Home / Fantasi / Pendekar Sabre / 50. Malam Penuh Kasih

Share

50. Malam Penuh Kasih

last update Last Updated: 2022-06-03 17:24:04

"Kalau bukan di hutan apel, lalu di mana guru Lan mendapatkan apel itu?" tanya Zizi. Zizi sangat penasaran dengan apel yang dibawa Lan Feiyu. Terbesit di pikiran Zizi, apakah Lan Feiyu memperoleh apel dengan susah payah demi dirinya?.

Lan Feiyiu menundukkan kepalanya menatap kakinya sendiri, pria itu tersenyum akan kebodohannya saat mendapatkan apel tersebut.

Flashback ....

Malam yang semakin larut membuat hawa dingin semakin menusuk kulit. Lan Feiyu, Li Haoxi dan Aixing hampir sampai di kawasan danau kupu-kupu. Tinggal menyusuri hutan apel dan mereka akan sampai di danau lalu ke Mata Air. Tiba-tiba Lan Feiyu menghentikan kudanya saat berada di pinggir hutan apel. Lan Feiyu melihat apel yang sangat merah dan terlihat matang.

"Guru, ada apa?" tanya Aixing yang khawatir pada gurunya.

"Tidak apa-apa, kalian berjalan lah terlebih dahulu," jawab Lan Feiyu.

"Apa yang akan guru lakukan?"

"Tidak ada. Aku hanya ingin melihat-lihat saja," jawab Lan Feiyu.

Li Haoxi dan Aixing menatap Lan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pendekar Sabre    51. Kendali Sihir

    Zizi menatap tanah di belakang Mata Air dengan seksama. Semalam Zizi merasa ada seseorang yang memanggilnya, pun dengan suara gaduh. Zizi berjongkok, memegang tanah itu dengan pelan. "Zizi, ada apa?" tanya Yizi yang datang menghampiri Zizi. "Eitss bau darah," kata Yizi menutup hidungnya. Zizi terdiam, memang ada bau darah di sana. Pandangan Zizi mengarah pada pepohonan yang menjulan tinggi di balik Mata Air."Yizi, ayo kita pergi!" ajak Zizi menarik tangan Yizi untuk pergi dari sana. Saat membalikkan tubuh, mereka mendapati Aixing yang tengah menatap mereka."Kalian dari mana?" tanya Aixing. "Kami hanya melihat-lihat, ada bau darah di-""Tidak ada apa-apa, ayo kita pergi!" Zizi menarik paksa tangan Yizi untuk pergi dari sana. Yizi pun mengikuti langkah Zizi meski dengan langkah yang terseok-seok. Zizi tidak ingin Yizi ikut campur dalam masalah apapun. Kendati demikian, Zizi bisa merasakan kehadiran seseorang yang ada di balik Mata Air. Aura sihir hitam sangat melekat kuat. Aixing

    Last Updated : 2022-06-04
  • Pendekar Sabre    52. Pengendali Sihir

    Aixing, Lan Feiyu, Li Haoxi, Zai Ziliu dan Li Ren menatap Zimai dengan lekat. Saat ini Zimai tidur di ranjang. Gadis itu tidak sadarkan diri setelah ilmu sihir itu tidak lagi mengendalikan tubuhnya. Zizi mendekati Zimai tangan gadis itu menekan leher Zimai. Masih bernyawa, tetapi wajah Zimai sangat pucat. Otot-otot zimai yang tadi keluar kini sudah kembali, hanya saja jejak-jejak hitam di leher Zimai masih terlihat jelas. "Bagaimana bisa ilmu sihir masuk ke Mata Air? Aku sudah menyegelnya sampai ke halaman belakang," ucap Li Haoxi. "Kecuali kalau Zimai yang membuat ulah terlebih dahulu," ucap Zizi membuat semua guru menatap ke arahnya. "Segel dari guru Li memang sangat kuat tidak bisa ditembus dari luar. Tetapi kalau dari dalam yang keluar tetap bisa, kan guru Li?" ujar Zizi sekaligus bertanya. Li Haoxi menganggukkan kepalanya. "Aku menebak kalau Zimai membuat ulah terlebih dahulu dengan melempar pedang, dan ilmu sihir itu datang dengan perantara pedang Zimai," jelas Zizi. "Egghh

    Last Updated : 2022-06-04
  • Pendekar Sabre    53. Pria Yang Menawan

    Yan Liqin berjalan bersama Xiaowen menyusuri jalanan pinggir hutan, pria itu membawa pedangnya sembari menatap ke kanan dan ke kiri. Sepanjang perjalanan, gadis-gadis pemetik buah di pinggir hutan menatapnya penuh kagum. Selama ini belum pernah mereka melihat seorang pria dengan wajah yang sangat tampan. Kali pertamanya Yan Liqin membuka topengnya, semua orang mengagumi parasnya yang sangat tampan. Kulit seputih susu, hidung mancung, dan lesung pipi. terlebih mata Yan Liqin yang sangat indah dengan bulu mata lentik layaknya seorang perempuan. Daya tarik laki-laki itu tetap sama seperti dulu. Xiaowen hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal melihat Yan Liqin yang tebar pesona, sejak keluar dari Lianhua, Yan Liqin terus tebar pesona. Layaknya seorang anak kecil yang tengah membanggakan dirinya dan seolah mengatakan 'akulah yang paling tampan.Xiaowen juga tahu kalau Yan Liqin sangat tampan, andai ia perempuan, ia pasti menyukai Xiaowen. Tetapi sayang ia terlahir laki-laki. "Yan Liqi

    Last Updated : 2022-06-04
  • Pendekar Sabre    54. Pelatihan Sabre

    Suara pedang saling bersahutan dan berdentingan beradu saling bersahutan di ruang latihan. Zai Ziliu, seorang gadis yang paling muda di antara murid yang lainnya kini berlatih pedang dengaan tiga guru sekaligus. Zizi melawan Lan Feiyu, Aixing dan Li Haoxi dengan satu pedangnya. Gadis itu menyerang dan menahan balik serangan dari guru-gurunya. Li Haoxi menyabetkan pedang ke lengan gadis itu, pun dengan Lan Feiyu yang ingin menusukkan pedang pada Zizi. Zizi menggunakan pedangnya menepis dua pedang sekaligus. Aixing yang menyerang dari belakang pun tidak luput dari tendangan Zizi. Gadis itu berputar di udara dan menendang dada Aixing kencang. Aixing tidak berhenti di situ, pria itu mengeluarkan burusnya. Tujuh anak panah Aixing tarik ke arah Zizi. Lan Feiyu dan Li Haoxi terdiam. "Aixing, jangan keterlaluan!" tegur Lan Feiyu. Namun kekhawatiran Lan Feiyu tidak terjadi saat dengan mudahnya Zizi menangkis tujuh anak panah yang menyerangnya. Zizi terbang ke udara bersama Aixing, Aixing me

    Last Updated : 2022-06-04
  • Pendekar Sabre    55. Bertemu Klan Ji

    Seorang pria berpakaian putih dan kuning tengah berjalan bersama beberapa pria lain di belakangnya. Pria itu ketua dari Klan Ji, yaitu Ji Jinhan. Ji Jinhan rutin melakukan pemburuan malam setiap bulannya untuk menangkap monster dan iblis. Saat ini Klan Ji berburu di hutan tembakau yang berada di perbatasan wilayah Klan Ji dan Klan Wei. "Di sini para petani tembakau sering mengeluh adanya monster yang mengganggu mereka, Tuan," ucap salah satu pengawal Jinhan. Jinhan menganggukkan kepalanya. Pria itu masuk di kawasan hutan yang sangat mencekam. Suara hewan-hewan kecil di malam hari terdengar saling bersahutan. Jinhan menarik anak panahnya dengan waspada. Jinhan melesakkan anak panahnya saat melihat dedaunan yang lebat tampak bergoyang. Para pengawal Jinhan mendekati dedaunan rendah yang tadi dipanah Jinhan. "Tidak ada apa-apa, Tuan," ucap pengawal itu. Jinhan menatap ke sekelilingnya. Aura mencengkam itu masih menyelimuti hutan bakau itu. Krekk!Krekk!Krekk!"Xiaowen, suara apa itu

    Last Updated : 2022-06-04
  • Pendekar Sabre    56. Gejolak Batin

    Yan Liqin kembali ke tempatnya semula, dan Xiaowen masih tertidur pulas. "Woy," teriak Yan Liqin menendang kecil kaki Xiaowen. Kalau begini caranya lama-lama Yan Liqin menjadikan Xiaowen musuh. Xiaowen ikut bersamanya untuk membantunya, tetapi yang terjadi Xiaowen malah tertidur pulas. "Woy Xiaowen, kamu tidur atau mati?" tanya Yan Liqin menendang sedikit kencang kaki Xiaowen. "Ada musuh," oekik Xiaowen tergagap bangun. Pria itu segera melompat berdiri sembari memegangi kepalanya yang terasa sakit. Xiowen meletakkan kepalanya di pundak Yan Liqin karena masih pusing. "Dasar sialan. Kamu bilang 'Aku akan ikut guru dan membantu guru memperoleh apa yang guru inginkan, hah?" ujar Yan Liqin menirukan ucapan Xiaweon tempo lalu. "Apa ada musuh? Di mana musuh?" tanya Xiaowen celingak celinguk mencari orang lain di sana. "Sudah tumbang, itu," kata Yan Liqin menunjuk Ji Jinhan yang tergelatk dengan darah segar keluar dari dadanya. "Guru, apa yang sudah kamu lakukan pada Tuan Ji yang terhor

    Last Updated : 2022-06-04
  • Pendekar Sabre    57. Bulan Purnama

    Suara alunan seruling yang indah membuat hewan-hewan di danau mendekat ke Zizi. Ikan-ikan kecil itu berkumpul di bawah jembatan. Sudah lama Zizi tidak memainkan serulingnya di ssana, kini hewan-hewan kecil itu seolah tengah memadu kerinduannya dengan Zai Ziliu. Angin berhembus pelan membuat bunga kertas berjatuhan mengenai tubuh Zizi. Rambut Zizi berkibar karena terpaan angin yang melambai-lambai. Zizi masih memejamkan matanyaa dengan air mata yang tidak kunjung berhenti. Zizi ingin menyampaikan pada angin bahwa ia sangat merindukan Yan Liqin.Seorang pria berjalan teramat pelan menuju ke jembatan danau kupu-kupu. Pria dengan rambut yang digerai itu menatap Zizi yang sangat cantik di bawah sinar bulan. Rambut Lan Feiyu ikut melambai-lambai karena terpaan angin. Langkah kaki Lan Feiyu menuju gadis itu, hingga saat tepat berada di depan Zizi, Lan Feiyu bisa melihat air mata gadis itu yang menetes dengan deras. Lan Feiyu terdiam, pria itu menikmati alunan seruling Zizi yang sangat merdu.

    Last Updated : 2022-06-04
  • Pendekar Sabre    58. Berada di Pihak Zizi

    "Jika belum seribu tahun, kamu tidak akan bisa bersama cinta sejatimu." Kutukan yang diucapkan ayah Lan Feiyu kembali memasuki ingatan Lan Feiyu. Andai Lan Feiyu tahu jalan hidupnya, dulu ia tidak akan membangkang ucapan ayahnya dan ia tidak akan mendapatkan kutukan. Tetapi kalau ia tidak membangkang, takdir tidak akan mempertemukan dirinya dengan gadis yang dicintainya. Lan Feiyu bisa mencintai Yan Zai Ziliu, tapi untuk bersamanya, Lan Feiyu yakin akan banyak penghalangnya. Lan Feiyu tidak ingin percaya pada kutukan ayahnya, tetapi di sisi lain ia pun sangat takut. Takut kalau ucapan ayahya benar adanya. "Zizi, aku akan melakukan berbagai cara untuk terus bersamamu," batin Lan Feiyu. Lan Feiyu mulai memejamkan matanya karena rasa kantuk yang menyerangnya. Apalagi angin yang berhembus pelan, membuat Lan Feiyu ingin lelap dalam tidurnya. Kini di bawah bulan purnama, dua insan yang bertemu tidak sengaja itu memejamkan matanya masing-masing seraya menikmati kedekatan mereka. Di Mata A

    Last Updated : 2022-06-04

Latest chapter

  • Pendekar Sabre    92. Ending

    "Hahaha ... rasain," pekik Zizi mendorong tubuh Ji Lian ke sungai di bawah air terjun. Zizi sudah sembuh sejak kemarin, gadis itu senang saat ia bangun ia mendapati teman-temannya yang datang. Dan saat ini teman-temannya malah tidak mau kembali ke Mata Air. Kata teman-temannya lebih enak di Lianhua dari pada Mata Air. "Zizi, kamu nakal sekali. rasain ini!" pekik Ji Lian menarik tangan Zizi hingga Zizi ikut jatuh ke sungai. Kedua orang itu tertawa dengan nyaring. Wei Yizi dan Xuan Yi demikian. Kedua orang itu sedang saling dorong untuk menjatuhkan lawannya agar jatuh ke air. "Rasain ini, rasain," pekik Wei Yizi mendorong Xuan Yi agar jatuh, tetapi dirinya sendiri lah yang terjatuh ke air. Xuan Yi tertawa dengan kencang, menertawakan Wei Yizi yang jatuh sendiri. Keempat orang itu saling melempar tawa. Zizi memainkan air untuk mengguyurnya ke Wei Yizi. Terlihat jelas di raut wajah mereka kalau mereka sedang bahagia. Kini segala permasalahan yang terjadi sudah teratasi. Lempeng Vi, dan

  • Pendekar Sabre    91. Tersegelnya Lempeng Vi

    Setelah tiga hari, Lan Feiyu sudah sehat seperti sedia kala. Saat ini Lan Feiyu tengah menatap pemandangan yang indah di hadapannya. Pria itu berada di depan tangga yang penuh pohon kertas di kanan dan kirinya. "Lan Feiyu, kita harus mengambil lempeng Vi secepatnya," ucap Li Haoxi pada Lan Feiyu. Lan Feiyu menganggukkan kepalanya. Yan Liqin datang bersama Zizi menghampiri mereka. Yan Liqin menarik bajunya hingga memperlihatkan tubuh atasnya. Cahaya emas keluar dari tubuh Yan Liqin yang menyilaukan. "Aku sudah siap, ambil secepatnya," ucap Yan Liqin. "Kakak," panggil Zizi memegang tangan kakaknya. "Kakak tidak akan kenapa-napa," ucap Yan Liqin meyakinkan adiknya. "Kakak harus janji padaku kalau kakak akan baik-baik saja!" pinta Zizi. "Zizi, kultivasi di diri kakak tidak rendah, hanya mengeluarkan lempeng Vi tidak akan sulit buat kakak." "Apa nanti kekuatan kakak akan hilang?" "Tidak," jawab Yan Liqin. Yan Liqin mengajak Lan Feiyu, Li Haoxi dan Li Ren menuju ruang pengobatan.

  • Pendekar Sabre    90. Damai

    Lianhua yang berarti teratai, seperti namanya, tempat ini dipenuhi dengan bunga teratai yang sangat indah. Lan Feiyu, Zizi, Aixing, Li Ren, Li Haoxi, Xiaowen, Yan Liqin, dan Wei Yizi memijakkan kakinya di gerbang utama Lianhua yang sangat megah. Zizi menatap takjup ke arah air terjun di samping istana yang penuh dengan bunga kertas. Di samping kanan ada lapangan yang sepertinya digunakan oleh Yan Liqin untuk berlatih, sedangkan di sampingnya ada danau dengan banyak bunga teratai. Di sisi kiri, ada istana megah dengan banyak bunga kertas di sana. Zizi tidak bisa menghentikan kekagumannya menatap ke sana. Lan Feiyu yang masih setengah sadar ikut takjup melihat tempat yang ditinggali Yan Liqin. Yan Liqin menolehkan kepalanya, pria itu melihat Lan Feiyu yang lemas dibantu Xiaowen. Yan Liqin menghampiri Xiaowen, pria itu menarik tangan Lan Feiyu dan mengalungkan ke lehernya. Yan Liqin menggendong tubuh Lan Feiyu. "Aku masih bisa jalan sendiri," ucap Lan Feiyu. "Xiowen, panggilkan tabib

  • Pendekar Sabre    89. Kemenangan

    "Li Zimai, ini sangat tidak masuk akal. Kamu sudah lama berlatih di Mata Air, kamu juga menguasai ilmu sabre yang baik. Aku pernah melawanmu, dan aku tahu betul bagaimana kemampuanmu. Tetapi hanya karena alasan sepele, kamu membelot mengikuti kultivasi hitam. Sangat konyol," ujar Zizi menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang konyol bagiku. Ini bukan salahku, tetapi salah kalian. Siapa kamu Zizi, kamu adalah gadis yang tidak tahu diri. Karena kamu, aku tidak lagi punya tempat di Mata Air." "Kalau sejak awal kamu menginginkan tempat di Mata Air, kamu bisa mengatakannya padaku. Dengan senang hati aku akan keluar. Tetapi yang saat ini kamu lakukan, kamu sudah menghianati kepercayaan Klanmu sendiri. Kamu dibesarkan oleh Guru Li, tetapi saat besar kamu menjadi musuh dalam selimut. Kamu menikam kami semua dengan menghadang perjalanan kami saat mencari lempeng Vi. Yang lebih tidak tahu malu itu kamu!" tunjuk Zizi dengan marah. "Guru Li, Lan Feiyu dan Aixing bekerja keras untuk mendapatkan

  • Pendekar Sabre    88. Di Balik Gadis Bertopeng

    Suasana semakin ricuh saat mereka terus beradu kekuatan. Zizi tidak tinggal diam, perempuan itu ikut menyerang menggunakan pedangnya. Tidak sengaja Zizi menebas tangan Yu Yulong saat pria itu akan pergi. Yu Yulong mati di tempat karena Zizi. Ji Nian, Wei Mingho yang menjadi provokasi dalam pengepungan itu pun kini kuwalahan dengan keberaniannya sendiri. Kini pertarungan menjadi dua kubu, kubu yang dipimpin Wei Minghao dan kubu yang dipimpin oleh Yan Liqin. Kekuatan Yan Liqin saat ini menjadi kekuatan paling kuat, penguasa gunung setan sudah ia taklukkan. menaklukkan barisan orang serakah yang saat ini ada di depannya tidak membuat Yan Liqin gentar. Aixing mengeluarkan busurnya, pria itu melesakkan tujuh anak panah yang mengeluarkan api. Seketika bisa membunuh orang-orang yang akan menyerangnya. Selalu ada yang dikorbankan untuk sesuatu yang lebih besar. Bukan Lan Feiyu ingin membuat keributan hingga banyak nyawa yang tumbang, tetapi demi perdamaian di kemudian hari. Orang-orang yang

  • Pendekar Sabre    87. Pengepungan

    "Aku akan membawa Zizi," ucap Lan Feiyu. Namun, Yan Liqin segera membopong tubuh Zizi, pria itu membawa Zizi dalam gendongannya. "Aku bilang aku yang bawa Zizi," ucap Lan Feiyu menghadang Yan Liqin yang akan berjalan. "Aku kakakknya, aku yang berhak membawanya," jawab Yan Liqin. "Aku kekasihnya," kata Lan Feiyu. "Lan Feiyu, kita bahas di luar. Di gua ini menyerap energi," ucap Li Haoxi menarik tangan Lan Feiyu agar menyingkir dari Yan Liqin. Yan Liqin meninggalkan Lan Feiyu, pria itu berjalan keluar dari gua. Lan Feiyu, Li Haoxi, dan Aixing mengikuti Yan Liqin. Saat mereka sampai di luar, langit yang tadi saat mereka datang berwarna gelap, kini menjadi cerah seketika. Gunung setan itu kini tidak lagi tandus dan kering, hewan-hewan yang tadi ada di sana juga hilang seketika. "Eh, keadaan tanah sudah tidak tandus lagi," ucap Aixing menatap tanah yang sudah terlihat subur. "Anyao sudah mati, sihir jahat yang dia kelola ikut musnah," kata Yan Liqin. "Kamu mau membawa Zizi kemana?

  • Pendekar Sabre    86. Pemenang

    Zizi memeluk tubuh Yan Liqin dengan erat, pun dengan Yan Liqin yang membalas pelukan adiknya tidak kalah erat. Bertahun-tahun mereka berpisah, dan kali ini mereka dipertemukan. Yan Liqin merasakan dadanya yang basah karena tangisan adiknya, pun dengan dirinya yang tidak bisa membendung air matanya. Setiap detiknya ia sangat merindukan Zizi, baru kali ini ia bisa menemui adiknya. Setelah Yan Liqin meminta Xiaowen untuk mencari jejak Lan Feiyu, akhirnya Yan Liqin bisa menemukan Lan Feiyu beserta adiknya di gunung Setan. Aixing, Lan Feiyu dan Li Haoxi terdiam melihat Yan Liqin dan Zai Ziliu saling berpelukan. Yan Liqin mengelus kepala adiknya dengan lembut. "Kakak, selama ini kakak kemana saja? Kakak sudah janji padaku untuk kembali dengan cepat, tetapi ini sudah sepuluh tahun kakak baru datang," ucap Zizi menangis sesenggukan. "Maafkan kakak," jawab Yan Liqin. Yan Liqin mengurai pelukannya dengan adiknya, tetapi Zizi menahannya. Zizi terus memeluk tubuh Yan Liqin dengan erat. "Jang

  • Pendekar Sabre    85. Bertemu Kembali

    Di gua hutan tembakau, Wei Yizi menatap penyendera dirinya yang masih asik tertidur di atasnya. Suara langkah kaki membuat Wei Yizi dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Yan Liqin, tidak hanya itu, Wei Yizi juga menendang Yan Liqin dengan kencang. "Ada apa?" tanya Xiaowen yang membuat Wei Yizi terkesiap. Tanpa menjawab pertanyaan Xiaowen, Wei Yizi segera pergi dari sana. Gadis itu berlari keluar dan kembali ke tempat temna-temannya berada. Napas wei Yizi naik turun, dadanya berdetak cepat dan jantungnya sangat bertalu-talu. "Wei Yizi, kamu dari mana? Yan Liqin tidak berbuat jahat padamu, Kan?" tanya Xuan Yi yang khawatir. Wei Yizi menggeleng, "Yan Liqin tidak berbuat apa-apa padaku," jawabnya. "Semalaman kamu hilang, aku pikir Yan Liqin sudah berbuat jahat padamu."Wei Yizi membulatkan matanya mendengar ucapan Ji Lian. Ia tidak menyangka kalau sudah semalam penuh ia tidur seraya menyangga tubuh Yan Liqin. Yizi pikir itu hanya sesaat, tetapi ternyata sudah semalaman. Wei Yizi menepu

  • Pendekar Sabre    84. Hilang Kutukan

    "Aku adalah putri bunga yang dikutuk oleh tetua karena aku mencintai orang dari klan iblis. Aku berada di sini sudah ratusan tahun. Tidak aku sangka, sekarang aku bisa bebas dari kutukan ini," ucap putri bunga yang sangat cantik. Putri bunga itu memetik bunga peony di sampingnya dan memberikannya pada Lan Feiyu. "Kutukan itu sudah hilang sekarang, sama seperti kutukanmu yang hilang. Dengan menyelamatkanku, lima ratus kutukanmu yang tersisa sudah hilang," ucap putri bunga itu. Senyum tipis tersungging di bibir Lan Feiyu. Benar apa kata gurunya, kalau semua akan terjawab saat ia keluar dari Mata Air. Kini kutukan yang ia pikir akan memberatkannya, sudah hilang dan ia terbebas dari beban itu. "Terimakasih," ucap Lan Feiyu. "Aku yang seharusnya berterimakasih," jawab putri itu. "Aku harus melanjutkan perjalanan. Sekarang aku masih punya tiga lempeng Vi, satu dibawa gadis bertopeng, kurang empat lempeng lagi yang harus aku dapatkan," ucap Lan Feiyu. "Dua lempeng ada di gunung setan, s

DMCA.com Protection Status