Share

Kemenangan!

Penulis: Mr. W
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Para penjaga tadi mulai memasuki ruangan raja dan segera memberitahukan pada raja tentang kedatangan Adiwilaga dan Garaga di depan.

"Permisi raja... Maaf mengganggu waktumu sebentar... Ada satu orang dengan seekor harimau datang ke markas kita sekarang, di bilang ingin bertemu dengan raja sekarang juga," ucap penjaga itu.

Raja itu bernama Sira, para anggota biasanya memanggil dirinya raja Sira.

Seorang raja yang mempunyai kemampuan bela diri kapak yang cukup handal, sehingga dia pantas untuk menjadi raja di kelompok pendekar itu.

Raja Sira terkejut bukan main saat mendengar ucapan dari para penjaganya itu.

Baru pertama kali markasnya itu di datangi oleh orang, bahkan sekarang hanya satu orang dengan hanya membawa seekor harimau.

Raja Sira benar benar keheranan akan hal itu, bahkan tangannya sudah merasa gatal ingin menghabisi Adiwilaga dan Garaga itu.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Luka gores di tangan

    Mendengar teriakkan dari Adiwilaga tadi, semua anggota pendekar kapak itu pun segera berlari meninggalkan markas besar mereka.Termasuk juga para penjaga raja Sira, mereka semua kabur meninggalkan rajanya yang sudah tergeletak tak bernyawa.Dari yang awalnya sangat banyak orang di dalam markas itu, seketika menjadi sangat sepi! Hanya ada Adiwilaga Garaga dan mayat dari raja Sira di sana.Garaga mulai berjalan menghampiri Adiwilaga yang masih tetap berdiri di sebelah mayat raja Sira."Adiwilaga... Kamu benar benar hebat tadi, sikap mu itu sangatlah pantas untuk seorang pendekar hebat! Tak salah jika para dewa sudah memilihmu sebagai pendekar pilihan nya saat ini," ucap Garaga pada Adiwilaga.Adiwilaga tak mau terus di puji oleh Garaga, sehingga Adiwilaga memotong pembicaraan Garaga dengan alasan lainnya."Garaga... Ayo bantu aku menggali tanah untuk menguburka

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Luks Adiwilaga

    Setelah itu luka Adiwilaga mulai di berikan dedaunan yang bermanfaat untuk menyembuhkan luka goresan seperti yang di alami oleh Adiwilaga sekarang.Rasanya sangat perih, tapi Adiwilaga mampu untuk menahannya.Semua sudah selesai, Adiwilaga kembali keluar untuk menemui ayahnya dan yang lainnya di depan.Setelah itu mereka memutuskan untuk segera makan bersama kebetulan juga daging kambing yang di bakar tadi sudah matang dengan sempurna.Kali ini mereka makan di luar rumah, di bawah pohon yang begitu rindang dan sangat teduh di bawahnya.Dewantara dan Abisatya mulai mengangkat daging kambing bakar tadi, di bawanya ke tempat mereka semua berkumpul untuk menikmati nya bersama sama.Akhirnya mereka semua menikmati daging kambing muda bakar itu dengan sangat senang dan juga merayakan atas keberhasilan Adiwilaga tadi.Sedangkan Garaga duduk sant

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Masih sangat pagi

    "Nak.... Kamu mau kemana pagi pagi seperti ini? Bahkan masih cukup gelap," ucap kakek Byakta yang masih merasakan kantuk.Adiwilaga yang mendengar itu pun sedikit kaget karena kakek Byakta terbangun dan melihat dirinya akan pergi keluar.Adiwilaga pun sedikit memundurkan langkahnya dan menjawab pertanyaan kakek Byakta tadi."Em.. aku... Ingin menemui Garaga sebentar kek," jawab Adiwilaga.Kakak Byakta langsung merasakan adanya sesuatu pada Adiwilaga dan juga Garaga, ia segera menanyakan hal itu pada Adiwilaga."Kenapa pagi sekali seperti ini kek? Apa sebenarnya yang sedang kamu rencanakan dengan Garaga saat ini," tanya Kakek Byakta lagi.Adiwilaga tentunya sudah tak bisa berbohong lagi tentang hal itu, lantas dirinya terpaksa harus jujur pada Kakek Byakta tentang rencananya yang akan berangkat pagi pagi sekali."Emmm... Jadi begini kek...

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Kembali khawatir

    "Owh begitu ya kek... Yasudah kek maaf sebelumnya, aku tinggal tidur terlebih dahulu ya kek aku masih sangat mengantuk sekarang," ucap Dewi Suhita yang berpura pura tidur.Kakek Byakta pun merasa senang dan segera mempersilahkan Dewi Suhita untuk tidur kembali.Tapi Abisatya takut kalau sampai Dewi Suhita mendengarkan semua pembicaraan nya dengan kakek Byakta.Abisatya memutuskan untuk mengajak kakek Byakta ke depan untuk melanjutkan pembicaraannya tadi.Kakek Byakta setuju dengan ajakan Abisatya tersebut, akhirnya mereka berdua mulai berjalan ke depan untuk melanjutkan pembicaraan yang sempat tertunda oleh Dewi Suhita tadi."Bagaimana kek.... Apa alasan kakek meminta dahan kayu keramat itu sekarang?" Tanya Abisatya lagi pada Kakek Byakta.Kakek Byakta terdiam sebentar dan segera menjawab dengan jujur pertanyaan dari Abisatya tadi."Begin

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Raja Xie graha

    Setelah itu Adiwilaga segera menaiki punggung Garaga sembari terus melihat mata ibunya.Adiwilaga selalu tak tega saat melihat ibunya seperti itu, tak berdaya!Tapi Adiwilaga harus lebih bisa menahan hal itu terlebih dahulu, ia harus fokus dengan apa yang harus ia lakukan nanti saat menghadapi raja Xie Graha di sana.Garaga mulai berjalan pergi meninggalkan mereka semua, Adiwilaga duduk di atas punggung Garaga.Semuanya melihat kepergian Garaga dan Adiwilaga, terlihat ada kepanikan dan sedikit ketakutan di wajah mereka semua, terutama pada wajah Dewi Suhita, terlihat begitu sedih tak rela jika anaknya harus berjuang sendirian seperti ini.Semakin jauh Garaga pergi, semakin sedih pula Dewi Suhita.Air mata sudah tak terbendung lagi, mulai menetes dari mata Dewi Suhita, tanda dirinya benar benar sedih akan kepergian anaknya itu.Cemas! Khaw

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Sampailah di kerajaan

    Kemudian Abisatya memberanikan dirinya untuk sekedar menegur kakek Byakta dan juga Dewantara."Kek... Tara... Kenapa kalian melamun seperti itu? Apa ada masalah tadi?" Tanya Abisatya.Kakek Byakta dan Dewantara pun Segera berhenti melamun dan menoleh ke arah Abisatya yang sedang berdiri di samping mereka.Dewantara juga segera menjelaskan dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi tadi di sungai kepada Abisatya."Tidak bi... Kita hanya heran dan bingung saja, tadi kami berniat untuk mencari ikan di sungai.. tapi anehnya ikan ikan di sungai itu sudah tidak ada! Bahkan satupun ikan tidak bisa kami temukan, menurutmu bagaimana?" Jelas Dewantara.Abisatya yang mendengar itu juga mulai kebingungan dengan keadaan sungai itu, Abisatya berfikir kalau ikan ikan itu mati semua karena terkena racun."Emmm... Mungkin ikan ikan itu mati semua karena terkena racun dari suatu

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Bertarung

    Raja Xie Graha mulai menolehkan kepalanya ke arah para penjaga nya tersebut.Raut wajahnya begitu mengerikan, terlihat kalau dirinya sangat marah setelah mendengar omongan para penjaganya tersebut."Dasar para penjaga tidak becus! Bagaimana bisa kalian semua di kalahkan oleh anak muda itu?! Kalian memang bodoh! Tak guna!" Teriak kemarahan raja Xie Graha itu.Raja Xie Graha mulai berdiri dan berniat berjalan keluar ruangan untuk menemui Adiwilaga dan Garaga di luar.Tapi baru saja ia berdiri, Garaga dan Adiwilaga sudah ada di depan pintu ruangan nya."Tidak perlu repot repot untuk menemui ku di luar sana, aku sudah terlebih dahulu datang kemari," ucap Adiwilaga yang terlihat sangat santai menghadapi raja Xie Graha itu.Raja Xie Graha sedikit terkejut melihat Adiwilaga yang umurnya masih sangat muda itu, raja Xie Graha juga masih meragukan kemampuan yang di mil

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Licik!

    Belum sempat Garaga menjawab tiba tiba raja Xie Graha berlari ke arah Adiwilaga dan mengambil dahan kayu keramat yang sudah berubah menjadi pedang besar tadi.Ternyata raja Xie Graha hanya berpura pura menyerah di hadapan Adiwilaga tadi, dirinya hanya ingin mengambil kesempatan untuk bisa mengambil senjata itu dari tangan Adiwilaga.Sebenarnya Garaga sudah mencurigai hal itu sejak awal, tak mungkin seorang raja mempunyai mental lemah seperti itu.Tapi saat Garaga ingin memberitahukan tentang hal itu pada Adiwilaga, semuanya sudah terlambat! Raja Xie Graha sudah berhasil mengambil paksa senjata keramat itu dari tangan Adiwilaga."Hahaha.... Begitu polosnya dirimu anak muda! Gampang sekali untuk mengelabuhi dirimu! Sekarang senjata keramat ini sudah berhasil aku dapatkan dan mulai sekarang senjata keramat ini milikku! Hahaha," Tawa raja Xie Graha yang sudah berhasil mengelabui Adiwilaga tadi.&n

Bab terbaru

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Berakhir damai

    Setelah itu tetua mulai meninggalkan rumah Dewantara, ia berjalan kembali ke arah rumah nya yang berada di ujung depan desa."Terimakasih sudah mau membelaku tadi... Aku sangat beruntung bisa bertemu denganmu tadi," ucap Gen pada Adiwilaga yang sedang menenangkan ibunya tadi.Adiwilaga mengangguk ringan sembari memberikan senyuman ringan pada Gen yang terlihat sangat bahagia itu."Yasudah Dewi..... kalau begitu ayo kita kembali melanjutkan memasak nya," ucap nek Siri yang mengajak Dewi Suhita melanjutkan memasaknya tadi."Iya nek..."Dewi Suhita segera berjalan masuk kedalam rumah mengikuti nek Siri, berniat akan melanjutkan memasaknya tadi yang sempat tertunda karena ada sedikit masalah di luar rumah."Nak... Antarkan nak Gen ini ke rumah sebelah, biar nanti dia bisa tidur di sana," ucap kakek Byakta yang sudah mulai peduli dengan Gen.Adiwilaga se

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Penolakan warga

    Kakek Byakta terdiam.. tak bisa menjawab apa apa pada tetua karena itu sudah menjadi keputusan warga bersama dan pastinya mereka sudah berunding perihal ini.Raja Gen yang mendengar penjelasan dari tetua desa tadi merasa sedikit bersalah pada semua keluarga Adiwilaga yang terkena dampaknya atas kedatangan dirinya di desa itu.Raja Gen memutuskan untuk segera berjalan ke depan berniat untuk segera pergi meninggalkan desa itu dan kembali ke kerajaan nya untuk tetap tinggal di sana seorang diri.Semua warga ketakutan saat melihat raja Gen berjalan.. semua warga memberikan jalan untuk raja Gen lewat dan sebenarnya juga merasa ketakutan.Tapi Adiwilaga tak bisa membiarkan hal itu, dirinya tetap ingin membela raja Gen untuk tetap tinggal di desa itu, Adiwilaga merasa jika tindakan para warga itu terlalu kelewatan sehingga membuat perasaan dari raja Gen terluka."Berhenti... Jangan kemb

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Ikut tinggal di desa

    "Garaga? Siapa itu Garaga? Apa nama harimau milikmu ini?" Tanya raja Gen yang terlihat kebingungan."Iya benar... Nama harimau milikku ini adalah Garaga, memangnya kenapa?" Tanya Adiwilaga pada raja Gen.Raja Gen terdiam, sedikit merasa aneh dengan Adiwilaga yang memberikan nama Garaga pada hewan peliharaan nya itu.Setahu Gen, nama Garaga adalah sebutan nama untuk hewan utusan para dewa, raja Gen pernah mendengar tentang hal itu sebelumnya."Tidak apa apa.. aku hanya sedikit bingung saja kenapa nama harimau mu ini mirip dengan sebutan para dewa pada hewan utusan mereka.. apa harimau mu ini adalah utusan para dewa?" Jawab raja Gen sembari bertanya balik pada Adiwilaga.Adiwilaga sedikit panik... Tak tahu jika raja Gen mengetahui tentang hal itu sebelumnya.Tapi Adiwilaga tetao berusaha untuk tetap tenang saat menjawab pertanyaan dari raja Gen tadi."Owh be

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Keputusan tepat

    Akhirnya Adiwilaga mundur dan tak jadi membunuh raja Gen yang sudah sangat lemah itu."Baiklah... Aku mengampuni mu, aku pegang janjimu tadi yang akan berubah jadi yang lebih baik, tapi aku mau seluruh anggota mu ini kamu bebaskan dan biarkan mereka semua kembali ke rumahnya masing masing, dan juga kamu! Awas saja masih berani berbuat jahat pada orang orang kecil, tak akan aku mengampuni mu lagi!" Ucap Adiwilaga.Raja Gen sangat lega, benar benar lega setelah mendengar ucapan dari Adiwilaga tadi yang sudah mau mengampuni dirinya."Terimakasih anak muda.... Terimakasih.... Aku berjanji akan menjadi seorang yang lebih baik lagi, aku juga akan membubarkan seluruh anggota ku agar mereka semua bisa kembali ke keluarganya masing masing," jawab raja Gen dengan perasaan yang sangat lega."Tunggu apa lagi sekarang? Cepat bubarkan para anggotamu itu!"Raja Gen mulai berusaha berdiri

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Antara membunuh atau tidak

    Raja Gen sudah tak bisa menahan emosi nya lagi, dirinya mengibaskan pedangnya ke arah dada Adiwilaga."Sliiiing...... ""Uhg hampir saja, kali ini sabitan pedangmu lebih baik dari yang tadi, tapi tak lebih bagus jika hanya menembus angin, hahahaha!" Ucap Adiwilaga yang berhasil menghindari tebasan pedang dari raja Gen tadi.Raut wajah raja Gen sudah mulai berubah warna menjadi sangat merah, tanda jika emosional di dalam tubuhnya sudah memuncak dan itu adalah waktu yang pas bagi Adiwilaga untuk menyerang raja Gen yang benar benar emosi itu.Tongkat kayu mulai di keluarkan dari saku celananya, semua orang melihatnya dan beranggapan jika Adiwilaga sedang bercandaan dengan dahan kayu tua yang di keluarkan nya dari dalam saku celananya tadi.Begitu juga raja Gen yang semakin yakin dan percaya diri jika dirinya akan menang dengan sangat mudah kali ini."Nak... Masih berani melaw

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Raja Gen

    Adiwilaga juga menjadi sangat penasaran dengan sosok perempuan yang di lihatnya tadi, sangat cantik dan begitu menggoda hati Adiwilaga.Itu ajaib, hanya dengan penglihatan dari jauh sudah bisa membuat Adiwilaga jatuh cinta padanya."Tentang itu kamu harus fokus pada titik tujuan mu itu, jangan terlalu kosong pikiran mu, nanti hasilnya akan seperti itu, menjadi melihat seseorang yang bahkan belum pernah kita jumpai sebelumnya," jawab Garaga.Adiwilaga mengangguk ringan sembari terus tersenyum senyum karena baru pertama kali dirinya melihat wanita dan langsung jatuh cinta pada wanita itu.Adiwilaga juga selalu mengingat ngingat wajah perempuan cantik itu, menurutnya wanita cantik itu cocok untuk di jadikan sebagai istri nya.Sudah saatnya juga Adiwilaga memikirkan tentang hal itu, usianya sudah cukup pas untuk melakukan pernikahan.Garaga yang menyadari akan hal itu sedikit

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Pemuda yang di hukum

    Akhirnya mereka bertiga mulai berjalan menuju rumah nek Siri, pemuda itu berjalan di belakang sembari membawa sayur dan rempah rempah milik nek siri tadi.Sampai pada akhirnya mereka bertiga sudah sampai di depan rumah nek Siri, segera pemuda itu meletakkan semuanya di atas kursi yang ada di depan rumah."Sudah ya nek... Aku pamit pergi dulu, besok aku akan menunggu nenek lagi," ucap pemuda itu."Iya nak.. terimakasih banyak sudah membantu kami berdua," jawab nek Siri.Pemuda itu mulai berjalan kembali menuju tempat biasa ia duduk, lebih tepatnya di ujung desa."Ayo nak kita bawa bahan bahan ini masuk kedalam," ajak nek Siri pada Dewi Suhita.Mereka mulai mengangkat bahan bahan dan segera berjalan masuk kedalam rumah menuju ke dapur, di sana mereka berdua segera menghaluskan bumbu bumbu yang di gunakan untuk membuat kuah gulainya nanti.K

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Canda nek Siri

    Dewantara juga sedikit Lega setelah mendengar ucapan Abisatya tadi yang sudah mengizinkan dirinya untuk jujur pada ibunya saat itu juga."Begini Bu... Tapi ibu harus janji dahulu pada kami semua untuk tidak membicarakan hal ini pada siapapun termasuk semua warga desa ini karena hal ini memang sangat rahasia dan hanya keluarga saja yang bisa mengetahui tentang hal ini," jelas Dewantara pada ibunya.Nek siri tak terlalu mempermasalahkan tentang hal itu, dirinya sangat yakin jika dirinya bisa menjaga rahasia apapun dari semua orang.Lantas nek Siri menyanggupi tentang satu syarat yang di berikan oleh anaknya tadi, nek Siri juga sudah berjanji pada semua orang jika dirinya tak akan memberitahukan hal itu pada semua orang termasuk orang di desa ini tanpa terkecuali."Jadi begini Bu.. Adiwilaga itu adalah seorang pendekar pilihan para dewa, dia di pilih menjadi pendekar untuk di tugaskan membantai seluruh keraja

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Rahasia besar

    Adiwilaga mulai merebahkan dirinya, tak langsung memejamkan matanya. Dirinya memikirkan tentang rencana nya besok, terlebih lagi Garaga tak memberi tahu tentang kelemahan dari raja di sana.Bahkan nama rajanya pun tidak di beri tahu oleh Garaga.Saat itu menjadi waktu yang sangat membingungkan bagi Adiwilaga, dirinya harus memikirkan strategi sendiri dan juga harus mengetahui titik kelemahan dari calon lawannya nanti.Semakin lama di pikirkan akan semakin membuat kepala Adiwilaga pusing dan sakit.Akhirnya Adiwilaga memutuskan untuk segera memejamkan matanya berniat akan segera tidur dan tak lagi memikirkan tentang strategi penyerangan untuk besok.Tak berapa lama setelah memejamkan matanya, Adiwilaga mulai tertidur lelap hingga tak sadar jika tidurnya memeluk kakek Byakta di sebelahnya.Begitu juga sebaliknya, kakek Byakta juga tak sadar jika dirinya sedang di peluk oleh

DMCA.com Protection Status