Garaga pun segera menjelaskan alasan kenapa dia pergi pada Abisatya dan juga kakek Byakta.
"Maaf... Tadi aku habis dari hutan, aku mencarikan kalian hewan buruan, aku dengar tadi kalian masih sangat kelelahan. Jadi aku mengambil inisiatif untuk mencarikan kalian hewan buruan, ini aku membawakan kambing hutan untuk kalian makan," jelas Garaga.
Abisatya sungguh tak menyangka dengan Garaga yang sangat peduli padanya dan juga kakek Byakta.
"Astaga Garaga.... Kamu peduli sekali dengan kita, aku dan kakek Byakta sangat berterimakasih padamu," ucap Abi.
Kakek Byakta juga tak percaya dengan Garaga yang begitu peduli padanya sehingga kakek Byakta tak sanggup bicara apapun pada Garaga.
Kakek Byakta hanya tersenyum kearah Garaga yang sedang membawa kambing hutan itu.
Setelah itu Garaga langsung menaruh kambing hutan itu di depan Abisatya dan juga kakek Byakta.
"Ini d
Akhirnya mereka semua sudah selesai makan dan berniat akan menemui Garaga kembali untuk lebih menenangkan Garaga dan juga mengenalkan pada Dewantara agar tak terjadi kesalahpahaman lagi seperti ini."Dewantara... Sekarang ayo ikut kami kedepan untuk menemui Garaga, kita perkenalkan kami padanya agar kejadian seperti tadi tak akan terulang kembali," ucap Abisatya."Tapi... Apa Garaga tak akan membunuhku kali ini? Aku masih trauma saat bertemu Garaga itu," jawab Dewantara yang masih takut untuk bertemu Garaga."Sudah nak jangan takut seperti itu... Kan sekarang sudah ada kita, nanti juga akan kami perkenalkan kami pada Garaga, setelah kenal pasti kamu akan sangat menyukai Garaga ini," ucap kakek Byakta meyakinkan Dewantara."Yasudah ayo kita temui Garaga sekarang... Tapi aku berjalan di belakang kalian berdua saja ya," ucap Dewantara yang mencoba memberanikan dirinya untuk bertemu Garaga."B
Dewantara terpaksa harus tetap berjalan menuju markasnya dengan luka yang ada di kakinya.Tapi saat itu Dewantara tak bisa berjalan dengan cepat menuju markasnya karena kakinya yang sedang kesakitan akibat terjatuh tadi.Dewantara hanya berjalan sedikit demi sedikit dengan menahan rasa sakit di kakinya.Setelah berjalan sangat lama akhirnya Dewantara sudah berhasil sampai di depan markas para pendekar api.Tiba tiba Dewantara di datangi oleh dua anggota pendekar api lainnya dan segera menanyakan pada Dewantara tentang luka di kakinya tersebut."Dewantara... Kakimu berdarah darah, kenapa bisa luka seperti itu kakimu? Apa ada hewan buas yang menyerang mu tadi?" Tanya salah satu anggota pendekar api itu."Tidak... Ini bukan luka akibat di serang hewan buas, tapi tadi aku tak sengaja tersandung dahan kayu dan kaki ku terkena dahan kayu yang cukup lancip, mangkany
Abisatya pun segera membereskan tulang tulang kambing itu dan segera pergi keluar rumah untuk membuang nya.Setelah membuang tulang tulang itu akhirnya Abisatya masuk kembali kedalam rumah dan segera beristirahat bersama kakek Byakta.Sedangkan Dewantara masih terus berjalan menuju rumah kakek Byakta dan juga Abisatya untuk meminta bantuan kembali.Dewantara berjalan dengan sangat lambat karena dia tak bisa menggerakkan kaki yang sedang terluka itu.Sampai akhirnya Dewantara sampai di depan rumah kakek Byakta dan juga Abisatya."Tok.. tok.. tok... Kek... Bii... Ini aku Dewantara," teriak Dewantara sembari mengetuk pintu rumah mereka.Kakek Byakta dan Abisatya yang sedang tertidur langsung terbangun karena mendengar suara teriakan Dewantara dari luar rumah.Kali ini Abisatya yang bangun dan membuka pintu terlebih dahulu.Saat melihat kondis
Dewi Suhita saat itu sedikit panik karena dirinya takut kalau sampai Dewantara tak bisa untuk menjaga rahasia tentang Adiwilaga ini, apalagi kalau sampai di beritahukan pada raja Argani di sana."Apa suamiku? Adiwilaga akan menyembuhkan Dewantara sekarang? Apa kamu tidak takut kalau Dewantara itu tak bisa menjaga rahasia tentang Adiwilaga ini, apalagi kalau sampai dia bilang pada raja Argani nanti?!" Ucap Dewi Suhita yang sedikit kesal saat itu.Abisatya juga sebenarnya tak ingin memberitahu tentang kekuatan Adiwilaga pada Dewantara, tapi Abisatya terpaksa karena permintaan kakek Byakta tadi."Sebenarnya aku juga tidak mau istriku... Tapi tadi kakek Byakta begitu yakin dan percaya dengan Dewantara itu mangkanya sekarang aku terpaksa untuk mengambil Adiwilaga pergi ke depan," jawab Abisatya."Owh kakek Byakta yang sudah yakin... Yasudah kamu bawa saja Adiwilaga ke depan semoga luka Dewantara bisa bena
"Adiwilaga.... Maafkan aku yang tadi sempat tak percaya denganmu ini, sekarang aku sudah percaya dengan kekuatan yang kamu miliki ini dan juga aku ingin meminta maaf karena aku tadi tak terlalu sabar saat akan kamu sembuhkan, sekali lagi maafkan aku," ucap Dewantara yang penuh penyesalan.Abisatya yang mendengar itu pun segera menghentikan Dewantara agar tidak terus terusan merasa bersalah pada anaknya Adiwilaga."Sudah Tara tidak apa apa... Adiwilaga juga pasti sudah memaafkan dirimu, lagian juga ini bukan hal yang serius," ucap Abisatya."Iya bii... Aku jug minta maaf padamu," ucap Dewantara."Kan aku sudah bilang padamu Tara... Jangan terlalu merasa bersalah seperti itu, kita semua sudah memaafkan dirimu, tenang saja," jawab Abisatya.Dewantara juga tak lupa meminta maaf pada Kakek Byakta Kate sikap ketidak sabaran nya tadi."Kakek... Tolong maafkan aku ju
"Kek.. aku juga ingin belajar berburu menggunakan tongkat kayu seperti kakek dan juga Abisatya sekarang, aku sungguh sangat mengagumi berburu menggunakan tongkat kayu seperti itu," ucap Dewantara pada Kakek Byakta.Kakek Byakta yang mendengar itu pun langsung bersemangat untuk segera mengajarkan Dewantara berburu menggunakan tongkat kayu."Kalau begitu sekarang kamu cari dahan kayu di sekitar sini dan berikan padaku agar bisa aku lancipkan terlebih dahulu ujungnya," ucap kakek Byakta.Dewantara yang mendengar itu pun sangat bersemangat dan segera mencari sebuah dahan kayu di sekitar situ.Tak lam kemudian Dewantara sudah berhasil menemukan dahan kayu dan segera di berikan pada Kakek Byakta."Ini kek... Aku sudah berhasil mendapatkan dahan kayu untuk berburu nanti," ucap Dewantara sembari memberikan dahan kayu itu pada Kakek Byakta.Kakek Byakta pun menerima d
Dewantara pun segera mengangkat tongkat kayu miliknya dang bersiap untuk membidik rusa muda itu."Sabar nak... Jangan terburu buru, ingat apa yang Kakek jelaskan tadi," ucap kakek yang terus memberikan instruksi kepada Dewantara.Dewantara begitu fokus saat akan membidik target nya dan tak lupa dia juga terus mengingat semua yang di jelaskan kakek Byakta tadi.Akhirnya tongkat kayu milik Dewantara telah di lemparkan dengan sekuat tenaga."Bruuuushhhhh....," Suara tongkat kayu milik Dewantara.Ternyata tongkat kayu milik Dewantara itu menancap pas di leher rusa muda itu, sehingga membuat Dewantara sangat kegirangan karena sudah berhasil berburu dengan menggunakan cara yang di pakai Kakek Byakta dan juga Abisatya selama ini."Wahhhh lihat itu kek.... Tongkat kayu milik ku menancap pas di leher rusa muda itu hehehe," ucap Dewantara yang masih sangat kegirangan.
Mendengar semua apa yang di katakan Dewantara, raja Argani sedikit tak mempercayai nya karena melihat luka di kaki Dewantara sudah benar benar sembuh dan tak ada darah lagi yang mengalir di kakinya."Kamu jangan bohong padaku! Jangan pernah kamu pernah membohongi ku! Aku tahu lukamu itu sudah benar benar sembuh! Jadi sekarang jawab pertanyaan ku! Kenapa bisa sembuh secepat ini?!" Ucap raja Argani yang penuh kemarahan besar.Sedangkan Dewantara yang melihat dan mendengar itu semakin ketakutan.Satu sisi dirinya harus melindungi keluarganya dan sisi lain dia juga harus bisa menjaga kepercayaan keluarga kakek Byakta.Saat itu benar benar waktu yang sangat membingungkan bagi Dewantara.Sampai pada akhirnya Dewantara berfikir untuk sedikit mengelabuhi raja Argani dengan berpura pura pingsan saat itu juga."Brukkkk...," Suara Dewantara yang berpura pura jatuh pings