Share

Berjalan perlahan

Penulis: Mr. W
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Berjalan perlahan demi perlahan, mulai menatap wajah raja Argani.

Penjaga segera memberitahukan apa yang di katakan Dewantara tadi pada raja Argani.

"Permisi raja.. aku ingin menyampaikan pesan padamu sekarang," ucap penjaga.

Raja Argani mulai menoleh kearahnya dan segera bertanya pada penjaga.

"Pesan apa?! Dari siapa?!" Tanya raja Argani dengan begitu tegas dan keras.

Penjaga sedikit ketakutan tapi mereka juga harus tetap menyampaikan pesan ini pada raja Argani.

"Tadi ada seorang anggota yang memberi tahu kalau teman temannya di mangsa oleh hewan buas di tengah hutan saat berburu, hanya dia yang selamat dengan penuh darah di bajunya," jawab salah satu penjaga.

Mendengar akan hal itu, Raja Argani sangat ingin bertemu dengan satu satunya orang yang selamat dari terkaman hewan buas itu.

Raja Argani memutus untuk menyuru

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Syarat dari Garaga

    Mendengar jawaban dari Raja Argani itu membuat hati Dewantara sangat lega karena Dewantara merasa kalau raja Argani sudah Percaya dengan semua jawabannya tadi.Dewantara segera menjawab ucapan raja Argani tersebut."Baik raja... Saya permisi keluar terlebih dahulu," jawab Dewantara.Dewantara mulai membalikkan badannya dan segera berjalan keluar ruangan raja tersebut.Raja Argani terus saja melihat Dewantara saat berjalan keluar ruangannya, entah apa yang ada di pikirannya saat itu.Dewantara mulai membuka pintu dan segera berjalan pergi menuju sungai berniat untuk membersihkan diri di sana.Saat itu banyak sekali para anggota pendekar api yang melihatnya berjalan sendirian, banyak juga yang takut akan penampilannya yang di penuhi dengan darah pada saat itu.Tapi Dewantara sama sekali tidak ingin melihat mereka semua walau ada banyak sekali anggota p

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Kecupan hangat

    Akhirnya Abisatya dan Garaga mulai berjalan menuju sungai yang biasa Abi dan kakek Byakta datangi untuk mencari ikan.Abisatya kembali duduk di atas punggung Garaga yang sangat nyaman itu.Garaga juga sama sekali tak mempermasalahkan hal itu karena memang dirinya juga merasa nyaman, tidak ada rasa sakit atau lelah sedikit pun.Langkah demi langkah terus Garaga jalani, jejak kakinya nampak begitu besar di atas permukaan tanah.Banyak sekali jejak hewan liar di sana, tapi hanya jejak Garaga lah yang paling besar.Tapi entah apa yang ada di pikiran Abisatya pada saat itu, dirinya tiba tiba melompat turun dari atas punggung Garaga yang lumayan tinggi itu."Bruukhhhh...,"Garaga berhenti dan menoleh kebelakang melihat Abisatya yang sudah melompat turun dari punggungnya."Abi.... Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu tib

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Kembali pindah tempat tinggal

    Setelah memberikan kecupan itu, Abisatya kembali menemui kakek di luar rumah berniat untuk membantunya.Keesokan harinya.. Dewantara berniat akan pergi ke rumah Abisatya dan kakek Byakta.Dewantara mulai berjalan keluar markas besar tanpa mengetahui kalau dirinya sedang di ikuti oleh beberapa penjaga dari belakang.Dewantara terus berjalan seperti biasa nya, sendirian tak ada teman menuju rumah kakek Byakta dan Abisatya di tengah hutan.Sampai pada akhirnya para penjaga melihat Dewantara berhenti di sebuah rumah kayu yang berada di tengah hutan.Tak lama kemudian mereka semua juga melihat ada dua orang laki laki yang keluar dari dalam rumah tersebut.Semuanya sangat kaget karena baru pertama kali mereka melihat manusia yang hidup di tengah hutan seperti itu.Lantas para penjaga itu memutuskan untuk kembali ke markas besarnya dan segera me

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Strategi Garaga

    Akhirnya rumah yang mereka buat telah jadi sempurna, Dewantara pun memutuskan untuk tinggal bersama mereka di rumah itu dan sudah tak menjadi bagian anggota api pagi.Mereka semuanya hidup tenang di dalam rumah baru itu selama bertahun tahun hingga Adiwilaga tumbuh menjadi pemuda yang memiliki banyak kekuatan yang sudah di berikan oleh para dewa.Saat itu Adiwilaga berumur 25 tahun, umur yang sudah sangat matang untuk menunjukkan jati dirinya sebagai pendekar pilihan dewa.Saat itu Adiwilaga tidak mempunyai saudara sama sekali, dia hanya anak satu satunya dari pasangan Abisatya dan juga Dewi Suhita.Semuanya sudah berumur hampir 50 tahun, kecuali kakek Byakta yang sudah menginjak usia 125 tahun.Bisa terbilang usia yang sangat tua, tapi tubuhnya masih kokoh dan kuat untuk melakukan aktivitas sehari hari.Sedangkan Garaga masih sama seperti 25 tahun lalu, bada

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Kapak!

    Keesokan harinya telah tiba, waktunya Adiwilaga dan Garaga menjalankan seluruh strategi yang sudah di bicarakan kemarin.Mereka berdua mulai berjalan menuju kedepan rumah, berniat akan membicarakan sedikit hal lagi tentang strategi kemarin.Garaga menyarankan untuk menyerang pendekar jahat yang kemampuannya masih rendah, setelah itu mencari yang mempunyai kemampuan di atasnya dan seterusnya hingga membuat pendekar jahat paling hebat kalah di tangan Adiwilaga.Sebenarnya Adiwilaga ingin langsung menyerang pendekar jahat yang paling hebat dan Pendekar jahat lainnya akan dia kalahkan dengan mudah.Tapi akhirnya Adiwilaga memutuskan untuk menuruti omongan Garaga itu, menyerang markas pendekar jahat yang kemampuannya masih rendah dan mudah untuk di kalahkan.Markas dari Pendekar jahat itu berada tepat di ujung hutan yang sedang mereka tinggal i sekarang, simbol dari Pendekar jahat itu

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Kemenangan!

    Para penjaga tadi mulai memasuki ruangan raja dan segera memberitahukan pada raja tentang kedatangan Adiwilaga dan Garaga di depan."Permisi raja... Maaf mengganggu waktumu sebentar... Ada satu orang dengan seekor harimau datang ke markas kita sekarang, di bilang ingin bertemu dengan raja sekarang juga," ucap penjaga itu.Raja itu bernama Sira, para anggota biasanya memanggil dirinya raja Sira.Seorang raja yang mempunyai kemampuan bela diri kapak yang cukup handal, sehingga dia pantas untuk menjadi raja di kelompok pendekar itu.Raja Sira terkejut bukan main saat mendengar ucapan dari para penjaganya itu.Baru pertama kali markasnya itu di datangi oleh orang, bahkan sekarang hanya satu orang dengan hanya membawa seekor harimau.Raja Sira benar benar keheranan akan hal itu, bahkan tangannya sudah merasa gatal ingin menghabisi Adiwilaga dan Garaga itu.

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Luka gores di tangan

    Mendengar teriakkan dari Adiwilaga tadi, semua anggota pendekar kapak itu pun segera berlari meninggalkan markas besar mereka.Termasuk juga para penjaga raja Sira, mereka semua kabur meninggalkan rajanya yang sudah tergeletak tak bernyawa.Dari yang awalnya sangat banyak orang di dalam markas itu, seketika menjadi sangat sepi! Hanya ada Adiwilaga Garaga dan mayat dari raja Sira di sana.Garaga mulai berjalan menghampiri Adiwilaga yang masih tetap berdiri di sebelah mayat raja Sira."Adiwilaga... Kamu benar benar hebat tadi, sikap mu itu sangatlah pantas untuk seorang pendekar hebat! Tak salah jika para dewa sudah memilihmu sebagai pendekar pilihan nya saat ini," ucap Garaga pada Adiwilaga.Adiwilaga tak mau terus di puji oleh Garaga, sehingga Adiwilaga memotong pembicaraan Garaga dengan alasan lainnya."Garaga... Ayo bantu aku menggali tanah untuk menguburka

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Luks Adiwilaga

    Setelah itu luka Adiwilaga mulai di berikan dedaunan yang bermanfaat untuk menyembuhkan luka goresan seperti yang di alami oleh Adiwilaga sekarang.Rasanya sangat perih, tapi Adiwilaga mampu untuk menahannya.Semua sudah selesai, Adiwilaga kembali keluar untuk menemui ayahnya dan yang lainnya di depan.Setelah itu mereka memutuskan untuk segera makan bersama kebetulan juga daging kambing yang di bakar tadi sudah matang dengan sempurna.Kali ini mereka makan di luar rumah, di bawah pohon yang begitu rindang dan sangat teduh di bawahnya.Dewantara dan Abisatya mulai mengangkat daging kambing bakar tadi, di bawanya ke tempat mereka semua berkumpul untuk menikmati nya bersama sama.Akhirnya mereka semua menikmati daging kambing muda bakar itu dengan sangat senang dan juga merayakan atas keberhasilan Adiwilaga tadi.Sedangkan Garaga duduk sant

Bab terbaru

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Berakhir damai

    Setelah itu tetua mulai meninggalkan rumah Dewantara, ia berjalan kembali ke arah rumah nya yang berada di ujung depan desa."Terimakasih sudah mau membelaku tadi... Aku sangat beruntung bisa bertemu denganmu tadi," ucap Gen pada Adiwilaga yang sedang menenangkan ibunya tadi.Adiwilaga mengangguk ringan sembari memberikan senyuman ringan pada Gen yang terlihat sangat bahagia itu."Yasudah Dewi..... kalau begitu ayo kita kembali melanjutkan memasak nya," ucap nek Siri yang mengajak Dewi Suhita melanjutkan memasaknya tadi."Iya nek..."Dewi Suhita segera berjalan masuk kedalam rumah mengikuti nek Siri, berniat akan melanjutkan memasaknya tadi yang sempat tertunda karena ada sedikit masalah di luar rumah."Nak... Antarkan nak Gen ini ke rumah sebelah, biar nanti dia bisa tidur di sana," ucap kakek Byakta yang sudah mulai peduli dengan Gen.Adiwilaga se

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Penolakan warga

    Kakek Byakta terdiam.. tak bisa menjawab apa apa pada tetua karena itu sudah menjadi keputusan warga bersama dan pastinya mereka sudah berunding perihal ini.Raja Gen yang mendengar penjelasan dari tetua desa tadi merasa sedikit bersalah pada semua keluarga Adiwilaga yang terkena dampaknya atas kedatangan dirinya di desa itu.Raja Gen memutuskan untuk segera berjalan ke depan berniat untuk segera pergi meninggalkan desa itu dan kembali ke kerajaan nya untuk tetap tinggal di sana seorang diri.Semua warga ketakutan saat melihat raja Gen berjalan.. semua warga memberikan jalan untuk raja Gen lewat dan sebenarnya juga merasa ketakutan.Tapi Adiwilaga tak bisa membiarkan hal itu, dirinya tetap ingin membela raja Gen untuk tetap tinggal di desa itu, Adiwilaga merasa jika tindakan para warga itu terlalu kelewatan sehingga membuat perasaan dari raja Gen terluka."Berhenti... Jangan kemb

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Ikut tinggal di desa

    "Garaga? Siapa itu Garaga? Apa nama harimau milikmu ini?" Tanya raja Gen yang terlihat kebingungan."Iya benar... Nama harimau milikku ini adalah Garaga, memangnya kenapa?" Tanya Adiwilaga pada raja Gen.Raja Gen terdiam, sedikit merasa aneh dengan Adiwilaga yang memberikan nama Garaga pada hewan peliharaan nya itu.Setahu Gen, nama Garaga adalah sebutan nama untuk hewan utusan para dewa, raja Gen pernah mendengar tentang hal itu sebelumnya."Tidak apa apa.. aku hanya sedikit bingung saja kenapa nama harimau mu ini mirip dengan sebutan para dewa pada hewan utusan mereka.. apa harimau mu ini adalah utusan para dewa?" Jawab raja Gen sembari bertanya balik pada Adiwilaga.Adiwilaga sedikit panik... Tak tahu jika raja Gen mengetahui tentang hal itu sebelumnya.Tapi Adiwilaga tetao berusaha untuk tetap tenang saat menjawab pertanyaan dari raja Gen tadi."Owh be

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Keputusan tepat

    Akhirnya Adiwilaga mundur dan tak jadi membunuh raja Gen yang sudah sangat lemah itu."Baiklah... Aku mengampuni mu, aku pegang janjimu tadi yang akan berubah jadi yang lebih baik, tapi aku mau seluruh anggota mu ini kamu bebaskan dan biarkan mereka semua kembali ke rumahnya masing masing, dan juga kamu! Awas saja masih berani berbuat jahat pada orang orang kecil, tak akan aku mengampuni mu lagi!" Ucap Adiwilaga.Raja Gen sangat lega, benar benar lega setelah mendengar ucapan dari Adiwilaga tadi yang sudah mau mengampuni dirinya."Terimakasih anak muda.... Terimakasih.... Aku berjanji akan menjadi seorang yang lebih baik lagi, aku juga akan membubarkan seluruh anggota ku agar mereka semua bisa kembali ke keluarganya masing masing," jawab raja Gen dengan perasaan yang sangat lega."Tunggu apa lagi sekarang? Cepat bubarkan para anggotamu itu!"Raja Gen mulai berusaha berdiri

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Antara membunuh atau tidak

    Raja Gen sudah tak bisa menahan emosi nya lagi, dirinya mengibaskan pedangnya ke arah dada Adiwilaga."Sliiiing...... ""Uhg hampir saja, kali ini sabitan pedangmu lebih baik dari yang tadi, tapi tak lebih bagus jika hanya menembus angin, hahahaha!" Ucap Adiwilaga yang berhasil menghindari tebasan pedang dari raja Gen tadi.Raut wajah raja Gen sudah mulai berubah warna menjadi sangat merah, tanda jika emosional di dalam tubuhnya sudah memuncak dan itu adalah waktu yang pas bagi Adiwilaga untuk menyerang raja Gen yang benar benar emosi itu.Tongkat kayu mulai di keluarkan dari saku celananya, semua orang melihatnya dan beranggapan jika Adiwilaga sedang bercandaan dengan dahan kayu tua yang di keluarkan nya dari dalam saku celananya tadi.Begitu juga raja Gen yang semakin yakin dan percaya diri jika dirinya akan menang dengan sangat mudah kali ini."Nak... Masih berani melaw

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Raja Gen

    Adiwilaga juga menjadi sangat penasaran dengan sosok perempuan yang di lihatnya tadi, sangat cantik dan begitu menggoda hati Adiwilaga.Itu ajaib, hanya dengan penglihatan dari jauh sudah bisa membuat Adiwilaga jatuh cinta padanya."Tentang itu kamu harus fokus pada titik tujuan mu itu, jangan terlalu kosong pikiran mu, nanti hasilnya akan seperti itu, menjadi melihat seseorang yang bahkan belum pernah kita jumpai sebelumnya," jawab Garaga.Adiwilaga mengangguk ringan sembari terus tersenyum senyum karena baru pertama kali dirinya melihat wanita dan langsung jatuh cinta pada wanita itu.Adiwilaga juga selalu mengingat ngingat wajah perempuan cantik itu, menurutnya wanita cantik itu cocok untuk di jadikan sebagai istri nya.Sudah saatnya juga Adiwilaga memikirkan tentang hal itu, usianya sudah cukup pas untuk melakukan pernikahan.Garaga yang menyadari akan hal itu sedikit

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Pemuda yang di hukum

    Akhirnya mereka bertiga mulai berjalan menuju rumah nek Siri, pemuda itu berjalan di belakang sembari membawa sayur dan rempah rempah milik nek siri tadi.Sampai pada akhirnya mereka bertiga sudah sampai di depan rumah nek Siri, segera pemuda itu meletakkan semuanya di atas kursi yang ada di depan rumah."Sudah ya nek... Aku pamit pergi dulu, besok aku akan menunggu nenek lagi," ucap pemuda itu."Iya nak.. terimakasih banyak sudah membantu kami berdua," jawab nek Siri.Pemuda itu mulai berjalan kembali menuju tempat biasa ia duduk, lebih tepatnya di ujung desa."Ayo nak kita bawa bahan bahan ini masuk kedalam," ajak nek Siri pada Dewi Suhita.Mereka mulai mengangkat bahan bahan dan segera berjalan masuk kedalam rumah menuju ke dapur, di sana mereka berdua segera menghaluskan bumbu bumbu yang di gunakan untuk membuat kuah gulainya nanti.K

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Canda nek Siri

    Dewantara juga sedikit Lega setelah mendengar ucapan Abisatya tadi yang sudah mengizinkan dirinya untuk jujur pada ibunya saat itu juga."Begini Bu... Tapi ibu harus janji dahulu pada kami semua untuk tidak membicarakan hal ini pada siapapun termasuk semua warga desa ini karena hal ini memang sangat rahasia dan hanya keluarga saja yang bisa mengetahui tentang hal ini," jelas Dewantara pada ibunya.Nek siri tak terlalu mempermasalahkan tentang hal itu, dirinya sangat yakin jika dirinya bisa menjaga rahasia apapun dari semua orang.Lantas nek Siri menyanggupi tentang satu syarat yang di berikan oleh anaknya tadi, nek Siri juga sudah berjanji pada semua orang jika dirinya tak akan memberitahukan hal itu pada semua orang termasuk orang di desa ini tanpa terkecuali."Jadi begini Bu.. Adiwilaga itu adalah seorang pendekar pilihan para dewa, dia di pilih menjadi pendekar untuk di tugaskan membantai seluruh keraja

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Rahasia besar

    Adiwilaga mulai merebahkan dirinya, tak langsung memejamkan matanya. Dirinya memikirkan tentang rencana nya besok, terlebih lagi Garaga tak memberi tahu tentang kelemahan dari raja di sana.Bahkan nama rajanya pun tidak di beri tahu oleh Garaga.Saat itu menjadi waktu yang sangat membingungkan bagi Adiwilaga, dirinya harus memikirkan strategi sendiri dan juga harus mengetahui titik kelemahan dari calon lawannya nanti.Semakin lama di pikirkan akan semakin membuat kepala Adiwilaga pusing dan sakit.Akhirnya Adiwilaga memutuskan untuk segera memejamkan matanya berniat akan segera tidur dan tak lagi memikirkan tentang strategi penyerangan untuk besok.Tak berapa lama setelah memejamkan matanya, Adiwilaga mulai tertidur lelap hingga tak sadar jika tidurnya memeluk kakek Byakta di sebelahnya.Begitu juga sebaliknya, kakek Byakta juga tak sadar jika dirinya sedang di peluk oleh

DMCA.com Protection Status