Ge Fei mulai melakukan apa yang dia inginkan di atas tubuh Xiao Liong Li. Sementara Chen Long berusaha keras untuk menghentikan paksa meditasinya karena dia ingin menolong Xiao Liong Li yang sedang terancam bahaya. Xiao Liong Li berteriak keras karena perbuatan Ge Fei ini. Hatinya hancur karena mahkota yang dia jaga selama ini, direnggut darinya oleh orang yang dia benci. **Sementara itu, pertarungan antara Soa Hu Pai dan Tong Lam Pai, menghasilkan hasil yang hampir klimaks. Hok Chung Tosu, salah satu dari Empat Sesepuh Tong Lam Pai, terlempar dengan nyawanya yang sudah melayang setelah dipukul oleh Kwa Sun Tek, yang berjuluk si mayat hidup, salah satu pentolan Soa Hu Pai. Itu disusul oleh terlukanya Nirahai oleh pukulan dari pentolan Soa Hu Pai yang lain. Belakangan Hok Bun Tosu, pemimpin dari empat sesepuh, juga ikut-ikutan terlempar dari arena dan terluka cukup parah. Kematian Hok Chung Tosu dan terlukanya Nirahai serta Hok Bun Tosu itu, membuat Paman Kam marah. Paman Kam
Kesedihan dan keputusasaan mengisi hati Xiao Liong Li ketika dia menyadari bahwa dia tidak bisa keluar dari meditasi untuk menghadapi Ge Fei dan menyelamatkan dirinya dari aksi Ge Fei. Rasanya seperti dia terperangkap dalam keadaan tak berdaya, membiarkan dirinya menjadi sasaran rentan bagi Ge Fei yang penuh niat jahat.Dia merasa frustasi dan marah pada dirinya sendiri karena merasa tidak dapat melindungi diri sendiri dan Chen Long. Meditasi, yang sedang dia lakukan ini, menjadi penghalang bagi dirinya untuk melindungi dirinya. Meditasi yang dilakukan Xiao Liong Li untuk membuat dirinya bisa mencapai level tertinggi dari ilmu yang sedang dia pelajari, ironisnya malah mencelakakan dirinya, karena dia tidak bisa menolong dirinya saat dia butuh, karena dia masih terperangkap dalam meditasi yang sedang dia lakukan. Namun, dia sudah terperangkap dalam meditasi ini. Dia tidak bisa keluar dari meditasi ini. Karena itu, walaupun dia ingin sekali menolong dirinya tapi dia tidak mampu mela
Dalam tindakan berani dan berkorban itu, Chen Long berhasil menghentikan aksi keji Ge Fei terhadap Xiao Liong Li. Serangan mendadak yang dilakukan oleh Chen Long memaksa Ge Fei untuk mengalihkan perhatiannya dari Xiao Liong Li. Namun, akibatnya, Chen Long menjadi target pukulan dan serangan ganas dari Ge Fei yang lebih kuat dan tangguh.Dengan tubuh yang lemah dan luka parah, Chen Long merasa serangan Ge Fei menyiksa tubuhnya. Rasa sakit dan kelemahan menghantamnya, namun dia bertahan dengan tekad yang bulat. Meskipun dalam keadaan yang genting, dia tidak menyerah dalam melindungi Xiao Liong Li.Dengan setiap kekuatannya, Chen Long berusaha melawan Ge Fei sebaik mungkin. Meskipun serangannya kurang efektif, semangatnya yang tak tergoyahkan dan keinginannya untuk melindungi orang yang dicintainya memberinya keberanian untuk bertahan.Sementara itu, Xiao Liong Li yang menyaksikan pertempuran ini merasa campur aduk antara rasa terima kasih atas pengorbanan Chen Long dan kecemasan ata
Karena itu, tidak ampun lagi. Tubuh renta Paman Kam yang sedang terluka parah, terkena pukulan keras dari Xiao Liong Li, murid terakhirnya yang ingin mengakhiri hidup.Aksi Paman Kam itu, berhasil meredam pukulan dari Xiao Liong Li yang sebenarnya sudah cukup untuk membunuh Xiao Liong Li."Paman Kam! Mengapa Paman Kam melakukan ini?" Xiao Liong Li menangis melihat keadaan Paman Kam yang terlihat tak berdaya itu."Paman Kam muntah darah. Kemudian dia berkata, "sudah terjadi. Apa yang kamu mimpikan sudah terjadi, Anak Liong.""Huhuhu. Iya, Paman Kam.""Kamu ingat kan dengan kata-kataku waktu itu?""Iya, Paman Kam. Aku ingat.""Kuminta kamu tidak melakukan kebodohan seperti ini lagi, karena kalau kamu melakukan hal ini lagi, maka, ada satu lagi orang yang berarti bagimu yang akan tewas.""Iya, paman. Tapi, aku bisa membawa paman ke tabib untuk menolong paman.""Aku sudah tidak punya harapan lagi. Tinggalkan aku, karena musuh kita akan segera datang untuk menghabisi kalian.""Musuh? Siapa
Saat Xiao Liong Li membalikkan tubuhnya, dia langsung mengisi tangan kanannya dengan kekuatan tenaga dalamnya karena dia tahu orang yang sedang datang dari arah belakang itu, sedang menyerangnya. Xiao Liong Li sangat kaget saat menyadari kalau orang yang menyerangnya secara gelap dari belakang ini adalah Hok Bun Tosu, pemimpin dari empat sesepuh Tong Lam Pai. Terjadi benturan keras antara dua pukulan sehingga membuat baik Xiao Liong Li maupun sang penyerang sama-sama terlempar ke arah belakang. Tapi kalau Xiao Liong Li terlempar ke arah bawah. Karena dia sedang menuju ke arah kaki gunung, maka penyerangnya terlempar ke arah atas, karena dia datang dari atas gunung. Kedua-duanya muntah darah terluka parah oleh benturan, pukulan antara keduanya yang membuat tenaga dalam keduanya ke tubuh mereka masing-masing. Xiao Liong Li tidak tahu kenapa sang sesepuh pertama yang sangat dia hormati itu, menyerangnya secara gelap seperti itu. Tapi dia menyadari kalau dia betul-betul diserang ole
Saat ini, mendengar ada dua serangan dari atas sana, maka, Xiao Liong Li hanya bisa pasrah, karena menghadapi sang sesepuh pertama saja dia dengan keadaannya saat ini hanya bisa mengimbangi, karena itu, dengan adanya tambahan serangan dari atas sana, maka dia tahu kalau dia akan berada dalam posisi sulit. Saat ini Xiao Liong Li memutuskan untuk tidak lagi berusaha melawan. Dia hanya menggunakan seluruh tenaga dalamnya untuk membuat perisai di punggungnya, supaya dua pukulan serangan dari atas sana akan bisa sedikit diredam oleh perisai yang dia bangun ini. Sambil menggunakan hampir seluruh tenaga dalamnya untuk membuat perisai di punggungnya, maka Xiao Liong Li menggunakan tenaganya untuk berlari secepat mungkin ke arah bawah sana, demi bisa menghindari dua serangan yang berasal dari atas sana. Tapi kemudian telinga Xiao Liong Li mendapatkan sesuatu yang aneh. Sebelumnya, dia pikir dua kekuatan itu akan menderanya dari atas sana, tapi ternyata itu tidak pernah terjadi. Tidak ada
Dengan hati yang berdebar dan tekad yang bulat, Xiao Liong Li memasuki kawasan hutan larangan yang legendaris dan menyeramkan. Dia membopong tubuh Chen Long yang terluka dengan penuh kepedulian dan cinta, berusaha melindunginya dari bahaya dan memastikan keselamatannya.Langkahnya perlahan tapi mantap, melewati pepohonan yang rimbun dan suara angin yang berdesing di antara daun-daun. Cahaya matahari kesulitan menembus kanopi hutan, menciptakan suasana yang gelap dan misterius di sekelilingnya. Namun, tekadnya untuk mencari Tabib sakti Tanpa Bayangan, memberinya keberanian untuk melangkah lebih jauh.Dalam hutan yang menyeramkan ini, legenda tentang Tabib sakti Tanpa Bayangan telah lama beredar. Banyak yang mengatakan bahwa dia memiliki kekuatan penyembuhan yang luar biasa dan pengetahuan yang mendalam tentang ilmu kedokteran yang langka. Namun, hanya sedikit yang berani memasuki hutan ini untuk mencari Tabib tersebut, karena katanya hutan ini penuh dengan cobaan dan ujian yang be
Ketika Xiao Liong Li melangkah lebih dalam ke dalam hutan larangan, dia semakin waspada oleh suasana misterius dan gelap yang mengelilinginya. Namun, tiba-tiba, bayangan-bayangan aneh mulai muncul lagi di hadapannya, menggiringnya ke arah yang berbeda-beda. Dia merasa seolah-olah hutan ini memiliki kehidupan sendiri, menciptakan ilusi-ilusi yang membingungkan dan menakutkan.Dia mencoba untuk tetap tenang dan mengatasi rasa takutnya, mengingat tekadnya untuk mencari Tabib Sakti Tanpa Bayangan dan keselamatan Chen Long. Namun, semakin dalam dia masuk, semakin kuat ilusi-ilusi itu muncul, membuatnya merasa semakin terjebak dalam hutan ini.Setelah beberapa saat berjalan, Xiao Liong Li mulai merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dia merasa bahwa ilusi-ilusi tersebut memiliki pola yang aneh dan terlalu sempurna untuk menjadi bagian dari alam. Kemudian, seiring dia berusaha untuk tetap tenang dan melihat lebih dekat, dia mulai menyadari bahwa ilusi-ilusi tersebut memiliki karakterist