Dengan hati yang berdebar dan tekad yang bulat, Xiao Liong Li memasuki kawasan hutan larangan yang legendaris dan menyeramkan. Dia membopong tubuh Chen Long yang terluka dengan penuh kepedulian dan cinta, berusaha melindunginya dari bahaya dan memastikan keselamatannya.Langkahnya perlahan tapi mantap, melewati pepohonan yang rimbun dan suara angin yang berdesing di antara daun-daun. Cahaya matahari kesulitan menembus kanopi hutan, menciptakan suasana yang gelap dan misterius di sekelilingnya. Namun, tekadnya untuk mencari Tabib sakti Tanpa Bayangan, memberinya keberanian untuk melangkah lebih jauh.Dalam hutan yang menyeramkan ini, legenda tentang Tabib sakti Tanpa Bayangan telah lama beredar. Banyak yang mengatakan bahwa dia memiliki kekuatan penyembuhan yang luar biasa dan pengetahuan yang mendalam tentang ilmu kedokteran yang langka. Namun, hanya sedikit yang berani memasuki hutan ini untuk mencari Tabib tersebut, karena katanya hutan ini penuh dengan cobaan dan ujian yang be
Ketika Xiao Liong Li melangkah lebih dalam ke dalam hutan larangan, dia semakin waspada oleh suasana misterius dan gelap yang mengelilinginya. Namun, tiba-tiba, bayangan-bayangan aneh mulai muncul lagi di hadapannya, menggiringnya ke arah yang berbeda-beda. Dia merasa seolah-olah hutan ini memiliki kehidupan sendiri, menciptakan ilusi-ilusi yang membingungkan dan menakutkan.Dia mencoba untuk tetap tenang dan mengatasi rasa takutnya, mengingat tekadnya untuk mencari Tabib Sakti Tanpa Bayangan dan keselamatan Chen Long. Namun, semakin dalam dia masuk, semakin kuat ilusi-ilusi itu muncul, membuatnya merasa semakin terjebak dalam hutan ini.Setelah beberapa saat berjalan, Xiao Liong Li mulai merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dia merasa bahwa ilusi-ilusi tersebut memiliki pola yang aneh dan terlalu sempurna untuk menjadi bagian dari alam. Kemudian, seiring dia berusaha untuk tetap tenang dan melihat lebih dekat, dia mulai menyadari bahwa ilusi-ilusi tersebut memiliki karakterist
"Tapi. Karena aku harus menolong temanmu ini, maka energiku tidak bisa aku bagi untuk menciptakan ilusi-ilusi yang biasa aku lakukan di hutan ini. Kamu mengerti maksudku, kan?" tanya Tabib Sakti Tanpa Bayangan kepada Xiao Liong Li. "Aku mengerti. Walaupun aku masih terluka tapi aku akan berusaha untuk menjaga kedamaian dan keamanan di hutan ini," jawab Xiao Liong Li lugas. "Bagus. Sekarang kamu keluar lah dan jaga-jaga di luar. Biar aku yang menolong temanmu ini." Setelah berkata seperti itu, Tabib Sakti Tanpa Bayangan langsung mendudukkan tubuh Chen Long dan dia mulai mengobati Chen Long. Xiao Liong Li menuju ke arah luar. Walaupun dia belum mendapatkan pengobatan sama sekali tapi dia tahu kalau keadaannya jauh lebih bagus daripada Chen Long. Karena itu, Chen Long yang harus diobati lebih dahulu oleh sang tabib. Xiao Liong Li berjaga-jaga di luar hingga akhirnya dia mendengar suara-suara di kejauhan sana. Xiao Liong Li segera naik ke atas pohon paling tinggi di hutan ini. Kemudi
Melihat ancang-ancang yang dilakukan oleh Xiao Liong Li, maka orang tua bernama Wen Tong ini langsung menyerang Xiao Liong Li. Walaupun Xiao Liong Li sedang terluka, tetapi dia masih sanggup melayani orang tua di depannya ini. Jual beli pukulan langsung terjadi. Apalagi Xiao Liong Li yang memilih untuk langsung mengerahkan seluruh kemampuan yang bisa dia lakukan dengan maksud untuk membuat jerih orang-orang Soa Hu Pai ini. Akibatnya orang tua bernama Wen Tong yang memang nampaknya bukan merupakan tokoh kuat di Soa Hu Pai itu, langsung terlempar dengan darah bercucuran dari mulutnya. Wen Tong menatap seorang pemuda yang kini maju ke depan. "Tuan Muda Kwa Sun Tek, ilmunya sama seperti yang dilakukan oleh orang yang disebut Paman Kam itu."Kwa Sun Tek langsung mengangguk. "Ya. Kau benar. Itu adalah ilmu tangan pengacau lautan, ilmu legendaris dari Tong Lam Pai yang sempat menghilang dari dunia persilatan."Setelah itu, Kwa Sun Tek menatap ke arah Xiao Liong Li. "Rupanya aku kembali b
Xiao Liong Li bersiap untuk membunuh dirinya sendiri karena dia tahu kalau tenaganya saat ini, tidak akan cukup untuk menghadapi Kwa Sun Tek. Xiao Liong lebih memilih kematian daripada dia kembali diperkosa orang. Dalam keadaan yang genting dan putus asa, ketika Xiao Liong Li hampir tak berdaya, muncullah seorang lelaki yang begitu muncul, langsung berdiri di depan Xiao Liong Li. Ternyata lelaki ini adalah Chen Long. Yang kedatangannya ini, telah mengubah alur peristiwa yang bisa terjadi pada Xiao Liong Li. Dalam wujud yang tampak lemah akibat cedera yang baru saja diderita, Chen Long dengan tekad yang bulat berdiri di hadapan Kwa Sun Tek, menunjukkan bahwa ia tidak akan membiarkan kekasihnya terluka lebih jauh.Terdengar suara geraman dari Chen Long, dan pandangannya yang lemah namun penuh dengan tekad menatap Kwa Sun Tek. Ada perubahan dalam ekspresi Kwa Sun Tek, dengan kedatangan Chen Long ini.Kekalahan dia bersama rekan-rekannya atas Paman Kam, membuat sifat sombong dalam di
Xiao Liong Li berkata kepada Chen Long, "aku tidak akan membiarkanmu menghadapi Kwa Sun Tek sendirian. Jika ini adalah akhir perjalanan kita, aku akan memilih untuk mati bersamamu."Chen Long berusaha meyakinkan Xiao Liong Li. "Bibi Liong, aku tahu bahwa kamu peduli padaku. Tapi yakinlah bahwa aku bisa menghadapinya."Xiao Liong Li menggelengkan kepalanya. Dia tampak ragu. "Tapi aku tidak ingin kehilanganmu, Chen Long."Chen Long tersenyum. "Dan aku juga tidak ingin kehilanganmu, Bibi Liong. Tapi percayalah padaku kalau aku bisa mengatasi Kwa Sun Tek. Aku tahu bahwa aku mungkin belum sepenuhnya pulih, tapi aku memiliki keyakinan menang.""Tapi risikonya..."Chen Long membelai rambut Xiao Liong Li. "Setiap perjuangan memiliki risiko, Bibi Liong. Tapi aku merasa bahwa kita telah mengatasi begitu banyak ujian bersama, dan kita tidak boleh menyerah sekarang. Aku akan menghadapi Kwa Sun Tek itu. Kamu tunggulah di sini.Xiao Liong Li menarik nafas berat. "Baiklah, Chen Long."Keduanya salin
Tiba-tiba, suasana di hutan larangan berubah menjadi penuh misteri dan menegangkan. Di tengah cahaya remang-remang yang berseliweran di antara pepohonan rimbun, tampaklah kehadiran beberapa orang yang tak terduga.Seakan-akan ilmu dan aura yang berbeda dari yang lain, kini hadir di tempat ini. Hadirnya tamu-tamu baru ini mengubah energi di sekitar mereka.Dari kejauhan, terlihatlah sebuah tandu yang digotong oleh empat orang dengan gerakan yang begitu ringan sehingga mereka seakan melayang di atas tanah. Di belakang mereka, ada dua orang tua. Nenek dan kakek dengan pembawaan dingin dan menyeramkan. Tandu itu terbuat dari kayu yang dihiasi dengan motif-motif yang indah dan khas, mengisyaratkan status dan keanggunan yang tinggi. Di dalam tandu, ada sosok seorang perempuan muda berwajah putih kepucat-pucatan yang sedang duduk dengan tenang. Orang-orang yang membawa tandu itu memiliki ilmu yang begitu tinggi sehingga mereka mampu meringankan tubuh mereka sendiri, sehingga terlihat se
Dalam momen yang menegangkan ini, situasi semakin memanas ketika beberapa anak murid dari Soa Hu Pai tiba-tiba melakukan serangan. Dengan penuh amarah karena merasa dilangkahi oleh orang-orang yang baru datang ini, maka mereka langsung melakukan jalan kekerasan.Mereka merasa bahwa serangan ini adalah cara untuk memastikan prioritas mereka guna mendapatkan pengobatan.Serangan ini memecah suasana yang sebelumnya dipenuhi oleh perdebatan dan ketegangan. Langkah-langkah mereka yang cepat dan gerakan ilmu silat yang tajam itu, menciptakan suasana kacau. Teriakan, serangan, dan suara benturan memenuhi udara hutan yang sebelumnya hening.Di tengah keributan, tiga orang yang membawa tandu tetap tenang dan tegar di tempat mereka. Seakan-akan mereka memahami peran mereka bukan untuk terlibat dalam pertempuran, melainkan untuk menjaga sesuatu yang lebih penting. Hanya salah satu dari mereka yang dengan perlahan melangkah maju, menghadapi serangan yang datang dari anak-anak murid Soa Hu Pai