"Lan Feiyu," desisi Yan Liqin dengan tajam. "Eh, siapa kamu sebenarnya?" tanya Wei Yizi. Yan Liqin melepaskan cekalannya pada Wei Yizi, pria itu meninggalkan Wei Yizi dan melenggang menuju ke Mata Air. Xiaowen mengikuti gurunya. "Tunggu!" teriak Wei Yizi mencegah Yan Liqin yang akan masuk ke Mata Air. "Guru Lan tidak ada di sana, di sana hanya ada guru Li Ren," teriak Wei Yizi. Yan Liqin tidak menanggapi, pria itu segera menuju ke sana. Saat memasuki Mata Air, tubuh Yan Liqin terlempar. "Akhhh!" Yan Liqin memegangi dadanya yang terasa sakit. Xiaowen membuka telapak tangannya, muncul sebuah kertas hitam di tangannya. Xiaowen melempar kertas itu dan melempar ke padepokan. Seketika seluruh mantra yang melindungi Mata Air lenyap. Wei Yizi terkesiap menatap apa yang dilakukan Yan Liqin. Wei Yizi menyusul Yan Liqin, perasaannya menjadi tidak enak tatkala pria itu bisa menghancurkan tembok pembatas Mata Air. Pasalnya mantra itu milik Li Haoxi dan Lan Feiyu yang tidak bisa dihancurkan o
Lan Feiyu, Aixing, Li Haoxi dan Zizi melanjutkan perjalanan untuk mencari lempeng Vi. Mengandalkan dari sinyal lempeng yang ada pada Li haoxi dan Lan Feiyu, mereka mengarah ke daerah pelosok melewati daerah istana Ji. "Kalau Yu Yulong berada di tangan Yan Liqin, bagaimana dengan Xi Lang?" tanya Lan Feiyu. Aixing menggelengkan kepalanya, "Aku juga tidak tahu. Tapi hanya Yu Yaqin yang mati," jawab Aixing. Zizi hanya mendengar pembicaraan Aixing dan Lan Feiyu, gadis itu mengikut kemana Li Haoxi membawa mereka pergi. "Sinyal lemeng sangat kuat ke arah utara," ucap Li Haoxi menunjukkan buntalan kecil yang tengah ia bawa. Lan Feiyu mengambil lempeng yang ia bawa, sinyal itu juga terasa kuat menariknya ke utara. "Aku akan berjalan lebih dulu, daerah utara setelah istana Ji terkenal dengan banyak monster," ucap Aixing. Aixing berjalan lebih dahulu untuk memimpin gurunya. Mereka melewati daerah terpencil dengan penduduk yang tampak lenggang. Hanya ada beberapa rumah yang mereka lewati. Sam
Lan Feiyu memegang pinggang Zizi dengan erat. Pun dengan Zizi yang berpegangan pada pundak Lan Feiyu. Tubuh kedua orang itu masuk ke air.Zizi masih bisa membuka matanya, gadis itu menatap wajah Lan Feiyu yang juga menatapnya.Lambat laun tubuh Zizi dan tubuh Lan Feiyu sampai pada dasar lautan. Banyak terumbu karang yang dihuni ikan kecil-kecil. Berbeda dengan di atas lautan yang penuh dengan belut monster, di dasar laut, air tampak tenang dan hewan-hewan kecil pun juga terlihat tenang. Lan Feiyu menatap sebuah gua yang ada di dasar laut, Lan Feiyu menarik Zizi dan berenang menuju ke sana. Zizi mengikuti di mana Lan Feiyu menariknya. Hingga mereka sampai di ujung gua, Lan Feiyu dan Zizi memasuki gua itu. Setelah mereka masuk, gua itu tertutup dengan cahaya biru, sedangkan di dalam gua, tidak ada air laut membuat tubuh kedua orang itu ambruk menubruk pasir putih. "Awww." Zizi mengerang kesakitan karena tubuhnya ambruk di pasir dan Lan Feiyu jatuh tepat di atasnya. "Zizi, apa kamu ba
Lan Feiyu menarik tangan Zizi untuk bersembunyi saat ia mendengar suara yang sangat aneh dan menyeramkan. Saat ini mereka berada di balik terumbu karang, pedang-pedang yang tadi menyerang mereka sudah tergeletak di pasir, sedangkan ada suara aneh yang muncul. "Guru, suara apa ini?" tanya Zizi. Lan Feiyu menggelengkan kepalanya. "Tapi yang aku bingung, kenapa mereka hanya menargetkan guru?" tanya Zizi. "Sejak dulu Klan Lan selalu berdiri untuk menegakkan kebenaran. Banyak yang membenci Klan hingga memberikan kutukannya. Mungkin di daerah ini kental dengan sihir yang tidak memperbolehkanku masuk. Semakin tidak boleh masuk, pasti ada hal yang sanga besar disembunyikan. Suara aneh itu kembali terdengar, sebuah ekor ular datang menghancurkan terumbu karang yang dijadikan Lan Feiyu dan Zizi sembunyi. Terumbu karang itu hancur berkeping-keping. Lan Feiyu dan Zizi melompat ke udara dengan sigap. Lan Feiyu menarik pedangnya dan melemparkan tepat ke ekor ular. Suara gaungan semakin kencang
Zizi masih bertarung dengan perempuan bertopeng itu. Zizi memutar-mutar pedangnya sebelum melemparnya tepat ke dada perempuan itu, tetapi perempuan itu segera menghindar. Sebuah seruling berwarna hitam pekat terlempar ke arah Zizi. "Akhhh!" tubuh Zizi terlempar hingga jatuh menubruk pasir. "Ukhukk ukhuuk ...." Zizi merasa dadanya sangat sakit, darah segar keluar dari bibir Zizi. Zizi terkesiap, pedang gadis itu kembali tepat di samping ZIzi. Zizi memegangnya dan mencoba bangun dengan menyangga tubuhnya menggunakan pedangnya. "Di mana Zai Ziliu yang tadi sangat arogan, hah?" tanya perempuan itu mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan bersiap menusuk Zizi. "Sebenarnya aku tidak menargetkanmu. Aku menargetkan Lan Feiyu. Tetapi kamu sudah ikut campur, maka, rasakan akibatnya," tambah perempuan itu menusukkan pedangnya ke arah dada Zizi. Zizi menggulingkan tubuhnya menjauh, gadis itu bangun dengan cekatan dan melempar sihir-sihirnya pada perempuan bertopeng. Zizi mengeluarkan sihirnya
Lan Feiyu dan Zizi sampai di daratan. Pria itu membawa tubuh Zizi dalam gendongannya, tubuh mereka basah kuyup. Zizi masih belum sadar, membuat Lan Feiyu sangat panik. "Guru Lan, apa yang terjadi?" teriak Aixing yang berlari tergesa-gesa menghampiri Lan Feiyu dan Zizi. Aixing dan Li Haoxi sudah sampai di daratan di mana mereka tengah berada di pinggir hutan liar. "Energi Zizi terserap habis oleh kultivasi iblis," jawab Lan Feiyu. Lan Feiyu melepas bajunya, meyisakan baju dalam berwarna putih, pria itu menggelar bajunya ke tanah dan membaringkan Zizi ke sana. Li haoxi mendekati Zizi, pria itu meletakkan jarinya di leher Zizi. "Gadis ini sangat kuat, meski energinya sudah terserap habis, tetapi lambat laun energinya mulai kembali. Tinggal nunggu beberapa waktu saja Zizi akan sadar," ucap Li Haoxi. Lan Feiyu mengangguukkan kepalanya, pria itu mengusap-usap telapak tangan Zizi agar gadis itu tidak terlalu kedinginan. Mata Lan Feiyu menatap ke sekelilingnya, matanya membulat saat melih
Di Mata Air, sulit menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Yan Liqin bertarung dengan Sabana dan Li Ren, sedangkan Xiaowen membalas serangan-serangan Klan Lan. Baik Yan Liqin mau pun Xiaowen tidak ada yang menyerang murid-murid yang kini menepi. Kalau pun ada murid yang maju untuk menyerang, Xiaowen dan Yan Liqin hanya menghindar. Hanya tadi Yan Liqin membuat Yizi terluka, setelahnya pria itu tidak melukai murid lagi. Pria itu hanya ingin membunuh klan Lan dan Klan Li."Wei Yizi, bagaimana keadaanmu?" tanya Xuan Yi mendekati Yizi. Yizi menggelengkan kepalanya. "Dia kakak Zizi, dia penghianat," ucap Wei Yizi. "Sudah, diamlah!" tegur Xuan Yi. "Eh, tetapi Yan Liqin tidak melukai lagi murid-murid. Dia hanya melukai Klan Lan dan Klan Li," ucap Ji Lian. Yan Liqin menggoreskan pedangnya pada Sabana, Sabana memundurkan tubuhnya, giliran Li Ren yang menerjang Yan Liqin. "Yan Liqin, hentikan kekacauan ini, kita bisa bicarakan baik-baik!" ucap Li Ren mencoba memberikan tawaran.
"Lepaskan aku, Sialan!""Lepaskan!""Dasar bedebah!"Seluruh umpatan-umpatan keluar dari bibir para murid Mata Air, terlebih Ji Lian dan Wei Yizi yang terus berteriak. Saat ini mereka berada di gua yang berada di pelosok hutan tembakau. Mereka diikat dengan tali sihir dan disekap di sana. Yan Liqin menatap seluruh murid-murid Mata Air. Klan Lan terkenal sangat kuat, tapi hanya menghasilkan murid yang tidak bisa apa-apa selain berteriak.. Li Ren pun juga kalah di tangannya. "Apa yang kamu inginkan?" tanya Ji Lian. "Tentu saja gurumu, sang pengecut itu," jawab Yan Liqin. "Lepaskan aku, dasar sialan, mati kau ke neraka!" Sebuah teriakan disertai suara pukulan terdengar nyaring di telinga mereka. Seluruh mata menatap ke pintu yang berada tida jauh dari tempat mereka disekap. "Mau jadi seperti Yu Yulong?" tanya Yan Liqin kepada tawanannya. "Keluarkan dia!" titah Yan Liqin pada Xiaowen. Xiaowen menganggukkan kepalanya dan menuju ke tempat penyekapan Yu Yulong. Tanpa perasaan Xiaowen
"Hahaha ... rasain," pekik Zizi mendorong tubuh Ji Lian ke sungai di bawah air terjun. Zizi sudah sembuh sejak kemarin, gadis itu senang saat ia bangun ia mendapati teman-temannya yang datang. Dan saat ini teman-temannya malah tidak mau kembali ke Mata Air. Kata teman-temannya lebih enak di Lianhua dari pada Mata Air. "Zizi, kamu nakal sekali. rasain ini!" pekik Ji Lian menarik tangan Zizi hingga Zizi ikut jatuh ke sungai. Kedua orang itu tertawa dengan nyaring. Wei Yizi dan Xuan Yi demikian. Kedua orang itu sedang saling dorong untuk menjatuhkan lawannya agar jatuh ke air. "Rasain ini, rasain," pekik Wei Yizi mendorong Xuan Yi agar jatuh, tetapi dirinya sendiri lah yang terjatuh ke air. Xuan Yi tertawa dengan kencang, menertawakan Wei Yizi yang jatuh sendiri. Keempat orang itu saling melempar tawa. Zizi memainkan air untuk mengguyurnya ke Wei Yizi. Terlihat jelas di raut wajah mereka kalau mereka sedang bahagia. Kini segala permasalahan yang terjadi sudah teratasi. Lempeng Vi, dan
Setelah tiga hari, Lan Feiyu sudah sehat seperti sedia kala. Saat ini Lan Feiyu tengah menatap pemandangan yang indah di hadapannya. Pria itu berada di depan tangga yang penuh pohon kertas di kanan dan kirinya. "Lan Feiyu, kita harus mengambil lempeng Vi secepatnya," ucap Li Haoxi pada Lan Feiyu. Lan Feiyu menganggukkan kepalanya. Yan Liqin datang bersama Zizi menghampiri mereka. Yan Liqin menarik bajunya hingga memperlihatkan tubuh atasnya. Cahaya emas keluar dari tubuh Yan Liqin yang menyilaukan. "Aku sudah siap, ambil secepatnya," ucap Yan Liqin. "Kakak," panggil Zizi memegang tangan kakaknya. "Kakak tidak akan kenapa-napa," ucap Yan Liqin meyakinkan adiknya. "Kakak harus janji padaku kalau kakak akan baik-baik saja!" pinta Zizi. "Zizi, kultivasi di diri kakak tidak rendah, hanya mengeluarkan lempeng Vi tidak akan sulit buat kakak." "Apa nanti kekuatan kakak akan hilang?" "Tidak," jawab Yan Liqin. Yan Liqin mengajak Lan Feiyu, Li Haoxi dan Li Ren menuju ruang pengobatan.
Lianhua yang berarti teratai, seperti namanya, tempat ini dipenuhi dengan bunga teratai yang sangat indah. Lan Feiyu, Zizi, Aixing, Li Ren, Li Haoxi, Xiaowen, Yan Liqin, dan Wei Yizi memijakkan kakinya di gerbang utama Lianhua yang sangat megah. Zizi menatap takjup ke arah air terjun di samping istana yang penuh dengan bunga kertas. Di samping kanan ada lapangan yang sepertinya digunakan oleh Yan Liqin untuk berlatih, sedangkan di sampingnya ada danau dengan banyak bunga teratai. Di sisi kiri, ada istana megah dengan banyak bunga kertas di sana. Zizi tidak bisa menghentikan kekagumannya menatap ke sana. Lan Feiyu yang masih setengah sadar ikut takjup melihat tempat yang ditinggali Yan Liqin. Yan Liqin menolehkan kepalanya, pria itu melihat Lan Feiyu yang lemas dibantu Xiaowen. Yan Liqin menghampiri Xiaowen, pria itu menarik tangan Lan Feiyu dan mengalungkan ke lehernya. Yan Liqin menggendong tubuh Lan Feiyu. "Aku masih bisa jalan sendiri," ucap Lan Feiyu. "Xiowen, panggilkan tabib
"Li Zimai, ini sangat tidak masuk akal. Kamu sudah lama berlatih di Mata Air, kamu juga menguasai ilmu sabre yang baik. Aku pernah melawanmu, dan aku tahu betul bagaimana kemampuanmu. Tetapi hanya karena alasan sepele, kamu membelot mengikuti kultivasi hitam. Sangat konyol," ujar Zizi menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang konyol bagiku. Ini bukan salahku, tetapi salah kalian. Siapa kamu Zizi, kamu adalah gadis yang tidak tahu diri. Karena kamu, aku tidak lagi punya tempat di Mata Air." "Kalau sejak awal kamu menginginkan tempat di Mata Air, kamu bisa mengatakannya padaku. Dengan senang hati aku akan keluar. Tetapi yang saat ini kamu lakukan, kamu sudah menghianati kepercayaan Klanmu sendiri. Kamu dibesarkan oleh Guru Li, tetapi saat besar kamu menjadi musuh dalam selimut. Kamu menikam kami semua dengan menghadang perjalanan kami saat mencari lempeng Vi. Yang lebih tidak tahu malu itu kamu!" tunjuk Zizi dengan marah. "Guru Li, Lan Feiyu dan Aixing bekerja keras untuk mendapatkan
Suasana semakin ricuh saat mereka terus beradu kekuatan. Zizi tidak tinggal diam, perempuan itu ikut menyerang menggunakan pedangnya. Tidak sengaja Zizi menebas tangan Yu Yulong saat pria itu akan pergi. Yu Yulong mati di tempat karena Zizi. Ji Nian, Wei Mingho yang menjadi provokasi dalam pengepungan itu pun kini kuwalahan dengan keberaniannya sendiri. Kini pertarungan menjadi dua kubu, kubu yang dipimpin Wei Minghao dan kubu yang dipimpin oleh Yan Liqin. Kekuatan Yan Liqin saat ini menjadi kekuatan paling kuat, penguasa gunung setan sudah ia taklukkan. menaklukkan barisan orang serakah yang saat ini ada di depannya tidak membuat Yan Liqin gentar. Aixing mengeluarkan busurnya, pria itu melesakkan tujuh anak panah yang mengeluarkan api. Seketika bisa membunuh orang-orang yang akan menyerangnya. Selalu ada yang dikorbankan untuk sesuatu yang lebih besar. Bukan Lan Feiyu ingin membuat keributan hingga banyak nyawa yang tumbang, tetapi demi perdamaian di kemudian hari. Orang-orang yang
"Aku akan membawa Zizi," ucap Lan Feiyu. Namun, Yan Liqin segera membopong tubuh Zizi, pria itu membawa Zizi dalam gendongannya. "Aku bilang aku yang bawa Zizi," ucap Lan Feiyu menghadang Yan Liqin yang akan berjalan. "Aku kakakknya, aku yang berhak membawanya," jawab Yan Liqin. "Aku kekasihnya," kata Lan Feiyu. "Lan Feiyu, kita bahas di luar. Di gua ini menyerap energi," ucap Li Haoxi menarik tangan Lan Feiyu agar menyingkir dari Yan Liqin. Yan Liqin meninggalkan Lan Feiyu, pria itu berjalan keluar dari gua. Lan Feiyu, Li Haoxi, dan Aixing mengikuti Yan Liqin. Saat mereka sampai di luar, langit yang tadi saat mereka datang berwarna gelap, kini menjadi cerah seketika. Gunung setan itu kini tidak lagi tandus dan kering, hewan-hewan yang tadi ada di sana juga hilang seketika. "Eh, keadaan tanah sudah tidak tandus lagi," ucap Aixing menatap tanah yang sudah terlihat subur. "Anyao sudah mati, sihir jahat yang dia kelola ikut musnah," kata Yan Liqin. "Kamu mau membawa Zizi kemana?
Zizi memeluk tubuh Yan Liqin dengan erat, pun dengan Yan Liqin yang membalas pelukan adiknya tidak kalah erat. Bertahun-tahun mereka berpisah, dan kali ini mereka dipertemukan. Yan Liqin merasakan dadanya yang basah karena tangisan adiknya, pun dengan dirinya yang tidak bisa membendung air matanya. Setiap detiknya ia sangat merindukan Zizi, baru kali ini ia bisa menemui adiknya. Setelah Yan Liqin meminta Xiaowen untuk mencari jejak Lan Feiyu, akhirnya Yan Liqin bisa menemukan Lan Feiyu beserta adiknya di gunung Setan. Aixing, Lan Feiyu dan Li Haoxi terdiam melihat Yan Liqin dan Zai Ziliu saling berpelukan. Yan Liqin mengelus kepala adiknya dengan lembut. "Kakak, selama ini kakak kemana saja? Kakak sudah janji padaku untuk kembali dengan cepat, tetapi ini sudah sepuluh tahun kakak baru datang," ucap Zizi menangis sesenggukan. "Maafkan kakak," jawab Yan Liqin. Yan Liqin mengurai pelukannya dengan adiknya, tetapi Zizi menahannya. Zizi terus memeluk tubuh Yan Liqin dengan erat. "Jang
Di gua hutan tembakau, Wei Yizi menatap penyendera dirinya yang masih asik tertidur di atasnya. Suara langkah kaki membuat Wei Yizi dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Yan Liqin, tidak hanya itu, Wei Yizi juga menendang Yan Liqin dengan kencang. "Ada apa?" tanya Xiaowen yang membuat Wei Yizi terkesiap. Tanpa menjawab pertanyaan Xiaowen, Wei Yizi segera pergi dari sana. Gadis itu berlari keluar dan kembali ke tempat temna-temannya berada. Napas wei Yizi naik turun, dadanya berdetak cepat dan jantungnya sangat bertalu-talu. "Wei Yizi, kamu dari mana? Yan Liqin tidak berbuat jahat padamu, Kan?" tanya Xuan Yi yang khawatir. Wei Yizi menggeleng, "Yan Liqin tidak berbuat apa-apa padaku," jawabnya. "Semalaman kamu hilang, aku pikir Yan Liqin sudah berbuat jahat padamu."Wei Yizi membulatkan matanya mendengar ucapan Ji Lian. Ia tidak menyangka kalau sudah semalam penuh ia tidur seraya menyangga tubuh Yan Liqin. Yizi pikir itu hanya sesaat, tetapi ternyata sudah semalaman. Wei Yizi menepu
"Aku adalah putri bunga yang dikutuk oleh tetua karena aku mencintai orang dari klan iblis. Aku berada di sini sudah ratusan tahun. Tidak aku sangka, sekarang aku bisa bebas dari kutukan ini," ucap putri bunga yang sangat cantik. Putri bunga itu memetik bunga peony di sampingnya dan memberikannya pada Lan Feiyu. "Kutukan itu sudah hilang sekarang, sama seperti kutukanmu yang hilang. Dengan menyelamatkanku, lima ratus kutukanmu yang tersisa sudah hilang," ucap putri bunga itu. Senyum tipis tersungging di bibir Lan Feiyu. Benar apa kata gurunya, kalau semua akan terjawab saat ia keluar dari Mata Air. Kini kutukan yang ia pikir akan memberatkannya, sudah hilang dan ia terbebas dari beban itu. "Terimakasih," ucap Lan Feiyu. "Aku yang seharusnya berterimakasih," jawab putri itu. "Aku harus melanjutkan perjalanan. Sekarang aku masih punya tiga lempeng Vi, satu dibawa gadis bertopeng, kurang empat lempeng lagi yang harus aku dapatkan," ucap Lan Feiyu. "Dua lempeng ada di gunung setan, s