Lan Feiyu memegang pinggang Zizi dengan erat. Pun dengan Zizi yang berpegangan pada pundak Lan Feiyu. Tubuh kedua orang itu masuk ke air.Zizi masih bisa membuka matanya, gadis itu menatap wajah Lan Feiyu yang juga menatapnya.Lambat laun tubuh Zizi dan tubuh Lan Feiyu sampai pada dasar lautan. Banyak terumbu karang yang dihuni ikan kecil-kecil. Berbeda dengan di atas lautan yang penuh dengan belut monster, di dasar laut, air tampak tenang dan hewan-hewan kecil pun juga terlihat tenang. Lan Feiyu menatap sebuah gua yang ada di dasar laut, Lan Feiyu menarik Zizi dan berenang menuju ke sana. Zizi mengikuti di mana Lan Feiyu menariknya. Hingga mereka sampai di ujung gua, Lan Feiyu dan Zizi memasuki gua itu. Setelah mereka masuk, gua itu tertutup dengan cahaya biru, sedangkan di dalam gua, tidak ada air laut membuat tubuh kedua orang itu ambruk menubruk pasir putih. "Awww." Zizi mengerang kesakitan karena tubuhnya ambruk di pasir dan Lan Feiyu jatuh tepat di atasnya. "Zizi, apa kamu ba
Lan Feiyu menarik tangan Zizi untuk bersembunyi saat ia mendengar suara yang sangat aneh dan menyeramkan. Saat ini mereka berada di balik terumbu karang, pedang-pedang yang tadi menyerang mereka sudah tergeletak di pasir, sedangkan ada suara aneh yang muncul. "Guru, suara apa ini?" tanya Zizi. Lan Feiyu menggelengkan kepalanya. "Tapi yang aku bingung, kenapa mereka hanya menargetkan guru?" tanya Zizi. "Sejak dulu Klan Lan selalu berdiri untuk menegakkan kebenaran. Banyak yang membenci Klan hingga memberikan kutukannya. Mungkin di daerah ini kental dengan sihir yang tidak memperbolehkanku masuk. Semakin tidak boleh masuk, pasti ada hal yang sanga besar disembunyikan. Suara aneh itu kembali terdengar, sebuah ekor ular datang menghancurkan terumbu karang yang dijadikan Lan Feiyu dan Zizi sembunyi. Terumbu karang itu hancur berkeping-keping. Lan Feiyu dan Zizi melompat ke udara dengan sigap. Lan Feiyu menarik pedangnya dan melemparkan tepat ke ekor ular. Suara gaungan semakin kencang
Zizi masih bertarung dengan perempuan bertopeng itu. Zizi memutar-mutar pedangnya sebelum melemparnya tepat ke dada perempuan itu, tetapi perempuan itu segera menghindar. Sebuah seruling berwarna hitam pekat terlempar ke arah Zizi. "Akhhh!" tubuh Zizi terlempar hingga jatuh menubruk pasir. "Ukhukk ukhuuk ...." Zizi merasa dadanya sangat sakit, darah segar keluar dari bibir Zizi. Zizi terkesiap, pedang gadis itu kembali tepat di samping ZIzi. Zizi memegangnya dan mencoba bangun dengan menyangga tubuhnya menggunakan pedangnya. "Di mana Zai Ziliu yang tadi sangat arogan, hah?" tanya perempuan itu mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan bersiap menusuk Zizi. "Sebenarnya aku tidak menargetkanmu. Aku menargetkan Lan Feiyu. Tetapi kamu sudah ikut campur, maka, rasakan akibatnya," tambah perempuan itu menusukkan pedangnya ke arah dada Zizi. Zizi menggulingkan tubuhnya menjauh, gadis itu bangun dengan cekatan dan melempar sihir-sihirnya pada perempuan bertopeng. Zizi mengeluarkan sihirnya
Lan Feiyu dan Zizi sampai di daratan. Pria itu membawa tubuh Zizi dalam gendongannya, tubuh mereka basah kuyup. Zizi masih belum sadar, membuat Lan Feiyu sangat panik. "Guru Lan, apa yang terjadi?" teriak Aixing yang berlari tergesa-gesa menghampiri Lan Feiyu dan Zizi. Aixing dan Li Haoxi sudah sampai di daratan di mana mereka tengah berada di pinggir hutan liar. "Energi Zizi terserap habis oleh kultivasi iblis," jawab Lan Feiyu. Lan Feiyu melepas bajunya, meyisakan baju dalam berwarna putih, pria itu menggelar bajunya ke tanah dan membaringkan Zizi ke sana. Li haoxi mendekati Zizi, pria itu meletakkan jarinya di leher Zizi. "Gadis ini sangat kuat, meski energinya sudah terserap habis, tetapi lambat laun energinya mulai kembali. Tinggal nunggu beberapa waktu saja Zizi akan sadar," ucap Li Haoxi. Lan Feiyu mengangguukkan kepalanya, pria itu mengusap-usap telapak tangan Zizi agar gadis itu tidak terlalu kedinginan. Mata Lan Feiyu menatap ke sekelilingnya, matanya membulat saat melih
Di Mata Air, sulit menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Yan Liqin bertarung dengan Sabana dan Li Ren, sedangkan Xiaowen membalas serangan-serangan Klan Lan. Baik Yan Liqin mau pun Xiaowen tidak ada yang menyerang murid-murid yang kini menepi. Kalau pun ada murid yang maju untuk menyerang, Xiaowen dan Yan Liqin hanya menghindar. Hanya tadi Yan Liqin membuat Yizi terluka, setelahnya pria itu tidak melukai murid lagi. Pria itu hanya ingin membunuh klan Lan dan Klan Li."Wei Yizi, bagaimana keadaanmu?" tanya Xuan Yi mendekati Yizi. Yizi menggelengkan kepalanya. "Dia kakak Zizi, dia penghianat," ucap Wei Yizi. "Sudah, diamlah!" tegur Xuan Yi. "Eh, tetapi Yan Liqin tidak melukai lagi murid-murid. Dia hanya melukai Klan Lan dan Klan Li," ucap Ji Lian. Yan Liqin menggoreskan pedangnya pada Sabana, Sabana memundurkan tubuhnya, giliran Li Ren yang menerjang Yan Liqin. "Yan Liqin, hentikan kekacauan ini, kita bisa bicarakan baik-baik!" ucap Li Ren mencoba memberikan tawaran.
"Lepaskan aku, Sialan!""Lepaskan!""Dasar bedebah!"Seluruh umpatan-umpatan keluar dari bibir para murid Mata Air, terlebih Ji Lian dan Wei Yizi yang terus berteriak. Saat ini mereka berada di gua yang berada di pelosok hutan tembakau. Mereka diikat dengan tali sihir dan disekap di sana. Yan Liqin menatap seluruh murid-murid Mata Air. Klan Lan terkenal sangat kuat, tapi hanya menghasilkan murid yang tidak bisa apa-apa selain berteriak.. Li Ren pun juga kalah di tangannya. "Apa yang kamu inginkan?" tanya Ji Lian. "Tentu saja gurumu, sang pengecut itu," jawab Yan Liqin. "Lepaskan aku, dasar sialan, mati kau ke neraka!" Sebuah teriakan disertai suara pukulan terdengar nyaring di telinga mereka. Seluruh mata menatap ke pintu yang berada tida jauh dari tempat mereka disekap. "Mau jadi seperti Yu Yulong?" tanya Yan Liqin kepada tawanannya. "Keluarkan dia!" titah Yan Liqin pada Xiaowen. Xiaowen menganggukkan kepalanya dan menuju ke tempat penyekapan Yu Yulong. Tanpa perasaan Xiaowen
Wei Yizi menatap piring yang sudah hampir separuh isinya habis. Karena kelaparan, Yizi tidak sampai berpikir ke situ. Ia tidak berpikir kalau Yan Liqin akan meracuninya. "Aku tidak mau makan, pasti ini sudah diberi racun," Xuan Yi kembali berucap. "Eh, Yizi sudah memakannya. Tetapi Yizi tidak kenap-napa," ucap salah satu teman mereka. Yizi terdiam, ia merasa tidak ada reaksi apa-apa dari tubuhnya. "Tetapi lihat saja makanan yang diberikan mereka. Makanan ini tetap layak makan." "Yan Liqin mengatakan akan membebaskan kita kalau Lan Feiyu datang, apa jangan-jangan mereka tidak berniat membunuh kita? Kalau dia mau membunuh kita, sudah sejak tadi di Mata Air kita mati." "Makan saja, aku sudah kelaparan." Wei Yizi mendengar ocehan-ocehan teman-temannya, gadis itu melanjutkan makan makanannya lagi. Makanan yang ia makan lebih enak dari pada saat ia di Mata Air. Wei Yizi menatap teman-temannya yang kini juga memakan makanan itu. Sebenarnya tangan kiri Yizi rasanya masih sangat sakit ka
Malam semakin larut, di tengah hutan yang sunyi hanya diisi oleh suara hewan-hewan kecil, harum tanah basah menguar di indra penciuman. Hujan baru reda, tetesan air dari ranting pohon pun masih tedengar samar. Murid-murid yang menjadi tawanan Yan Liqin sudah tertidur pulas di tempat yang sama, kecuali Wei Yizi. Saat ini tubuh Wei Yizi terbungkus selimut tebal yang Yan Liqin berikan. Gadis itu duduk meringkuk seraya mengeratkan selimutnya. Sejak ia makan makanan dari Yan Liqin sampai sekarang, Wei Yizi pun tidak merasakan ada yang aneh dari tubuhnya. Wei Yizi merasa tidak keracunan atau pun menunjukkan gejala keracunan. Sakit di punggung dan tangan Wei Yizi juga sudah mereda sejak Yan Liqin mengobatinya. Ternyata tidak hanya dirinya yang diobati, tetapi Yan Liqin menyuruh Xiaowen untuk mengobati luka teman-temannya yang lain. Wei Yizi tidak bisa menilai, sebenarnya Yan Liqi orang jahat atau orang baik. Melihat Yan Liqin yang seperti ini, seolah Yan Liqin adalah orang baik, pengertian