Home / Fantasi / Pendekar Sabre / 45. Kekhawatiran Zizi

Share

45. Kekhawatiran Zizi

last update Last Updated: 2022-06-02 18:27:35

Zizi tengah menyangka kepalanya dengan kedua tangannya yang ia letakkan di dagu. Gadis itu tengah duduk di batu besar yang ada di samping pintu utama Mata Air. Tiga hari sudah ia tidak bertemu dengan Lan Feiyu, gadis itu merasa kesepian karena tidak ada yang dia usili. Zizi memang baru kenal dengan Lan Feiyu beberapa hari saja, tetapi melihat Lan Feiyu marah, melihat tatapan tajam Lan Feiyu dan melihat pria itu yang kesal padanya membuat Zizi senang. Tatapan marah Lan Feiyu adalah candu untuk Zizi. Maka itu Zizi sering mencari gara-gara dengan Lan Feiyu. Tetapi sudah tiga hari ini Lan Feiyu pergi tanpa memberitahu dirinya apa-apa.

"Yizi, menurutmu kemana Aixing?" tanya Zizi. Sebenarnya yang dicari Zizi adalah Lan Feiyu, tetapi yan ia tanyakan adalah Aixing agar temannya tidak curiga. Saat ini Xuan Yi, Ji Lian dan Wei Yizi menemani Zizi yang tengah duduk di batu. Hari sudah menjelang malam, tetapi mereka tidak kunjung kembali ke kamar.

"Kenapa sejak kemarin kamu bertanya Aixing? Jang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pendekar Sabre    46. Masakan Zizi

    Bukan Zizi namanya kalau tidak mempunyai ide yang aneh. Kata Yizi, saat malam hari tidak diperbolehkan masak di dapur, jadi cara satu-satunya yang dimiliki Zizi adalah masak di kamarnya. Zizi menata tungku kecil di sudut ruangan dan memasukkan kayu-kayu kecil di sana. Untuk menghidupkan api tidaklah sulit bagi Zizi, cukup menjentikkan jarinya, api sudah membakar kayu-kayu kecil di tungku. Zizi berdiri, gadis itu tersenyum menata seluruh kamarnya yang bagian jendela sengaja ia buka lebar. Zizi membuka telapak tangannya dan melempar cahaya putih ke seluruh kamarnya. Zizi membentengi kamarnya agar harum masakannya tidak tercium ke luar. Kalau aroma masakannya sampai tercium di luar, Zizi yakin seratus persen ia akan dihukum untuk ke sekian kali. Setelah memastikan aman, Zizi meraih beras dan mencucinya. Zizi tidak bisa masak, gadis itu hanya makan seadanya. Menangkap ikan dan membakarnya dengan menaburkan cabe halus, menangkap ayam hutan dan membakarnya dengan cabe atau pun mencari buah

    Last Updated : 2022-06-02
  • Pendekar Sabre    47. Demi Guru

    "Zizi, asapnya tidak bisa keluar dari kamarmu," ucap Lan Feiyu masih mengibas-kibaskan tangannya ke udara. "Aku memang berniat menyimpannya sampai besok pagi. Kalau besok Yizi sudah masak, aku lepas segelnya. Kalau lepas sekarang bisa ketahuan pengawas. Tadi saja saat aku menunggu guru di depan pintu utama, aku hampir dimakan pengawas," oceh Zizi. Lan Feiyu tercengang mendengar kalimat Zizi yang terakhir.Sadar akan apa yang diucapkan, Zizi segera menggelengkan kepalanya. "Maksudku saat aku berjalan-jalan di sana," ralat Zizi. Gadis itu ingin pergi, tetapi tangan kanannya dicekal oleh Lan Feiyu membuat Zizi terkesiap. Gadis itu menatap tangan besar Lan Feiyu memegang tangannya. "Apa yang kamu katakan benar?" tanya Lan Feiyu. "A ... apa? Aku benar sedang jalan-jalan," jawab Zizi sedikit tergagap. "Tadi saja saat aku menunghu guru di depan pintu utama, aku hampri dimakan pengawas. Apa itu benar?" tanya Lan Feiyu menirukan ucapan Zizi. Zizi tersenyum canggung, gadis itu menggelengkan

    Last Updated : 2022-06-02
  • Pendekar Sabre    48. Menikah?

    "Zizi, bagaimana kalau kamu menceritakan kehidupanmu sebelumnya padaku?" tanya Lan Feiyu menatap gadis di hadapannya yang tampak sibuk merajut kain. Setelah memakan bubur cabe atau lebih tepatnya bubur racun, Lan Feiyu masih berada di kamar Zizi. Pria itu enggan untuk pergi. Lan Feiyu duduk tegap di hadapan Zizi yang saat ini merajut kain sembari duduk dengan menekuk satu sikunya. Sesekali gadis itu akan memotong benang dengan giginya. Sudah tidak terhitung berapa kali Lan Feiyu menegur Zizi, tetapi gadis itu sama sekali tidak peduli. Malam ini sudah beberapa kali Zizi melanggar peraturan Mata Air. Persetan dengan peraturan, toh tidak ada yang tahu. Kalau pun Lan Feiyu ingin menghukumnya, Lan Feiyu tidak akan keberatan. "Zi," panggil Lan Feiyu. Zizi mendongakkan kepalanya menatap Lan Feiyu. "Kenapa guru sangat penasaran dengan kehidupan ku sebelumnya?" tanya Zizi menatap lekat ke arah gurunya. "Tidak apa. Aku menemukanmu di danau kupu-kupu, aku pikir kamu pasti menyenangkan hidup

    Last Updated : 2022-06-03
  • Pendekar Sabre    49. Kegaduhan Zimai

    Zimai berdiri di belakang padepokan dengan mata yang menatap awas ke arah pepohonan. Gadis itu mendengar suara gaduh di balik padepokan Mata Air. Zimai menarik pedangnya bersiaga. Suara gaduh itu semakin terdengar kencang. Zimai berjalan lebih dekat ke arah pepohonan yang menjulang tinggi di balik padepokan. Pohon itu berada di wilayah yang berbeda Mata Air. Apapun yang berada di luar Mata Air tidak akan bisa masuk ke Mata Air, tetapi sebuah pedang masih bisa melesat ke luar sana. Zimai melempar pedangnya ke pepohonan itu. Suara burung unta terdengar sangat nyaring tatkala pohon yang dituju Zimai terkoyok karena pedang gadis itu. Burung unta itu terbang menjauhi pohon diiringi burung-burung kecil yang mengikutinya. "Burung unta milik siapa itu?" tanya Zimai seorang diri. Gadis itu menarik pedangnya dari kejauhan hingga kembali ke tangannya. "Akhhh!" Tubuh Zimai mundur beberapa langkah saat pedang itu kembali ke tangannya. Zimai memegang tangannya dengan erat, pedang Zizmaibergetar

    Last Updated : 2022-06-03
  • Pendekar Sabre    50. Malam Penuh Kasih

    "Kalau bukan di hutan apel, lalu di mana guru Lan mendapatkan apel itu?" tanya Zizi. Zizi sangat penasaran dengan apel yang dibawa Lan Feiyu. Terbesit di pikiran Zizi, apakah Lan Feiyu memperoleh apel dengan susah payah demi dirinya?. Lan Feiyiu menundukkan kepalanya menatap kakinya sendiri, pria itu tersenyum akan kebodohannya saat mendapatkan apel tersebut. Flashback ....Malam yang semakin larut membuat hawa dingin semakin menusuk kulit. Lan Feiyu, Li Haoxi dan Aixing hampir sampai di kawasan danau kupu-kupu. Tinggal menyusuri hutan apel dan mereka akan sampai di danau lalu ke Mata Air. Tiba-tiba Lan Feiyu menghentikan kudanya saat berada di pinggir hutan apel. Lan Feiyu melihat apel yang sangat merah dan terlihat matang. "Guru, ada apa?" tanya Aixing yang khawatir pada gurunya. "Tidak apa-apa, kalian berjalan lah terlebih dahulu," jawab Lan Feiyu. "Apa yang akan guru lakukan?" "Tidak ada. Aku hanya ingin melihat-lihat saja," jawab Lan Feiyu. Li Haoxi dan Aixing menatap Lan

    Last Updated : 2022-06-03
  • Pendekar Sabre    51. Kendali Sihir

    Zizi menatap tanah di belakang Mata Air dengan seksama. Semalam Zizi merasa ada seseorang yang memanggilnya, pun dengan suara gaduh. Zizi berjongkok, memegang tanah itu dengan pelan. "Zizi, ada apa?" tanya Yizi yang datang menghampiri Zizi. "Eitss bau darah," kata Yizi menutup hidungnya. Zizi terdiam, memang ada bau darah di sana. Pandangan Zizi mengarah pada pepohonan yang menjulan tinggi di balik Mata Air."Yizi, ayo kita pergi!" ajak Zizi menarik tangan Yizi untuk pergi dari sana. Saat membalikkan tubuh, mereka mendapati Aixing yang tengah menatap mereka."Kalian dari mana?" tanya Aixing. "Kami hanya melihat-lihat, ada bau darah di-""Tidak ada apa-apa, ayo kita pergi!" Zizi menarik paksa tangan Yizi untuk pergi dari sana. Yizi pun mengikuti langkah Zizi meski dengan langkah yang terseok-seok. Zizi tidak ingin Yizi ikut campur dalam masalah apapun. Kendati demikian, Zizi bisa merasakan kehadiran seseorang yang ada di balik Mata Air. Aura sihir hitam sangat melekat kuat. Aixing

    Last Updated : 2022-06-04
  • Pendekar Sabre    52. Pengendali Sihir

    Aixing, Lan Feiyu, Li Haoxi, Zai Ziliu dan Li Ren menatap Zimai dengan lekat. Saat ini Zimai tidur di ranjang. Gadis itu tidak sadarkan diri setelah ilmu sihir itu tidak lagi mengendalikan tubuhnya. Zizi mendekati Zimai tangan gadis itu menekan leher Zimai. Masih bernyawa, tetapi wajah Zimai sangat pucat. Otot-otot zimai yang tadi keluar kini sudah kembali, hanya saja jejak-jejak hitam di leher Zimai masih terlihat jelas. "Bagaimana bisa ilmu sihir masuk ke Mata Air? Aku sudah menyegelnya sampai ke halaman belakang," ucap Li Haoxi. "Kecuali kalau Zimai yang membuat ulah terlebih dahulu," ucap Zizi membuat semua guru menatap ke arahnya. "Segel dari guru Li memang sangat kuat tidak bisa ditembus dari luar. Tetapi kalau dari dalam yang keluar tetap bisa, kan guru Li?" ujar Zizi sekaligus bertanya. Li Haoxi menganggukkan kepalanya. "Aku menebak kalau Zimai membuat ulah terlebih dahulu dengan melempar pedang, dan ilmu sihir itu datang dengan perantara pedang Zimai," jelas Zizi. "Egghh

    Last Updated : 2022-06-04
  • Pendekar Sabre    53. Pria Yang Menawan

    Yan Liqin berjalan bersama Xiaowen menyusuri jalanan pinggir hutan, pria itu membawa pedangnya sembari menatap ke kanan dan ke kiri. Sepanjang perjalanan, gadis-gadis pemetik buah di pinggir hutan menatapnya penuh kagum. Selama ini belum pernah mereka melihat seorang pria dengan wajah yang sangat tampan. Kali pertamanya Yan Liqin membuka topengnya, semua orang mengagumi parasnya yang sangat tampan. Kulit seputih susu, hidung mancung, dan lesung pipi. terlebih mata Yan Liqin yang sangat indah dengan bulu mata lentik layaknya seorang perempuan. Daya tarik laki-laki itu tetap sama seperti dulu. Xiaowen hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal melihat Yan Liqin yang tebar pesona, sejak keluar dari Lianhua, Yan Liqin terus tebar pesona. Layaknya seorang anak kecil yang tengah membanggakan dirinya dan seolah mengatakan 'akulah yang paling tampan.Xiaowen juga tahu kalau Yan Liqin sangat tampan, andai ia perempuan, ia pasti menyukai Xiaowen. Tetapi sayang ia terlahir laki-laki. "Yan Liqi

    Last Updated : 2022-06-04

Latest chapter

  • Pendekar Sabre    92. Ending

    "Hahaha ... rasain," pekik Zizi mendorong tubuh Ji Lian ke sungai di bawah air terjun. Zizi sudah sembuh sejak kemarin, gadis itu senang saat ia bangun ia mendapati teman-temannya yang datang. Dan saat ini teman-temannya malah tidak mau kembali ke Mata Air. Kata teman-temannya lebih enak di Lianhua dari pada Mata Air. "Zizi, kamu nakal sekali. rasain ini!" pekik Ji Lian menarik tangan Zizi hingga Zizi ikut jatuh ke sungai. Kedua orang itu tertawa dengan nyaring. Wei Yizi dan Xuan Yi demikian. Kedua orang itu sedang saling dorong untuk menjatuhkan lawannya agar jatuh ke air. "Rasain ini, rasain," pekik Wei Yizi mendorong Xuan Yi agar jatuh, tetapi dirinya sendiri lah yang terjatuh ke air. Xuan Yi tertawa dengan kencang, menertawakan Wei Yizi yang jatuh sendiri. Keempat orang itu saling melempar tawa. Zizi memainkan air untuk mengguyurnya ke Wei Yizi. Terlihat jelas di raut wajah mereka kalau mereka sedang bahagia. Kini segala permasalahan yang terjadi sudah teratasi. Lempeng Vi, dan

  • Pendekar Sabre    91. Tersegelnya Lempeng Vi

    Setelah tiga hari, Lan Feiyu sudah sehat seperti sedia kala. Saat ini Lan Feiyu tengah menatap pemandangan yang indah di hadapannya. Pria itu berada di depan tangga yang penuh pohon kertas di kanan dan kirinya. "Lan Feiyu, kita harus mengambil lempeng Vi secepatnya," ucap Li Haoxi pada Lan Feiyu. Lan Feiyu menganggukkan kepalanya. Yan Liqin datang bersama Zizi menghampiri mereka. Yan Liqin menarik bajunya hingga memperlihatkan tubuh atasnya. Cahaya emas keluar dari tubuh Yan Liqin yang menyilaukan. "Aku sudah siap, ambil secepatnya," ucap Yan Liqin. "Kakak," panggil Zizi memegang tangan kakaknya. "Kakak tidak akan kenapa-napa," ucap Yan Liqin meyakinkan adiknya. "Kakak harus janji padaku kalau kakak akan baik-baik saja!" pinta Zizi. "Zizi, kultivasi di diri kakak tidak rendah, hanya mengeluarkan lempeng Vi tidak akan sulit buat kakak." "Apa nanti kekuatan kakak akan hilang?" "Tidak," jawab Yan Liqin. Yan Liqin mengajak Lan Feiyu, Li Haoxi dan Li Ren menuju ruang pengobatan.

  • Pendekar Sabre    90. Damai

    Lianhua yang berarti teratai, seperti namanya, tempat ini dipenuhi dengan bunga teratai yang sangat indah. Lan Feiyu, Zizi, Aixing, Li Ren, Li Haoxi, Xiaowen, Yan Liqin, dan Wei Yizi memijakkan kakinya di gerbang utama Lianhua yang sangat megah. Zizi menatap takjup ke arah air terjun di samping istana yang penuh dengan bunga kertas. Di samping kanan ada lapangan yang sepertinya digunakan oleh Yan Liqin untuk berlatih, sedangkan di sampingnya ada danau dengan banyak bunga teratai. Di sisi kiri, ada istana megah dengan banyak bunga kertas di sana. Zizi tidak bisa menghentikan kekagumannya menatap ke sana. Lan Feiyu yang masih setengah sadar ikut takjup melihat tempat yang ditinggali Yan Liqin. Yan Liqin menolehkan kepalanya, pria itu melihat Lan Feiyu yang lemas dibantu Xiaowen. Yan Liqin menghampiri Xiaowen, pria itu menarik tangan Lan Feiyu dan mengalungkan ke lehernya. Yan Liqin menggendong tubuh Lan Feiyu. "Aku masih bisa jalan sendiri," ucap Lan Feiyu. "Xiowen, panggilkan tabib

  • Pendekar Sabre    89. Kemenangan

    "Li Zimai, ini sangat tidak masuk akal. Kamu sudah lama berlatih di Mata Air, kamu juga menguasai ilmu sabre yang baik. Aku pernah melawanmu, dan aku tahu betul bagaimana kemampuanmu. Tetapi hanya karena alasan sepele, kamu membelot mengikuti kultivasi hitam. Sangat konyol," ujar Zizi menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang konyol bagiku. Ini bukan salahku, tetapi salah kalian. Siapa kamu Zizi, kamu adalah gadis yang tidak tahu diri. Karena kamu, aku tidak lagi punya tempat di Mata Air." "Kalau sejak awal kamu menginginkan tempat di Mata Air, kamu bisa mengatakannya padaku. Dengan senang hati aku akan keluar. Tetapi yang saat ini kamu lakukan, kamu sudah menghianati kepercayaan Klanmu sendiri. Kamu dibesarkan oleh Guru Li, tetapi saat besar kamu menjadi musuh dalam selimut. Kamu menikam kami semua dengan menghadang perjalanan kami saat mencari lempeng Vi. Yang lebih tidak tahu malu itu kamu!" tunjuk Zizi dengan marah. "Guru Li, Lan Feiyu dan Aixing bekerja keras untuk mendapatkan

  • Pendekar Sabre    88. Di Balik Gadis Bertopeng

    Suasana semakin ricuh saat mereka terus beradu kekuatan. Zizi tidak tinggal diam, perempuan itu ikut menyerang menggunakan pedangnya. Tidak sengaja Zizi menebas tangan Yu Yulong saat pria itu akan pergi. Yu Yulong mati di tempat karena Zizi. Ji Nian, Wei Mingho yang menjadi provokasi dalam pengepungan itu pun kini kuwalahan dengan keberaniannya sendiri. Kini pertarungan menjadi dua kubu, kubu yang dipimpin Wei Minghao dan kubu yang dipimpin oleh Yan Liqin. Kekuatan Yan Liqin saat ini menjadi kekuatan paling kuat, penguasa gunung setan sudah ia taklukkan. menaklukkan barisan orang serakah yang saat ini ada di depannya tidak membuat Yan Liqin gentar. Aixing mengeluarkan busurnya, pria itu melesakkan tujuh anak panah yang mengeluarkan api. Seketika bisa membunuh orang-orang yang akan menyerangnya. Selalu ada yang dikorbankan untuk sesuatu yang lebih besar. Bukan Lan Feiyu ingin membuat keributan hingga banyak nyawa yang tumbang, tetapi demi perdamaian di kemudian hari. Orang-orang yang

  • Pendekar Sabre    87. Pengepungan

    "Aku akan membawa Zizi," ucap Lan Feiyu. Namun, Yan Liqin segera membopong tubuh Zizi, pria itu membawa Zizi dalam gendongannya. "Aku bilang aku yang bawa Zizi," ucap Lan Feiyu menghadang Yan Liqin yang akan berjalan. "Aku kakakknya, aku yang berhak membawanya," jawab Yan Liqin. "Aku kekasihnya," kata Lan Feiyu. "Lan Feiyu, kita bahas di luar. Di gua ini menyerap energi," ucap Li Haoxi menarik tangan Lan Feiyu agar menyingkir dari Yan Liqin. Yan Liqin meninggalkan Lan Feiyu, pria itu berjalan keluar dari gua. Lan Feiyu, Li Haoxi, dan Aixing mengikuti Yan Liqin. Saat mereka sampai di luar, langit yang tadi saat mereka datang berwarna gelap, kini menjadi cerah seketika. Gunung setan itu kini tidak lagi tandus dan kering, hewan-hewan yang tadi ada di sana juga hilang seketika. "Eh, keadaan tanah sudah tidak tandus lagi," ucap Aixing menatap tanah yang sudah terlihat subur. "Anyao sudah mati, sihir jahat yang dia kelola ikut musnah," kata Yan Liqin. "Kamu mau membawa Zizi kemana?

  • Pendekar Sabre    86. Pemenang

    Zizi memeluk tubuh Yan Liqin dengan erat, pun dengan Yan Liqin yang membalas pelukan adiknya tidak kalah erat. Bertahun-tahun mereka berpisah, dan kali ini mereka dipertemukan. Yan Liqin merasakan dadanya yang basah karena tangisan adiknya, pun dengan dirinya yang tidak bisa membendung air matanya. Setiap detiknya ia sangat merindukan Zizi, baru kali ini ia bisa menemui adiknya. Setelah Yan Liqin meminta Xiaowen untuk mencari jejak Lan Feiyu, akhirnya Yan Liqin bisa menemukan Lan Feiyu beserta adiknya di gunung Setan. Aixing, Lan Feiyu dan Li Haoxi terdiam melihat Yan Liqin dan Zai Ziliu saling berpelukan. Yan Liqin mengelus kepala adiknya dengan lembut. "Kakak, selama ini kakak kemana saja? Kakak sudah janji padaku untuk kembali dengan cepat, tetapi ini sudah sepuluh tahun kakak baru datang," ucap Zizi menangis sesenggukan. "Maafkan kakak," jawab Yan Liqin. Yan Liqin mengurai pelukannya dengan adiknya, tetapi Zizi menahannya. Zizi terus memeluk tubuh Yan Liqin dengan erat. "Jang

  • Pendekar Sabre    85. Bertemu Kembali

    Di gua hutan tembakau, Wei Yizi menatap penyendera dirinya yang masih asik tertidur di atasnya. Suara langkah kaki membuat Wei Yizi dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Yan Liqin, tidak hanya itu, Wei Yizi juga menendang Yan Liqin dengan kencang. "Ada apa?" tanya Xiaowen yang membuat Wei Yizi terkesiap. Tanpa menjawab pertanyaan Xiaowen, Wei Yizi segera pergi dari sana. Gadis itu berlari keluar dan kembali ke tempat temna-temannya berada. Napas wei Yizi naik turun, dadanya berdetak cepat dan jantungnya sangat bertalu-talu. "Wei Yizi, kamu dari mana? Yan Liqin tidak berbuat jahat padamu, Kan?" tanya Xuan Yi yang khawatir. Wei Yizi menggeleng, "Yan Liqin tidak berbuat apa-apa padaku," jawabnya. "Semalaman kamu hilang, aku pikir Yan Liqin sudah berbuat jahat padamu."Wei Yizi membulatkan matanya mendengar ucapan Ji Lian. Ia tidak menyangka kalau sudah semalam penuh ia tidur seraya menyangga tubuh Yan Liqin. Yizi pikir itu hanya sesaat, tetapi ternyata sudah semalaman. Wei Yizi menepu

  • Pendekar Sabre    84. Hilang Kutukan

    "Aku adalah putri bunga yang dikutuk oleh tetua karena aku mencintai orang dari klan iblis. Aku berada di sini sudah ratusan tahun. Tidak aku sangka, sekarang aku bisa bebas dari kutukan ini," ucap putri bunga yang sangat cantik. Putri bunga itu memetik bunga peony di sampingnya dan memberikannya pada Lan Feiyu. "Kutukan itu sudah hilang sekarang, sama seperti kutukanmu yang hilang. Dengan menyelamatkanku, lima ratus kutukanmu yang tersisa sudah hilang," ucap putri bunga itu. Senyum tipis tersungging di bibir Lan Feiyu. Benar apa kata gurunya, kalau semua akan terjawab saat ia keluar dari Mata Air. Kini kutukan yang ia pikir akan memberatkannya, sudah hilang dan ia terbebas dari beban itu. "Terimakasih," ucap Lan Feiyu. "Aku yang seharusnya berterimakasih," jawab putri itu. "Aku harus melanjutkan perjalanan. Sekarang aku masih punya tiga lempeng Vi, satu dibawa gadis bertopeng, kurang empat lempeng lagi yang harus aku dapatkan," ucap Lan Feiyu. "Dua lempeng ada di gunung setan, s

DMCA.com Protection Status