"Akan sangat bahaya bila tombak tersebut sampai menghantam permukaan tanah!"
"Aku harus melakukan sesuatu!"Arya Santanu menciptakan tombak tandingan yang lebih kecil seukuran dirinya. Tombak tersebut berasal dari elemen cahaya miliknya. Setelah ia menciptakan tombak tersebut, Arya Santanu segera melemparkan tombak tersebut ke arah tombak Gundalana.WUSH!!!Selagi tombak melesak, Arya Santanu langsung menciptakan busur cahaya dan menarik tali busur tersebut dengan begitu cepat.Ia menciptakan sebuah anak panah cahaya yang diselimuti oleh kilatan petir putih."Terbanglah ke langit, anak panahku!"Arya Santanu melepaskan anak panah itu. Dengan cepat, panah tersebut melesak cepat ke atas dan menembus awan dengan kecepatan cahaya.Dan disaat tombak cahaya milik Arya Santanu bersentuhan dengan tombak Gundalana milik Banasura, seketika kedua tombak tersebut menghilang tanpa jejak."Hi–hilang?!" BanasuraBhasmasura langsung menghajar si sombong Arya Santanu. Pukulannya meleset, namun dengan cepat Bhasmasura bergerak kembali dan berhasil menghantam perut dari Arya Santanu dengan tinjunya. BRAK!!!"Cepat sekali!""Untung saja aku menggunakan perisai cahaya tadi. Bila tidak, mungkin perutku sudah bolong." Arya Santanu mundur ke belakang.Perisai cahaya yang melindungi dirinya langsung terbakar hangus dan menjadi abu. Bhasmasura memiliki kemampuan untuk mengutuk apa pun yang ia sentuh dan siapa pun yang menyentuh dirinya agar terbakar hangus menjadi abu. Kekuatan ini sangatlah kuat karena ia berada di peringkat ketiga sebagai iblis terkuat di neraka setelah Asura dan Indrajit Maghanada. Bhasmasura juga mampu bertarung dalam jarak dekat, menengah dan jarak jauh. Ia memiliki teknik pernapasan api dan dijuluki monster api dari neraka. Ia adalah pengendali api neraka yang asli. Dijuluki juga sebagai anak haram dari dewa Agni, kekuatan elemen apinya melebihi para saudaranya, bahkan Narakas
Tubuh dari Arya Santanu yang ditusuk oleh Bhasmasura perlahan terhapus dengan menghilang menjadi serpihan debu. Bhasmasura terkejut ketika ia menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Arya Santanu, ternyata ada Aji Sangkala yang sedang berdiri di kejauhan. "Kenapa ia berada di sini?" Bhasmasura merasa bingung. Ketika sepenuhnya tubuh Arya Santanu menghilang, Bhasmasura menghancurkan seluruh kubah pelindung sisanya. Setelah itu, Ia segera berpindah tempat dan muncul tidak jauh dari Aji Sangkala. "Apa yang kau lakukan di sini?" Bhasmasura bertanya dengan tatapan sinis."Ada apa? Apa aku tidak boleh mengunjungi muridku?" Aji Sangkala tersenyum."Maaf bila aku terlalu lama. Aku harus memulihkan diri dahulu." Arya Santanu muncul secara tiba-tiba di tengah-tengah pembicaraan mereka berdua. Bhasmasura melihat bocah tersebut telah pulih sepenuhnya. Ia merasa bingung, sebelumnya Arya Santanu bahkan tidak bisa bergerak dengan leluasa karena suhu panas yang ia hasilkan dari tubuhnya. Namun kenapa se
"Dewi…." Arya Santanu merasa menyesal.Awan hitam yang sedari tadi berkumpul memberikan penghormatannya dengan hujan yang turun lumayan deras membasahi medan perang. Arya Santanu masih terus mendekap erat temannya. Ia telah datang terlambat dan tidak mampu menyelamatkan Dewi Sari Kencana.Asura terlihat menundukkan kepalanya. Air matanya bercampur dengan hujan yang turun. Sayup matanya menunjukkan penyesalan yang begitu besar di dalam dirinya. Asura seperti orang bodoh yang tidak bisa berbuat apa-apa. Ia merasa gagal untuk melindungi temannya. "Aji Sangkala, kau akhirnya datang. Sudah lama aku ingin menyapamu." Aji Kala Karna menyapa saudara kandungnya. "Kau terlihat tidak berubah sama sekali, padahal seratus tahun sudah berlalu." Aji Sangkala berdiri dan mendekati Aji Kala Karna. Ia berhenti di jarak lima puluh meter. "Wanita itu sangat luar biasa. Namun sayangnya, aku jauh lebih kuat dibandingkan dirinya. Maaf telah membunuhnya." Aji Kala Karna berbasa-basi."Raut wajahmu yang te
Dari belahan timur Nuswantara hingga ke barat sampai Swarnadwipa, sepuluh Rakshasa Penguasa elemen bangkit dari dalam bumi. Rakshasa elemen api menyeruak keluar dari gunung besar di dekat kerajaan Nuswapala, wilayah timur dari Yawadwipa. AAAAAARRRHHHH!!!Raungan keras menggema ke seluruh kerajaan Nuswapala. Seluruh penduduk berhamburan keluar menyelamatkan diri dan menjauhi wilayah gunung api yang telah hancur dengan memuntahkan lahar panas dan batu-batu besar ke langit. AKU!!!BEBAS!!!Rakshasa api yang disebut sebagai Agnishura mengapung dan membuat seluruh wilayah Nuswapala gemetar ketakutan. Di wilayah perairan utara Yawadwipa, gelombang besar menghantam daratan Yawadwipa bagian utara dan bagian selatan dari Kalimanthana. Pusaran air raksasa menggulung dan bersatu membentuk satu wujud raksasa yang berasal dari air. AKHIRNYA!!!BEBAS!!!Rakshasa air bernama Varushura menyeruak dari dalam lautan. Ia berdiri dengan gagahnya hingga mencapai tinggi 500 meter. Raungannya menggema da
"Kakek, bagaimana rasanya bisa bebas?" Tanya Asura."Oh, aku sangat senang. Seluruh tubuhku terasa kaku. Persendian dan ototku terasa keram. Siapa yang telah membangkitkanku? Apa itu kau?" Bratashura bertanya balik."Bukan, tapi musuh." Asura menatap kakek buyutnya. "Musuh? Apa maksudmu? Siapa musuhnya? Para dewa?" Bratashura masih berpikir bila perang antara bangsa iblis dan para dewa masih berlangsung."Bukan, tapi cicitmu yang lain. Ia melakukan hal gila yang sudah kau dan para dewa hentikan ratusan juta tahun yang lalu. Namanya adalah Indrajit Maghanada. Ia ingin menguasai ketiga dunia dan menjadi raja ketiganya," jelas Asura.Bratashura masih belum mengerti kenapa ia sampai dipanggil kembali oleh Indrajit Maghanada. Setelah perang besar antara dua bangsa tersebut berakhir, sepuluh iblis penguasa elemen memilih untuk merelakan diri mereka di segel di dalam bumi hingga kiamat tiba. Kesepakatan ini terjadi antara Bratashura dan dewa Wisnu. "Jadi, ia ingin memicu perang yang telah
"Ayo serang!" Arya Santanu memberi aba-aba. Ia yang mengendalikan Rakshasa Kesatria Cahaya Api. Pedang di tangan kanan menebas lengan tangan kiri milik Bratashura hingga putus dan jatuh ke permukaan tanah.SLASH!!!DUUUM!!!Karena besar lengan tersebut menyamai besarnya sebuah istana, suara gemuruh yang dihasilkan serta dentuman dan getaran tanahnya begitu besar.Pedang di sebelah kiri langsung menusuk jantung Bratashura hingga tembus ke belakang punggungnya. JLEB!!!"Dengan ini, semuanya akan bera–," tiba-tiba Asura terkejut dengan serangan yang dilancarkan oleh Bratashura. "Dari bawah!" Teriak Arya Santanu.Permukaan tanah yang berada di bawah kaki Rakshasa Kesatria Cahaya Api menarik tubuh besar itu untuk masuk ke dalam tanah. Dari arah atas, Bratashura mengubah tangan kanannya menjadi begitu besar dan mulai menghantam kepala dari Kesatria Cahaya Api.BRAK!!!BRAK!!!BRAK!!!Tiga kali hantaman di kepala Kesatria Cahaya Api disematkan oleh Bratashura. "Kita terhisap masuk ke dal
"Semua pasukan, potong-potong tubuh mereka!" Dewa Indra telah memberikan perintahnya. Puluhan ribu pasukan Swargaloka lekas menyerang delapan Rakshasa Penguasa Sepuluh Elemen. DUUUM!!!DUUUAR!!!BRUUUAR!!!Dentuman demi dentuman silih berganti terdengar di seluruh medan perang. Kengerian yang begitu luar biasa dibandingkan saat mempertahankan ibukota emas. "Apa kalian berdua memiliki cara tercepat untuk membunuh mereka semua?" Ki Janggan Nayantaka menoleh ke arah Arya Santanu dan Asura. "Tentu saja, yaitu dengan menggunakan Kesatria Cahaya Api!" Asura begitu bersemangat.Arya Santanu segera kembali ke dalam Kesatria Cahaya Api. Ia memegang kendali penuh untuk mengendalikan Rakshasa tersebut. Aji Sangkala yang tahu benar ide gila itu pasti datang dari Arya Santanu langsung juga ikut serta menciptakan Rakshasa miliknya sendiri. Dengan bantuan Ki Janggan Nayantaka yang berdiri di sampingnya, energi keduanya ber
Jarum tersebut menusuk permukaan meteor besar dan terus merangsak masuk menuju ke inti meteor. Ketika telah berada di dalam inti, jarum tersebut berhenti dan menggembung menjadi sebuah gelembung cahaya yang terus membesar. Ia menghisap energi alam di sekitar meteor tersebut. Jarum cahaya terus membesar dan kian besar hingga menghancurkan dinding batu disekitarnya. "Satu… dua… tiga!!!" Hitungan dari Arya Santanu menandai kehancuran meteor besar tersebut.DUUUM!!!DUUUAR!!!Jarum kecil tadi menjelma menjadi bola cahaya raksasa yang melebihi besar meteor tersebut. Cahayanya begitu terang hingga membuat silau kedua mata Arya Santanu dan Asura. Dengan cepat, Arya Santanu segera menjentikkan jarinya. Seketika bola cahaya tersebut pecah perlahan dan hilang dalam udara. "Akhirnya selesai juga." Asura merasa sangat lelah. Arya Santanu segera membawa temannya turun menuju ke tempat Aji Sangkala dan Ki Jangg