"Lepaskan aku, Sialan!""Lepaskan!""Dasar bedebah!"Seluruh umpatan-umpatan keluar dari bibir para murid Mata Air, terlebih Ji Lian dan Wei Yizi yang terus berteriak. Saat ini mereka berada di gua yang berada di pelosok hutan tembakau. Mereka diikat dengan tali sihir dan disekap di sana. Yan Liqin menatap seluruh murid-murid Mata Air. Klan Lan terkenal sangat kuat, tapi hanya menghasilkan murid yang tidak bisa apa-apa selain berteriak.. Li Ren pun juga kalah di tangannya. "Apa yang kamu inginkan?" tanya Ji Lian. "Tentu saja gurumu, sang pengecut itu," jawab Yan Liqin. "Lepaskan aku, dasar sialan, mati kau ke neraka!" Sebuah teriakan disertai suara pukulan terdengar nyaring di telinga mereka. Seluruh mata menatap ke pintu yang berada tida jauh dari tempat mereka disekap. "Mau jadi seperti Yu Yulong?" tanya Yan Liqin kepada tawanannya. "Keluarkan dia!" titah Yan Liqin pada Xiaowen. Xiaowen menganggukkan kepalanya dan menuju ke tempat penyekapan Yu Yulong. Tanpa perasaan Xiaowen
Wei Yizi menatap piring yang sudah hampir separuh isinya habis. Karena kelaparan, Yizi tidak sampai berpikir ke situ. Ia tidak berpikir kalau Yan Liqin akan meracuninya. "Aku tidak mau makan, pasti ini sudah diberi racun," Xuan Yi kembali berucap. "Eh, Yizi sudah memakannya. Tetapi Yizi tidak kenap-napa," ucap salah satu teman mereka. Yizi terdiam, ia merasa tidak ada reaksi apa-apa dari tubuhnya. "Tetapi lihat saja makanan yang diberikan mereka. Makanan ini tetap layak makan." "Yan Liqin mengatakan akan membebaskan kita kalau Lan Feiyu datang, apa jangan-jangan mereka tidak berniat membunuh kita? Kalau dia mau membunuh kita, sudah sejak tadi di Mata Air kita mati." "Makan saja, aku sudah kelaparan." Wei Yizi mendengar ocehan-ocehan teman-temannya, gadis itu melanjutkan makan makanannya lagi. Makanan yang ia makan lebih enak dari pada saat ia di Mata Air. Wei Yizi menatap teman-temannya yang kini juga memakan makanan itu. Sebenarnya tangan kiri Yizi rasanya masih sangat sakit ka
Malam semakin larut, di tengah hutan yang sunyi hanya diisi oleh suara hewan-hewan kecil, harum tanah basah menguar di indra penciuman. Hujan baru reda, tetesan air dari ranting pohon pun masih tedengar samar. Murid-murid yang menjadi tawanan Yan Liqin sudah tertidur pulas di tempat yang sama, kecuali Wei Yizi. Saat ini tubuh Wei Yizi terbungkus selimut tebal yang Yan Liqin berikan. Gadis itu duduk meringkuk seraya mengeratkan selimutnya. Sejak ia makan makanan dari Yan Liqin sampai sekarang, Wei Yizi pun tidak merasakan ada yang aneh dari tubuhnya. Wei Yizi merasa tidak keracunan atau pun menunjukkan gejala keracunan. Sakit di punggung dan tangan Wei Yizi juga sudah mereda sejak Yan Liqin mengobatinya. Ternyata tidak hanya dirinya yang diobati, tetapi Yan Liqin menyuruh Xiaowen untuk mengobati luka teman-temannya yang lain. Wei Yizi tidak bisa menilai, sebenarnya Yan Liqi orang jahat atau orang baik. Melihat Yan Liqin yang seperti ini, seolah Yan Liqin adalah orang baik, pengertian
"Aku? Kamu tidak perlu tahu aku baik atau tidak. Yang perlu kamu tahu, aku selalu jalan di jalan yang menurutku benar," jawab Yan Liqin. "Tetapi apa pun yang menurutmu benar, bisa jadi itu tidak benar," kata Wei Yizi. "Lalu, apa menurutmu yang aku lakukan salah? Aku datang membalaskan dendamku pada Lan Feiyu yang sudah membuat adikku menderita. Kalau itu hanya aku, aku tidak akan peduli. Tetapi kalau menyangkut adikku, aku tidak bisa diam." "Aku iri pada adikmu. Adikmu mempunyai kakak yang hebat sepertimu. Sedangkan aku? Aku memiliki ayah, tetapi sama saja aku tidak memiliknya." "Lalu, kenapa kamu marah saat ayahmu dibunuh Lan Feiyu?" tanya Yan Liqin. Wei Yizi tercekat, "Ba ... bagaimana kamu bisa tahu?" tanya Wei Yizi. "Tidak ada yang tidak aku ketahui. Biarkan saja ayahmu mati, ayahmu memilih melawan Lan Feiyu untuk mendapatkan lempeng Vi dari pada memilihmu yang masih berada di tangan Li Ren. Ayahmu itu sama bedebahnya dengan Lan Feiyu." "Tapi dengan ayahku mati, aku tidak pu
Lan Feiyu, Li Haoxi dan Zizi melanjutkan perjalanannya memasuki hutan liar. Di hutan itu banyak ditumbuhi semak belukar yang membuat mereka kesusahan untuk lewat. Lan Feiyu membabat habis semak-semak belukar yang menghalangi jalannya. "Awas!" pekik Aixing saat ada akar hidup yang menyambar di udara. Lan Feiyu melempar pedangnya mengenai akar yang langsung mati. Namun kenyataannya, akar-akar lain mendekati mereka dan berusaha melilit mereka. "Berpencar!" titah Li Haoxi berlari sembari menarik pedangnya. Pun dengan Zizi yang langsung terbang ke udara. Zizi mengambil serulingnya dan mulai meniupnya. Akar itu semakin menjadi menyerang. Dua akar menyerang Zizi, Zizi menghindari serangan-serangan itu seraya masih meniup serulingnya. Lan Feiyu bertarung dengan akar-akar yang kini berusaha membelit tubuhnya. Jujur demi apapun, Lan Feiyu lebih baik melawan manusia langsun daripada melawan monster yang seperti ini. Lan Feiyu mengayunkan dua pedangnya untuk memutus akar-akar hidup. "Akhh
"Aku adalah putri bunga yang dikutuk oleh tetua karena aku mencintai orang dari klan iblis. Aku berada di sini sudah ratusan tahun. Tidak aku sangka, sekarang aku bisa bebas dari kutukan ini," ucap putri bunga yang sangat cantik. Putri bunga itu memetik bunga peony di sampingnya dan memberikannya pada Lan Feiyu. "Kutukan itu sudah hilang sekarang, sama seperti kutukanmu yang hilang. Dengan menyelamatkanku, lima ratus kutukanmu yang tersisa sudah hilang," ucap putri bunga itu. Senyum tipis tersungging di bibir Lan Feiyu. Benar apa kata gurunya, kalau semua akan terjawab saat ia keluar dari Mata Air. Kini kutukan yang ia pikir akan memberatkannya, sudah hilang dan ia terbebas dari beban itu. "Terimakasih," ucap Lan Feiyu. "Aku yang seharusnya berterimakasih," jawab putri itu. "Aku harus melanjutkan perjalanan. Sekarang aku masih punya tiga lempeng Vi, satu dibawa gadis bertopeng, kurang empat lempeng lagi yang harus aku dapatkan," ucap Lan Feiyu. "Dua lempeng ada di gunung setan, s
Di gua hutan tembakau, Wei Yizi menatap penyendera dirinya yang masih asik tertidur di atasnya. Suara langkah kaki membuat Wei Yizi dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Yan Liqin, tidak hanya itu, Wei Yizi juga menendang Yan Liqin dengan kencang. "Ada apa?" tanya Xiaowen yang membuat Wei Yizi terkesiap. Tanpa menjawab pertanyaan Xiaowen, Wei Yizi segera pergi dari sana. Gadis itu berlari keluar dan kembali ke tempat temna-temannya berada. Napas wei Yizi naik turun, dadanya berdetak cepat dan jantungnya sangat bertalu-talu. "Wei Yizi, kamu dari mana? Yan Liqin tidak berbuat jahat padamu, Kan?" tanya Xuan Yi yang khawatir. Wei Yizi menggeleng, "Yan Liqin tidak berbuat apa-apa padaku," jawabnya. "Semalaman kamu hilang, aku pikir Yan Liqin sudah berbuat jahat padamu."Wei Yizi membulatkan matanya mendengar ucapan Ji Lian. Ia tidak menyangka kalau sudah semalam penuh ia tidur seraya menyangga tubuh Yan Liqin. Yizi pikir itu hanya sesaat, tetapi ternyata sudah semalaman. Wei Yizi menepu
Zizi memeluk tubuh Yan Liqin dengan erat, pun dengan Yan Liqin yang membalas pelukan adiknya tidak kalah erat. Bertahun-tahun mereka berpisah, dan kali ini mereka dipertemukan. Yan Liqin merasakan dadanya yang basah karena tangisan adiknya, pun dengan dirinya yang tidak bisa membendung air matanya. Setiap detiknya ia sangat merindukan Zizi, baru kali ini ia bisa menemui adiknya. Setelah Yan Liqin meminta Xiaowen untuk mencari jejak Lan Feiyu, akhirnya Yan Liqin bisa menemukan Lan Feiyu beserta adiknya di gunung Setan. Aixing, Lan Feiyu dan Li Haoxi terdiam melihat Yan Liqin dan Zai Ziliu saling berpelukan. Yan Liqin mengelus kepala adiknya dengan lembut. "Kakak, selama ini kakak kemana saja? Kakak sudah janji padaku untuk kembali dengan cepat, tetapi ini sudah sepuluh tahun kakak baru datang," ucap Zizi menangis sesenggukan. "Maafkan kakak," jawab Yan Liqin. Yan Liqin mengurai pelukannya dengan adiknya, tetapi Zizi menahannya. Zizi terus memeluk tubuh Yan Liqin dengan erat. "Jang