Akhirnya Kakek Byakta dan juga Abisatya melanjutkan makannya hingga semua ikan bakarnya habis tak tersisa.
Setelah itu Abisatya kembali menanyakan soal dahan kayu keramat itu pada Kakek Byakta Karena memang Abisatya masih sangat penasaran sekali dengan dahan kayu yang di sebut keramat oleh kakek Byakta.
"Kek... Apa yang membuat dahan kayu itu di sebut dahan kayu yang keramat kek?" Tanya Abisatya.
"Begini nak..... Dahan kayu itu dulunya adalah senjata rahasia dari raja Bulwa, raja Bulwa dahulu adalah raja yang sangat baik hati pada rakyatnya terutama rakyat rakyat kecil. Tapi suatu hari tiba tiba raja Bulwa di jebak oleh rakyatnya sendiri yang sudah dibayar oleh para pendekar jahat. Raja Bulwa di jebak di tengah hutan dengan alasan ada rakyatnya yang sedang tergigit ular di tengah hutan karena diketahui juga raja Bulwa dapat menyembuhkan racun ular. Setelah raja Bulwa mengikuti salah satu rakyatnya itu ternyata tidak ada
Setelah mendengar jawaban Abisatya, Kakek Byakta semakin bingung dengan dahan kayu keramat ini karena tiba tiba bisa berada di dalam rumah dan sudah tersimpan rapi.Abi kemudian juga menanyakan sesuatu pada Kakek Byakta karena masih sangat kebingungan tentang hal aneh itu."Apa kakek tidak lupa menaruhnya kedalam rumah tadi?" Tanya Abisatya yang juga kebingungan."Tidak nak.. tadi kakek sama sekali tidak masuk rumah, dari tadi kakek hanya di luar rumah saja" jawab kakek Byakta pada Abisatya."Yasudah kek mungkin karena memang sudah takdirnya menjadi milik kita jadi dahan kayu ini bisa pindah tempat dengan sendirinya," ucap Abi yang sudah tak mau ambil pusing dengan dahan keramat itu."Yasudah nak... Sekarang simpan saja itu di dalam kamarmu agar tak hilang kembali dan lebih dekat dengan Adiwilaga di sana," ucap Kakek Byakta."Baik kek aku akan memindahkannya
Tapi sebelum mengutarakan niatnya, kakek Byakta terlebih dulu menanyakan alasan Dewantara pergi kerumahnya tengah malam seperti ini."Dewantara... Kamu kenapa nak datang kerumah kami tengah malam seperti ini? Ada keperluan penting apa yang membuatmu datang sekarang?" Tanya Kakek Byakta pada Dewantara.Abisatya yang mengetahui kalau yang datang adalah Dewantara seketika perasaan takutnya tadi menjadi lega karena bukan para orang jahat yang akan membunuh semua orang."Syukurlah kamu yang datang... Aku pikir tadi yang datang tengah malam seperti ini adalah orang orang jahat yang akan membunuh kita," ucap Abi pada Dewantara."Hehehe maaf kek.. maaf juga bi sudah membuat takut kalian semua dan juga pasti aku sangat mengganggu waktu istirahat kalian. Tapi maksud dan tujuanku kesini aku ingin meminta tolong pada Kakek dan juga kamu bi...," Jawab Dewantara."Meminta tolong apa nak kok te
Saat itu Abisatya memohon agar anaknya kelak benar benar menjadi pendekar hebat yang bisa melindungi semua rakyat rakyat kecil yang sedang di tindas oleh para pendekar jahat di muka bumi ini."Aku memohon agar Adiwilaga bisa menjadi pendekar yang benar benar hebat di masa yang akan datang agar bisa melindungi semua rakyat kecil yang di tindas dan di perlakukan buruk oleh para pendekar jahat di muka bumi ini," ucap Abi di dalam hatinya.Setelah meminta permohonan itu akhirnya Abisatya mulai berbicara pada Kakek Byakta dan juga Dewantara prihal dia melihat bintang jatuh tadi."Aku baru saja melihat ada sebuah bintang jatuh yang terlihat begitu indah, aku juga tak lupa untuk meminta permohonan," ucap Abi pada Kakek Byakta dan Dewantara."Wah beruntung sekali kamu nak bisa melihat bintang jatuh di tengah malam seperti ini, semoga saja permohonan mu tadi segera bisa terwujud," jawab kakek Byakta sembari terseny
Kakek Byakta dan juga Dewantara seketika kaget dengan omongan Abi tersebut, tapi kakek Byakta dan Dewantara tak menanyakannya terlebih dahulu. Mereka berdua segera mengikuti Abisatya karena sudah berlari terlebih dahulu.Abisatya terus saja berlarian mengikuti burung kecil itu, Abisatya nampaknya sangat percaya dengan burung kecil itu.Tak lama berlari akhirnya burung kecil itu berhenti di suatu pohon dan dia menunjukkan kalau rusa muda buruannya sedang bersembunyi di balik semak semak itu."Berhenti di sini, lihat di balik semak semak itu ada rusa muda buruan mu tadi," ucap burung kecil itu.Abisatya sungguh tak Percaya dengan itu, tapi Abisatya juga sangat berterimakasih dengan burung yang sudah membantu nya menemukan rusa muda tadi."Wahhh terimakasih burung kecil... Kamu sudah mau membantuku menemukan rusa muda tadi," ucap terimakasih Abi pada burung kecil itu.
"Aku sangat yakin kek.. karena beberapa hari yang lalu aku juga sempat berterimakasih pada para dewa atas kekuatan yang di berikan pada anakku dan tak lama kemudian cahaya seperti tadi muncul kek," jelas Abisatya.Kakek Byakta pun akhirnya percaya dengan penjelasan Abisatya tersebut."Owhh begitu ya nak.... Sekarang aku sudah percaya kalau cahaya tadi adalah jawaban dari dewa untukmu," ucap Kakek Byakta.Setelah obrolan itu Dewantara sudah berhasil mengambil hati rusa muda itu dan memberikan seluruh daging rusanya untuk kakek Byakta dan juga Abisatya."Kek... Bii.. aku sudah mengambil hati rusa muda ini, sekarang aku mau kembali ke markasku untuk menyerahkan hati ini pada raja Argani," ucap Dewantara pada Abi dan kakek Byakta."Lantas daging rusa muda ini bagaimana?" Tanya Abisatya."Daging rusa ini kami bawa pulang saja bersama kakek buat makan kalian nanti.
Abisatya yang mendengar pertanyaan dari istrinya tersebut seketika menjadi bingung harus menjawab pertanyaan istrinya tersebut.Tanpa pikir panjang Abisatya tak menjawab pertanyaan dari istrinya itu dan segera beralasan akan tidur karena sudah sangat lelah dan mengantuk."Istriku... Aku kedepan dahulu ya.. badanku sangat lelah aku akan tidur sekarang, kamu juga tidur saja lagi," ucap Abisatya yang menghindari pertanyaan istrinya tadi.Dewi Suhita Belum sempat menjawab Abisatya langsung pergi ke depan dan segera tidur.Hal itu membuat Dewi Suhita curiga dengan sikap suaminya yang tak seperti biasanya.Akhirnya Dewi Suhita sedikit melupakan hal itu dan segera kembali tidur dengan nyenyak.Matahari mulai naik dan Adiwilaga terbangun lebih dulu dibandingkan dengan yang lain. Saat itu Adiwilaga menepuk nepuk pundak Dewi Suhita yang masih tertidur lelap, nampaknya
Abisatya pun menjelaskan bahwa sosok misterius yang selama ini mengelilingi mereka adalah harimau besar itu, harimau itu mempunyai niat baik."Seperti yang sudah kita alami beberapa hari ini kek, sosok misterius itu adalah harimau besar ini... Dia tak ada niat buruk dengan kita, dia adalah hewan utusan dewa yang di utus untuk menjaga kita semua terutama Adiwilaga calon pendekar dimasa depan," jelas Abisatya.Akhirnya kakek Byakta mulai bisa menerima harimau itu dan tak takut lagi dengan harimau besar itu.Abisatya segera berbicara kembali dengan harimau besar itu, Abi ingin menanyakan nama dari harimau itu."Wahai harimau... Siapa nama aslimu?" Tanya Abisatya."Namaku Garaga..." Jawab Garaga (harimau besar).Setelah menanyakan nama dari harimau itu ternyata daging rusa muda milik mereka masih utuh dan tak di makan sedikit pun oleh Garaga, Abisatya dan kakek B
"Namanya juga hewan utusan dewa kek.. apalagi itu untuk menjaga kita semua ya harus besar hehehe...," Jawab Abi pada Kakek Byakta."Benar juga sih katamu nak... Semoga saja dengan adanya Garaga, kita semua akan selamat selalu ya nak..," doa kakek Byakta."Iya kek... Aku juga berharap seperti itu," jawab Abi.Tak lama kemudian daging rusa yang sedang mereka bakar sudah matang dengan sempurna dan siap untuk mereka nikmati bersama sama.Kakek Byakta dan Abisatya segera memindahkan daging rusa bakar itu ke dalam rumah untuk di nikmati bersama sama.Sedangkan Garaga masih mengawasi mereka dari atas batu yang cukup besar di sebelah rumah mereka.Garaga sengaja mengawasi mereka dari atas batu itu agar Garaga bisa melihat dengan jelas kalau seandainya ada bahaya yang datang.Mereka berdua sudah memindahkan daging rusa itu ke dalam rumah, saatnya Abisatya un