Tidak ada seorangpun yang tahu keberadaan penyihir-penyihir yang mempunyai rencana membuka portal dimensi ini, agar bisa dilewati oleh pasukan iblis yang hendak memasuki dunia manusia.Argani benar-benar menepati janjinya tidak memberitahukan siapa-siapa mengenai masuknya penyihir-penyihir yang hendak memberi kejutan kepada penyihir hitam Lakshmi ini.“Tempatmu nyaman sekali, Argani!” ujar Astuti yang lagi-lagi memuji penjaga portal dimensi ini.Tentu saja Argani senang sekali diperhatikan, karena di Pulau Iblis ini hanya penyihir hitam Lakshmi yang menyapanya, sedangkan penyihir-penyihir muda selalu merasa dia aneh dan menakutkan.Astuti sangat mengenal watak seseorang. Jadi saat melihat Argani, dia sudah merencanakan untuk mendekati penjaga portal dimensi ini.Selain untuk membujuk Argani agar tunduk padanya, Astuti juga mempunyai kelainan menyukai pria-pria yang menyeramkan seperti Argani.“Kamu punya tempat spesial yang sepi tidak?” tanya Astuti manja kepada Argani.Argani yang ti
Argani segera menuju ke tempat Master Lakshmi dengan mengambil jalur lain yang tidak melewati rumahnya yang berada di tengah hutan, tempat penyihir-penyihir jahat ini berada.Tapi kediaman Master Lakshmi kosong. Tidak tampak kalau Master lakshmi ada di dalam rumahnya yang sepi.“Mungkin lagi melihat keadaan murid-murid penyihir di asrama mereka,” ujar Argani dalam hati, “semoga saja aku belum terlambat untuk mencegah penyihir jahat ini membuka portal dimensi.”Setelah menunggu lama, Argani mulai tidak saabar karena sudah menjelang tengah malam saat penyihir jahat ini akan melaksanakan tujuan mereka membuka portal dimensi.“Aku tidak bisa mencegah mereka sendirian karena jumlah mereka terlalu banyak,” ujar Argani dalam hati, “apa aku bangunin saja murid-murid penyihir, mungkin sajaa mereka bisa membantu ... tapi nanti malahan terjadi keributan yang membuat penyihir jahat menyerbu ke daalam asrama.”Penjaga portal dimensi ini kemudian memutuskan pergi ke tempat portal dimensi saja, beru
“Kamu masih bingung dengan kejadian di depanmu ini, Argani?” tanya Master Lakshmi.“Aku masih bingung ... kenapa iblis-iblis itu langsung meledak begitu sampai di dunia manusia!” ujar Argani.‘Oh itu ... mereka terkena kutukan iblis yang kami pasang di sekeliling Pulau Iblis ini!” jawab Master Lakshmi.“Kutukan iblis?” tanya Argani keheranan.“Iya ... mantera sihir baru yang kami temukan dari catatan kuno penyihir! Kami mencoba menerapkan terlebih dahulu di Pulau Iblis ini ... jika berhasil, maka akan kami terapkan di tempat lain, agar iblis-iblis ini tidak bebas berkeliaran di dunia kita!” jelas Master Lakshmi.“Berarti Master sudah tahu ya kalau penyihir-penyihir jahat ini menyusup ke Pulau Iblis?” tanya Argani.“Sejak mereka masuk ke Pulau Iblis ini, sudah kami pantau!” kata Master Lakshmi.Argani lebih terkejut lagi begitu mengetahui kalau Master Lakshmi dan perkumpulannya ini mengetahui semua perbuatannya.“Aku minta maaf Master ... aku siap menerima hukuman apapun yang dijatuhka
Chakra Sanjaya memenuhi janjinya untuk membimbing Kirana Sasmaya mempelajari Jurus Serigala Putih warisan ayahnya Chandika Kalandra.Pagi-pagi sekali, Pendekar Super Sakti ini sudah menunggu Kirana di luar rumah untuk mempelajari jurus serigala putih ini terlebih dahulu, barulah nanti dilanjutkan jurus-jurus lainnya.Kirana Sasmaya benar-benar sudah menyatu dengan Ruh Api Foniks. Rambutnya yang berwarna merah menandakan kalau Ruh Api Foniks benar-benar memberikan seluruh tenaga dalam padanya yang mengubah sedikit penampilannya. Wajah yang cantik dengan rambut merah, ditambah pakaian yang berwarna merah juga menjadikan Kirana lebih cocok disebut Pendekar Ruh Api Foniks alih-alih Pendekar Serigala Putih.Jurus serigala Putih yang akan diajarkan kepada Kirana memiliki lima jurus dasar yaitu :Jurus Menunggang Serigala Putih.Jurus Cakar Serigala Putih.Jurus Bayangan Serigala Putih.Jurus Lolongan Serigala Putih.Jurus Tendangan Serigala Putih.“Paman lihat sekarang kamu sangat berbeda,
Kapal Naga Terbang tampak memasuki perairan yang tenang dengan tebing yang tinggi di sisi kiri dan kanan kapal.Sebuah membran sihir tampak menghalangi jalan masuk kapal ini. Syakia yang bermaksud menerobos membran sihir ini dengan kemampuan sihirnya mengurungkan niatnya saat beberapa penyihir dengan kapal mereka menyambut kapal Naga Terbang ini.“Sebutkan nama kalian dan tujuan kalian ke Negeri Awan Putih!” teriak salah satu penyihir putih dengan lantang.“Aku Syakia Menur bersama beberapa teman ingin bertemu Master Penyihir Putih yang memimpin Negeri Awan Putih ini!” kata Syakia memperkenalkan dirinya.“Kak Syakia?” tanya salah satu penyihir putih yang mengenalnya.“Larasati? Sudah lama kita tidak berjumpa!” kata Syakia yang masih mengenali teman sesama angkatannya saat di Negeri Awan Putih.“Teman-teman ... ini Kak Syakia yang legendaris itu loh!” ujar Larasati memperkenalkan Syakia dengan penyihir-penyihir lainnya.“Kak Syakia, ada urusan apa ingin bertemu Master Kahiyang?” tanya
Kota Awan yang ramai di pagi dan siang hari, mulai tampak sepi di malam hari. Penghuni asli kota ini hanya sedikit karena juga dibatasi oleh Master Sihir agar tidak menjadi tempat peresembunyian iblis dan penyihir jahat yang hendak menghancurkan Negeri Awan Putih sebagai pusat sihir di Bumi Nusantara.Penghuni penginapan hanya Syakia, Aryanta, Bharata, dan Ranti. Syakia dan Ranti berada di dalam satu kamar, sedangkan kamar lainnya ditempati Aryata dan Bharata.Tidak ada penghuni penginapan lainnya selain pemilik penginapan yang juga sebenarnya bukan penduduk asli Kota Awan. Dia hanya mengelola penginapan untuk bisnisnya saja.Penduduk Kota Awan adalah pemilik toko-toko dan kedai makanan yang ada di kota ini. Umumnya mereka tinggal di tempat usaha mereka masing-masing jika toko telah tutup.Kota Awan yang seharusnya hening dan sepi di malam hari mendadak terang benderang oleh sesuatu yang menyerupai portal yang tiba-tiba muncul di tengah Kota Awan. Portal ini berbentuk cincin raksasa y
Syakia tiba di tengah kota tepat ketika penyihir putih yang mencoba menantang sosok di balik portal dimensi terpelanting ke belakang oleh dorongan tenaga yang sangat kuat.“Larasati ... ada apa di balik portal dimensi ini sampai ada yang terluka?” tanya Syakia.“Kami juga masih belum tahu, Kak Syakia ...! Sosok ini hanya suaranya saja tapi belum muncul sama sekali dari balik portal dimensi!” ujar Larasati.“Jangan ada yang mendekati portal dimensi ini lagi! Sangat berbahaya jika kita tidak mengetahu siapa atau apa yang ada di dalamnya!” perintah Syakia."Baik Kak ...!" jawab Larasati singkat.“Ada yang memberitahu Master Kahiyang mengenai portal dimensi ini?” tanya Syakia kepada Larasati.“Belum ada Kak! Kami pikir bisa mengatasi sendiri ... ternyata sosok di balik portal dimensi ini sangat sakti!” jawab penyihir putih ini.“Coba kamu perintahkan salah satu penyihir putih ini pergi ke atas Gunung Awan Putih untuk menemui Master Kahiyang melaporkan kejadian di sini!” kata Syakia kepada
Semua penyihir putih akhirnya menuruti saran Syakia untuk mundur dan membiarkan portal dimensi ini tetap berada di tengah Kota Awan.Portal dimensi ini tetap diam dan tidak menunjukkan tanda-tanda kalau akan keluar makhluk di dalamnya ke Kota Awan.Beberapa saat kemudian tampak beberapa bayangan putih turun dengan santainya di depan Syakia dan penyihir-penyihir putih.“Syakia ... ada urusan apa sehingga kamu kembali ke Negeri Awan Putih? Bagaimana dengan Pendekar Serigala Putih Chandika ... apakah baik-baik saja?” tanya Master Kahiyang begitu melihat Syakia berada di Kota Awan.“Master Kahiyang ... nanti aku jelasin alasanku ke sini! Tapi sekarang kita lagi kedatangan tamu tidak diundang yang bersembunyi di balik portal dimensi raksasa ini!” ujar Syakia.Master Kahiyang bersama Master Penyihir lainnya kemudian bergerak menuju ke arah portal dimensi. Hanya dengan kibasan tangannya saja, Master Kahiyang langsung menghentikan hujan badai yang melanda Kota Awan yang disebabkan oleh sosok