Share

Kakek Byakta

Abi bergegas mengambil senapan angin milik nya,  ia pun mulai berjalan pergi ke dalam hutan, Abisatya saat itu pergi seorang diri karena temannya sedang sakit dan tak ikut berburu bersama Abisatya.

Abisatya mulai masuk kedalam hutan yang sangat luas itu, ia terus melihat keselilingnya, ia memperhatikan apakah ada hewan buruan yang bisa di tangkap nya.

Belum sampai di tengah hutan Abisatya bertemu dengan seorang pemburu yang kelihatan umurnya sudah sangat tua.

Orang tersebut bernama kakek Byakta, ternyata umurnya sudah hampir seratus tahun, tapi badannya masih sangat tegap dan terlihat masih bertenaga. Kakek ini tinggal di dalam hutan, rumahnya tidak jauh dari tempat ia bertemu. Kakek Byakta tinggal sebatang kara di dalam hutan ini, tapi dia memiliki kemampuan berburu yang cukup pandai, kakek ini hanya menggunakan sebatang kayu yang ujungnya lancip.

Abisatya yang melihatnya segera menghampiri pria tua tersebut. Abi kemudian bertanya pada pria tua tersebut.

"Kakek, sedang apa berada disini? Dengan siapa juga kakek kesini? Atau kakek sedang tersesat disini."

"Tidak nak, kakek sedang berburu disini, kakek hanya sendirian. Rumah kakek juga tak jauh dari sini." Jawab sang kakek

"Kakek tinggal dalam hutan ini?" Sembari terlihat bingung

"Iyha nak, apa kamu mau bertamu sebentar di rumah kakek?"

Abisatya sebenarnya ingin bertemu ke rumah kakek, tapi dia harus membawa hewan buruan saat pulang.

"Maaf kek, sebenarnya aku ingin sekali mampir kerumah kakek, tapi aku harus mencari hewan buruan terlebih dahulu karena kemarin aku sudah tak bawa apa apa kerumah. Kasihan istri ku kalau harus tidak makan, dia sedang hamil sekarang."

"Kalau begitu ayo ikut kakek, disana banyak hewan buruan yang bisa kita dapatkan. Sekalian kakek juga ingin berburu hari ini"

Abisatya sedikit tak percaya saat itu, karena kakek hanya membawa sebatang kayu kecil untuk berburu.

"Kakek berburu hanya menggunakan sebatang kayu ini saja? Apa bisa menembus kulit hewan buruan kek?"

"Lihat saja nanti." Jawab kakek dengan sedikit sombong.

Mereka berdua pun berjalan menyusuri hutan hingga akhirnya sampai di tempat yang sudah kakek tunjukkan.

Memang benar di situ banyak rusa dan hewan lainnya yang bisa di buru.

Kemudian Abisatya segera mengarahkan senapannya ke arah salah satu rusa. Tapi kakek segera melarangnya untuk menggunakan tembak saat berburu.

"Jangan!... Jangan gunakan senapan saat berburu di sini karena bisa membuat semua hewan takut dan tidak akan kembali datang kesini. Pakai caraku saja."

"Owh maaf kek saya tidak tahu, saya terbiasa menggunakan senapan saat berburu." Jawab Abi.

Kemudian kakek Byakta segera mengambil sebatang kayu miliknya, kakek Byakta mengarahkannya ke arah rusa yang sedang sendirian.

Sebatang kayu kemudian di lemparkan oleh kakek Byakta. Lemparannya pas menancap di leher rusa bidikannya.

Abisatya yang melihatnya sangat kagum dan tidak menyangka kalau kakek Byakta bisa melakukan hal itu.

Abisatya ingin mencoba cara kakek Byakta tadi, dia kemudian mengambil sebatang kayu milik kakek Byakta tadi dan segera mengarahkan kearah rusa yang sedang berkerumun.

Sebatang kayu itu akhirnya di lemparkan Abisatya, tapi tidak mengenai satu pun rusa yang ada di kerumunan itu.

Kakek Byakta tertawa dan memberikan sedikit omongan pada Abi.

"Hahaha... Kamu kurang beruntung nak, cobalah sekali lagi dan jangan membidik rusa yang sedang berkerumun. Itu kelihatan lebih mudah tapi sebenarnya itu akan lebih sulit untuk kita mengenai sasaran. Dan ingat ini cuma sebatang kayu, jadi jangan membidik tepat sasaran, Cobalah membidik di atas sasarannya dengan dorongan yang tidak begitu melambung."

"Baik kek akan kucoba lagi, aku akan mengikuti cara kakek tadi." Jawab Abi.

Abisatya kemudian kembali mengambil sebatang kayu yang sudah di lemparkan nya. Abi segera membidik se ekor rusa yang sedang sendirian dan tengan asik makan.

Sebatang kayu kembali dilemparkan oleh Abi, saat itu memang pas tepat sasaran seperti apa yang sudah di bilang Kakek Byakta.

Abi sangat senang saat berhasil melakukan cara kakek Byakta tadi. Kemudian dia segera mengambil rusa itu dan segera untuk pulang menemui istrinya.

"Kakek terimakasih ya atas bantuannya hari ini, besok aku akan kesini lagi dan ingin berkunjung kerumah kakek karena aku sekarang harus pulang menemui istriku."

"Baiklah nak, besok kakek akan kesini lagi menemui mu, semoga istrimu senang dengan hasil buruan mu hari ini."

Abisatya kemudian berjalan menuju rumahnya saat hari masih siang dengan membawa rusa yang lumayan besar untuk istrinya.

Tiba di rumah nya, Abi segera menemui istrinya dan memperlihatkan hasil buruannya hari ini.

"Istriku lihat ini, aku berhasil mendapatkan rusa hari ini, lumayan besar kan hehehe.."

"Wah.. suamiku, kamu hebat sekali bisa mendapatkan rusa hari ini."

"Iyha tadi aku di bantu oleh seorang kakek, dia benar benar handal saat berburu. Dia hanya memakai sebatang kayu  untuk berburu hewan hewan."

"Kakek itu hebat sekali, tinggal dimana dia? Apa satu desa dengan kita?"

"Tidak.. kakek tadi bilang kalau dia tinggal di dalam hutan, dan rencananya aku besok akan berkunjung kerumahnya."

"Baru sekarang aku mendengar kalau ada orang yang tinggal di hutan situ."

"Ya mungkin kakek itu jarang bertemu orang orang jadi kamu tak mengetahui nya. Sudah ayo kita masak rusa ini."

Mereka berdua pun berniat untuk memanggang rusa itu di belakang rumah.

Kemudian Abisatya menguliti kulit rusa tersebut dengan sebilah pisau dan di temani oleh istrinya.

Istrinya juga mempersiapkan bumbu bumbu biasa untuk perasa saat di panggang.

Mereka berdua terlihat sangat kompak pada hari itu dan terlihat sangat bahagia karena hari itu mereka bisa makan enak.

Semua sudah selesai, kemudian Abisatya segera memanggang daging rusa tersebut dan sedikit demi sedikit membalurkan bumbu yang sudah di buat istrinya.

Proses pemanggangan pun telah selesai dan daging rusa tersebut sudah terlihat matang sempurna, kemudian istri Abi mempunyai niat untuk membagikan setengahnya ke tetangga yang sudah memeberinya makan kemarin.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status