"Dewi…." Arya Santanu merasa menyesal.Awan hitam yang sedari tadi berkumpul memberikan penghormatannya dengan hujan yang turun lumayan deras membasahi medan perang. Arya Santanu masih terus mendekap erat temannya. Ia telah datang terlambat dan tidak mampu menyelamatkan Dewi Sari Kencana.Asura terlihat menundukkan kepalanya. Air matanya bercampur dengan hujan yang turun. Sayup matanya menunjukkan penyesalan yang begitu besar di dalam dirinya. Asura seperti orang bodoh yang tidak bisa berbuat apa-apa. Ia merasa gagal untuk melindungi temannya. "Aji Sangkala, kau akhirnya datang. Sudah lama aku ingin menyapamu." Aji Kala Karna menyapa saudara kandungnya. "Kau terlihat tidak berubah sama sekali, padahal seratus tahun sudah berlalu." Aji Sangkala berdiri dan mendekati Aji Kala Karna. Ia berhenti di jarak lima puluh meter. "Wanita itu sangat luar biasa. Namun sayangnya, aku jauh lebih kuat dibandingkan dirinya. Maaf telah membunuhnya." Aji Kala Karna berbasa-basi."Raut wajahmu yang te
Dari belahan timur Nuswantara hingga ke barat sampai Swarnadwipa, sepuluh Rakshasa Penguasa elemen bangkit dari dalam bumi. Rakshasa elemen api menyeruak keluar dari gunung besar di dekat kerajaan Nuswapala, wilayah timur dari Yawadwipa. AAAAAARRRHHHH!!!Raungan keras menggema ke seluruh kerajaan Nuswapala. Seluruh penduduk berhamburan keluar menyelamatkan diri dan menjauhi wilayah gunung api yang telah hancur dengan memuntahkan lahar panas dan batu-batu besar ke langit. AKU!!!BEBAS!!!Rakshasa api yang disebut sebagai Agnishura mengapung dan membuat seluruh wilayah Nuswapala gemetar ketakutan. Di wilayah perairan utara Yawadwipa, gelombang besar menghantam daratan Yawadwipa bagian utara dan bagian selatan dari Kalimanthana. Pusaran air raksasa menggulung dan bersatu membentuk satu wujud raksasa yang berasal dari air. AKHIRNYA!!!BEBAS!!!Rakshasa air bernama Varushura menyeruak dari dalam lautan. Ia berdiri dengan gagahnya hingga mencapai tinggi 500 meter. Raungannya menggema da
"Kakek, bagaimana rasanya bisa bebas?" Tanya Asura."Oh, aku sangat senang. Seluruh tubuhku terasa kaku. Persendian dan ototku terasa keram. Siapa yang telah membangkitkanku? Apa itu kau?" Bratashura bertanya balik."Bukan, tapi musuh." Asura menatap kakek buyutnya. "Musuh? Apa maksudmu? Siapa musuhnya? Para dewa?" Bratashura masih berpikir bila perang antara bangsa iblis dan para dewa masih berlangsung."Bukan, tapi cicitmu yang lain. Ia melakukan hal gila yang sudah kau dan para dewa hentikan ratusan juta tahun yang lalu. Namanya adalah Indrajit Maghanada. Ia ingin menguasai ketiga dunia dan menjadi raja ketiganya," jelas Asura.Bratashura masih belum mengerti kenapa ia sampai dipanggil kembali oleh Indrajit Maghanada. Setelah perang besar antara dua bangsa tersebut berakhir, sepuluh iblis penguasa elemen memilih untuk merelakan diri mereka di segel di dalam bumi hingga kiamat tiba. Kesepakatan ini terjadi antara Bratashura dan dewa Wisnu. "Jadi, ia ingin memicu perang yang telah
"Ayo serang!" Arya Santanu memberi aba-aba. Ia yang mengendalikan Rakshasa Kesatria Cahaya Api. Pedang di tangan kanan menebas lengan tangan kiri milik Bratashura hingga putus dan jatuh ke permukaan tanah.SLASH!!!DUUUM!!!Karena besar lengan tersebut menyamai besarnya sebuah istana, suara gemuruh yang dihasilkan serta dentuman dan getaran tanahnya begitu besar.Pedang di sebelah kiri langsung menusuk jantung Bratashura hingga tembus ke belakang punggungnya. JLEB!!!"Dengan ini, semuanya akan bera–," tiba-tiba Asura terkejut dengan serangan yang dilancarkan oleh Bratashura. "Dari bawah!" Teriak Arya Santanu.Permukaan tanah yang berada di bawah kaki Rakshasa Kesatria Cahaya Api menarik tubuh besar itu untuk masuk ke dalam tanah. Dari arah atas, Bratashura mengubah tangan kanannya menjadi begitu besar dan mulai menghantam kepala dari Kesatria Cahaya Api.BRAK!!!BRAK!!!BRAK!!!Tiga kali hantaman di kepala Kesatria Cahaya Api disematkan oleh Bratashura. "Kita terhisap masuk ke dal
"Semua pasukan, potong-potong tubuh mereka!" Dewa Indra telah memberikan perintahnya. Puluhan ribu pasukan Swargaloka lekas menyerang delapan Rakshasa Penguasa Sepuluh Elemen. DUUUM!!!DUUUAR!!!BRUUUAR!!!Dentuman demi dentuman silih berganti terdengar di seluruh medan perang. Kengerian yang begitu luar biasa dibandingkan saat mempertahankan ibukota emas. "Apa kalian berdua memiliki cara tercepat untuk membunuh mereka semua?" Ki Janggan Nayantaka menoleh ke arah Arya Santanu dan Asura. "Tentu saja, yaitu dengan menggunakan Kesatria Cahaya Api!" Asura begitu bersemangat.Arya Santanu segera kembali ke dalam Kesatria Cahaya Api. Ia memegang kendali penuh untuk mengendalikan Rakshasa tersebut. Aji Sangkala yang tahu benar ide gila itu pasti datang dari Arya Santanu langsung juga ikut serta menciptakan Rakshasa miliknya sendiri. Dengan bantuan Ki Janggan Nayantaka yang berdiri di sampingnya, energi keduanya ber
Jarum tersebut menusuk permukaan meteor besar dan terus merangsak masuk menuju ke inti meteor. Ketika telah berada di dalam inti, jarum tersebut berhenti dan menggembung menjadi sebuah gelembung cahaya yang terus membesar. Ia menghisap energi alam di sekitar meteor tersebut. Jarum cahaya terus membesar dan kian besar hingga menghancurkan dinding batu disekitarnya. "Satu… dua… tiga!!!" Hitungan dari Arya Santanu menandai kehancuran meteor besar tersebut.DUUUM!!!DUUUAR!!!Jarum kecil tadi menjelma menjadi bola cahaya raksasa yang melebihi besar meteor tersebut. Cahayanya begitu terang hingga membuat silau kedua mata Arya Santanu dan Asura. Dengan cepat, Arya Santanu segera menjentikkan jarinya. Seketika bola cahaya tersebut pecah perlahan dan hilang dalam udara. "Akhirnya selesai juga." Asura merasa sangat lelah. Arya Santanu segera membawa temannya turun menuju ke tempat Aji Sangkala dan Ki Jangg
"Sangat merepotkan, tapi mari kita akhiri perang selama seratus tahun ini!" Aji Sangkala melesak cepat ke arah Hashura."Dengan senang hati!" Hashura ikut melesak dan mengarah langsung ke arah datangnya Aji Sangkala.Keduanya saling mengayunkan tinju mereka. Petir putih yang diselimuti oleh energi maha dahsyat mengarah langsung ke Hashura.Begitu pun tinju yang diselubungi oleh energi kegelapan juga mengarah langsung ke Aji Sangkala.DUUUM!!!BRUUUAR!!!Kedua tinju tersebut saling bertabrakan satu sama lain. Gelombang kejut yang begitu besar tercipta dan berpendar cepat menggulung permukaan tanah dan udara sekitarnya. Suara dentuman yang cukup besar pun terdengar hingga jarak puluhan kilometer. Ki Janggan Nayantaka sampai memperkokoh kubahnya lagi saat terkena dampak dari gelombang kejut. "Luar biasa. Mereka berdua bisa menggetarkan seluruh daratan hanya dengan beradu tinju." Ki Janggan Nayantaka merasa bila pertarungan
JLEB!!!AAAARGH!!!Arya Santanu menusuk punggung Hashura menggunakan tombak cahaya hingga tembus ke bagian dada. Hashura tidak menduga serangan tersebut. Terlebih lagi serangan itu menjadi melebar dan menjalar ke sekujur tubuhnya. "Apa yang terjadi!""Tombak cahayanya menyebarkan akar-akar kecil?" Hashura terkejut. Arya Santanu mundur dan mengaktifkan serangannya dari jarak jauh. Tombak tersebut merambat bagaikan ajar tumbuhan di dalam tubuh Hashura. Guna dari akar-akar cahaya tersebut adalah untuk menekan energi milik Hashura. "Teknik pengekang jiwa; segel pengurung ruh!" Perlahan tubuh Hashura dikuasai oleh bercak-bercak cahaya yang terlihat seperti bentuk saraf darah yang bercahaya. Tombak cahaya yang menusuk Hashura pun mengecil dan meresap masuk ke dalam iblis tersebut. Tombak itu berubah menjadi kristal cahaya berbentuk bulat yang menjadi inti dari teknik segel tersebut. "Bila kau