Kakek Byakta dan juga Dewantara seketika kaget dengan omongan Abi tersebut, tapi kakek Byakta dan Dewantara tak menanyakannya terlebih dahulu. Mereka berdua segera mengikuti Abisatya karena sudah berlari terlebih dahulu.
Abisatya terus saja berlarian mengikuti burung kecil itu, Abisatya nampaknya sangat percaya dengan burung kecil itu.
Tak lama berlari akhirnya burung kecil itu berhenti di suatu pohon dan dia menunjukkan kalau rusa muda buruannya sedang bersembunyi di balik semak semak itu.
"Berhenti di sini, lihat di balik semak semak itu ada rusa muda buruan mu tadi," ucap burung kecil itu.
Abisatya sungguh tak Percaya dengan itu, tapi Abisatya juga sangat berterimakasih dengan burung yang sudah membantu nya menemukan rusa muda tadi.
"Wahhh terimakasih burung kecil... Kamu sudah mau membantuku menemukan rusa muda tadi," ucap terimakasih Abi pada burung kecil itu.
<
"Aku sangat yakin kek.. karena beberapa hari yang lalu aku juga sempat berterimakasih pada para dewa atas kekuatan yang di berikan pada anakku dan tak lama kemudian cahaya seperti tadi muncul kek," jelas Abisatya.Kakek Byakta pun akhirnya percaya dengan penjelasan Abisatya tersebut."Owhh begitu ya nak.... Sekarang aku sudah percaya kalau cahaya tadi adalah jawaban dari dewa untukmu," ucap Kakek Byakta.Setelah obrolan itu Dewantara sudah berhasil mengambil hati rusa muda itu dan memberikan seluruh daging rusanya untuk kakek Byakta dan juga Abisatya."Kek... Bii.. aku sudah mengambil hati rusa muda ini, sekarang aku mau kembali ke markasku untuk menyerahkan hati ini pada raja Argani," ucap Dewantara pada Abi dan kakek Byakta."Lantas daging rusa muda ini bagaimana?" Tanya Abisatya."Daging rusa ini kami bawa pulang saja bersama kakek buat makan kalian nanti.
Abisatya yang mendengar pertanyaan dari istrinya tersebut seketika menjadi bingung harus menjawab pertanyaan istrinya tersebut.Tanpa pikir panjang Abisatya tak menjawab pertanyaan dari istrinya itu dan segera beralasan akan tidur karena sudah sangat lelah dan mengantuk."Istriku... Aku kedepan dahulu ya.. badanku sangat lelah aku akan tidur sekarang, kamu juga tidur saja lagi," ucap Abisatya yang menghindari pertanyaan istrinya tadi.Dewi Suhita Belum sempat menjawab Abisatya langsung pergi ke depan dan segera tidur.Hal itu membuat Dewi Suhita curiga dengan sikap suaminya yang tak seperti biasanya.Akhirnya Dewi Suhita sedikit melupakan hal itu dan segera kembali tidur dengan nyenyak.Matahari mulai naik dan Adiwilaga terbangun lebih dulu dibandingkan dengan yang lain. Saat itu Adiwilaga menepuk nepuk pundak Dewi Suhita yang masih tertidur lelap, nampaknya
Abisatya pun menjelaskan bahwa sosok misterius yang selama ini mengelilingi mereka adalah harimau besar itu, harimau itu mempunyai niat baik."Seperti yang sudah kita alami beberapa hari ini kek, sosok misterius itu adalah harimau besar ini... Dia tak ada niat buruk dengan kita, dia adalah hewan utusan dewa yang di utus untuk menjaga kita semua terutama Adiwilaga calon pendekar dimasa depan," jelas Abisatya.Akhirnya kakek Byakta mulai bisa menerima harimau itu dan tak takut lagi dengan harimau besar itu.Abisatya segera berbicara kembali dengan harimau besar itu, Abi ingin menanyakan nama dari harimau itu."Wahai harimau... Siapa nama aslimu?" Tanya Abisatya."Namaku Garaga..." Jawab Garaga (harimau besar).Setelah menanyakan nama dari harimau itu ternyata daging rusa muda milik mereka masih utuh dan tak di makan sedikit pun oleh Garaga, Abisatya dan kakek B
"Namanya juga hewan utusan dewa kek.. apalagi itu untuk menjaga kita semua ya harus besar hehehe...," Jawab Abi pada Kakek Byakta."Benar juga sih katamu nak... Semoga saja dengan adanya Garaga, kita semua akan selamat selalu ya nak..," doa kakek Byakta."Iya kek... Aku juga berharap seperti itu," jawab Abi.Tak lama kemudian daging rusa yang sedang mereka bakar sudah matang dengan sempurna dan siap untuk mereka nikmati bersama sama.Kakek Byakta dan Abisatya segera memindahkan daging rusa bakar itu ke dalam rumah untuk di nikmati bersama sama.Sedangkan Garaga masih mengawasi mereka dari atas batu yang cukup besar di sebelah rumah mereka.Garaga sengaja mengawasi mereka dari atas batu itu agar Garaga bisa melihat dengan jelas kalau seandainya ada bahaya yang datang.Mereka berdua sudah memindahkan daging rusa itu ke dalam rumah, saatnya Abisatya un
Setelah itu Abisatya menggendong Adiwilaga kembali ke dalam kamar untuk kembali beristirahat. Tak lupa Abisatya juga mengajak istrinya untuk menemani Adiwilaga istirahat di dalam kamar."Istriku... Ayo ikut aku ke kamar dan temani Adiwilaga beristirahat sepertinya Adiwilaga sudah cukup mengantuk sekarang," ucap Abisatya."Iya suamiku," jawab Dewi Suhita sembari berjalan mengikuti Abisatya dari belakang.Sedangkan Kakek Byakta masih berada di luar dengan Garaga, kemudian kakek Byakta mencoba untuk mendekati Garaga dan mencoba mengajak bicara Garaga.Saat itu kakek Byakta ingin menanyakan pada Garaga tentang kekuatan apa saja yang akan di miliki oleh Adiwilaga kelak, karena kakek berfikir kalau Garaga mengetahui akan hal itu."Garaga.. apakah kamu tahu tentang kekuatan apa saja yang akan dimiliki oleh Adiwilaga kelak?" Tanya Kakek Byakta pada Garaga.Garaga yan
Garaga pun segera menjelaskan alasan kenapa dia pergi pada Abisatya dan juga kakek Byakta."Maaf... Tadi aku habis dari hutan, aku mencarikan kalian hewan buruan, aku dengar tadi kalian masih sangat kelelahan. Jadi aku mengambil inisiatif untuk mencarikan kalian hewan buruan, ini aku membawakan kambing hutan untuk kalian makan," jelas Garaga.Abisatya sungguh tak menyangka dengan Garaga yang sangat peduli padanya dan juga kakek Byakta."Astaga Garaga.... Kamu peduli sekali dengan kita, aku dan kakek Byakta sangat berterimakasih padamu," ucap Abi.Kakek Byakta juga tak percaya dengan Garaga yang begitu peduli padanya sehingga kakek Byakta tak sanggup bicara apapun pada Garaga.Kakek Byakta hanya tersenyum kearah Garaga yang sedang membawa kambing hutan itu.Setelah itu Garaga langsung menaruh kambing hutan itu di depan Abisatya dan juga kakek Byakta."Ini d
Akhirnya mereka semua sudah selesai makan dan berniat akan menemui Garaga kembali untuk lebih menenangkan Garaga dan juga mengenalkan pada Dewantara agar tak terjadi kesalahpahaman lagi seperti ini."Dewantara... Sekarang ayo ikut kami kedepan untuk menemui Garaga, kita perkenalkan kami padanya agar kejadian seperti tadi tak akan terulang kembali," ucap Abisatya."Tapi... Apa Garaga tak akan membunuhku kali ini? Aku masih trauma saat bertemu Garaga itu," jawab Dewantara yang masih takut untuk bertemu Garaga."Sudah nak jangan takut seperti itu... Kan sekarang sudah ada kita, nanti juga akan kami perkenalkan kami pada Garaga, setelah kenal pasti kamu akan sangat menyukai Garaga ini," ucap kakek Byakta meyakinkan Dewantara."Yasudah ayo kita temui Garaga sekarang... Tapi aku berjalan di belakang kalian berdua saja ya," ucap Dewantara yang mencoba memberanikan dirinya untuk bertemu Garaga."B
Dewantara terpaksa harus tetap berjalan menuju markasnya dengan luka yang ada di kakinya.Tapi saat itu Dewantara tak bisa berjalan dengan cepat menuju markasnya karena kakinya yang sedang kesakitan akibat terjatuh tadi.Dewantara hanya berjalan sedikit demi sedikit dengan menahan rasa sakit di kakinya.Setelah berjalan sangat lama akhirnya Dewantara sudah berhasil sampai di depan markas para pendekar api.Tiba tiba Dewantara di datangi oleh dua anggota pendekar api lainnya dan segera menanyakan pada Dewantara tentang luka di kakinya tersebut."Dewantara... Kakimu berdarah darah, kenapa bisa luka seperti itu kakimu? Apa ada hewan buas yang menyerang mu tadi?" Tanya salah satu anggota pendekar api itu."Tidak... Ini bukan luka akibat di serang hewan buas, tapi tadi aku tak sengaja tersandung dahan kayu dan kaki ku terkena dahan kayu yang cukup lancip, mangkany