Share

Cahaya balasan dewa

Author: Mr. W
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kakek Byakta dan juga Dewantara seketika kaget dengan omongan Abi tersebut, tapi kakek Byakta dan Dewantara tak menanyakannya terlebih dahulu. Mereka berdua segera mengikuti Abisatya karena sudah berlari terlebih dahulu.

Abisatya terus saja berlarian mengikuti burung kecil itu, Abisatya nampaknya sangat percaya dengan burung kecil itu.

Tak lama berlari akhirnya burung kecil itu berhenti di suatu pohon dan dia menunjukkan kalau rusa muda buruannya sedang bersembunyi di balik semak semak itu.

"Berhenti di sini, lihat di balik semak semak itu ada rusa muda buruan mu tadi," ucap burung kecil itu.

Abisatya sungguh tak Percaya dengan itu, tapi Abisatya juga sangat berterimakasih dengan burung yang sudah membantu nya menemukan rusa muda tadi.

"Wahhh terimakasih burung kecil... Kamu sudah mau membantuku menemukan rusa muda tadi," ucap terimakasih Abi pada burung kecil itu.

 <

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Senobius Mbasu
Katanya gratis. kok dibayar ya. semuanya butuh koin...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Jawaban yang meyakinkan

    "Aku sangat yakin kek.. karena beberapa hari yang lalu aku juga sempat berterimakasih pada para dewa atas kekuatan yang di berikan pada anakku dan tak lama kemudian cahaya seperti tadi muncul kek," jelas Abisatya.Kakek Byakta pun akhirnya percaya dengan penjelasan Abisatya tersebut."Owhh begitu ya nak.... Sekarang aku sudah percaya kalau cahaya tadi adalah jawaban dari dewa untukmu," ucap Kakek Byakta.Setelah obrolan itu Dewantara sudah berhasil mengambil hati rusa muda itu dan memberikan seluruh daging rusanya untuk kakek Byakta dan juga Abisatya."Kek... Bii.. aku sudah mengambil hati rusa muda ini, sekarang aku mau kembali ke markasku untuk menyerahkan hati ini pada raja Argani," ucap Dewantara pada Abi dan kakek Byakta."Lantas daging rusa muda ini bagaimana?" Tanya Abisatya."Daging rusa ini kami bawa pulang saja bersama kakek buat makan kalian nanti.

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Terungkapnya sosok misterius

    Abisatya yang mendengar pertanyaan dari istrinya tersebut seketika menjadi bingung harus menjawab pertanyaan istrinya tersebut.Tanpa pikir panjang Abisatya tak menjawab pertanyaan dari istrinya itu dan segera beralasan akan tidur karena sudah sangat lelah dan mengantuk."Istriku... Aku kedepan dahulu ya.. badanku sangat lelah aku akan tidur sekarang, kamu juga tidur saja lagi," ucap Abisatya yang menghindari pertanyaan istrinya tadi.Dewi Suhita Belum sempat menjawab Abisatya langsung pergi ke depan dan segera tidur.Hal itu membuat Dewi Suhita curiga dengan sikap suaminya yang tak seperti biasanya.Akhirnya Dewi Suhita sedikit melupakan hal itu dan segera kembali tidur dengan nyenyak.Matahari mulai naik dan Adiwilaga terbangun lebih dulu dibandingkan dengan yang lain. Saat itu Adiwilaga menepuk nepuk pundak Dewi Suhita yang masih tertidur lelap, nampaknya

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Ukuran yang tak masuk akal

    Abisatya pun menjelaskan bahwa sosok misterius yang selama ini mengelilingi mereka adalah harimau besar itu, harimau itu mempunyai niat baik."Seperti yang sudah kita alami beberapa hari ini kek, sosok misterius itu adalah harimau besar ini... Dia tak ada niat buruk dengan kita, dia adalah hewan utusan dewa yang di utus untuk menjaga kita semua terutama Adiwilaga calon pendekar dimasa depan," jelas Abisatya.Akhirnya kakek Byakta mulai bisa menerima harimau itu dan tak takut lagi dengan harimau besar itu.Abisatya segera berbicara kembali dengan harimau besar itu, Abi ingin menanyakan nama dari harimau itu."Wahai harimau... Siapa nama aslimu?" Tanya Abisatya."Namaku Garaga..." Jawab Garaga (harimau besar).Setelah menanyakan nama dari harimau itu ternyata daging rusa muda milik mereka masih utuh dan tak di makan sedikit pun oleh Garaga, Abisatya dan kakek B

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Hewan utusan dewa

    "Namanya juga hewan utusan dewa kek.. apalagi itu untuk menjaga kita semua ya harus besar hehehe...," Jawab Abi pada Kakek Byakta."Benar juga sih katamu nak... Semoga saja dengan adanya Garaga, kita semua akan selamat selalu ya nak..," doa kakek Byakta."Iya kek... Aku juga berharap seperti itu," jawab Abi.Tak lama kemudian daging rusa yang sedang mereka bakar sudah matang dengan sempurna dan siap untuk mereka nikmati bersama sama.Kakek Byakta dan Abisatya segera memindahkan daging rusa bakar itu ke dalam rumah untuk di nikmati bersama sama.Sedangkan Garaga masih mengawasi mereka dari atas batu yang cukup besar di sebelah rumah mereka.Garaga sengaja mengawasi mereka dari atas batu itu agar Garaga bisa melihat dengan jelas kalau seandainya ada bahaya yang datang.Mereka berdua sudah memindahkan daging rusa itu ke dalam rumah, saatnya Abisatya un

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Garaga

    Setelah itu Abisatya menggendong Adiwilaga kembali ke dalam kamar untuk kembali beristirahat. Tak lupa Abisatya juga mengajak istrinya untuk menemani Adiwilaga istirahat di dalam kamar."Istriku... Ayo ikut aku ke kamar dan temani Adiwilaga beristirahat sepertinya Adiwilaga sudah cukup mengantuk sekarang," ucap Abisatya."Iya suamiku," jawab Dewi Suhita sembari berjalan mengikuti Abisatya dari belakang.Sedangkan Kakek Byakta masih berada di luar dengan Garaga, kemudian kakek Byakta mencoba untuk mendekati Garaga dan mencoba mengajak bicara Garaga.Saat itu kakek Byakta ingin menanyakan pada Garaga tentang kekuatan apa saja yang akan di miliki oleh Adiwilaga kelak, karena kakek berfikir kalau Garaga mengetahui akan hal itu."Garaga.. apakah kamu tahu tentang kekuatan apa saja yang akan dimiliki oleh Adiwilaga kelak?" Tanya Kakek Byakta pada Garaga.Garaga yan

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Garaga pergi

    Garaga pun segera menjelaskan alasan kenapa dia pergi pada Abisatya dan juga kakek Byakta."Maaf... Tadi aku habis dari hutan, aku mencarikan kalian hewan buruan, aku dengar tadi kalian masih sangat kelelahan. Jadi aku mengambil inisiatif untuk mencarikan kalian hewan buruan, ini aku membawakan kambing hutan untuk kalian makan," jelas Garaga.Abisatya sungguh tak menyangka dengan Garaga yang sangat peduli padanya dan juga kakek Byakta."Astaga Garaga.... Kamu peduli sekali dengan kita, aku dan kakek Byakta sangat berterimakasih padamu," ucap Abi.Kakek Byakta juga tak percaya dengan Garaga yang begitu peduli padanya sehingga kakek Byakta tak sanggup bicara apapun pada Garaga.Kakek Byakta hanya tersenyum kearah Garaga yang sedang membawa kambing hutan itu.Setelah itu Garaga langsung menaruh kambing hutan itu di depan Abisatya dan juga kakek Byakta."Ini d

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Kembali ke markas

    Akhirnya mereka semua sudah selesai makan dan berniat akan menemui Garaga kembali untuk lebih menenangkan Garaga dan juga mengenalkan pada Dewantara agar tak terjadi kesalahpahaman lagi seperti ini."Dewantara... Sekarang ayo ikut kami kedepan untuk menemui Garaga, kita perkenalkan kami padanya agar kejadian seperti tadi tak akan terulang kembali," ucap Abisatya."Tapi... Apa Garaga tak akan membunuhku kali ini? Aku masih trauma saat bertemu Garaga itu," jawab Dewantara yang masih takut untuk bertemu Garaga."Sudah nak jangan takut seperti itu... Kan sekarang sudah ada kita, nanti juga akan kami perkenalkan kami pada Garaga, setelah kenal pasti kamu akan sangat menyukai Garaga ini," ucap kakek Byakta meyakinkan Dewantara."Yasudah ayo kita temui Garaga sekarang... Tapi aku berjalan di belakang kalian berdua saja ya," ucap Dewantara yang mencoba memberanikan dirinya untuk bertemu Garaga."B

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Kaki yang terluka

    Dewantara terpaksa harus tetap berjalan menuju markasnya dengan luka yang ada di kakinya.Tapi saat itu Dewantara tak bisa berjalan dengan cepat menuju markasnya karena kakinya yang sedang kesakitan akibat terjatuh tadi.Dewantara hanya berjalan sedikit demi sedikit dengan menahan rasa sakit di kakinya.Setelah berjalan sangat lama akhirnya Dewantara sudah berhasil sampai di depan markas para pendekar api.Tiba tiba Dewantara di datangi oleh dua anggota pendekar api lainnya dan segera menanyakan pada Dewantara tentang luka di kakinya tersebut."Dewantara... Kakimu berdarah darah, kenapa bisa luka seperti itu kakimu? Apa ada hewan buas yang menyerang mu tadi?" Tanya salah satu anggota pendekar api itu."Tidak... Ini bukan luka akibat di serang hewan buas, tapi tadi aku tak sengaja tersandung dahan kayu dan kaki ku terkena dahan kayu yang cukup lancip, mangkany

Latest chapter

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Berakhir damai

    Setelah itu tetua mulai meninggalkan rumah Dewantara, ia berjalan kembali ke arah rumah nya yang berada di ujung depan desa."Terimakasih sudah mau membelaku tadi... Aku sangat beruntung bisa bertemu denganmu tadi," ucap Gen pada Adiwilaga yang sedang menenangkan ibunya tadi.Adiwilaga mengangguk ringan sembari memberikan senyuman ringan pada Gen yang terlihat sangat bahagia itu."Yasudah Dewi..... kalau begitu ayo kita kembali melanjutkan memasak nya," ucap nek Siri yang mengajak Dewi Suhita melanjutkan memasaknya tadi."Iya nek..."Dewi Suhita segera berjalan masuk kedalam rumah mengikuti nek Siri, berniat akan melanjutkan memasaknya tadi yang sempat tertunda karena ada sedikit masalah di luar rumah."Nak... Antarkan nak Gen ini ke rumah sebelah, biar nanti dia bisa tidur di sana," ucap kakek Byakta yang sudah mulai peduli dengan Gen.Adiwilaga se

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Penolakan warga

    Kakek Byakta terdiam.. tak bisa menjawab apa apa pada tetua karena itu sudah menjadi keputusan warga bersama dan pastinya mereka sudah berunding perihal ini.Raja Gen yang mendengar penjelasan dari tetua desa tadi merasa sedikit bersalah pada semua keluarga Adiwilaga yang terkena dampaknya atas kedatangan dirinya di desa itu.Raja Gen memutuskan untuk segera berjalan ke depan berniat untuk segera pergi meninggalkan desa itu dan kembali ke kerajaan nya untuk tetap tinggal di sana seorang diri.Semua warga ketakutan saat melihat raja Gen berjalan.. semua warga memberikan jalan untuk raja Gen lewat dan sebenarnya juga merasa ketakutan.Tapi Adiwilaga tak bisa membiarkan hal itu, dirinya tetap ingin membela raja Gen untuk tetap tinggal di desa itu, Adiwilaga merasa jika tindakan para warga itu terlalu kelewatan sehingga membuat perasaan dari raja Gen terluka."Berhenti... Jangan kemb

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Ikut tinggal di desa

    "Garaga? Siapa itu Garaga? Apa nama harimau milikmu ini?" Tanya raja Gen yang terlihat kebingungan."Iya benar... Nama harimau milikku ini adalah Garaga, memangnya kenapa?" Tanya Adiwilaga pada raja Gen.Raja Gen terdiam, sedikit merasa aneh dengan Adiwilaga yang memberikan nama Garaga pada hewan peliharaan nya itu.Setahu Gen, nama Garaga adalah sebutan nama untuk hewan utusan para dewa, raja Gen pernah mendengar tentang hal itu sebelumnya."Tidak apa apa.. aku hanya sedikit bingung saja kenapa nama harimau mu ini mirip dengan sebutan para dewa pada hewan utusan mereka.. apa harimau mu ini adalah utusan para dewa?" Jawab raja Gen sembari bertanya balik pada Adiwilaga.Adiwilaga sedikit panik... Tak tahu jika raja Gen mengetahui tentang hal itu sebelumnya.Tapi Adiwilaga tetao berusaha untuk tetap tenang saat menjawab pertanyaan dari raja Gen tadi."Owh be

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Keputusan tepat

    Akhirnya Adiwilaga mundur dan tak jadi membunuh raja Gen yang sudah sangat lemah itu."Baiklah... Aku mengampuni mu, aku pegang janjimu tadi yang akan berubah jadi yang lebih baik, tapi aku mau seluruh anggota mu ini kamu bebaskan dan biarkan mereka semua kembali ke rumahnya masing masing, dan juga kamu! Awas saja masih berani berbuat jahat pada orang orang kecil, tak akan aku mengampuni mu lagi!" Ucap Adiwilaga.Raja Gen sangat lega, benar benar lega setelah mendengar ucapan dari Adiwilaga tadi yang sudah mau mengampuni dirinya."Terimakasih anak muda.... Terimakasih.... Aku berjanji akan menjadi seorang yang lebih baik lagi, aku juga akan membubarkan seluruh anggota ku agar mereka semua bisa kembali ke keluarganya masing masing," jawab raja Gen dengan perasaan yang sangat lega."Tunggu apa lagi sekarang? Cepat bubarkan para anggotamu itu!"Raja Gen mulai berusaha berdiri

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Antara membunuh atau tidak

    Raja Gen sudah tak bisa menahan emosi nya lagi, dirinya mengibaskan pedangnya ke arah dada Adiwilaga."Sliiiing...... ""Uhg hampir saja, kali ini sabitan pedangmu lebih baik dari yang tadi, tapi tak lebih bagus jika hanya menembus angin, hahahaha!" Ucap Adiwilaga yang berhasil menghindari tebasan pedang dari raja Gen tadi.Raut wajah raja Gen sudah mulai berubah warna menjadi sangat merah, tanda jika emosional di dalam tubuhnya sudah memuncak dan itu adalah waktu yang pas bagi Adiwilaga untuk menyerang raja Gen yang benar benar emosi itu.Tongkat kayu mulai di keluarkan dari saku celananya, semua orang melihatnya dan beranggapan jika Adiwilaga sedang bercandaan dengan dahan kayu tua yang di keluarkan nya dari dalam saku celananya tadi.Begitu juga raja Gen yang semakin yakin dan percaya diri jika dirinya akan menang dengan sangat mudah kali ini."Nak... Masih berani melaw

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Raja Gen

    Adiwilaga juga menjadi sangat penasaran dengan sosok perempuan yang di lihatnya tadi, sangat cantik dan begitu menggoda hati Adiwilaga.Itu ajaib, hanya dengan penglihatan dari jauh sudah bisa membuat Adiwilaga jatuh cinta padanya."Tentang itu kamu harus fokus pada titik tujuan mu itu, jangan terlalu kosong pikiran mu, nanti hasilnya akan seperti itu, menjadi melihat seseorang yang bahkan belum pernah kita jumpai sebelumnya," jawab Garaga.Adiwilaga mengangguk ringan sembari terus tersenyum senyum karena baru pertama kali dirinya melihat wanita dan langsung jatuh cinta pada wanita itu.Adiwilaga juga selalu mengingat ngingat wajah perempuan cantik itu, menurutnya wanita cantik itu cocok untuk di jadikan sebagai istri nya.Sudah saatnya juga Adiwilaga memikirkan tentang hal itu, usianya sudah cukup pas untuk melakukan pernikahan.Garaga yang menyadari akan hal itu sedikit

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Pemuda yang di hukum

    Akhirnya mereka bertiga mulai berjalan menuju rumah nek Siri, pemuda itu berjalan di belakang sembari membawa sayur dan rempah rempah milik nek siri tadi.Sampai pada akhirnya mereka bertiga sudah sampai di depan rumah nek Siri, segera pemuda itu meletakkan semuanya di atas kursi yang ada di depan rumah."Sudah ya nek... Aku pamit pergi dulu, besok aku akan menunggu nenek lagi," ucap pemuda itu."Iya nak.. terimakasih banyak sudah membantu kami berdua," jawab nek Siri.Pemuda itu mulai berjalan kembali menuju tempat biasa ia duduk, lebih tepatnya di ujung desa."Ayo nak kita bawa bahan bahan ini masuk kedalam," ajak nek Siri pada Dewi Suhita.Mereka mulai mengangkat bahan bahan dan segera berjalan masuk kedalam rumah menuju ke dapur, di sana mereka berdua segera menghaluskan bumbu bumbu yang di gunakan untuk membuat kuah gulainya nanti.K

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Canda nek Siri

    Dewantara juga sedikit Lega setelah mendengar ucapan Abisatya tadi yang sudah mengizinkan dirinya untuk jujur pada ibunya saat itu juga."Begini Bu... Tapi ibu harus janji dahulu pada kami semua untuk tidak membicarakan hal ini pada siapapun termasuk semua warga desa ini karena hal ini memang sangat rahasia dan hanya keluarga saja yang bisa mengetahui tentang hal ini," jelas Dewantara pada ibunya.Nek siri tak terlalu mempermasalahkan tentang hal itu, dirinya sangat yakin jika dirinya bisa menjaga rahasia apapun dari semua orang.Lantas nek Siri menyanggupi tentang satu syarat yang di berikan oleh anaknya tadi, nek Siri juga sudah berjanji pada semua orang jika dirinya tak akan memberitahukan hal itu pada semua orang termasuk orang di desa ini tanpa terkecuali."Jadi begini Bu.. Adiwilaga itu adalah seorang pendekar pilihan para dewa, dia di pilih menjadi pendekar untuk di tugaskan membantai seluruh keraja

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Rahasia besar

    Adiwilaga mulai merebahkan dirinya, tak langsung memejamkan matanya. Dirinya memikirkan tentang rencana nya besok, terlebih lagi Garaga tak memberi tahu tentang kelemahan dari raja di sana.Bahkan nama rajanya pun tidak di beri tahu oleh Garaga.Saat itu menjadi waktu yang sangat membingungkan bagi Adiwilaga, dirinya harus memikirkan strategi sendiri dan juga harus mengetahui titik kelemahan dari calon lawannya nanti.Semakin lama di pikirkan akan semakin membuat kepala Adiwilaga pusing dan sakit.Akhirnya Adiwilaga memutuskan untuk segera memejamkan matanya berniat akan segera tidur dan tak lagi memikirkan tentang strategi penyerangan untuk besok.Tak berapa lama setelah memejamkan matanya, Adiwilaga mulai tertidur lelap hingga tak sadar jika tidurnya memeluk kakek Byakta di sebelahnya.Begitu juga sebaliknya, kakek Byakta juga tak sadar jika dirinya sedang di peluk oleh

DMCA.com Protection Status