"Semua pasukan, potong-potong tubuh mereka!" Dewa Indra telah memberikan perintahnya. Puluhan ribu pasukan Swargaloka lekas menyerang delapan Rakshasa Penguasa Sepuluh Elemen. DUUUM!!!DUUUAR!!!BRUUUAR!!!Dentuman demi dentuman silih berganti terdengar di seluruh medan perang. Kengerian yang begitu luar biasa dibandingkan saat mempertahankan ibukota emas. "Apa kalian berdua memiliki cara tercepat untuk membunuh mereka semua?" Ki Janggan Nayantaka menoleh ke arah Arya Santanu dan Asura. "Tentu saja, yaitu dengan menggunakan Kesatria Cahaya Api!" Asura begitu bersemangat.Arya Santanu segera kembali ke dalam Kesatria Cahaya Api. Ia memegang kendali penuh untuk mengendalikan Rakshasa tersebut. Aji Sangkala yang tahu benar ide gila itu pasti datang dari Arya Santanu langsung juga ikut serta menciptakan Rakshasa miliknya sendiri. Dengan bantuan Ki Janggan Nayantaka yang berdiri di sampingnya, energi keduanya ber
Jarum tersebut menusuk permukaan meteor besar dan terus merangsak masuk menuju ke inti meteor. Ketika telah berada di dalam inti, jarum tersebut berhenti dan menggembung menjadi sebuah gelembung cahaya yang terus membesar. Ia menghisap energi alam di sekitar meteor tersebut. Jarum cahaya terus membesar dan kian besar hingga menghancurkan dinding batu disekitarnya. "Satu… dua… tiga!!!" Hitungan dari Arya Santanu menandai kehancuran meteor besar tersebut.DUUUM!!!DUUUAR!!!Jarum kecil tadi menjelma menjadi bola cahaya raksasa yang melebihi besar meteor tersebut. Cahayanya begitu terang hingga membuat silau kedua mata Arya Santanu dan Asura. Dengan cepat, Arya Santanu segera menjentikkan jarinya. Seketika bola cahaya tersebut pecah perlahan dan hilang dalam udara. "Akhirnya selesai juga." Asura merasa sangat lelah. Arya Santanu segera membawa temannya turun menuju ke tempat Aji Sangkala dan Ki Jangg
"Sangat merepotkan, tapi mari kita akhiri perang selama seratus tahun ini!" Aji Sangkala melesak cepat ke arah Hashura."Dengan senang hati!" Hashura ikut melesak dan mengarah langsung ke arah datangnya Aji Sangkala.Keduanya saling mengayunkan tinju mereka. Petir putih yang diselimuti oleh energi maha dahsyat mengarah langsung ke Hashura.Begitu pun tinju yang diselubungi oleh energi kegelapan juga mengarah langsung ke Aji Sangkala.DUUUM!!!BRUUUAR!!!Kedua tinju tersebut saling bertabrakan satu sama lain. Gelombang kejut yang begitu besar tercipta dan berpendar cepat menggulung permukaan tanah dan udara sekitarnya. Suara dentuman yang cukup besar pun terdengar hingga jarak puluhan kilometer. Ki Janggan Nayantaka sampai memperkokoh kubahnya lagi saat terkena dampak dari gelombang kejut. "Luar biasa. Mereka berdua bisa menggetarkan seluruh daratan hanya dengan beradu tinju." Ki Janggan Nayantaka merasa bila pertarungan
JLEB!!!AAAARGH!!!Arya Santanu menusuk punggung Hashura menggunakan tombak cahaya hingga tembus ke bagian dada. Hashura tidak menduga serangan tersebut. Terlebih lagi serangan itu menjadi melebar dan menjalar ke sekujur tubuhnya. "Apa yang terjadi!""Tombak cahayanya menyebarkan akar-akar kecil?" Hashura terkejut. Arya Santanu mundur dan mengaktifkan serangannya dari jarak jauh. Tombak tersebut merambat bagaikan ajar tumbuhan di dalam tubuh Hashura. Guna dari akar-akar cahaya tersebut adalah untuk menekan energi milik Hashura. "Teknik pengekang jiwa; segel pengurung ruh!" Perlahan tubuh Hashura dikuasai oleh bercak-bercak cahaya yang terlihat seperti bentuk saraf darah yang bercahaya. Tombak cahaya yang menusuk Hashura pun mengecil dan meresap masuk ke dalam iblis tersebut. Tombak itu berubah menjadi kristal cahaya berbentuk bulat yang menjadi inti dari teknik segel tersebut. "Bila kau
"Aku juga akan menghajar iblis bodoh itu!" Asura yang turut kesal akan kematian Ki Janggan Nayantaka langsung mengerahkan kekuatannya hingga mencapai 10%. Namun sebelum ia menyerang iblis itu, Indrajit Maghanada malah melemparkan Asura ke dimensi lain dengan membawa serta dirinya yang telah membelah diri menjadi dua tubuh. "Kau harus ikut denganku!" Tiba-tiba bayangan diri Indrajit yang lain muncul di belakang Asura dan langsung menyergap dan menariknya ke dimensi lain. "A–Apa yang terjadi? Kenapa aku ada di sini!" Asura terkejut saat ia telah berpindah tempat. "Selamat datang di dimensi negatif milikku. Di dunia ini, aku adalah penguasanya," ungkap Indrajit hitam. Wujud bayangan diri dari Indrajit yang menyeret Asura memiliki wujud hitam pucat. Sedangkan bayangan diri yang sedang melawan Arya Santanu memiliki wujud diri berwarna putih pucat. "Tempat ini, jangan-jangan mirip dengan dunia perali
"Maaf, aku tidak tahu kau siapa." Semangat Arya Santanu telah sirna. Kematiannya membuat ia tidak memiliki gairah untuk kembali bertarung."Bukankah langitnya begitu indah? Atau hanya aku di sini yang mengira pemandangan di dunia ini indah?" Sosok itu duduk di sebuah batu besar, tidak jauh dari Arya Santanu."Maaf, aku tidak bermaksud kurang sopan. Tapi aku sedang memikirkan mereka semua yang berada di dunia orang hidup," ungkap Arya Santanu."Ayahmu, Asura, Swarnabhumi, Nuswantara dan Indrajit Maghanada. Mereka semua adalah orang-orang dan sesuatu hal yang terus kau pikirkan. Kau berharap bisa menolong mereka semua dan membunuh penyebab masalah itu. Tapi, kau melupakan hal yang penting," ucap sosok berjubah putih."Apa maksudmu? Apa yang aku lupakan?" Tanya Arya Santanu."Kebebasan, keyakinan dan kepercayaan. Kau seperti terbelenggu dengan semua kewajiban yang sebenarnya bukan berada di pundakmu. Kau juga tidak meyakini setiap masalah ya
Jeritan dan teriakan dari Indrajit Hitam menggema sangat keras. Dengan adanya Asura didekatnya, suhu di sekitar dirinya naik hingga mencapai 100 derajat Celsius. Belum lagi ia mendapatkan hadiah berupa tusukan di dada. KAU?!Indrajit Hitam tidak tahu bila segel milik Asura juga berlapis tujuh. "Kau menggunakan enam segel lainnya?!" Indrajit Hitam terkejut."Teknik segel delapan penjuru surga!""Teknik segel empat pengekang dimensi ruang!""Teknik segel delapan pengekang ruh!"Asura terus menambah teknik segel miliknya sampai ia menjadikan 50% energinya yang lain untuk menjadi tumbal atas segel-segel mengerikan itu. "Kau mencoba untuk menumbalkan dirimu?!" Indrajit Hitam tidak bisa bergerak. Ia terjebak di dalam tujuh segel terlarang tingkatan para Dewata milik Asura."Bila aku mati, kau harus ikut denganku!" Asura mencekik leher dari iblis itu. Perlahan tubuhnya kian menjadi panas. Suhu tub
"Menyedihkan, kalian semua ingin membunuhku hanya dengan semangat menggebu-gebu saja?" Indrajit Maghanada berdiri dengan gagah setelah berhasil menumbangkan para pasukan Bhayangkara.Seluruh anggota pasukan Bhayangkara terlihat begitu kesulitan untuk melawan Indrajit Maghanada. Bahkan kematian beberapa dari mereka dan pasukan lainnya tidak bisa dielakkan. Widura Sri Mada yang menjadi jenderal perang mereka pun juga tersungkur tidak berdaya setelah mengeluarkan kekuatan elemen emasnya. Menyulitkan bagi dirinya untuk melawan sosok yang mampu mengendalikan waktu seenak dirinya sendiri."Kau benar-benar menyebalkan!" Widura mencoba untuk berdiri kembali."Kau masih belum menyerah? Baguslah, silahkan datang lagi dan coba pukul aku," ucap Indrajit Maghanada.Widura Sri Mada tahu benar bila dirinya tidak akan bisa menang melawan iblis itu. Namun saat ini prioritasnya bukanlah kemenangan, ia harus melindungi pasukan, raja, rakyat dan tanah airny