tubuhnya. Namun kenapa se
"Dewi…." Arya Santanu merasa menyesal.Awan hitam yang sedari tadi berkumpul memberikan penghormatannya dengan hujan yang turun lumayan deras membasahi medan perang. Arya Santanu masih terus mendekap erat temannya. Ia telah datang terlambat dan tidak mampu menyelamatkan Dewi Sari Kencana.Asura terlihat menundukkan kepalanya. Air matanya bercampur dengan hujan yang turun. Sayup matanya menunjukkan penyesalan yang begitu besar di dalam dirinya. Asura seperti orang bodoh yang tidak bisa berbuat apa-apa. Ia merasa gagal untuk melindungi temannya. "Aji Sangkala, kau akhirnya datang. Sudah lama aku ingin menyapamu." Aji Kala Karna menyapa saudara kandungnya. "Kau terlihat tidak berubah sama sekali, padahal seratus tahun sudah berlalu." Aji Sangkala berdiri dan mendekati Aji Kala Karna. Ia berhenti di jarak lima puluh meter. "Wanita itu sangat luar biasa. Namun sayangnya, aku jauh lebih kuat dibandingkan dirinya. Maaf telah membunuhnya." Aji Kala Karna berbasa-basi."Raut wajahmu yang te
Benteng besar perak dan semua penduduk, pasukan serta raja Swarnabhumi yang terhapus oleh jarum waktu milik Indrajit Maghanada telah kembali hidup. Mereka semua saling melihat satu sama lain dengan tatapan bingung."Raja? A–apa yang terjadi? Kenapa kita semua kembali hidup?" Tanya seorang prajurit."Arya Santanu, apa ini perbuatanmu?" Raja Swarnabhumi masih sangat bingung.Yang Maha Kuasa telah mengembalikan orang-orang itu, namun ia tidak bisa mengembalikan mereka yang tewas sebelum Indrajit Maghanada menggunakan teknik ruang dan waktunya. Beberapa daerah yang hancur oleh sepuluh Rakshasa Buto juga kembali pulih. Namun tidak dengan orang-orangnya yang tewas akibat kejadian itu. Dewi Sari Kencana dan Larasati juga tidak bisa dihidupkan kembali karena mereka tewas sebelum Indrajit Maghanada menggunakan elemen waktu.Yang Maha Kuasa memisahkan dirinya dari tubuh Arya Santanu. Pemuda itu kembali mendapatkan dirinya dan berubah menjadi Arya
"Menakjubkan! Akhirnya kau datang juga!" Indrajit Maghanada sangat menunggu kehadiran Yang Maha Kuasa."Ada apa? Kau terlihat senang sekali dengan kehadiranku? Yang Maha Kuasa merasa Indrajit aneh."Aku akhirnya bisa membunuh-Mu! Aku bisa menjadi Yang Maha Kuasa dan menduduki takhta tertinggi dari seluruh penciptaan!" Indrajit Maghanada menjadi begitu bersemangat."Tunggu sebentar, kambing gila! Kau berpikir bisa mengkudeta diriku?" Yang Maha Kuasa merasa pikiran makhluk kotor satu ini sudah tidak bisa dibersihkan.Indrajit Maghanada mencengkeram tubuh Yang Maha Kuasa dengan elemen ruang dan membuatnya tidak berdaya melawan gravitasi super kuat yang mengekang tubuh Dzat nomor satu di multisemesta itu. "Aku adalah pengendali ruang dan waktu. Aku yang lebih pantas memimpin multisemesta dan para dunia bawah dan dunia para dewa!" Indrajit Maghanada mengulurkan tangan kirinya ke depan. Dari telapak tangannya, ia menciptakan sebuah j
Kedua mata Indrajit Maghanada mengeluarkan cahaya hijau terang. Iblis itu terus berteriak sangat keras hingga membuka ribuan portal dimensi ruang dan waktu di sekitarnya. Ribuan varian atau wujud diri dari Indrajit Maghanada dari berbagai dimensi waktu dan alam semesta berkumpul di sekitar Arya Santanu."Apa yang terjadi? Kenapa banyak sekali Indrajit Maghanada?" Arya Santanu terkejut akan kemunculan mereka."Sudah kubilang, aku tidak akan mati!" Indrajit Maghanada meminta kepada para dirinya yang lain untuk menyumbangkan jiwa mereka.Satu per satu, para Indrajit itu melebur dirinya dan memberikan jiwa serta kekuatannya kepada Indrajit Maghanada yang sedang dicekik oleh Arya Santanu. Kekuatan besar mengalir deras secara terus-menerus ketika para Indrajit lainnya mulai menyatu dengan Indrajit gila itu. Cengkeraman tangan dari Arya Santanu semakin melemah, tubuh dari Indrajit menjadi lebih tinggi dan lebih besar dari sebelumnya.
Hati Arya Santanu seperti baru disiram oleh air sejuk. Ia tertegun untuk sesaat dan menundukkan kepalanya sambil tersenyum kecil. Untuk sesaat dirinya seakan hanyut dalam sebuah penantian panjang yang akhirnya telah ia temukan jawabannya. "Kau…?" Arya Santanu menatap Ki Janggan Nayantaka."Akhirnya kau tersenyum. Bagaimana bila kita berpindah tempat," ucap Ki Janggan Nayantaka. Ia menjentikkan jarinya.SNAP!!!Dalam sekejap keduanya berpindah ke tempat yang lebih terang dan seluruhnya hanyalah berwarna putih. Ki Janggan Nayantaka merubah kembali wujudnya ke dalam bentuk cahaya terang. "Maaf, aku tidak mengenalimu sama sekali," ucap Arya Santanu."Aku tidak apa-apa. Yang terpenting orang yang telah melupakan-Ku tidaklah melupakan dirinya. Banyak dari mereka yang kehilangan arah setelah melupakan-Ku, lalu perlahan mereka juga melupakan diri mereka sendiri. Bukankah itu adalah hal yang mengerikan?" Yang Maha Kuasa akhirnya menunju
Arya Santanu tidak membalas perkataan dari Indrajit Maghanada. Ketika asal hitam mengepul keluar dari mulutnya, ia seakan telah menghilang dari tubuhnya dan tinggal hanya tersisa sebuah cangkang kosong saja. Rasa sakit dari masa lalu pun hadir kembali. Adik tercintanya yang tewas di desanya membuat ia mengenang genangan darah dari tubuh anak kecil yang telah hidup bersama dirinya, meski pun ia hanyalah saudara tirinya. Lalu rasa sakit lainnya ketika ia harus menguburkan teman yang ia temui diperjalanan membuat dirinya semakin tersudut di ujung ruangan. Larasati tidak sepantasnya mati dengan cara seperti itu. Arya Santanu merasa bersalah atas perginya wanita itu. "Aku tidak bisa menerima kematian lagi…." Arya Santanu bergelut dengan pikiran negatifnya di sudut terdalam alam bawah sadarnya. "Dewi Sari Kencana, Asura, Ki Janggan Nayantaka, dua adikku yang tercinta, Larasati, ayah… dan ibu." Arya Santanu terus memikirkan semua orang-orang itu. Pik
"Sangat disayangkan, tapi kali ini aku akan menang," ucap Indrajit Maghanada sambil tersenyum kecil. "Terserah kau saja!" Arya Santanu waspada dengan apa yang akan dilakukan oleh iblis itu.Indrajit Maghanada bergerak dengan menarik ruang dan waktu ke dirinya. Dengan begitu, ia bisa muncul di hadapan Arya Santanu dan menyentil dahi pemuda itu dengan segenap kekuatan yang ia miliki.PLAK!!!Alhasil, Arya Santanu terlempar ke belakang hingga menghantam permukaan tanah berkali-kali. Ia terhempas sangat jauh hingga menghantam tebing tempat Aji Sangkala bangkit. Arya Santanu tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya untuk menahan atau menghentikan laju tubuhnya. Ia seperti terseret oleh arus udara dan tidak bisa melawan energi besar dari sentilan tangan Indrajit Maghanada."Bagaimana? Inilah kekuatanku yang asli. Begitu tak terbatas!" Indrajit Maghanada muncul kembali di hadapan Arya Santanu."Yah, sentilanmu sangat menyakit
"Kita harus melakukan sesuatu dengan bola energi itu!" Ucap Asura."Bila kita melawannya dengan kekuatan, ledakan besar dari bola energi itu bisa meluluhlantakkan seluruh daratan Swarnadwipa," ujar Aji Sangkala."Lalu apa yang harus kita lakukan?" Arya Santanu membidik bola energi itu menggunakan panah petir hitam miliknya. "Lemparkan bola itu ke angkasa!" Aji Sangkala memiliki ide bagus."Aku mengerti," jawab Arya Santanu.Ia segera mengubah panah petir hitam menjadi panah cahaya. Arya Santanu menembakkan satu anak panah ke arah langit, lalu ia menembakkan satu anak panah lagi ke arah bola energi tersebut. WUSH!!!Ketika bola energi para Rakshasa Buto menghantam panah cahaya milik Arya Santanu, bola energi menghilang dan berpindah ke tempat panah cahaya yang melesak ke angkasa berada. Bola energi tersebut dipindahkan Arya Santanu ke angkasa untuk menghindari dampak ledakan yang sungguh luar biasa. Dan bebera
Sepuluh persen kekuatannya meningkat secara drastis. Energi tersebut meluap dan terlihat seperti sebuah selubung asap putih di sekitar tubuh Arya Santanu. Namun yang paling jelas dirasakan adalah udara dan permukaan tanah disekitar dirinya yang seakan terangkat dan terus mengalirkan angin lembut.Arya Santanu melipat keempat jari kanannya dan hanya membiarkan satu jari telunjuk saja yang menunjuk. Ia memusatkan energi cahaya yang begitu besar di satu jari tersebut. "Hancurlah!" Arya Santanu berpindah tempat dengan sangat cepat. Ia langsung mengayunkan telunjuk kanannya ke arah dada kanan Indrajit Maghanada. WUSH!!!DUUUM!!!DUUUAR!!!BRUUUAR!!!Serangan tersebut menembakkan sebuah energi besar yang terlempar dari satu jari Arya Santanu ke arah depan. Seketika permukaan tanah terbelah dan menggulung menjadi dua bagian. Tercipta sebuah kawah besar seperti aliran sungai yang panjangnya mencapai sepuluh kilometer
Dengan cepat rantai-rantai tersebut menarik jiwa milik Arya Santanu dan membaginya menjadi ratusan buah. Seluruh jiwa Arya Santanu tersebut ditarik paksa menuju ke dalam cermin dimensi dan disegel sepenuhnya. "Bagaimana rasanya mati dengan cara jiwamu dimutilasi hingga ratusan bagian!" HAHAHAHA!!!Indrajit Hitam tertawa sangat keras ketika melihat tubuh dari Arya Santanu perlahan menjadi lapuk dan membusuk. Pemuda itu sudah tidak bergerak. Ia mati sepenuhnya. "Apa ia sudah mati?" Tanya Indrajit Putih."Tentu saja! Aku pastikan ia mati dan tidak akan berkoar lagi!" Indrajit Hitam merasa senang dengan rencana itu. Sayangnya, ia yang menguasai dunia peralihan tidak bisa dibunuh dengan mudahnya. "Kau mungkin belum kuberitahu tentang apa itu dimensi peralihan. Maaf, itu salahku." Tiba-tiba Arya Santanu kembali muncul di belakang kedua Indrajit tersebut. Ia kembali dari kematian, atau lebih tepatnya melakukan trik kotor u