JLEB!!!
AAAARGH!!!Arya Santanu menusuk punggung Hashura menggunakan tombak cahaya hingga tembus ke bagian dada.Hashura tidak menduga serangan tersebut. Terlebih lagi serangan itu menjadi melebar dan menjalar ke sekujur tubuhnya."Apa yang terjadi!""Tombak cahayanya menyebarkan akar-akar kecil?" Hashura terkejut.Arya Santanu mundur dan mengaktifkan serangannya dari jarak jauh. Tombak tersebut merambat bagaikan ajar tumbuhan di dalam tubuh Hashura. Guna dari akar-akar cahaya tersebut adalah untuk menekan energi milik Hashura."Teknik pengekang jiwa; segel pengurung ruh!"Perlahan tubuh Hashura dikuasai oleh bercak-bercak cahaya yang terlihat seperti bentuk saraf darah yang bercahaya.Tombak cahaya yang menusuk Hashura pun mengecil dan meresap masuk ke dalam iblis tersebut. Tombak itu berubah menjadi kristal cahaya berbentuk bulat yang menjadi inti dari teknik segel tersebut."Bila kau"Aku juga akan menghajar iblis bodoh itu!" Asura yang turut kesal akan kematian Ki Janggan Nayantaka langsung mengerahkan kekuatannya hingga mencapai 10%. Namun sebelum ia menyerang iblis itu, Indrajit Maghanada malah melemparkan Asura ke dimensi lain dengan membawa serta dirinya yang telah membelah diri menjadi dua tubuh. "Kau harus ikut denganku!" Tiba-tiba bayangan diri Indrajit yang lain muncul di belakang Asura dan langsung menyergap dan menariknya ke dimensi lain. "A–Apa yang terjadi? Kenapa aku ada di sini!" Asura terkejut saat ia telah berpindah tempat. "Selamat datang di dimensi negatif milikku. Di dunia ini, aku adalah penguasanya," ungkap Indrajit hitam. Wujud bayangan diri dari Indrajit yang menyeret Asura memiliki wujud hitam pucat. Sedangkan bayangan diri yang sedang melawan Arya Santanu memiliki wujud diri berwarna putih pucat. "Tempat ini, jangan-jangan mirip dengan dunia perali
"Maaf, aku tidak tahu kau siapa." Semangat Arya Santanu telah sirna. Kematiannya membuat ia tidak memiliki gairah untuk kembali bertarung."Bukankah langitnya begitu indah? Atau hanya aku di sini yang mengira pemandangan di dunia ini indah?" Sosok itu duduk di sebuah batu besar, tidak jauh dari Arya Santanu."Maaf, aku tidak bermaksud kurang sopan. Tapi aku sedang memikirkan mereka semua yang berada di dunia orang hidup," ungkap Arya Santanu."Ayahmu, Asura, Swarnabhumi, Nuswantara dan Indrajit Maghanada. Mereka semua adalah orang-orang dan sesuatu hal yang terus kau pikirkan. Kau berharap bisa menolong mereka semua dan membunuh penyebab masalah itu. Tapi, kau melupakan hal yang penting," ucap sosok berjubah putih."Apa maksudmu? Apa yang aku lupakan?" Tanya Arya Santanu."Kebebasan, keyakinan dan kepercayaan. Kau seperti terbelenggu dengan semua kewajiban yang sebenarnya bukan berada di pundakmu. Kau juga tidak meyakini setiap masalah ya
Jeritan dan teriakan dari Indrajit Hitam menggema sangat keras. Dengan adanya Asura didekatnya, suhu di sekitar dirinya naik hingga mencapai 100 derajat Celsius. Belum lagi ia mendapatkan hadiah berupa tusukan di dada. KAU?!Indrajit Hitam tidak tahu bila segel milik Asura juga berlapis tujuh. "Kau menggunakan enam segel lainnya?!" Indrajit Hitam terkejut."Teknik segel delapan penjuru surga!""Teknik segel empat pengekang dimensi ruang!""Teknik segel delapan pengekang ruh!"Asura terus menambah teknik segel miliknya sampai ia menjadikan 50% energinya yang lain untuk menjadi tumbal atas segel-segel mengerikan itu. "Kau mencoba untuk menumbalkan dirimu?!" Indrajit Hitam tidak bisa bergerak. Ia terjebak di dalam tujuh segel terlarang tingkatan para Dewata milik Asura."Bila aku mati, kau harus ikut denganku!" Asura mencekik leher dari iblis itu. Perlahan tubuhnya kian menjadi panas. Suhu tub
"Menyedihkan, kalian semua ingin membunuhku hanya dengan semangat menggebu-gebu saja?" Indrajit Maghanada berdiri dengan gagah setelah berhasil menumbangkan para pasukan Bhayangkara.Seluruh anggota pasukan Bhayangkara terlihat begitu kesulitan untuk melawan Indrajit Maghanada. Bahkan kematian beberapa dari mereka dan pasukan lainnya tidak bisa dielakkan. Widura Sri Mada yang menjadi jenderal perang mereka pun juga tersungkur tidak berdaya setelah mengeluarkan kekuatan elemen emasnya. Menyulitkan bagi dirinya untuk melawan sosok yang mampu mengendalikan waktu seenak dirinya sendiri."Kau benar-benar menyebalkan!" Widura mencoba untuk berdiri kembali."Kau masih belum menyerah? Baguslah, silahkan datang lagi dan coba pukul aku," ucap Indrajit Maghanada.Widura Sri Mada tahu benar bila dirinya tidak akan bisa menang melawan iblis itu. Namun saat ini prioritasnya bukanlah kemenangan, ia harus melindungi pasukan, raja, rakyat dan tanah airny
Ikat kepala putih dengan simbol Lokapala berwarna hitam menyimbolkan perlindungan dewa yang menjaga delapan arah mata angin dan satu dewa yang menjaga dunia atas. Lalu indahnya jubah putih dengan guratan corak hitam tergerai bersamaan dengan ujung ikat kepala yang melambai-lambai saat tertiup angin. Sosok itu berdiri dengan gagahnya memandangi para pasukan yang hadir di sana. Tatapannya penuh harapan. Raut wajahnya yang bersih dan tampak bersinar, membuat semua yang melihatnya begitu terkejut akan kehadirannya. "Bagaimana mungkin?! Kenapa kau bisa berada di sini!" Indrajit Maghanada merasa terkejut akan kemunculan dari musuhnya yang telah ia bunuh sebelumnya. "Anggap saja aku adalah cara yang tak terduga milik Yang Maha Kuasa. Dan juga, aku datang untuk membalaskan dendam ayahku, kedua adikku, teman-temanku, kerajaanku, dan juga diriku sendiri," ungkap Arya Santanu."Dasar kurang ajar! Kau lebih pantas di alam baka ketimbang bera
"Apa kau tahu dari mana aku mendapatkan elemen api hitam ini? Seharusnya kau mengenalnya. Hanya ada satu iblis yang diperbolehkan menggunakannya," ucap Arya Santanu.Indrajit Maghanada terkejut ketika mengingat sesuatu hal. "Pusaka terkuat dari neraka yang dimiliki oleh kakek buyut kami yang mendapatkan anugerah terbesar dari Yang Maha Kuasa. Hanya para raja dunia bawah yang bisa mengakses senjata pusaka itu!" Indrajit Maghanada tidak mengira bila ia bisa menyaksikan bentuk dari senjata pusaka tersebut. "Asura memiliki kunci untuk membuka pusaka terpendam milik kaum iblis. Dan elemen cahaya ini adalah manifestasi dari elemen petir putih milik Aji Sangkala yang merupakan wujud diriku di masa lalu. Kau benar bila menduga bahwa Asura dan Aji Sangkala menitipkan senjata mereka kepadaku." Arya Santanu menatap tajam iblis itu."Tidak mungkin! Lalu apa yang terjadi dengan Kak Asura? Di mana ia sekarang!" Indrajit Maghanada merasa penasaran."A
"Kurang ajar! Cara ia membunuh mereka semua tidak bisa diprediksi! Pergerakannya begitu cepat dan tidak terlihat!" Indrajit Maghanada merasa kesal.Di lain tempat, raja Swarnabhumi meminta seluruh pasukan yang berada di luar benteng besar perak untuk mundur dan masuk ke dalam benteng. Ia tidak ingin ada yang terluka lagi dan sesegera mungkin menutup benteng besar perak dengan teknik pelindung empat penjuru milik Arya Santanu."Teknik pelindung cahaya; pilar empat penjuru!" Raja Swarnabhumi langsung menggabungkan kedua telapak tangannya dan mengaktifkan pelindung tersebut. Ia diajarkan cara untuk membuat pelindung tersebut dari anaknya. Empat pilar cahaya muncul secara bersamaan dan menyebarkan lapisan energi cahaya yang membentuk tabir pelindung tipis ke empat penjuru. Bahkan bagian atap dari pelindung empat penjuru itu juga menutup. "Arya Santanu, aku serahkan nasib Swarnabhumi dan Nuswantara ini kepadamu. Aku percaya kau bisa membunu
Dengan cepat rantai-rantai tersebut menarik jiwa milik Arya Santanu dan membaginya menjadi ratusan buah. Seluruh jiwa Arya Santanu tersebut ditarik paksa menuju ke dalam cermin dimensi dan disegel sepenuhnya. "Bagaimana rasanya mati dengan cara jiwamu dimutilasi hingga ratusan bagian!" HAHAHAHA!!!Indrajit Hitam tertawa sangat keras ketika melihat tubuh dari Arya Santanu perlahan menjadi lapuk dan membusuk. Pemuda itu sudah tidak bergerak. Ia mati sepenuhnya. "Apa ia sudah mati?" Tanya Indrajit Putih."Tentu saja! Aku pastikan ia mati dan tidak akan berkoar lagi!" Indrajit Hitam merasa senang dengan rencana itu. Sayangnya, ia yang menguasai dunia peralihan tidak bisa dibunuh dengan mudahnya. "Kau mungkin belum kuberitahu tentang apa itu dimensi peralihan. Maaf, itu salahku." Tiba-tiba Arya Santanu kembali muncul di belakang kedua Indrajit tersebut. Ia kembali dari kematian, atau lebih tepatnya melakukan trik kotor u
Benteng besar perak dan semua penduduk, pasukan serta raja Swarnabhumi yang terhapus oleh jarum waktu milik Indrajit Maghanada telah kembali hidup. Mereka semua saling melihat satu sama lain dengan tatapan bingung."Raja? A–apa yang terjadi? Kenapa kita semua kembali hidup?" Tanya seorang prajurit."Arya Santanu, apa ini perbuatanmu?" Raja Swarnabhumi masih sangat bingung.Yang Maha Kuasa telah mengembalikan orang-orang itu, namun ia tidak bisa mengembalikan mereka yang tewas sebelum Indrajit Maghanada menggunakan teknik ruang dan waktunya. Beberapa daerah yang hancur oleh sepuluh Rakshasa Buto juga kembali pulih. Namun tidak dengan orang-orangnya yang tewas akibat kejadian itu. Dewi Sari Kencana dan Larasati juga tidak bisa dihidupkan kembali karena mereka tewas sebelum Indrajit Maghanada menggunakan elemen waktu.Yang Maha Kuasa memisahkan dirinya dari tubuh Arya Santanu. Pemuda itu kembali mendapatkan dirinya dan berubah menjadi Arya
"Menakjubkan! Akhirnya kau datang juga!" Indrajit Maghanada sangat menunggu kehadiran Yang Maha Kuasa."Ada apa? Kau terlihat senang sekali dengan kehadiranku? Yang Maha Kuasa merasa Indrajit aneh."Aku akhirnya bisa membunuh-Mu! Aku bisa menjadi Yang Maha Kuasa dan menduduki takhta tertinggi dari seluruh penciptaan!" Indrajit Maghanada menjadi begitu bersemangat."Tunggu sebentar, kambing gila! Kau berpikir bisa mengkudeta diriku?" Yang Maha Kuasa merasa pikiran makhluk kotor satu ini sudah tidak bisa dibersihkan.Indrajit Maghanada mencengkeram tubuh Yang Maha Kuasa dengan elemen ruang dan membuatnya tidak berdaya melawan gravitasi super kuat yang mengekang tubuh Dzat nomor satu di multisemesta itu. "Aku adalah pengendali ruang dan waktu. Aku yang lebih pantas memimpin multisemesta dan para dunia bawah dan dunia para dewa!" Indrajit Maghanada mengulurkan tangan kirinya ke depan. Dari telapak tangannya, ia menciptakan sebuah j
Kedua mata Indrajit Maghanada mengeluarkan cahaya hijau terang. Iblis itu terus berteriak sangat keras hingga membuka ribuan portal dimensi ruang dan waktu di sekitarnya. Ribuan varian atau wujud diri dari Indrajit Maghanada dari berbagai dimensi waktu dan alam semesta berkumpul di sekitar Arya Santanu."Apa yang terjadi? Kenapa banyak sekali Indrajit Maghanada?" Arya Santanu terkejut akan kemunculan mereka."Sudah kubilang, aku tidak akan mati!" Indrajit Maghanada meminta kepada para dirinya yang lain untuk menyumbangkan jiwa mereka.Satu per satu, para Indrajit itu melebur dirinya dan memberikan jiwa serta kekuatannya kepada Indrajit Maghanada yang sedang dicekik oleh Arya Santanu. Kekuatan besar mengalir deras secara terus-menerus ketika para Indrajit lainnya mulai menyatu dengan Indrajit gila itu. Cengkeraman tangan dari Arya Santanu semakin melemah, tubuh dari Indrajit menjadi lebih tinggi dan lebih besar dari sebelumnya.
Hati Arya Santanu seperti baru disiram oleh air sejuk. Ia tertegun untuk sesaat dan menundukkan kepalanya sambil tersenyum kecil. Untuk sesaat dirinya seakan hanyut dalam sebuah penantian panjang yang akhirnya telah ia temukan jawabannya. "Kau…?" Arya Santanu menatap Ki Janggan Nayantaka."Akhirnya kau tersenyum. Bagaimana bila kita berpindah tempat," ucap Ki Janggan Nayantaka. Ia menjentikkan jarinya.SNAP!!!Dalam sekejap keduanya berpindah ke tempat yang lebih terang dan seluruhnya hanyalah berwarna putih. Ki Janggan Nayantaka merubah kembali wujudnya ke dalam bentuk cahaya terang. "Maaf, aku tidak mengenalimu sama sekali," ucap Arya Santanu."Aku tidak apa-apa. Yang terpenting orang yang telah melupakan-Ku tidaklah melupakan dirinya. Banyak dari mereka yang kehilangan arah setelah melupakan-Ku, lalu perlahan mereka juga melupakan diri mereka sendiri. Bukankah itu adalah hal yang mengerikan?" Yang Maha Kuasa akhirnya menunju
Arya Santanu tidak membalas perkataan dari Indrajit Maghanada. Ketika asal hitam mengepul keluar dari mulutnya, ia seakan telah menghilang dari tubuhnya dan tinggal hanya tersisa sebuah cangkang kosong saja. Rasa sakit dari masa lalu pun hadir kembali. Adik tercintanya yang tewas di desanya membuat ia mengenang genangan darah dari tubuh anak kecil yang telah hidup bersama dirinya, meski pun ia hanyalah saudara tirinya. Lalu rasa sakit lainnya ketika ia harus menguburkan teman yang ia temui diperjalanan membuat dirinya semakin tersudut di ujung ruangan. Larasati tidak sepantasnya mati dengan cara seperti itu. Arya Santanu merasa bersalah atas perginya wanita itu. "Aku tidak bisa menerima kematian lagi…." Arya Santanu bergelut dengan pikiran negatifnya di sudut terdalam alam bawah sadarnya. "Dewi Sari Kencana, Asura, Ki Janggan Nayantaka, dua adikku yang tercinta, Larasati, ayah… dan ibu." Arya Santanu terus memikirkan semua orang-orang itu. Pik
"Sangat disayangkan, tapi kali ini aku akan menang," ucap Indrajit Maghanada sambil tersenyum kecil. "Terserah kau saja!" Arya Santanu waspada dengan apa yang akan dilakukan oleh iblis itu.Indrajit Maghanada bergerak dengan menarik ruang dan waktu ke dirinya. Dengan begitu, ia bisa muncul di hadapan Arya Santanu dan menyentil dahi pemuda itu dengan segenap kekuatan yang ia miliki.PLAK!!!Alhasil, Arya Santanu terlempar ke belakang hingga menghantam permukaan tanah berkali-kali. Ia terhempas sangat jauh hingga menghantam tebing tempat Aji Sangkala bangkit. Arya Santanu tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya untuk menahan atau menghentikan laju tubuhnya. Ia seperti terseret oleh arus udara dan tidak bisa melawan energi besar dari sentilan tangan Indrajit Maghanada."Bagaimana? Inilah kekuatanku yang asli. Begitu tak terbatas!" Indrajit Maghanada muncul kembali di hadapan Arya Santanu."Yah, sentilanmu sangat menyakit
"Kita harus melakukan sesuatu dengan bola energi itu!" Ucap Asura."Bila kita melawannya dengan kekuatan, ledakan besar dari bola energi itu bisa meluluhlantakkan seluruh daratan Swarnadwipa," ujar Aji Sangkala."Lalu apa yang harus kita lakukan?" Arya Santanu membidik bola energi itu menggunakan panah petir hitam miliknya. "Lemparkan bola itu ke angkasa!" Aji Sangkala memiliki ide bagus."Aku mengerti," jawab Arya Santanu.Ia segera mengubah panah petir hitam menjadi panah cahaya. Arya Santanu menembakkan satu anak panah ke arah langit, lalu ia menembakkan satu anak panah lagi ke arah bola energi tersebut. WUSH!!!Ketika bola energi para Rakshasa Buto menghantam panah cahaya milik Arya Santanu, bola energi menghilang dan berpindah ke tempat panah cahaya yang melesak ke angkasa berada. Bola energi tersebut dipindahkan Arya Santanu ke angkasa untuk menghindari dampak ledakan yang sungguh luar biasa. Dan bebera
Sepuluh persen kekuatannya meningkat secara drastis. Energi tersebut meluap dan terlihat seperti sebuah selubung asap putih di sekitar tubuh Arya Santanu. Namun yang paling jelas dirasakan adalah udara dan permukaan tanah disekitar dirinya yang seakan terangkat dan terus mengalirkan angin lembut.Arya Santanu melipat keempat jari kanannya dan hanya membiarkan satu jari telunjuk saja yang menunjuk. Ia memusatkan energi cahaya yang begitu besar di satu jari tersebut. "Hancurlah!" Arya Santanu berpindah tempat dengan sangat cepat. Ia langsung mengayunkan telunjuk kanannya ke arah dada kanan Indrajit Maghanada. WUSH!!!DUUUM!!!DUUUAR!!!BRUUUAR!!!Serangan tersebut menembakkan sebuah energi besar yang terlempar dari satu jari Arya Santanu ke arah depan. Seketika permukaan tanah terbelah dan menggulung menjadi dua bagian. Tercipta sebuah kawah besar seperti aliran sungai yang panjangnya mencapai sepuluh kilometer
Dengan cepat rantai-rantai tersebut menarik jiwa milik Arya Santanu dan membaginya menjadi ratusan buah. Seluruh jiwa Arya Santanu tersebut ditarik paksa menuju ke dalam cermin dimensi dan disegel sepenuhnya. "Bagaimana rasanya mati dengan cara jiwamu dimutilasi hingga ratusan bagian!" HAHAHAHA!!!Indrajit Hitam tertawa sangat keras ketika melihat tubuh dari Arya Santanu perlahan menjadi lapuk dan membusuk. Pemuda itu sudah tidak bergerak. Ia mati sepenuhnya. "Apa ia sudah mati?" Tanya Indrajit Putih."Tentu saja! Aku pastikan ia mati dan tidak akan berkoar lagi!" Indrajit Hitam merasa senang dengan rencana itu. Sayangnya, ia yang menguasai dunia peralihan tidak bisa dibunuh dengan mudahnya. "Kau mungkin belum kuberitahu tentang apa itu dimensi peralihan. Maaf, itu salahku." Tiba-tiba Arya Santanu kembali muncul di belakang kedua Indrajit tersebut. Ia kembali dari kematian, atau lebih tepatnya melakukan trik kotor u