แชร์

Pendekar Semesta Kapten Andromeda
Pendekar Semesta Kapten Andromeda
ผู้แต่ง: K. Sarman

Andromeda Nanggala

ผู้เขียน: K. Sarman
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-04-05 23:36:50

Planet Kryo adalah planet yang sebagian besar daratannya adalah gurun berbatu. Perang sedang terjadi di planet itu. Perang antara pasukan Union (United Nation) melawan bangsa Kryponian yang merupakan penghuni asli planet tersebut.

Mereka adalah sebagian penduduk planet yang menolak planet Kryo menjadi bagian dari aliansi Union di galaksi Ursa Mayor.

Di orbit luar planet Kryo, satu kapal kapal induk berbentuk kerucut segi enam dan kapal -kapal pelindung dari pasukan Union sedang melayang di wilayah luar planet.

Seorang Kapten dari kapal penghancur yang melindungi kapal induk berbicara melalui gambar proyeksi komunikasi. Pria itu segera memberi hormat pada komandan tertinggi satuan tempur yang akan merebut planet yang sedang mereka awasi.

Lapor Laksamana White. Seluruh pasukan yang diterjunkan ke planet Kryo saat ini sudah mulai bertempur untuk merebut kota Krom dan Pirim dari kelompok pemberontak.”

Tetapi, kita baru mengetahui jika mereka menyewa banyak pendekar bayaran. Ini membuat pasukan darat sangat kesulitan mendekati kota.”

Karena kekuatan para pendekar, sudah banyak korban di pihak kita yang gugur dalam perang.”

Dengan raut wajah kesal setelah mendengar laporan dari bawahannya, Laksamana White berdecak marah dan berbalik menatap pilot yang sedang mengendalikan kapal induk Lentera Hitam.

Kenapa tidak ada laporan dari pengintai tentang para pendekar sewaan sebelumnya?”

Segera hubungi markas pusat untuk mengirim pasukan yang memiliki prajurit pendekar ke sini! Manusia-manusia barbar hanya pantas dihadapi oleh sekumpulan barbarian lainnya,” ujar Laksamana White mengakhiri perintahnya.

Tetapi Laksamana, bukankah itu akan memakan waktu lama dan korban di pihak kita akan semakin bertambah.” Dengan sedikit was-was pilot wanita memberanikan diri berbicara pada Laksamana White.

Lakukan saja apa yang kuperintahkan Kapten! Kita sudah diperintahkan untuk meminimalisir kerusakan kota-kota yang menjadi basis pemberontak di planet ini. Serangan besar dari udara hanya akan menghancurkan kota. Akan membuat citra Union buruk di mata planet-planet lain.”

Sedikit tersenyum, pilot wanita kapal induk berbicara dengan penuh semangat. “Kalau seperti itu, hanya ada satu kapal perang penjelajah yang sesuai dengan tugas kali ini.”

Maksudmu? Kapal perang Dewa Ruci yang dikomandoi oleh pria itu? Pendekar yang berasal dari planet Neo Nusantara ?”

Pilot wanita itu memberi anggukan untuk membenarkan perkataan dari Laksamana Arthur White.

...

Sementara itu, jauh di pinggiran sabuk galaksi Ursa Mayor. Satu kapal perang penjelajah berwarna putih terlihat keluar dari satu planet yang terlihat berwarna kehijauan jika dilihat dari angkasa luar, planet itu disebut Emerald.

Suasana di dalam kapal yang tak lain adalah kapal perang penjelajah Dewa Ruci, terlihat sangat riuh dan ceria.

Akhirnya setelah satu tahun kita bisa kembali ke kampung halaman dan menikmati libur panjang bersama keluarga.” Celetuk seorang awak Dewa Ruci dengan riang, sembari menari-nari menggenggam sebotol minuman di tangannya. Dia seorang pria muda dengan rambut pirang dan sedikit keriting.

Ronald. Berhentilah berbicara omong kosong, seolah-olah merindukan keluargamu. Padahal kau hanya ingin secepatnya bertemu dengan Miriam kekasihmu itu bukan?!” Seorang kru lain menimpali perkataan rekannya dengan sedikit bercanda.

Hahaha. Karan, apa kau merasa iri dan cemburu dengan keberuntunganku memiliki kekasih secantik Miriam?” Tidak mau kalah, Ronald membalas ejekan awak yang bernama Karan.

Cih. Kenapa aku harus iri? Dia memang cantik, tapi tidak secantik Adele wanita yang akan menjadi istriku nanti.”

Bermimpilah teman, gadis itu mungkin sudah memiliki kekasih dalam satu tahun ini. Pengecut sepertimu tidak memiliki harapan sedikit pun.” Ucapan Ronald disambut dengan tawa oleh awak kapal Dewa Ruci lainnya.

Dengar semuanya. Sebelum kita berlayar setahun yang lalu, Karan berusaha menyatakan cinta pada gadis yang bernama Adele. Namun pria penakut ini justru tergagap-gagap dan kabur seperti pengecut yang desersi di medan perang.”

Mendengar penjelasalan Ronald, semua orang tertawa geli, selain Karan yang menjadi bahan tertawaan tentunya.

Hahaha. Apa kau serius Ronald? Karan prajurit pemberani dari kapal Dewa Ruci menjadi pengecut di hadapan seorang gadis?” Seorang teknisi dengan raut wajah tidak percaya menatap Ronald dan Karan bergantian.

Aku tidak perlu menjawabnya bukan?! Kau bisa lihat kebenaran dari wajah merahnya saat ini.” Dengan raut wajah puas Ronald menyenggol sikut Karan dan merangkul pundak pemuda yang hanya bisa tersenyum masam.

Seorang wanita berpangkat letnan, tiba-tiba saja sudah berdiri di belakang Ronald dan Karan. “Kalian berhentilah mengolok dirinya. Kapal ini akan hancur karena wajah merah Karan bisa meledakkan seisi kapal Dewa Ruci.”

Meski dikejutkan oleh kehadirannya, Karan bisa sedikit bernapas lega. Setidaknya ia tidak lagi menjadi bahan candaan rekan-rekannya.

Kehadiran Letnan wanita membuat suasana cair langsung membeku seketika. Tanpa menghiraukan keadaan yang mendadak sunyi. Wanita itu langsung bertanya untuk mengalihkan pembicaraan.

Omong-omong, apa ada dari kalian yang melihat Kapten? Aku sudah beberapa kali menghubunginya lewat gelang komunikasi. Tetapi sepertinya dia mematikan gawai miliknya.”

Haaah... Ada apa Letnan Jenn? Setiap kali dirimu muncul mencari Kapten, setiap itu pula kau membawa kabar buruk untuk kami.” Ronald dengan raut penasaran mengemukakan keingintahuannya pada pilot wanita yang bernama Jenny Wong.

Mendengar penjelasan Letnan Jenny, semua awak yang berada di ruang santai kapal Dewa Ruci memunculkan raut wajah putus asa. Mereka sudah bisa menebak akan ada misi dadakan seperti yang sudah sudah, artinya jadwal kepulangan mereka akan tertunda untuk sementara waktu.

Di tempat lain, di dalam satu ruang ruang kabin, Kapten Andromeda Nanggala sedang berbicara dengan anak dan istrinya yang berada sangat jauh di planet Neo Nusantara.

Bima, tidak lama lagi ayah akan segera kembali pada kita. Bima mau minta oleh-oleh apa dari ayah nanti?” melalui gambar proyeksi yang menampilkan seorang wanita dan anak kecil. Istri Kapten Andromeda terlihat memapah putra kecil yang berusia tiga tahunan.

Bima tenang saja, ayah berjanji akan membawakanmu pedang yang sangat bagus nanti.”

Kapten Andromeda Nanggala! Putraku tidak akan pernah menjadi seorang pendekar. Jadi berhentilah memberikan hal-hal aneh untuknya, karena dia akan menjadi seorang ilmuwan.” Dengan mata melotot yang dibuat-buat, istri sang kapten terlihat sedang berkacak pinggang.

Nyonya Nanggala istriku. Bima Sakti adalah putra seorang pendekar, jadi sudah seharusnya dia mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang pendekar pula.”

Asik berdebat dan bersenda gurau, pintu kabin tiba-tiba diketuk dari luar. “ Andromeda, ada hal penting yang harus kami sampaikan.”

Dengan berat hati, Andromeda berdiri dari kursi dan membuka pintu kabin. Di depannya saat ini berdiri dua pria berusia setidaknya hampir tiga puluh tahunan.

Kedua telinga salah seorang dari mereka terlihat panjang dengan lobang dan bandulan di kedua daun telinganya. Sedangkan seorang lagi, menggunakan topi khas yang disebut Saluak berwarna merah dengan renda-renda berwarna emas.

Ada apa Jagau, Kilek? Kenapa Letnan Jenny belum membawa kita kembali ke Neo Nusantara?”

Dengan berat hati pria yang disebut Jagau membisikkan sesuatu ke telinga Andromeda. Membuat raut wajah Kapten itu terlihat sangat gusar.

Kilek menepuk pundak Andromeda. “Inilah yang kau dapatkan karena selalu menolak kenaikan pangkat atas jasa-jasa besarmu kawanku. Dengan pangkat yang lebih tinggi tidak akan ada yang bisa memerintahmu sesuka hati mereka.”

Mendengar perkataan Kilek, Andromeda menghembuskan napas berat. Ia menepuk balik pundak Kilek yang seharusnya memanggil dirinya dengan sebutan Kapten. Tetapi, Kilek dan Jagau sudah mengenal Andromeda sebelum bergabung di kemiliteran.

Jika tidak di depan prajurit lain, mereka hanya akan menyebut nama satu sama lain. Mereka juga tiga orang pendekar terkuat di kapal Dewa Ruci.

Kalau begitu, segera perintahkan Letnan Jenny untuk bersiap membawa kita ke sana. Semakin cepat masalah ini selesai, akan semakin cepat juga kita pulang.” Andromeda memberi perintah dengan suara yang dipelankan.

Dua orang pria itu mengangguk tanda mengerti, sebelum pergi. Jagau menoleh pada proyeksi yang menampilkan istri Andromeda dan putranya.

Melambaikan tangan, Jagau tersenyum ramah,“ Maaf sudah mengganggu waktumu Nyonya Nanggala, kami akan segera pergi, dan pria ini kami kembalikan padamu.” Jagau berbicara sembari mendorong tubuh Andromeda mendekati gambar proyeksi keluarga kapten mereka.

Kalian berdua jangan lupa berkunjung ke rumah. Tetapi jangan membawa apapun yang berhubungan dengan pendekar-pendekaran.”

Kali ini Kilek yang berbicara, “Hahaha. Nyonya tenang saja, kami palingan hanya akan memberikan pelatihan untuk Nanggala kecil nanti.” Mendengar perkataan Kilek, istri Andromeda memelototi pria yang menggunakan pakaian khas pendekar berwarna hitam itu.

Hahaha. Aku hanya bercanda.” Dengan kikuk Kilek mengajak Jagau pergi untuk memberi waktu pada sahabat mereka untuk berbicara dengan keluarganya.

Melihat raut kebingungan dari wajah suaminya, sosok wanita yang ditampilkan oleh proyeksi komunikasi tersenyum menenangkan.

Pergilah, tidak perlu dikatakan. Kami tidak akan kemana-mana, aku dan Bima akan selalu menunggumu di planet ini. Pastikan saja dirimu kembali dengan selamat tidak kurang apapun.”

Maaf sayang. Tugas kali ini datang terlalu mendadak, aku tidak bisa menolaknya. Aku berjanji ini akan jadi misi terakhir. Setelah itu, aku akan jadi milik kalian selamanya.”

Wanita yang berada sangat jauh dari Dewa Ruci itu mengangguk, lalu menggendong putranya. Mereka berdua melambaikan tangan pada lelaki yang sudah sangat dirindukan kehadirannya.

Cepat pulang Ayah!” Walau belum jelas perkataan si kecil Bima Sakti, membuat hati Andromeda yang sudah sangat rindu dengan rumah merasa semakin bersalah.

Ayah pasti segera kembali,” ucap sang Kapten sembari menempelkan telapak tangan di bibir, kemudian memberi kecupan jauh pada anak dan istrinya.

Setelah mendapat lambaian balasan dan mematikan komunikasi. Andromeda segera pergi menuju anjungan. Tempat ia memberi komando pada awak dan kru kapal.

Kapten, semua sudah siap. Menunggu perintah untuk pergi dengan kecepatan cahaya menuju planet Kryo.” Letnan Jenny Wong dengan meyakinkan berbicara dari tempat duduk pilot. Di sebelahnya terdapat kursi lain yang dihuni oleh Co-pilot.

Andromeda segera duduk dan memasang sabuk pengaman di kursi komando. Dia kemudian berbicara melalui pengeras suara untuk memberi perintah pada seluruh awak Dewa Ruci.

Semua awak dan kru bersiap, kita akan segera melompat dengan kecepatan cahaya menuju planet Kryo dalam waktu sepuluh detik setelah Letnan Jenny memberi arahan.”

Letnan Jenny, segera mulai peluncuran!”

Siap Kapten. Koordinat planet Kryo sudah selesai dimasukkan . Kita akan melakukan peluncuran dalam hitungan ke satu.”

Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh, enam, lima, empat, tiga, dua.” Segera setelah hitungan ke satu, Letnan Jenny Wong segera menekan tuas kendali ke arah depan. Pemandangan angkasa dari dalam ruang kendali tiba tiba saja berubah menjadi garis putih panjang untuk beberapa waktu.

Cukup lama momen seperti terjadi, hingga kapal Dewa Ruci terlihat muncul di sisi lain planet Kryo, berseberangan dari posisi kapal induk Union yang dipimpin oleh Laksamana Arthur White di sisi lain.

Laksamana White. Kapal perang Dewa Ruci sudah tiba di sisi barat planet Kryo.” Pilot kapal induk segera melapor sesaat setelah mendapat informasi dari radar mengenai keberadaan kapal Dewa Ruci yang baru saja muncul di orbit luar planet itu.

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   Perintah Perang

    Baru saja kapal Dewa Ruci memasuki orbit luar planet Kryo. Kilek langsung melepas sabuk pengaman yang ia kenakan dan berlari mencari kabin kamar mandi.Jagau yang melihat tindakan rekannya itu hanya bisa menggelengkan kepala. “Sampai kapan dia akan seperti itu? Sudah berpuluh-puluh kali melakukan lompatan cahaya, masih saja muntah-muntah.”Ronald yang duduk di sebelah Jagau-pun tertawa melihat keadaan Kilek. “Jika orang lain yang melihat Letnan Kilek seperti itu, mereka pasti menduga dia prajurit baru di kapal ini.”Sementara itu di ruang kendali pusat, Laksamana Arthur White langsung menghubungi komandan di kapal Dewa Ruci.Pria yang terlihat berusia sekitar empat puluh lima tahunan itu telah berdiri di depan meja komando sang kapten melalui proyeksi komunikasi.Wajah pria itu terlihat kurang puas melihat kedatangan Dewa Ruci yang sedikit terlambat dari perkiraan mereka.“Kapten Andromeda Nanggala. Segera kirim pasukanmu untuk membantu pasukan darat bertempur melawan pendekar-pendekar

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-04-05
  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   Pasukan Gila

    Setiap kali Golem itu hancur dan rubuh, ia kan tetap kembali seperti semula. Situasi ini membuat Kilek semakin kesal. Di waktu yang sama, pasukan infanteri juga berhasil mendarat dengan selamat. Sebelumnya mereka harus berjibaku menghindari serangan dari pertahanan kota. Serta dari serangan pesawat musuh. Untunglah Dewa Ruci selalu menjaga mereka dari atas. Begitu juga dengan pesawat-pesawat tempur Union yang juga melakukan pengawalan. Dua peleton pasukan infanteri bawahan Kilek segera keluar dari pod pendarat. Lalu bergabung bersama pasukan Union untuk melindungi para pendekar. “Orang-orang ini sudah gila!” ucap seorang komandan pasukan darat saat melihat Roland berlari maju seraya menembak musuh. Seolah tidak peduli jika tembakan pasukan musuh akan membunuhnya. Roland tidak maju sendirian, ia membawa satu peleton untuk membantu Kilek menahan dua golem lain. Melalui radio ia berbicara pada komandan pasukan darat. “Pasukan darat Union, lindungi kami dari prajurit musuh. Golem dan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-04-05
  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   Puing-puing Lemurian

    ... Dewa Ruci akhirnya muncul di koordinat planet tujuan, Lemurian. Dari Anjungan, dua orang pilot sekaligus Navigator itu, menatap satu planet yang terlihat terbakar dan penuh oleh radiasi. Mereka berulang kali memastikan apakah posisi mereka saat ini sudah tepat. Jenny dengan suara bergetar bertanya dengan tidak yakin. Berharap penglihatannya tidak seperti yang ia saksikan. “Mandala Ayu. Apa menurutmu kita sudah berada di koordinat yang tepat?” ucap Jenny kebingungan mengotak-atik layar komputer. “Letnan Jenn. Kau tidak salah. Itu...,” Dengan mata yang sudah basah, Mandala Ayu menutup mulutnya, “Itu..., Planet Lemurian.” Dengan tatapan nanar dan kebingungan, Jenny segera menghubungi Andromeda, “Kapten, kalian harus melihat ini. Aku akan membuka dek untuk kalian. Mandala Ayu segera memutar posisi kapal agar semua orang bisa melihat apa yang mereka lihat secara langsung. Bukan menyaksikan dari layar proyeksi. “Semua unit segera berkumpul di Dek.” Dari pengeras suara letnan Jen

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-04-05
  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   5. Red Rose

    Satu kapal mirip kepala banteng lengkap dengan dua tanduk tengah mengangkasa dan bersiap memasuki orbit sebuah planet berwarna kemerahan. Kapal itu berisi divisi kedua dari perompak dan pendekar bayaran Black Cows.Jacka terlihat kesal karena gagal bertarung dengan Andromeda. “Sial. Kalian sangat bodoh. Bagaimana mungkin kalah secepat itu dari pasukan pendekar golongan putih.”“Gara-gara kalian kita gagal mendapat bayaran penuh. Padahal tugas kita hanya perlu menahan pasukan Union beberapa jam lagi sesuai perjanjian. Sampai tentara bayaran lain yang mereka sewa sampai di Kryo.”Seluruh bawahan Jacka tidak bergeming, tak seorang pun dari mereka yang berani membantah ucapannya. Bahkan banyak dari mereka tergolek terluka parah. Keadaan pasukannya membuat Jacka semakin terlihat kesal.BraakMelepas kekesalan, Jacka menggebrak meja di kabin perawatan. Ia menoleh saat melihat tangan kanannya mendekat.Kacak membisikkan sesuatu, “Kalacakra sudah tewas, ia tidak terselamatkan. Andromeda terny

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-04-21
  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   Makhluk di Kegelapan

    ...Akhirnya Dewa Ruci memasuki atmosfer planet Nasa G9 setelah tiga bulan pelayaran di angkasa. Planet Nasa G9 ternyata hanyalah planet berbatu tanpa ada ditumbuhi sebatang pohon dan tumbuhan. Namun di sana terdapat lautan yang selalu terlihat bergejolak.Letnan Jenny dan sersan Ayu mendaratkan kapal di daerah lapang di dataran yang tinggi.Jenny melakukan beberapa pemindaian dengan mengirim beberapa drone keluar dari Dewa Ruci. Suasana tampak seperti malam hari saat ini. “Sedang menganalisa status planet dan kemungkinan keberadaan makhluk organik,” ucap Jenny.Hingga beberapa waktu kemudian dia kembali melapor, “Status aman, tidak ada tanda-tanda keberadaan makhluk hidup.”Pintu palka menuju anjungan terbuka, ternyata Kilek dan Jagau datang untuk melapor.“Kami sudah siapkan satu regu yang berisi sepuluh orang kru untuk ekspedisi awal, tapi Dr. Birkins mengatakan sepertinya akan cukup sulit untuk menambang uranium dengan jumlah besar dalam kondisi seperti ini.”Andromeda mengangguk

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-04-24
  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   Pendekar vs Alien

    Titik kumpul awal regu satu kini sudah sunyi dan gelap sepenuhnya. Tidak terdengar ada tanda-tanda kehidupan.“Kami sudah sampai.” Suara jagau terdengar di Dewa Ruci melalui pengeras suara. Kali ini gambar video langsung juga ditampilkan lewat kamera yang terpasang di helmnya.Lima belas orang pendekar lain bersenjata lengkap, serta sepuluh orang prajurit bersenjata berat dibawa oleh Jagau. Kilek juga ikut terjun untuk membantu juga kelompok Jagau.“Sial. Sepertinya mereka semua sudah tewas,” ucap Kilek saat melihat kendaraan yang dan perlengkapan yang dibawa oleh regu satu sudah rusak parah. Bahkan dinding baja kendaraan berat terlihat meleleh dan berasap.Tidak hanya itu, di tanah dan di dinding kendaraan lain juga terlihat banyak cipratan darah.“Bentuk barisan barikade dan tetap waspada,” ucap Jagau memberi arahan. Semua pendekar dan prajurit langsung menyebar dengan siaga tempur.Baru saja Jagau hendak memeriksa ke dalam kendaraan, satu suara mengurungkan niatnya.“Aku menemukan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-04-25
  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   Jendral Besar Xyon

    Seorang pendekar pengguna tombak memutar-mutar senjata di tangannya. Tombak dipenuhi oleh energi tenaga dalam.Satu tusukan runcing dari tangan alien menghujam ke arahnya. Pendekar menghindar ringan ke samping, namun mulut alien menganga lebar hendak menyemburkan asam.“Mati...” ucap pendekar yang bernama Wira. Dia menusukkan tombaknya ke dalam mulut alien sebelum monster itu menyemburkan asam. Alien mengejang beberapa saat, sebelum ambruk dan tewas.“Tidak butuh banyak tenaga dalam untuk membunuhnya jika mengenai mulut dan kepala,” ucap Wira memperingatkan semua orang.Akan tetapi saat menarik kembali tombaknya, wajah Wira berubah masam. Ujung mata tombaknya telah meleleh dan rusak.“Sial....” Wira berteriak melepas kekesalan.Sementara itu Jagau sudah melemparkan senjatanya ke udara, pedang melengkung yang disebut Mandau. Pedang itu langsung berputar-putar dan mengeluarkan suara dengungan di udara.Wira memperingatkan Jagau, “Hati-hati Letnan. Asam makhluk ini sangat keras dan tajam

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-04-27
  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   Kebenaran Mencari Jalan Sendiri

    Tepat satu bulan setelah hari kedatangan armada Lentera Hitam di Zeus, kapten Anggita sudah kembali memimpin kru navigasi untuk mempersiapkan kapal induk. Di bawah atap berkaca tebal kabin ruang kemudi, wajah Anggita menengadah ke langit-langit kapal. Menatap satelit alami planet Zeus. Bulan planet Zeus dinamakan Olimpus, di sanalah Kaisar dan orang penting lainnya tinggal. “Apa yang sebenarnya direncanakan oleh Kaisar? Mengorbankan milyaran makhluk hanya untuk mengkambing hitamkan Dewa Ruci, pasti ada hal besar dibalik ini semua,” batin Anggita bertanya-tanya. “Tidak bisa dimaafkan!! tidak ada kata yang pantas untuk menggambarkan dan mengutuk kebiadaban ini.” “Kalian adalah iblis berwujud manusia,” batin Anggita mengepalkan tinju untuk menahan kemarahannya. ... Kembali pada Dewa Ruci. Kapal tempur dan jelajah itu baru saja keluar dari Atmosfir luar planet Nasa G9. Setelah memasuki gelapnya angkasa luar, mereka langsung mengadakan upacara pelepasan jenazah rekan-rekan mereka ya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-05-01

บทล่าสุด

  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   Raja Atlantis

    Segera setelah mendapat persetujuan untuk mendarat dari menara pengawas, Jenny langsung mengarahkan Dewa Ruci ke daratan di wilayah selatan.Seluruh orang harap-harap cemas dengan senjata sudah siap ditembakkan untuk mengantisipasi jika ada serangan kejutan.Wynne juga sudah bersiap di dalam ruang tembak meriam sembari menatap ke arah lautan. Laut yang bisa dikatakan cukup tenang. Dari mata wanita ras peri itu terpancar kekaguman saat melihat banyak kapal laut dan kapal selam yang berlabuh di dekat gedung yang terlihat sedikit bergoyang.“Indahnya. Hebat sekali, mereka bisa membangun gedung bertingkat di tengah laut.”Semakin dekat ke daratan, Wynne bisa melihat jika beberapa gedung hanya terlihat ujung atapnya saja. Helipad untuk pendaratan heli dan pesawat kecil tepat di puncaknya.“Kapten, sepertinya semua aman. Tidak ada tanda-tanda pasukan penyergap,” ujar Wynne setelah melakukan pengamatan.”Jenny juga memberi konfirmasi, “Situasi aman. Sepertinya berita dari Union memang belum

  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   Halilintar

    Kilek dan Jagau mendatangi Dr. Birkins. Pria tua berambut putih itu tengah berdiri mengawasi sepuluh bongkah batu yang diterangi oleh cahaya ultraviolet di balik jeruji besi yang dialiri listrik.“Bagaimana situasinya Dokter?” tanya Jagau berdiri melipat tangan di depan jeruji.“Aman dan terkendali, seperti yang kalian lihat. Makhluk ini memang memiliki kemiripan dengan Troll. Hanya saja tidak memiliki akal seperti troll pada umumnya,” jawab Dr. Birkins menjelaskan situasi.Kilek mendesah pelan, “Syukurlah mereka menjadi batu saat terkena cahaya matahari. Akan merepotkan jika kita menangkap makhluk ini hidup-hidup jika sedang aktif.” “Hehehe, makhluk-makhluk ini pasti bernilai tinggi. Sangat disayangkan kau tidak akan mendapat nama dari penemuan ini Dokter,” ucap Kilek setengah bercanda sembari mengangkat kedua alis pada Birkins.Dokter Birkins tersenyum masam mendengar candaan Kilek, lalu menghela napas ringan, “Setidaknya kita akan mendapat dua puluh juta Kupang untuk untuk kesepul

  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   Kebenaran Mencari Jalan Sendiri

    Tepat satu bulan setelah hari kedatangan armada Lentera Hitam di Zeus, kapten Anggita sudah kembali memimpin kru navigasi untuk mempersiapkan kapal induk. Di bawah atap berkaca tebal kabin ruang kemudi, wajah Anggita menengadah ke langit-langit kapal. Menatap satelit alami planet Zeus. Bulan planet Zeus dinamakan Olimpus, di sanalah Kaisar dan orang penting lainnya tinggal. “Apa yang sebenarnya direncanakan oleh Kaisar? Mengorbankan milyaran makhluk hanya untuk mengkambing hitamkan Dewa Ruci, pasti ada hal besar dibalik ini semua,” batin Anggita bertanya-tanya. “Tidak bisa dimaafkan!! tidak ada kata yang pantas untuk menggambarkan dan mengutuk kebiadaban ini.” “Kalian adalah iblis berwujud manusia,” batin Anggita mengepalkan tinju untuk menahan kemarahannya. ... Kembali pada Dewa Ruci. Kapal tempur dan jelajah itu baru saja keluar dari Atmosfir luar planet Nasa G9. Setelah memasuki gelapnya angkasa luar, mereka langsung mengadakan upacara pelepasan jenazah rekan-rekan mereka ya

  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   Jendral Besar Xyon

    Seorang pendekar pengguna tombak memutar-mutar senjata di tangannya. Tombak dipenuhi oleh energi tenaga dalam.Satu tusukan runcing dari tangan alien menghujam ke arahnya. Pendekar menghindar ringan ke samping, namun mulut alien menganga lebar hendak menyemburkan asam.“Mati...” ucap pendekar yang bernama Wira. Dia menusukkan tombaknya ke dalam mulut alien sebelum monster itu menyemburkan asam. Alien mengejang beberapa saat, sebelum ambruk dan tewas.“Tidak butuh banyak tenaga dalam untuk membunuhnya jika mengenai mulut dan kepala,” ucap Wira memperingatkan semua orang.Akan tetapi saat menarik kembali tombaknya, wajah Wira berubah masam. Ujung mata tombaknya telah meleleh dan rusak.“Sial....” Wira berteriak melepas kekesalan.Sementara itu Jagau sudah melemparkan senjatanya ke udara, pedang melengkung yang disebut Mandau. Pedang itu langsung berputar-putar dan mengeluarkan suara dengungan di udara.Wira memperingatkan Jagau, “Hati-hati Letnan. Asam makhluk ini sangat keras dan tajam

  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   Pendekar vs Alien

    Titik kumpul awal regu satu kini sudah sunyi dan gelap sepenuhnya. Tidak terdengar ada tanda-tanda kehidupan.“Kami sudah sampai.” Suara jagau terdengar di Dewa Ruci melalui pengeras suara. Kali ini gambar video langsung juga ditampilkan lewat kamera yang terpasang di helmnya.Lima belas orang pendekar lain bersenjata lengkap, serta sepuluh orang prajurit bersenjata berat dibawa oleh Jagau. Kilek juga ikut terjun untuk membantu juga kelompok Jagau.“Sial. Sepertinya mereka semua sudah tewas,” ucap Kilek saat melihat kendaraan yang dan perlengkapan yang dibawa oleh regu satu sudah rusak parah. Bahkan dinding baja kendaraan berat terlihat meleleh dan berasap.Tidak hanya itu, di tanah dan di dinding kendaraan lain juga terlihat banyak cipratan darah.“Bentuk barisan barikade dan tetap waspada,” ucap Jagau memberi arahan. Semua pendekar dan prajurit langsung menyebar dengan siaga tempur.Baru saja Jagau hendak memeriksa ke dalam kendaraan, satu suara mengurungkan niatnya.“Aku menemukan

  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   Makhluk di Kegelapan

    ...Akhirnya Dewa Ruci memasuki atmosfer planet Nasa G9 setelah tiga bulan pelayaran di angkasa. Planet Nasa G9 ternyata hanyalah planet berbatu tanpa ada ditumbuhi sebatang pohon dan tumbuhan. Namun di sana terdapat lautan yang selalu terlihat bergejolak.Letnan Jenny dan sersan Ayu mendaratkan kapal di daerah lapang di dataran yang tinggi.Jenny melakukan beberapa pemindaian dengan mengirim beberapa drone keluar dari Dewa Ruci. Suasana tampak seperti malam hari saat ini. “Sedang menganalisa status planet dan kemungkinan keberadaan makhluk organik,” ucap Jenny.Hingga beberapa waktu kemudian dia kembali melapor, “Status aman, tidak ada tanda-tanda keberadaan makhluk hidup.”Pintu palka menuju anjungan terbuka, ternyata Kilek dan Jagau datang untuk melapor.“Kami sudah siapkan satu regu yang berisi sepuluh orang kru untuk ekspedisi awal, tapi Dr. Birkins mengatakan sepertinya akan cukup sulit untuk menambang uranium dengan jumlah besar dalam kondisi seperti ini.”Andromeda mengangguk

  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   5. Red Rose

    Satu kapal mirip kepala banteng lengkap dengan dua tanduk tengah mengangkasa dan bersiap memasuki orbit sebuah planet berwarna kemerahan. Kapal itu berisi divisi kedua dari perompak dan pendekar bayaran Black Cows.Jacka terlihat kesal karena gagal bertarung dengan Andromeda. “Sial. Kalian sangat bodoh. Bagaimana mungkin kalah secepat itu dari pasukan pendekar golongan putih.”“Gara-gara kalian kita gagal mendapat bayaran penuh. Padahal tugas kita hanya perlu menahan pasukan Union beberapa jam lagi sesuai perjanjian. Sampai tentara bayaran lain yang mereka sewa sampai di Kryo.”Seluruh bawahan Jacka tidak bergeming, tak seorang pun dari mereka yang berani membantah ucapannya. Bahkan banyak dari mereka tergolek terluka parah. Keadaan pasukannya membuat Jacka semakin terlihat kesal.BraakMelepas kekesalan, Jacka menggebrak meja di kabin perawatan. Ia menoleh saat melihat tangan kanannya mendekat.Kacak membisikkan sesuatu, “Kalacakra sudah tewas, ia tidak terselamatkan. Andromeda terny

  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   Puing-puing Lemurian

    ... Dewa Ruci akhirnya muncul di koordinat planet tujuan, Lemurian. Dari Anjungan, dua orang pilot sekaligus Navigator itu, menatap satu planet yang terlihat terbakar dan penuh oleh radiasi. Mereka berulang kali memastikan apakah posisi mereka saat ini sudah tepat. Jenny dengan suara bergetar bertanya dengan tidak yakin. Berharap penglihatannya tidak seperti yang ia saksikan. “Mandala Ayu. Apa menurutmu kita sudah berada di koordinat yang tepat?” ucap Jenny kebingungan mengotak-atik layar komputer. “Letnan Jenn. Kau tidak salah. Itu...,” Dengan mata yang sudah basah, Mandala Ayu menutup mulutnya, “Itu..., Planet Lemurian.” Dengan tatapan nanar dan kebingungan, Jenny segera menghubungi Andromeda, “Kapten, kalian harus melihat ini. Aku akan membuka dek untuk kalian. Mandala Ayu segera memutar posisi kapal agar semua orang bisa melihat apa yang mereka lihat secara langsung. Bukan menyaksikan dari layar proyeksi. “Semua unit segera berkumpul di Dek.” Dari pengeras suara letnan Jen

  • Pendekar Semesta Kapten Andromeda   Pasukan Gila

    Setiap kali Golem itu hancur dan rubuh, ia kan tetap kembali seperti semula. Situasi ini membuat Kilek semakin kesal. Di waktu yang sama, pasukan infanteri juga berhasil mendarat dengan selamat. Sebelumnya mereka harus berjibaku menghindari serangan dari pertahanan kota. Serta dari serangan pesawat musuh. Untunglah Dewa Ruci selalu menjaga mereka dari atas. Begitu juga dengan pesawat-pesawat tempur Union yang juga melakukan pengawalan. Dua peleton pasukan infanteri bawahan Kilek segera keluar dari pod pendarat. Lalu bergabung bersama pasukan Union untuk melindungi para pendekar. “Orang-orang ini sudah gila!” ucap seorang komandan pasukan darat saat melihat Roland berlari maju seraya menembak musuh. Seolah tidak peduli jika tembakan pasukan musuh akan membunuhnya. Roland tidak maju sendirian, ia membawa satu peleton untuk membantu Kilek menahan dua golem lain. Melalui radio ia berbicara pada komandan pasukan darat. “Pasukan darat Union, lindungi kami dari prajurit musuh. Golem dan

DMCA.com Protection Status