Yan Liqin kembali ke tempatnya semula, dan Xiaowen masih tertidur pulas. "Woy," teriak Yan Liqin menendang kecil kaki Xiaowen. Kalau begini caranya lama-lama Yan Liqin menjadikan Xiaowen musuh. Xiaowen ikut bersamanya untuk membantunya, tetapi yang terjadi Xiaowen malah tertidur pulas. "Woy Xiaowen, kamu tidur atau mati?" tanya Yan Liqin menendang sedikit kencang kaki Xiaowen. "Ada musuh," oekik Xiaowen tergagap bangun. Pria itu segera melompat berdiri sembari memegangi kepalanya yang terasa sakit. Xiowen meletakkan kepalanya di pundak Yan Liqin karena masih pusing. "Dasar sialan. Kamu bilang 'Aku akan ikut guru dan membantu guru memperoleh apa yang guru inginkan, hah?" ujar Yan Liqin menirukan ucapan Xiaweon tempo lalu. "Apa ada musuh? Di mana musuh?" tanya Xiaowen celingak celinguk mencari orang lain di sana. "Sudah tumbang, itu," kata Yan Liqin menunjuk Ji Jinhan yang tergelatk dengan darah segar keluar dari dadanya. "Guru, apa yang sudah kamu lakukan pada Tuan Ji yang terhor
Suara alunan seruling yang indah membuat hewan-hewan di danau mendekat ke Zizi. Ikan-ikan kecil itu berkumpul di bawah jembatan. Sudah lama Zizi tidak memainkan serulingnya di ssana, kini hewan-hewan kecil itu seolah tengah memadu kerinduannya dengan Zai Ziliu. Angin berhembus pelan membuat bunga kertas berjatuhan mengenai tubuh Zizi. Rambut Zizi berkibar karena terpaan angin yang melambai-lambai. Zizi masih memejamkan matanyaa dengan air mata yang tidak kunjung berhenti. Zizi ingin menyampaikan pada angin bahwa ia sangat merindukan Yan Liqin.Seorang pria berjalan teramat pelan menuju ke jembatan danau kupu-kupu. Pria dengan rambut yang digerai itu menatap Zizi yang sangat cantik di bawah sinar bulan. Rambut Lan Feiyu ikut melambai-lambai karena terpaan angin. Langkah kaki Lan Feiyu menuju gadis itu, hingga saat tepat berada di depan Zizi, Lan Feiyu bisa melihat air mata gadis itu yang menetes dengan deras. Lan Feiyu terdiam, pria itu menikmati alunan seruling Zizi yang sangat merdu.
"Jika belum seribu tahun, kamu tidak akan bisa bersama cinta sejatimu." Kutukan yang diucapkan ayah Lan Feiyu kembali memasuki ingatan Lan Feiyu. Andai Lan Feiyu tahu jalan hidupnya, dulu ia tidak akan membangkang ucapan ayahnya dan ia tidak akan mendapatkan kutukan. Tetapi kalau ia tidak membangkang, takdir tidak akan mempertemukan dirinya dengan gadis yang dicintainya. Lan Feiyu bisa mencintai Yan Zai Ziliu, tapi untuk bersamanya, Lan Feiyu yakin akan banyak penghalangnya. Lan Feiyu tidak ingin percaya pada kutukan ayahnya, tetapi di sisi lain ia pun sangat takut. Takut kalau ucapan ayahya benar adanya. "Zizi, aku akan melakukan berbagai cara untuk terus bersamamu," batin Lan Feiyu. Lan Feiyu mulai memejamkan matanya karena rasa kantuk yang menyerangnya. Apalagi angin yang berhembus pelan, membuat Lan Feiyu ingin lelap dalam tidurnya. Kini di bawah bulan purnama, dua insan yang bertemu tidak sengaja itu memejamkan matanya masing-masing seraya menikmati kedekatan mereka. Di Mata A
Suara kicauan burung dengan merdu memasuki telinga Zai Ziliu, gadis itu menggerakkan tubuhnya pelan. Sayup-sayup ia pun membuka matanya. Hari masih gelap, bintang juga terlihat di atas sana. Zizi sedikit menolehkan kepalanya, wajah bak dewa itu kembali terlihat di matanya. Dilihat dari bawah, Lan Feiyu tetap terlihat tampan. Zizi mengakuinya, dari mana pun Lan Feiyu dilihat, pria itu tetap sangat tampan. Saat ini Lan Feiyu masih tertidur, rambut pria itu melambai-lambai diterpa angin. Setelah apa yang terjadi antara Zizi dan Lan Feiyu, saat ini Zizi merasa jantungnya bertalu-talu dengan cepat. Dadanya juga bergetar hebat. Ini kali ke tiganya Zizi tidur dengan Lan Feiyu. "Guru," panggil Zizi pelan. Tangan gadis itu terulur untuk memegang dagu Lan Feiyu. Lan Feiyu membuka matanya, pria itu menundukkan kepalanya dan menatap gadis yang masih merebahkan tubuh di pahanya. Paha Lan Feiyu mati rasa, bahkan saat ini Lan Feiyu seolah tidak bisa menggerakkan pahanya. Semalaman penuh Zizi tid
"Apa yang sebenarnya kamu rencanakan, Lan Feiyu?" tanya Li Ren saat Lan Feiyu sudah menghadap kepadanya. Lan Feiyu menundukkan kepalanya, setelah hukumannya selesai, tanpa mengobati punggungnya, Lan Feiyu langsung menghadap ke guru Li Ren. "Jangan pikir aku tidak tahu apa-apa tentang gadis itu," tambah Li Ren. "Guru, aku hanya-" "Kamu yang membawanya ke sini, dan sejak kedatangan gadis itu, kamu diam-diam sering melanggar peraturan. Apa kamu merasa hebat?" Lan Feiyu hanya menundukkan kepalanya mendengar ucapan gurunya. "Kamu jatuh cinta dengan gadis itu?" "Tidak, Guru. Aku-" "Kalau kamu tidak jatuh cinta, kenapa kamu memperlakukan dia dengan berbeda? Lan Feiyu, kamu tahu, hari di mana kamu jatuh cinta adalah hari yang paling aku tunggu." Lan Feiyu mendongakkan kepalanya menatap gurunya, dapat Lan Feiyu lihat jelas kalau Guru Li Ren saat ini tengah tersenyum. "Haiyah, Lan Feiyu, kamu sudah lama mengabdi di Mata Air, ada masanya aku akan melepasmu untuk bersama cinta sejatimu. T
Kabar kemunculan Yan Liqin sudah tersebar ke penjuru kota. Para ketua Klan mempercayai kesaksian Ji Jinhan yang mengatakan bertemu dengan Yan Liqin dan Yan Liqin menyerangnya membabi buta. Sudah satu bulan pasca Ji Jinhan bertemu dengan Yan Liqin, sekarang pria itu masih merasa sakit di kaki dan tangannya karena Yan Liqin. Kabar kemunculan Yan Liqin saat ini menjadi kabar gembira untuk Sekte Yu yang memang sudah mengicar sejak lama. Saat ini Yu Yulong, Xi lang dan Yu Yaqin tengah berdiri di api peleburan. Yu Yulong menatap sinis ke api itu. "Akhirnya umpan yang sudah lama bersembunyi muncul juga," ucap Yu Yulong. "Si bodoh itu muncul lagi, akan aku pastikan kita mendapat lempeng Vi secepatnya," tambah pria yang penuh dengan ambisi itu. DI gunung tanpa siang itu ketiga pria licik tengah menatap satu sama lain. "Bagaimana kalau aku bertugas menangkap adiknya? Adiknya sangat cantik," ujar Xi Lang. Yu Yaqin memukul tubuh Xi Lang dengan kencang. "Boleh juga, kita bisa menjadikan tawa
Lan Feiyu, Aixing, Li Haoxi dan Zai Ziliu tengah di perjalanan mencari kepingan lempeng Vi. Keempat orang itu sudah mendapatkan ijin dari guru Li Ren untuk keluar dari padepokan. Aixing memimpin jalan, pria itu menatap awas setiap jalan yang ia lewati. Lan Feiyu berada di paling belakang untuk menjaga jalan, perjalannya kali ini adalah perjalanan yang tertutup untuk menghindari serangan dari Yan Liqin dan Yu Yulong yang menargetkannya. Lan feiyu sudah memanggil Sabana dan beberapa muridnya untuk berjaga di Mata Air. Tidak lupa Lan Feiyu dan Li Haoxi menyegel Mata Air agar tidak mudah ditembus oleh klan lain. Soal kaburnya Zimai sampai detik ini belum menemui titik terang. Li Haoxi sudah mencoba mencari, tetapi sudah dua minggu lamanya Zimai tidak kelihatan batang hidungnya. Li Ren menutup pencarian Zimai, dan memerintahkan Lan Feiyu dan lainnya untuk cepat pergi. Lempeng Vi harus cepat ditemukan sebelum ditemukan oleh Yu Yulong. Kalau Yu Yulong mendapat satu saja, Yu Yulong lebih mud
Setelah perjalanan satu hari satu malam, Lan Feiyu, Li Haoxi, Aixing dan Zizi sampai di istana Klan Ji. Aixing menyerahkan sesuatu pada Zizi, Zizi menerimanya dan menatap kain penutup wajah itu dengan bingung. "Gunakan itu!" titah Aixing. "Buat apa?" tanya Zizi. "Gunakan saja." Lan Feiyu menarik kain penutup wajah berwarna putih itu. Tanpa menunggu persetujuan Zizi, Lan Feiyu memakaikannya untuk Zizi. Zizi terkesiap, gadis itu menatap Lan Feiyu, pun dengan Lan Feiyu yang menatap lekat ke arah Zizi. Dalam hati Lan Feiyu sangat ingin mengatakan pada Zizi bahwa ia tahu Yan Liqin masih hidup, tetapi kalau ia memberitahu Zizi, resikonya Zizi akan membencinya. Karena saat ia mempertemukan Zizi pada Yan Liqin, Yan Liqin akan membongkar semuanya di hadapan Zizi. "Aixing, guru Li, kalian pergilah terlebih dahulu," ucap Lan Feiyu pada Aixing dan Li Haoxi. "Kenapa aku harus pergi?" tanya Li Haoxi. Lan Feiyu menatap Li Haoxi, sedangkan yang ditatap hanya tersenyum kecil. "Aixing, ayo!" aja
"Hahaha ... rasain," pekik Zizi mendorong tubuh Ji Lian ke sungai di bawah air terjun. Zizi sudah sembuh sejak kemarin, gadis itu senang saat ia bangun ia mendapati teman-temannya yang datang. Dan saat ini teman-temannya malah tidak mau kembali ke Mata Air. Kata teman-temannya lebih enak di Lianhua dari pada Mata Air. "Zizi, kamu nakal sekali. rasain ini!" pekik Ji Lian menarik tangan Zizi hingga Zizi ikut jatuh ke sungai. Kedua orang itu tertawa dengan nyaring. Wei Yizi dan Xuan Yi demikian. Kedua orang itu sedang saling dorong untuk menjatuhkan lawannya agar jatuh ke air. "Rasain ini, rasain," pekik Wei Yizi mendorong Xuan Yi agar jatuh, tetapi dirinya sendiri lah yang terjatuh ke air. Xuan Yi tertawa dengan kencang, menertawakan Wei Yizi yang jatuh sendiri. Keempat orang itu saling melempar tawa. Zizi memainkan air untuk mengguyurnya ke Wei Yizi. Terlihat jelas di raut wajah mereka kalau mereka sedang bahagia. Kini segala permasalahan yang terjadi sudah teratasi. Lempeng Vi, dan
Setelah tiga hari, Lan Feiyu sudah sehat seperti sedia kala. Saat ini Lan Feiyu tengah menatap pemandangan yang indah di hadapannya. Pria itu berada di depan tangga yang penuh pohon kertas di kanan dan kirinya. "Lan Feiyu, kita harus mengambil lempeng Vi secepatnya," ucap Li Haoxi pada Lan Feiyu. Lan Feiyu menganggukkan kepalanya. Yan Liqin datang bersama Zizi menghampiri mereka. Yan Liqin menarik bajunya hingga memperlihatkan tubuh atasnya. Cahaya emas keluar dari tubuh Yan Liqin yang menyilaukan. "Aku sudah siap, ambil secepatnya," ucap Yan Liqin. "Kakak," panggil Zizi memegang tangan kakaknya. "Kakak tidak akan kenapa-napa," ucap Yan Liqin meyakinkan adiknya. "Kakak harus janji padaku kalau kakak akan baik-baik saja!" pinta Zizi. "Zizi, kultivasi di diri kakak tidak rendah, hanya mengeluarkan lempeng Vi tidak akan sulit buat kakak." "Apa nanti kekuatan kakak akan hilang?" "Tidak," jawab Yan Liqin. Yan Liqin mengajak Lan Feiyu, Li Haoxi dan Li Ren menuju ruang pengobatan.
Lianhua yang berarti teratai, seperti namanya, tempat ini dipenuhi dengan bunga teratai yang sangat indah. Lan Feiyu, Zizi, Aixing, Li Ren, Li Haoxi, Xiaowen, Yan Liqin, dan Wei Yizi memijakkan kakinya di gerbang utama Lianhua yang sangat megah. Zizi menatap takjup ke arah air terjun di samping istana yang penuh dengan bunga kertas. Di samping kanan ada lapangan yang sepertinya digunakan oleh Yan Liqin untuk berlatih, sedangkan di sampingnya ada danau dengan banyak bunga teratai. Di sisi kiri, ada istana megah dengan banyak bunga kertas di sana. Zizi tidak bisa menghentikan kekagumannya menatap ke sana. Lan Feiyu yang masih setengah sadar ikut takjup melihat tempat yang ditinggali Yan Liqin. Yan Liqin menolehkan kepalanya, pria itu melihat Lan Feiyu yang lemas dibantu Xiaowen. Yan Liqin menghampiri Xiaowen, pria itu menarik tangan Lan Feiyu dan mengalungkan ke lehernya. Yan Liqin menggendong tubuh Lan Feiyu. "Aku masih bisa jalan sendiri," ucap Lan Feiyu. "Xiowen, panggilkan tabib
"Li Zimai, ini sangat tidak masuk akal. Kamu sudah lama berlatih di Mata Air, kamu juga menguasai ilmu sabre yang baik. Aku pernah melawanmu, dan aku tahu betul bagaimana kemampuanmu. Tetapi hanya karena alasan sepele, kamu membelot mengikuti kultivasi hitam. Sangat konyol," ujar Zizi menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang konyol bagiku. Ini bukan salahku, tetapi salah kalian. Siapa kamu Zizi, kamu adalah gadis yang tidak tahu diri. Karena kamu, aku tidak lagi punya tempat di Mata Air." "Kalau sejak awal kamu menginginkan tempat di Mata Air, kamu bisa mengatakannya padaku. Dengan senang hati aku akan keluar. Tetapi yang saat ini kamu lakukan, kamu sudah menghianati kepercayaan Klanmu sendiri. Kamu dibesarkan oleh Guru Li, tetapi saat besar kamu menjadi musuh dalam selimut. Kamu menikam kami semua dengan menghadang perjalanan kami saat mencari lempeng Vi. Yang lebih tidak tahu malu itu kamu!" tunjuk Zizi dengan marah. "Guru Li, Lan Feiyu dan Aixing bekerja keras untuk mendapatkan
Suasana semakin ricuh saat mereka terus beradu kekuatan. Zizi tidak tinggal diam, perempuan itu ikut menyerang menggunakan pedangnya. Tidak sengaja Zizi menebas tangan Yu Yulong saat pria itu akan pergi. Yu Yulong mati di tempat karena Zizi. Ji Nian, Wei Mingho yang menjadi provokasi dalam pengepungan itu pun kini kuwalahan dengan keberaniannya sendiri. Kini pertarungan menjadi dua kubu, kubu yang dipimpin Wei Minghao dan kubu yang dipimpin oleh Yan Liqin. Kekuatan Yan Liqin saat ini menjadi kekuatan paling kuat, penguasa gunung setan sudah ia taklukkan. menaklukkan barisan orang serakah yang saat ini ada di depannya tidak membuat Yan Liqin gentar. Aixing mengeluarkan busurnya, pria itu melesakkan tujuh anak panah yang mengeluarkan api. Seketika bisa membunuh orang-orang yang akan menyerangnya. Selalu ada yang dikorbankan untuk sesuatu yang lebih besar. Bukan Lan Feiyu ingin membuat keributan hingga banyak nyawa yang tumbang, tetapi demi perdamaian di kemudian hari. Orang-orang yang
"Aku akan membawa Zizi," ucap Lan Feiyu. Namun, Yan Liqin segera membopong tubuh Zizi, pria itu membawa Zizi dalam gendongannya. "Aku bilang aku yang bawa Zizi," ucap Lan Feiyu menghadang Yan Liqin yang akan berjalan. "Aku kakakknya, aku yang berhak membawanya," jawab Yan Liqin. "Aku kekasihnya," kata Lan Feiyu. "Lan Feiyu, kita bahas di luar. Di gua ini menyerap energi," ucap Li Haoxi menarik tangan Lan Feiyu agar menyingkir dari Yan Liqin. Yan Liqin meninggalkan Lan Feiyu, pria itu berjalan keluar dari gua. Lan Feiyu, Li Haoxi, dan Aixing mengikuti Yan Liqin. Saat mereka sampai di luar, langit yang tadi saat mereka datang berwarna gelap, kini menjadi cerah seketika. Gunung setan itu kini tidak lagi tandus dan kering, hewan-hewan yang tadi ada di sana juga hilang seketika. "Eh, keadaan tanah sudah tidak tandus lagi," ucap Aixing menatap tanah yang sudah terlihat subur. "Anyao sudah mati, sihir jahat yang dia kelola ikut musnah," kata Yan Liqin. "Kamu mau membawa Zizi kemana?
Zizi memeluk tubuh Yan Liqin dengan erat, pun dengan Yan Liqin yang membalas pelukan adiknya tidak kalah erat. Bertahun-tahun mereka berpisah, dan kali ini mereka dipertemukan. Yan Liqin merasakan dadanya yang basah karena tangisan adiknya, pun dengan dirinya yang tidak bisa membendung air matanya. Setiap detiknya ia sangat merindukan Zizi, baru kali ini ia bisa menemui adiknya. Setelah Yan Liqin meminta Xiaowen untuk mencari jejak Lan Feiyu, akhirnya Yan Liqin bisa menemukan Lan Feiyu beserta adiknya di gunung Setan. Aixing, Lan Feiyu dan Li Haoxi terdiam melihat Yan Liqin dan Zai Ziliu saling berpelukan. Yan Liqin mengelus kepala adiknya dengan lembut. "Kakak, selama ini kakak kemana saja? Kakak sudah janji padaku untuk kembali dengan cepat, tetapi ini sudah sepuluh tahun kakak baru datang," ucap Zizi menangis sesenggukan. "Maafkan kakak," jawab Yan Liqin. Yan Liqin mengurai pelukannya dengan adiknya, tetapi Zizi menahannya. Zizi terus memeluk tubuh Yan Liqin dengan erat. "Jang
Di gua hutan tembakau, Wei Yizi menatap penyendera dirinya yang masih asik tertidur di atasnya. Suara langkah kaki membuat Wei Yizi dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Yan Liqin, tidak hanya itu, Wei Yizi juga menendang Yan Liqin dengan kencang. "Ada apa?" tanya Xiaowen yang membuat Wei Yizi terkesiap. Tanpa menjawab pertanyaan Xiaowen, Wei Yizi segera pergi dari sana. Gadis itu berlari keluar dan kembali ke tempat temna-temannya berada. Napas wei Yizi naik turun, dadanya berdetak cepat dan jantungnya sangat bertalu-talu. "Wei Yizi, kamu dari mana? Yan Liqin tidak berbuat jahat padamu, Kan?" tanya Xuan Yi yang khawatir. Wei Yizi menggeleng, "Yan Liqin tidak berbuat apa-apa padaku," jawabnya. "Semalaman kamu hilang, aku pikir Yan Liqin sudah berbuat jahat padamu."Wei Yizi membulatkan matanya mendengar ucapan Ji Lian. Ia tidak menyangka kalau sudah semalam penuh ia tidur seraya menyangga tubuh Yan Liqin. Yizi pikir itu hanya sesaat, tetapi ternyata sudah semalaman. Wei Yizi menepu
"Aku adalah putri bunga yang dikutuk oleh tetua karena aku mencintai orang dari klan iblis. Aku berada di sini sudah ratusan tahun. Tidak aku sangka, sekarang aku bisa bebas dari kutukan ini," ucap putri bunga yang sangat cantik. Putri bunga itu memetik bunga peony di sampingnya dan memberikannya pada Lan Feiyu. "Kutukan itu sudah hilang sekarang, sama seperti kutukanmu yang hilang. Dengan menyelamatkanku, lima ratus kutukanmu yang tersisa sudah hilang," ucap putri bunga itu. Senyum tipis tersungging di bibir Lan Feiyu. Benar apa kata gurunya, kalau semua akan terjawab saat ia keluar dari Mata Air. Kini kutukan yang ia pikir akan memberatkannya, sudah hilang dan ia terbebas dari beban itu. "Terimakasih," ucap Lan Feiyu. "Aku yang seharusnya berterimakasih," jawab putri itu. "Aku harus melanjutkan perjalanan. Sekarang aku masih punya tiga lempeng Vi, satu dibawa gadis bertopeng, kurang empat lempeng lagi yang harus aku dapatkan," ucap Lan Feiyu. "Dua lempeng ada di gunung setan, s