Pertarungan semakin sengit saat tidak ada salah satu yang mengalah. Lan Feiyu menyerang Ji Jinhan dan Wei Long dengan cekatan. Mendengar keributan, Zizi segera mendatangi halaman utama. Zizi membulatkan matanya melihat keributan yang terjadi, gurunya kini tengah melawan dua orang, tidak, nyatanya mereka satu lawan satu. Ketiga orang itu saling memperebutkan Lempeng Vi yang harusnya menjadi hak keluarga Li. "Tidak menyangka kalau Tuan Lan berambisi untuk mendapatkannya juga. Bukan kah Tuan Lan adalah ketua kultivasi?" ucap Ji Jinhan. "Aku mencari lempeng Vi untuk menyerahkan kembali pada yang berhak. Sebagai ketua kultivasi, tidak akan aku biarkan orang lain mengambil alih sumber kekuatan yang bisa disalah gunakan," jawab Lan Feiyu menebas tangan Ji Jinhan dengan kencang. "Akhhh!" Ji Jinhan jatuh tergeletak di tanah dengan darah yang mengucur deras di sana. Wei Long sedikit gentar melihat Lan Feiyu. Lan Feiyu menatapnya tajam, pria itu berjalan perlahan mendekati Wei Long. "Serahka
"Lan Feiyu, lepaskan aku!" titah Zizi saat Lan Feiyu merengkuh pinggangnya dengan kuat. "Tidak akan," jawab Lan Feiyu. Lan Feiyu mendekatkan wajahnya di ceruk leher Zizi, pria itu mendaratkan ciumannya di sana. "Lan Feiyu, apa yang kamu lakukan?" desis Zizi yang tidak lagi menggunakan panggilan guru. "Aku? Menciummu," tanya Lan Feiyu yang juga dijawab sendiri. Lan Feiyu semakin gencar mencium leher Zizi. Zizi mendesis kecil, gadis itu mencengkram pundak Lan Feiyu dengan kencang. "Zizi, buat apa aku membawamu kalau aku tidak mencintaimu? Aku akan menjagamu, aku tidak akan membiarkan kamu pergi sejengkal pun dari jangkauanku," bisik Lan Feiyu. Lan Feiyu semakin menjadi, pria itu semakin gencar menciumi leher Zizi. Tidak hanya leher, ciuman Lan Feiyu kini menjalar di bibir Zizi. Zizi mendorong tubuh Lan Feiyu dengan kencang, gadis itu menarik pedangnya dan mengacungkan pada Lan Feiyu. Lan Feiyu juga menarik pedangnya dan menepis pedang Zizi. Pedang Zizi terlempar ke udara, gadis itu
Zizi menatap Lan Feiyu, gadis itu seolah menyelami mata Lan Feiyu untuk memastikan apa kah ada kebohongan lagi yang disembunyikan pria itu. Tetapi Lan Feiyu tidak menunjukkan sedikit pun kebohongan, yang ada hanya ketulusan di mata pria itu. Zizi mengulurkan tangannya memeluk tubuh Lan Feiyu, gadis itu mengalungkan lengannya di leher gurunya. Mendapat pelukan dari Zizi membuat Lan Feiyu balas memeluk gadis itu. Pelukan Lan Feiyu sangat erat seolah ingin mengatakan pada Zizi bahwa pria itu tidak ingin ditinggalkan oleh Zizi. "Zizi, jangan pernah meninggalkanku!" pinta Lan Feiyu semakin mengeratkan pelukannya pada Zizi. Zizi menganggukkan kepalanya. "Aku akan berdiri di sisimu, guru," jawab Zizi. "Aku akan membantumu mendapatkan lempeng Vi dan menyegelnya kembali ke inti bumi," tambah gadis itu. "Kamu janji akan berdiri di pihakku?" tanya Lan Feiyu. "Ya. Tapi boleh kah aku meminta satu permintaan padamu?" "Katakan." "Jangan melukai kakaku. Di dunia ini hanya ibu dan kakaku yang
"Di mana adikku?" tanya Yan Liqin menatap Yu Yulong dengan tajam. "Adikmu, ya? Kamu mau jawaban jujur atau jawaban bohong?" tanya Yu Yulong mendekati Yan Liqin. Yan Liqin tersenyum miring, "Tidak perlu kamu jawab," kawan Yan Liqin. "Haiyah, Yan Liqin, kenapa kamu membuang-buang waktu, hah? Bunuh saja sekarang, kelamaan," ucap Xiaowen yang tidak mau basa basi. "Wah wah wah ... angkuh sekali, muridmu ini," kata Yu Yulong penuh dengan ejekan. "Rasakan ini!" teriak Yu Yaqin melemparkan sesuatu pada Xiaowen. Xiaowen menarik pedangnya dan menepis cahaya hitam yang dilempat Yu Yaqin. Xiaowen sengaja menepis cahaya hitam itu ke arah pedagang buah yang kini terlempar dan mengerang kesakitan. "Akhhh!" para pedagang buah itu berubah wujud menjadi monster yang sangat menyeramkan, berbadan manusia dan berwajaha hantu. Xiaowen tersenyum miring, "Jangan harap bisa mengelabuhiku," ucap Xiaowen. Xiaowen menarik pedangnya dan menyerang Yu Yaqin. Yu Yaqin balas menyerang Xioawen. Pertarungan sengi
"Sebenarnya apa yang kamu lakukan sampai kamu tahu tentang Kai An Yu, sialan?" tanya Xi Lang mendesis tajam. "Aku dan Yan Liqin sudah lama bersembunyi, saat kami memutuskan untuk menampakkan diri, tandanya kami sudah menyiapkan segalanya, Xi Lang," jawab Xiaowen dengan senyum penuh kemenangan. "Tidak hanya itu, Kai An Yu wanita yang sangat tulus. Keluarganya sudah mati di tanganmu, tetapi dia lah yang merawatmu sampai kamu bisa berdiri dengan angkuh di sini." "Diam!" teriak Xi Lang. Xi Lang tidak terima ada yang tahu kisah hidupnya sampai sedetail ini. Mengingat itu membuat perasaan bersalah semakin ada di hati Xi Lang. Xi Lang lah yang sudah membunuh semua keluarga Kai An Yu. Saat ini Kai An Yu seorang diri, hidup sebetang kara karena dirinya. "Kalau kamu sudah bosan hidup, majulah dan mati di sini. Aku tidak keberatan bila harus menjaga Kai An Yu," ucap Xiaowen. "Jangan harap kamu bisa menyentuhnya sedikit pun!" desis Xi Lang. Xi Lang membalikkan tubuhnya, pria itu segera pergi
Zizi menggeliat dalam tidurnya, gadis itu merasa tidurnya sangat nyenyak. Harum bunga lavernder tercium di indra penciuman Zizi. Gadis itu sayup-sayup membuka matanya. Sinar matahari masuk menembus celah-celah kamar yang ditempati Zizi. Suara langkah kaki terdengar, gadis itu menolehkan kepalanya, melihat Lan Feiyu tengah menghampirinya seraya membawa nampan. "Selamat pagi," sapa Lan Feiyu dengan senyum yang mengembang di bibirnya. "Eih, ada yang salah dengan guru. Di mana wajah dingin guru yang dulu, hah?" tanya Zizi menggoda gurunya. "Kamu menginginkan wajah dinginku lagi?" tanya Lan Feiyu menaikkan sebelah alisnya. Zizi hanya menaikkan bahunya acuh. Lan Feiyu meletakkan nampan berisi makanan dan meletakkan ke meja samping ranjang yang ditempati Zizi. Pria itu membantu Zizi bangun dan menyandarkan tubuh Zizi ke dadanya. "Aku membawakanmu sarapan," ucap Lan Feiyu. "Aku mau disuapi!" jawab Zizi. "Jadi, apa hubungan kita sekarang?" tanya Lan Feiyu sembari meraih mangkuk bubur.
"Sudah cukup kalian berbicara, sekarang giliranku. Kalian hanya tahu kabar dari satu pihak, tetapi tidak mendengar dari pihak lain. Dari dulu, saat kalian masuk di Mata Air, prinsip hidup kalian sudah berubah, yaitu menegakkan kebenaran, memerangi kebathilan dan berjuang di jalan yang benar. Kalian menjadikan guru Li Ren, Li Haoxi dan Lan Feiyu sebagai panutan. Sudah seharusnya kalian percaya pada mereka, bahwa apa yang mereka lakukan adalah keputusan yang benar," jelas Sabana. Sabana berdiri tegak di hadapan Wei Yizi dan Ji Lian yang raut wajahnya terlihat sangat marah. "Beberapa ratus tahun lalu, ada empat klan yang menciptakan inti kekuatan. Inti kekuatan berupa lempeng yang saat kita mendapatkannya, kita bisa menguasai dunia. Lempeng itu memicu keributan antar Klan, lalu Jing Yao menguburnya di inti bumi agar tidak terjadi kerusakan di dunia ini. Karena siapapun yang bisa mendapatkan lempeng itu bisa menguasai dunia ini, tetapi tidak bisa menjamin mereka bisa menjaga perdamaian a
"Lan Feiyu," desisi Yan Liqin dengan tajam. "Eh, siapa kamu sebenarnya?" tanya Wei Yizi. Yan Liqin melepaskan cekalannya pada Wei Yizi, pria itu meninggalkan Wei Yizi dan melenggang menuju ke Mata Air. Xiaowen mengikuti gurunya. "Tunggu!" teriak Wei Yizi mencegah Yan Liqin yang akan masuk ke Mata Air. "Guru Lan tidak ada di sana, di sana hanya ada guru Li Ren," teriak Wei Yizi. Yan Liqin tidak menanggapi, pria itu segera menuju ke sana. Saat memasuki Mata Air, tubuh Yan Liqin terlempar. "Akhhh!" Yan Liqin memegangi dadanya yang terasa sakit. Xiaowen membuka telapak tangannya, muncul sebuah kertas hitam di tangannya. Xiaowen melempar kertas itu dan melempar ke padepokan. Seketika seluruh mantra yang melindungi Mata Air lenyap. Wei Yizi terkesiap menatap apa yang dilakukan Yan Liqin. Wei Yizi menyusul Yan Liqin, perasaannya menjadi tidak enak tatkala pria itu bisa menghancurkan tembok pembatas Mata Air. Pasalnya mantra itu milik Li Haoxi dan Lan Feiyu yang tidak bisa dihancurkan o
"Hahaha ... rasain," pekik Zizi mendorong tubuh Ji Lian ke sungai di bawah air terjun. Zizi sudah sembuh sejak kemarin, gadis itu senang saat ia bangun ia mendapati teman-temannya yang datang. Dan saat ini teman-temannya malah tidak mau kembali ke Mata Air. Kata teman-temannya lebih enak di Lianhua dari pada Mata Air. "Zizi, kamu nakal sekali. rasain ini!" pekik Ji Lian menarik tangan Zizi hingga Zizi ikut jatuh ke sungai. Kedua orang itu tertawa dengan nyaring. Wei Yizi dan Xuan Yi demikian. Kedua orang itu sedang saling dorong untuk menjatuhkan lawannya agar jatuh ke air. "Rasain ini, rasain," pekik Wei Yizi mendorong Xuan Yi agar jatuh, tetapi dirinya sendiri lah yang terjatuh ke air. Xuan Yi tertawa dengan kencang, menertawakan Wei Yizi yang jatuh sendiri. Keempat orang itu saling melempar tawa. Zizi memainkan air untuk mengguyurnya ke Wei Yizi. Terlihat jelas di raut wajah mereka kalau mereka sedang bahagia. Kini segala permasalahan yang terjadi sudah teratasi. Lempeng Vi, dan
Setelah tiga hari, Lan Feiyu sudah sehat seperti sedia kala. Saat ini Lan Feiyu tengah menatap pemandangan yang indah di hadapannya. Pria itu berada di depan tangga yang penuh pohon kertas di kanan dan kirinya. "Lan Feiyu, kita harus mengambil lempeng Vi secepatnya," ucap Li Haoxi pada Lan Feiyu. Lan Feiyu menganggukkan kepalanya. Yan Liqin datang bersama Zizi menghampiri mereka. Yan Liqin menarik bajunya hingga memperlihatkan tubuh atasnya. Cahaya emas keluar dari tubuh Yan Liqin yang menyilaukan. "Aku sudah siap, ambil secepatnya," ucap Yan Liqin. "Kakak," panggil Zizi memegang tangan kakaknya. "Kakak tidak akan kenapa-napa," ucap Yan Liqin meyakinkan adiknya. "Kakak harus janji padaku kalau kakak akan baik-baik saja!" pinta Zizi. "Zizi, kultivasi di diri kakak tidak rendah, hanya mengeluarkan lempeng Vi tidak akan sulit buat kakak." "Apa nanti kekuatan kakak akan hilang?" "Tidak," jawab Yan Liqin. Yan Liqin mengajak Lan Feiyu, Li Haoxi dan Li Ren menuju ruang pengobatan.
Lianhua yang berarti teratai, seperti namanya, tempat ini dipenuhi dengan bunga teratai yang sangat indah. Lan Feiyu, Zizi, Aixing, Li Ren, Li Haoxi, Xiaowen, Yan Liqin, dan Wei Yizi memijakkan kakinya di gerbang utama Lianhua yang sangat megah. Zizi menatap takjup ke arah air terjun di samping istana yang penuh dengan bunga kertas. Di samping kanan ada lapangan yang sepertinya digunakan oleh Yan Liqin untuk berlatih, sedangkan di sampingnya ada danau dengan banyak bunga teratai. Di sisi kiri, ada istana megah dengan banyak bunga kertas di sana. Zizi tidak bisa menghentikan kekagumannya menatap ke sana. Lan Feiyu yang masih setengah sadar ikut takjup melihat tempat yang ditinggali Yan Liqin. Yan Liqin menolehkan kepalanya, pria itu melihat Lan Feiyu yang lemas dibantu Xiaowen. Yan Liqin menghampiri Xiaowen, pria itu menarik tangan Lan Feiyu dan mengalungkan ke lehernya. Yan Liqin menggendong tubuh Lan Feiyu. "Aku masih bisa jalan sendiri," ucap Lan Feiyu. "Xiowen, panggilkan tabib
"Li Zimai, ini sangat tidak masuk akal. Kamu sudah lama berlatih di Mata Air, kamu juga menguasai ilmu sabre yang baik. Aku pernah melawanmu, dan aku tahu betul bagaimana kemampuanmu. Tetapi hanya karena alasan sepele, kamu membelot mengikuti kultivasi hitam. Sangat konyol," ujar Zizi menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang konyol bagiku. Ini bukan salahku, tetapi salah kalian. Siapa kamu Zizi, kamu adalah gadis yang tidak tahu diri. Karena kamu, aku tidak lagi punya tempat di Mata Air." "Kalau sejak awal kamu menginginkan tempat di Mata Air, kamu bisa mengatakannya padaku. Dengan senang hati aku akan keluar. Tetapi yang saat ini kamu lakukan, kamu sudah menghianati kepercayaan Klanmu sendiri. Kamu dibesarkan oleh Guru Li, tetapi saat besar kamu menjadi musuh dalam selimut. Kamu menikam kami semua dengan menghadang perjalanan kami saat mencari lempeng Vi. Yang lebih tidak tahu malu itu kamu!" tunjuk Zizi dengan marah. "Guru Li, Lan Feiyu dan Aixing bekerja keras untuk mendapatkan
Suasana semakin ricuh saat mereka terus beradu kekuatan. Zizi tidak tinggal diam, perempuan itu ikut menyerang menggunakan pedangnya. Tidak sengaja Zizi menebas tangan Yu Yulong saat pria itu akan pergi. Yu Yulong mati di tempat karena Zizi. Ji Nian, Wei Mingho yang menjadi provokasi dalam pengepungan itu pun kini kuwalahan dengan keberaniannya sendiri. Kini pertarungan menjadi dua kubu, kubu yang dipimpin Wei Minghao dan kubu yang dipimpin oleh Yan Liqin. Kekuatan Yan Liqin saat ini menjadi kekuatan paling kuat, penguasa gunung setan sudah ia taklukkan. menaklukkan barisan orang serakah yang saat ini ada di depannya tidak membuat Yan Liqin gentar. Aixing mengeluarkan busurnya, pria itu melesakkan tujuh anak panah yang mengeluarkan api. Seketika bisa membunuh orang-orang yang akan menyerangnya. Selalu ada yang dikorbankan untuk sesuatu yang lebih besar. Bukan Lan Feiyu ingin membuat keributan hingga banyak nyawa yang tumbang, tetapi demi perdamaian di kemudian hari. Orang-orang yang
"Aku akan membawa Zizi," ucap Lan Feiyu. Namun, Yan Liqin segera membopong tubuh Zizi, pria itu membawa Zizi dalam gendongannya. "Aku bilang aku yang bawa Zizi," ucap Lan Feiyu menghadang Yan Liqin yang akan berjalan. "Aku kakakknya, aku yang berhak membawanya," jawab Yan Liqin. "Aku kekasihnya," kata Lan Feiyu. "Lan Feiyu, kita bahas di luar. Di gua ini menyerap energi," ucap Li Haoxi menarik tangan Lan Feiyu agar menyingkir dari Yan Liqin. Yan Liqin meninggalkan Lan Feiyu, pria itu berjalan keluar dari gua. Lan Feiyu, Li Haoxi, dan Aixing mengikuti Yan Liqin. Saat mereka sampai di luar, langit yang tadi saat mereka datang berwarna gelap, kini menjadi cerah seketika. Gunung setan itu kini tidak lagi tandus dan kering, hewan-hewan yang tadi ada di sana juga hilang seketika. "Eh, keadaan tanah sudah tidak tandus lagi," ucap Aixing menatap tanah yang sudah terlihat subur. "Anyao sudah mati, sihir jahat yang dia kelola ikut musnah," kata Yan Liqin. "Kamu mau membawa Zizi kemana?
Zizi memeluk tubuh Yan Liqin dengan erat, pun dengan Yan Liqin yang membalas pelukan adiknya tidak kalah erat. Bertahun-tahun mereka berpisah, dan kali ini mereka dipertemukan. Yan Liqin merasakan dadanya yang basah karena tangisan adiknya, pun dengan dirinya yang tidak bisa membendung air matanya. Setiap detiknya ia sangat merindukan Zizi, baru kali ini ia bisa menemui adiknya. Setelah Yan Liqin meminta Xiaowen untuk mencari jejak Lan Feiyu, akhirnya Yan Liqin bisa menemukan Lan Feiyu beserta adiknya di gunung Setan. Aixing, Lan Feiyu dan Li Haoxi terdiam melihat Yan Liqin dan Zai Ziliu saling berpelukan. Yan Liqin mengelus kepala adiknya dengan lembut. "Kakak, selama ini kakak kemana saja? Kakak sudah janji padaku untuk kembali dengan cepat, tetapi ini sudah sepuluh tahun kakak baru datang," ucap Zizi menangis sesenggukan. "Maafkan kakak," jawab Yan Liqin. Yan Liqin mengurai pelukannya dengan adiknya, tetapi Zizi menahannya. Zizi terus memeluk tubuh Yan Liqin dengan erat. "Jang
Di gua hutan tembakau, Wei Yizi menatap penyendera dirinya yang masih asik tertidur di atasnya. Suara langkah kaki membuat Wei Yizi dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Yan Liqin, tidak hanya itu, Wei Yizi juga menendang Yan Liqin dengan kencang. "Ada apa?" tanya Xiaowen yang membuat Wei Yizi terkesiap. Tanpa menjawab pertanyaan Xiaowen, Wei Yizi segera pergi dari sana. Gadis itu berlari keluar dan kembali ke tempat temna-temannya berada. Napas wei Yizi naik turun, dadanya berdetak cepat dan jantungnya sangat bertalu-talu. "Wei Yizi, kamu dari mana? Yan Liqin tidak berbuat jahat padamu, Kan?" tanya Xuan Yi yang khawatir. Wei Yizi menggeleng, "Yan Liqin tidak berbuat apa-apa padaku," jawabnya. "Semalaman kamu hilang, aku pikir Yan Liqin sudah berbuat jahat padamu."Wei Yizi membulatkan matanya mendengar ucapan Ji Lian. Ia tidak menyangka kalau sudah semalam penuh ia tidur seraya menyangga tubuh Yan Liqin. Yizi pikir itu hanya sesaat, tetapi ternyata sudah semalaman. Wei Yizi menepu
"Aku adalah putri bunga yang dikutuk oleh tetua karena aku mencintai orang dari klan iblis. Aku berada di sini sudah ratusan tahun. Tidak aku sangka, sekarang aku bisa bebas dari kutukan ini," ucap putri bunga yang sangat cantik. Putri bunga itu memetik bunga peony di sampingnya dan memberikannya pada Lan Feiyu. "Kutukan itu sudah hilang sekarang, sama seperti kutukanmu yang hilang. Dengan menyelamatkanku, lima ratus kutukanmu yang tersisa sudah hilang," ucap putri bunga itu. Senyum tipis tersungging di bibir Lan Feiyu. Benar apa kata gurunya, kalau semua akan terjawab saat ia keluar dari Mata Air. Kini kutukan yang ia pikir akan memberatkannya, sudah hilang dan ia terbebas dari beban itu. "Terimakasih," ucap Lan Feiyu. "Aku yang seharusnya berterimakasih," jawab putri itu. "Aku harus melanjutkan perjalanan. Sekarang aku masih punya tiga lempeng Vi, satu dibawa gadis bertopeng, kurang empat lempeng lagi yang harus aku dapatkan," ucap Lan Feiyu. "Dua lempeng ada di gunung setan, s