Share

Ketukan menakutkan

Penulis: Mr. W
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah mendengar jawaban Abisatya, Kakek Byakta semakin bingung dengan dahan kayu keramat ini karena tiba tiba bisa berada di dalam rumah dan sudah tersimpan rapi.

Abi kemudian juga menanyakan sesuatu pada Kakek Byakta karena masih sangat kebingungan tentang hal aneh itu.

"Apa kakek tidak lupa menaruhnya kedalam rumah tadi?" Tanya Abisatya yang juga kebingungan.

"Tidak nak.. tadi kakek sama sekali tidak masuk rumah, dari tadi kakek hanya di luar rumah saja" jawab kakek Byakta pada Abisatya.

"Yasudah kek mungkin karena memang sudah takdirnya menjadi milik kita jadi dahan kayu ini bisa pindah tempat dengan sendirinya," ucap Abi yang sudah tak mau ambil pusing dengan dahan keramat itu.

"Yasudah nak... Sekarang simpan saja itu di dalam kamarmu agar tak hilang kembali dan lebih dekat dengan Adiwilaga di sana," ucap Kakek Byakta.

"Baik kek aku akan memindahkannya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Bertanya kepada Dewantara

    Tapi sebelum mengutarakan niatnya, kakek Byakta terlebih dulu menanyakan alasan Dewantara pergi kerumahnya tengah malam seperti ini."Dewantara... Kamu kenapa nak datang kerumah kami tengah malam seperti ini? Ada keperluan penting apa yang membuatmu datang sekarang?" Tanya Kakek Byakta pada Dewantara.Abisatya yang mengetahui kalau yang datang adalah Dewantara seketika perasaan takutnya tadi menjadi lega karena bukan para orang jahat yang akan membunuh semua orang."Syukurlah kamu yang datang... Aku pikir tadi yang datang tengah malam seperti ini adalah orang orang jahat yang akan membunuh kita," ucap Abi pada Dewantara."Hehehe maaf kek.. maaf juga bi sudah membuat takut kalian semua dan juga pasti aku sangat mengganggu waktu istirahat kalian. Tapi maksud dan tujuanku kesini aku ingin meminta tolong pada Kakek dan juga kamu bi...," Jawab Dewantara."Meminta tolong apa nak kok te

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Bintang jatuh

    Saat itu Abisatya memohon agar anaknya kelak benar benar menjadi pendekar hebat yang bisa melindungi semua rakyat rakyat kecil yang sedang di tindas oleh para pendekar jahat di muka bumi ini."Aku memohon agar Adiwilaga bisa menjadi pendekar yang benar benar hebat di masa yang akan datang agar bisa melindungi semua rakyat kecil yang di tindas dan di perlakukan buruk oleh para pendekar jahat di muka bumi ini," ucap Abi di dalam hatinya.Setelah meminta permohonan itu akhirnya Abisatya mulai berbicara pada Kakek Byakta dan juga Dewantara prihal dia melihat bintang jatuh tadi."Aku baru saja melihat ada sebuah bintang jatuh yang terlihat begitu indah, aku juga tak lupa untuk meminta permohonan," ucap Abi pada Kakek Byakta dan Dewantara."Wah beruntung sekali kamu nak bisa melihat bintang jatuh di tengah malam seperti ini, semoga saja permohonan mu tadi segera bisa terwujud," jawab kakek Byakta sembari terseny

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Cahaya balasan dewa

    Kakek Byakta dan juga Dewantara seketika kaget dengan omongan Abi tersebut, tapi kakek Byakta dan Dewantara tak menanyakannya terlebih dahulu. Mereka berdua segera mengikuti Abisatya karena sudah berlari terlebih dahulu.Abisatya terus saja berlarian mengikuti burung kecil itu, Abisatya nampaknya sangat percaya dengan burung kecil itu.Tak lama berlari akhirnya burung kecil itu berhenti di suatu pohon dan dia menunjukkan kalau rusa muda buruannya sedang bersembunyi di balik semak semak itu."Berhenti di sini, lihat di balik semak semak itu ada rusa muda buruan mu tadi," ucap burung kecil itu.Abisatya sungguh tak Percaya dengan itu, tapi Abisatya juga sangat berterimakasih dengan burung yang sudah membantu nya menemukan rusa muda tadi."Wahhh terimakasih burung kecil... Kamu sudah mau membantuku menemukan rusa muda tadi," ucap terimakasih Abi pada burung kecil itu.

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Jawaban yang meyakinkan

    "Aku sangat yakin kek.. karena beberapa hari yang lalu aku juga sempat berterimakasih pada para dewa atas kekuatan yang di berikan pada anakku dan tak lama kemudian cahaya seperti tadi muncul kek," jelas Abisatya.Kakek Byakta pun akhirnya percaya dengan penjelasan Abisatya tersebut."Owhh begitu ya nak.... Sekarang aku sudah percaya kalau cahaya tadi adalah jawaban dari dewa untukmu," ucap Kakek Byakta.Setelah obrolan itu Dewantara sudah berhasil mengambil hati rusa muda itu dan memberikan seluruh daging rusanya untuk kakek Byakta dan juga Abisatya."Kek... Bii.. aku sudah mengambil hati rusa muda ini, sekarang aku mau kembali ke markasku untuk menyerahkan hati ini pada raja Argani," ucap Dewantara pada Abi dan kakek Byakta."Lantas daging rusa muda ini bagaimana?" Tanya Abisatya."Daging rusa ini kami bawa pulang saja bersama kakek buat makan kalian nanti.

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Terungkapnya sosok misterius

    Abisatya yang mendengar pertanyaan dari istrinya tersebut seketika menjadi bingung harus menjawab pertanyaan istrinya tersebut.Tanpa pikir panjang Abisatya tak menjawab pertanyaan dari istrinya itu dan segera beralasan akan tidur karena sudah sangat lelah dan mengantuk."Istriku... Aku kedepan dahulu ya.. badanku sangat lelah aku akan tidur sekarang, kamu juga tidur saja lagi," ucap Abisatya yang menghindari pertanyaan istrinya tadi.Dewi Suhita Belum sempat menjawab Abisatya langsung pergi ke depan dan segera tidur.Hal itu membuat Dewi Suhita curiga dengan sikap suaminya yang tak seperti biasanya.Akhirnya Dewi Suhita sedikit melupakan hal itu dan segera kembali tidur dengan nyenyak.Matahari mulai naik dan Adiwilaga terbangun lebih dulu dibandingkan dengan yang lain. Saat itu Adiwilaga menepuk nepuk pundak Dewi Suhita yang masih tertidur lelap, nampaknya

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Ukuran yang tak masuk akal

    Abisatya pun menjelaskan bahwa sosok misterius yang selama ini mengelilingi mereka adalah harimau besar itu, harimau itu mempunyai niat baik."Seperti yang sudah kita alami beberapa hari ini kek, sosok misterius itu adalah harimau besar ini... Dia tak ada niat buruk dengan kita, dia adalah hewan utusan dewa yang di utus untuk menjaga kita semua terutama Adiwilaga calon pendekar dimasa depan," jelas Abisatya.Akhirnya kakek Byakta mulai bisa menerima harimau itu dan tak takut lagi dengan harimau besar itu.Abisatya segera berbicara kembali dengan harimau besar itu, Abi ingin menanyakan nama dari harimau itu."Wahai harimau... Siapa nama aslimu?" Tanya Abisatya."Namaku Garaga..." Jawab Garaga (harimau besar).Setelah menanyakan nama dari harimau itu ternyata daging rusa muda milik mereka masih utuh dan tak di makan sedikit pun oleh Garaga, Abisatya dan kakek B

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Hewan utusan dewa

    "Namanya juga hewan utusan dewa kek.. apalagi itu untuk menjaga kita semua ya harus besar hehehe...," Jawab Abi pada Kakek Byakta."Benar juga sih katamu nak... Semoga saja dengan adanya Garaga, kita semua akan selamat selalu ya nak..," doa kakek Byakta."Iya kek... Aku juga berharap seperti itu," jawab Abi.Tak lama kemudian daging rusa yang sedang mereka bakar sudah matang dengan sempurna dan siap untuk mereka nikmati bersama sama.Kakek Byakta dan Abisatya segera memindahkan daging rusa bakar itu ke dalam rumah untuk di nikmati bersama sama.Sedangkan Garaga masih mengawasi mereka dari atas batu yang cukup besar di sebelah rumah mereka.Garaga sengaja mengawasi mereka dari atas batu itu agar Garaga bisa melihat dengan jelas kalau seandainya ada bahaya yang datang.Mereka berdua sudah memindahkan daging rusa itu ke dalam rumah, saatnya Abisatya un

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Garaga

    Setelah itu Abisatya menggendong Adiwilaga kembali ke dalam kamar untuk kembali beristirahat. Tak lupa Abisatya juga mengajak istrinya untuk menemani Adiwilaga istirahat di dalam kamar."Istriku... Ayo ikut aku ke kamar dan temani Adiwilaga beristirahat sepertinya Adiwilaga sudah cukup mengantuk sekarang," ucap Abisatya."Iya suamiku," jawab Dewi Suhita sembari berjalan mengikuti Abisatya dari belakang.Sedangkan Kakek Byakta masih berada di luar dengan Garaga, kemudian kakek Byakta mencoba untuk mendekati Garaga dan mencoba mengajak bicara Garaga.Saat itu kakek Byakta ingin menanyakan pada Garaga tentang kekuatan apa saja yang akan di miliki oleh Adiwilaga kelak, karena kakek berfikir kalau Garaga mengetahui akan hal itu."Garaga.. apakah kamu tahu tentang kekuatan apa saja yang akan dimiliki oleh Adiwilaga kelak?" Tanya Kakek Byakta pada Garaga.Garaga yan

Bab terbaru

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Berakhir damai

    Setelah itu tetua mulai meninggalkan rumah Dewantara, ia berjalan kembali ke arah rumah nya yang berada di ujung depan desa."Terimakasih sudah mau membelaku tadi... Aku sangat beruntung bisa bertemu denganmu tadi," ucap Gen pada Adiwilaga yang sedang menenangkan ibunya tadi.Adiwilaga mengangguk ringan sembari memberikan senyuman ringan pada Gen yang terlihat sangat bahagia itu."Yasudah Dewi..... kalau begitu ayo kita kembali melanjutkan memasak nya," ucap nek Siri yang mengajak Dewi Suhita melanjutkan memasaknya tadi."Iya nek..."Dewi Suhita segera berjalan masuk kedalam rumah mengikuti nek Siri, berniat akan melanjutkan memasaknya tadi yang sempat tertunda karena ada sedikit masalah di luar rumah."Nak... Antarkan nak Gen ini ke rumah sebelah, biar nanti dia bisa tidur di sana," ucap kakek Byakta yang sudah mulai peduli dengan Gen.Adiwilaga se

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Penolakan warga

    Kakek Byakta terdiam.. tak bisa menjawab apa apa pada tetua karena itu sudah menjadi keputusan warga bersama dan pastinya mereka sudah berunding perihal ini.Raja Gen yang mendengar penjelasan dari tetua desa tadi merasa sedikit bersalah pada semua keluarga Adiwilaga yang terkena dampaknya atas kedatangan dirinya di desa itu.Raja Gen memutuskan untuk segera berjalan ke depan berniat untuk segera pergi meninggalkan desa itu dan kembali ke kerajaan nya untuk tetap tinggal di sana seorang diri.Semua warga ketakutan saat melihat raja Gen berjalan.. semua warga memberikan jalan untuk raja Gen lewat dan sebenarnya juga merasa ketakutan.Tapi Adiwilaga tak bisa membiarkan hal itu, dirinya tetap ingin membela raja Gen untuk tetap tinggal di desa itu, Adiwilaga merasa jika tindakan para warga itu terlalu kelewatan sehingga membuat perasaan dari raja Gen terluka."Berhenti... Jangan kemb

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Ikut tinggal di desa

    "Garaga? Siapa itu Garaga? Apa nama harimau milikmu ini?" Tanya raja Gen yang terlihat kebingungan."Iya benar... Nama harimau milikku ini adalah Garaga, memangnya kenapa?" Tanya Adiwilaga pada raja Gen.Raja Gen terdiam, sedikit merasa aneh dengan Adiwilaga yang memberikan nama Garaga pada hewan peliharaan nya itu.Setahu Gen, nama Garaga adalah sebutan nama untuk hewan utusan para dewa, raja Gen pernah mendengar tentang hal itu sebelumnya."Tidak apa apa.. aku hanya sedikit bingung saja kenapa nama harimau mu ini mirip dengan sebutan para dewa pada hewan utusan mereka.. apa harimau mu ini adalah utusan para dewa?" Jawab raja Gen sembari bertanya balik pada Adiwilaga.Adiwilaga sedikit panik... Tak tahu jika raja Gen mengetahui tentang hal itu sebelumnya.Tapi Adiwilaga tetao berusaha untuk tetap tenang saat menjawab pertanyaan dari raja Gen tadi."Owh be

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Keputusan tepat

    Akhirnya Adiwilaga mundur dan tak jadi membunuh raja Gen yang sudah sangat lemah itu."Baiklah... Aku mengampuni mu, aku pegang janjimu tadi yang akan berubah jadi yang lebih baik, tapi aku mau seluruh anggota mu ini kamu bebaskan dan biarkan mereka semua kembali ke rumahnya masing masing, dan juga kamu! Awas saja masih berani berbuat jahat pada orang orang kecil, tak akan aku mengampuni mu lagi!" Ucap Adiwilaga.Raja Gen sangat lega, benar benar lega setelah mendengar ucapan dari Adiwilaga tadi yang sudah mau mengampuni dirinya."Terimakasih anak muda.... Terimakasih.... Aku berjanji akan menjadi seorang yang lebih baik lagi, aku juga akan membubarkan seluruh anggota ku agar mereka semua bisa kembali ke keluarganya masing masing," jawab raja Gen dengan perasaan yang sangat lega."Tunggu apa lagi sekarang? Cepat bubarkan para anggotamu itu!"Raja Gen mulai berusaha berdiri

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Antara membunuh atau tidak

    Raja Gen sudah tak bisa menahan emosi nya lagi, dirinya mengibaskan pedangnya ke arah dada Adiwilaga."Sliiiing...... ""Uhg hampir saja, kali ini sabitan pedangmu lebih baik dari yang tadi, tapi tak lebih bagus jika hanya menembus angin, hahahaha!" Ucap Adiwilaga yang berhasil menghindari tebasan pedang dari raja Gen tadi.Raut wajah raja Gen sudah mulai berubah warna menjadi sangat merah, tanda jika emosional di dalam tubuhnya sudah memuncak dan itu adalah waktu yang pas bagi Adiwilaga untuk menyerang raja Gen yang benar benar emosi itu.Tongkat kayu mulai di keluarkan dari saku celananya, semua orang melihatnya dan beranggapan jika Adiwilaga sedang bercandaan dengan dahan kayu tua yang di keluarkan nya dari dalam saku celananya tadi.Begitu juga raja Gen yang semakin yakin dan percaya diri jika dirinya akan menang dengan sangat mudah kali ini."Nak... Masih berani melaw

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Raja Gen

    Adiwilaga juga menjadi sangat penasaran dengan sosok perempuan yang di lihatnya tadi, sangat cantik dan begitu menggoda hati Adiwilaga.Itu ajaib, hanya dengan penglihatan dari jauh sudah bisa membuat Adiwilaga jatuh cinta padanya."Tentang itu kamu harus fokus pada titik tujuan mu itu, jangan terlalu kosong pikiran mu, nanti hasilnya akan seperti itu, menjadi melihat seseorang yang bahkan belum pernah kita jumpai sebelumnya," jawab Garaga.Adiwilaga mengangguk ringan sembari terus tersenyum senyum karena baru pertama kali dirinya melihat wanita dan langsung jatuh cinta pada wanita itu.Adiwilaga juga selalu mengingat ngingat wajah perempuan cantik itu, menurutnya wanita cantik itu cocok untuk di jadikan sebagai istri nya.Sudah saatnya juga Adiwilaga memikirkan tentang hal itu, usianya sudah cukup pas untuk melakukan pernikahan.Garaga yang menyadari akan hal itu sedikit

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Pemuda yang di hukum

    Akhirnya mereka bertiga mulai berjalan menuju rumah nek Siri, pemuda itu berjalan di belakang sembari membawa sayur dan rempah rempah milik nek siri tadi.Sampai pada akhirnya mereka bertiga sudah sampai di depan rumah nek Siri, segera pemuda itu meletakkan semuanya di atas kursi yang ada di depan rumah."Sudah ya nek... Aku pamit pergi dulu, besok aku akan menunggu nenek lagi," ucap pemuda itu."Iya nak.. terimakasih banyak sudah membantu kami berdua," jawab nek Siri.Pemuda itu mulai berjalan kembali menuju tempat biasa ia duduk, lebih tepatnya di ujung desa."Ayo nak kita bawa bahan bahan ini masuk kedalam," ajak nek Siri pada Dewi Suhita.Mereka mulai mengangkat bahan bahan dan segera berjalan masuk kedalam rumah menuju ke dapur, di sana mereka berdua segera menghaluskan bumbu bumbu yang di gunakan untuk membuat kuah gulainya nanti.K

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Canda nek Siri

    Dewantara juga sedikit Lega setelah mendengar ucapan Abisatya tadi yang sudah mengizinkan dirinya untuk jujur pada ibunya saat itu juga."Begini Bu... Tapi ibu harus janji dahulu pada kami semua untuk tidak membicarakan hal ini pada siapapun termasuk semua warga desa ini karena hal ini memang sangat rahasia dan hanya keluarga saja yang bisa mengetahui tentang hal ini," jelas Dewantara pada ibunya.Nek siri tak terlalu mempermasalahkan tentang hal itu, dirinya sangat yakin jika dirinya bisa menjaga rahasia apapun dari semua orang.Lantas nek Siri menyanggupi tentang satu syarat yang di berikan oleh anaknya tadi, nek Siri juga sudah berjanji pada semua orang jika dirinya tak akan memberitahukan hal itu pada semua orang termasuk orang di desa ini tanpa terkecuali."Jadi begini Bu.. Adiwilaga itu adalah seorang pendekar pilihan para dewa, dia di pilih menjadi pendekar untuk di tugaskan membantai seluruh keraja

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Rahasia besar

    Adiwilaga mulai merebahkan dirinya, tak langsung memejamkan matanya. Dirinya memikirkan tentang rencana nya besok, terlebih lagi Garaga tak memberi tahu tentang kelemahan dari raja di sana.Bahkan nama rajanya pun tidak di beri tahu oleh Garaga.Saat itu menjadi waktu yang sangat membingungkan bagi Adiwilaga, dirinya harus memikirkan strategi sendiri dan juga harus mengetahui titik kelemahan dari calon lawannya nanti.Semakin lama di pikirkan akan semakin membuat kepala Adiwilaga pusing dan sakit.Akhirnya Adiwilaga memutuskan untuk segera memejamkan matanya berniat akan segera tidur dan tak lagi memikirkan tentang strategi penyerangan untuk besok.Tak berapa lama setelah memejamkan matanya, Adiwilaga mulai tertidur lelap hingga tak sadar jika tidurnya memeluk kakek Byakta di sebelahnya.Begitu juga sebaliknya, kakek Byakta juga tak sadar jika dirinya sedang di peluk oleh

DMCA.com Protection Status