"Jika belum seribu tahun, kamu tidak akan bisa bersama cinta sejatimu." Kutukan yang diucapkan ayah Lan Feiyu kembali memasuki ingatan Lan Feiyu. Andai Lan Feiyu tahu jalan hidupnya, dulu ia tidak akan membangkang ucapan ayahnya dan ia tidak akan mendapatkan kutukan. Tetapi kalau ia tidak membangkang, takdir tidak akan mempertemukan dirinya dengan gadis yang dicintainya. Lan Feiyu bisa mencintai Yan Zai Ziliu, tapi untuk bersamanya, Lan Feiyu yakin akan banyak penghalangnya. Lan Feiyu tidak ingin percaya pada kutukan ayahnya, tetapi di sisi lain ia pun sangat takut. Takut kalau ucapan ayahya benar adanya. "Zizi, aku akan melakukan berbagai cara untuk terus bersamamu," batin Lan Feiyu. Lan Feiyu mulai memejamkan matanya karena rasa kantuk yang menyerangnya. Apalagi angin yang berhembus pelan, membuat Lan Feiyu ingin lelap dalam tidurnya. Kini di bawah bulan purnama, dua insan yang bertemu tidak sengaja itu memejamkan matanya masing-masing seraya menikmati kedekatan mereka. Di Mata A
Suara kicauan burung dengan merdu memasuki telinga Zai Ziliu, gadis itu menggerakkan tubuhnya pelan. Sayup-sayup ia pun membuka matanya. Hari masih gelap, bintang juga terlihat di atas sana. Zizi sedikit menolehkan kepalanya, wajah bak dewa itu kembali terlihat di matanya. Dilihat dari bawah, Lan Feiyu tetap terlihat tampan. Zizi mengakuinya, dari mana pun Lan Feiyu dilihat, pria itu tetap sangat tampan. Saat ini Lan Feiyu masih tertidur, rambut pria itu melambai-lambai diterpa angin. Setelah apa yang terjadi antara Zizi dan Lan Feiyu, saat ini Zizi merasa jantungnya bertalu-talu dengan cepat. Dadanya juga bergetar hebat. Ini kali ke tiganya Zizi tidur dengan Lan Feiyu. "Guru," panggil Zizi pelan. Tangan gadis itu terulur untuk memegang dagu Lan Feiyu. Lan Feiyu membuka matanya, pria itu menundukkan kepalanya dan menatap gadis yang masih merebahkan tubuh di pahanya. Paha Lan Feiyu mati rasa, bahkan saat ini Lan Feiyu seolah tidak bisa menggerakkan pahanya. Semalaman penuh Zizi tid
"Apa yang sebenarnya kamu rencanakan, Lan Feiyu?" tanya Li Ren saat Lan Feiyu sudah menghadap kepadanya. Lan Feiyu menundukkan kepalanya, setelah hukumannya selesai, tanpa mengobati punggungnya, Lan Feiyu langsung menghadap ke guru Li Ren. "Jangan pikir aku tidak tahu apa-apa tentang gadis itu," tambah Li Ren. "Guru, aku hanya-" "Kamu yang membawanya ke sini, dan sejak kedatangan gadis itu, kamu diam-diam sering melanggar peraturan. Apa kamu merasa hebat?" Lan Feiyu hanya menundukkan kepalanya mendengar ucapan gurunya. "Kamu jatuh cinta dengan gadis itu?" "Tidak, Guru. Aku-" "Kalau kamu tidak jatuh cinta, kenapa kamu memperlakukan dia dengan berbeda? Lan Feiyu, kamu tahu, hari di mana kamu jatuh cinta adalah hari yang paling aku tunggu." Lan Feiyu mendongakkan kepalanya menatap gurunya, dapat Lan Feiyu lihat jelas kalau Guru Li Ren saat ini tengah tersenyum. "Haiyah, Lan Feiyu, kamu sudah lama mengabdi di Mata Air, ada masanya aku akan melepasmu untuk bersama cinta sejatimu. T
Kabar kemunculan Yan Liqin sudah tersebar ke penjuru kota. Para ketua Klan mempercayai kesaksian Ji Jinhan yang mengatakan bertemu dengan Yan Liqin dan Yan Liqin menyerangnya membabi buta. Sudah satu bulan pasca Ji Jinhan bertemu dengan Yan Liqin, sekarang pria itu masih merasa sakit di kaki dan tangannya karena Yan Liqin. Kabar kemunculan Yan Liqin saat ini menjadi kabar gembira untuk Sekte Yu yang memang sudah mengicar sejak lama. Saat ini Yu Yulong, Xi lang dan Yu Yaqin tengah berdiri di api peleburan. Yu Yulong menatap sinis ke api itu. "Akhirnya umpan yang sudah lama bersembunyi muncul juga," ucap Yu Yulong. "Si bodoh itu muncul lagi, akan aku pastikan kita mendapat lempeng Vi secepatnya," tambah pria yang penuh dengan ambisi itu. DI gunung tanpa siang itu ketiga pria licik tengah menatap satu sama lain. "Bagaimana kalau aku bertugas menangkap adiknya? Adiknya sangat cantik," ujar Xi Lang. Yu Yaqin memukul tubuh Xi Lang dengan kencang. "Boleh juga, kita bisa menjadikan tawa
Lan Feiyu, Aixing, Li Haoxi dan Zai Ziliu tengah di perjalanan mencari kepingan lempeng Vi. Keempat orang itu sudah mendapatkan ijin dari guru Li Ren untuk keluar dari padepokan. Aixing memimpin jalan, pria itu menatap awas setiap jalan yang ia lewati. Lan Feiyu berada di paling belakang untuk menjaga jalan, perjalannya kali ini adalah perjalanan yang tertutup untuk menghindari serangan dari Yan Liqin dan Yu Yulong yang menargetkannya. Lan feiyu sudah memanggil Sabana dan beberapa muridnya untuk berjaga di Mata Air. Tidak lupa Lan Feiyu dan Li Haoxi menyegel Mata Air agar tidak mudah ditembus oleh klan lain. Soal kaburnya Zimai sampai detik ini belum menemui titik terang. Li Haoxi sudah mencoba mencari, tetapi sudah dua minggu lamanya Zimai tidak kelihatan batang hidungnya. Li Ren menutup pencarian Zimai, dan memerintahkan Lan Feiyu dan lainnya untuk cepat pergi. Lempeng Vi harus cepat ditemukan sebelum ditemukan oleh Yu Yulong. Kalau Yu Yulong mendapat satu saja, Yu Yulong lebih mud
Setelah perjalanan satu hari satu malam, Lan Feiyu, Li Haoxi, Aixing dan Zizi sampai di istana Klan Ji. Aixing menyerahkan sesuatu pada Zizi, Zizi menerimanya dan menatap kain penutup wajah itu dengan bingung. "Gunakan itu!" titah Aixing. "Buat apa?" tanya Zizi. "Gunakan saja." Lan Feiyu menarik kain penutup wajah berwarna putih itu. Tanpa menunggu persetujuan Zizi, Lan Feiyu memakaikannya untuk Zizi. Zizi terkesiap, gadis itu menatap Lan Feiyu, pun dengan Lan Feiyu yang menatap lekat ke arah Zizi. Dalam hati Lan Feiyu sangat ingin mengatakan pada Zizi bahwa ia tahu Yan Liqin masih hidup, tetapi kalau ia memberitahu Zizi, resikonya Zizi akan membencinya. Karena saat ia mempertemukan Zizi pada Yan Liqin, Yan Liqin akan membongkar semuanya di hadapan Zizi. "Aixing, guru Li, kalian pergilah terlebih dahulu," ucap Lan Feiyu pada Aixing dan Li Haoxi. "Kenapa aku harus pergi?" tanya Li Haoxi. Lan Feiyu menatap Li Haoxi, sedangkan yang ditatap hanya tersenyum kecil. "Aixing, ayo!" aja
"Jadi bagaimana? Mau berdamai dengan Yan Liqin?" tanya Aixing. "Eh, benar juga apa yang diucapkan Aixing. Sekarang kekuatan Yan Liqin jauh lebih besar, kalau ia berada di pihak lawan, ia akan membuat kehancuran. Tetapi sebaliknya, kalau dia berada di pihak kita, perdamaian kita lebih kuat," ucap Xuan Ni. Aixing bernapas lega, setidaknya di antara banyaknya orang, masih ada yang waras yaitu Xuan Ni. "Iya. Kalau Yan Liqin ada di pihak kita, kekuatan kita lebih kuat dari Yu Yulong. Jangan sampai Yan Liqin malah membelot ke kultivasi hitam dan bergabung dengan Sekte Yu. Kita semua akan hancur," tambah Aixing. Aixing ngotot untuk membela Yan Liqin, pasalnya sekarang Yan Zai Ziliu ada di pihaknya. Kesalahan-kesalahan itu sudah berlalu dan saat ini berdamai adalah pilihan yang tepat. "Permasalahan antara Klan Yan dan Klan Lan, Klan Lah yang akan menyelesaikan, pihak luar dilarang ikut campur!" ucap Lan Feiyu dengan tegas. Semua mata memandang ke arah Lan Feiyu. "Tapi, dia hampir membunu
"Jangan percaya dengan ucapan Aixing, kita harus memburu Yan Liqin sekarang juga dan membunuhnya sebelum dia menghancurkan kita," ucap Wei Long. "Ya, kita harus membunuhnya sekarang," ucap Ji Jinhan."Siapapun yang berada di pihak Yan Liqin, kita akan memeranginya," tambah Wei Long melirik ke arah Aixing. Dua orang pria terbang di udara dan mendarat tepat di depan ruang rapat. Semua orang menatap ke arah dua orang itu. Dengan kompak semua orang yang berada di sana menundukkan kepalanya hormat pada Zi Leo dan Zi Luo, tidak terkecuali Aixing. "Tuan Zi, selamat datang di Klan Ji," ucap Ji Jinhan menyambut Zi Leo dan Zi Luo. "Kami ke sini karena mendengar Yan Liqin masih hidup, apa itu benar?" tanya Zi Leo membuka suara. "Benar, dia masih hidup dan menyerangku. Dia juga menyuruhku mengatakan pada dunia bahwa dia masih hidup. Dia menentang kita," jawab Ji Jinhan. "Lalu Tuan Ji dan Tuan Wei ingin memusnahkan Yan Liqin? Apa itu benar?' Wei Long dan Ji Jinhan saling berpandangan. Zi Le