Ranina dan Putri Kesha langsung bersujud layaknya menghormat seorang putra mahkota dan pastinya orang yang bakal jadi raja berikutnya kelak.Pangeran Hasom terlihat mendongakan wajahnya, menunjukan keangkuhan dan pastinya kedudukannya, hingga Ranina dan Putri Kesha hilang respecknya seketika.Kalau Ranina masih tersenyum, tapi sebenarnya senyum ejekan, Putri Kesha malah makin diam sambil mengalihkan pandangan ke lantai, kesannya menunduk hormat, padahal si putri jelita ini malas menatap wajah Pangeran Hasom, yang walaupun tampan tapi angkuh.Prabu Tago lalu memerintahkan agar mayat ke 5 orang itu disingkirkan, pesta terpaksa dibubarkan saat itu juga, karena adanya kejadian luar biasa ini.Semua tamu pun rame mengisahkan kejadian luar biasa ini, karena baru kali ada pembokong yang nekat ingin menghabisi Prabu Tago, di tengah acara resmi kerajaan lagi dan di tonton banyak tamu undangan VVIP, serta penjagaan yang super ketat.Yang tak kalah menghebohkan lagi tentu saja nama Putri Kesha d
Sampai tengah malam keduanya terus berunding, hingga sampai pada kesimpulan, mereka mencari waktu yang pas kabur dari padepokan mewah milik Putri Remi ini, seandainya sang putri itu tetap memaksa keduanya menjadi pengawal khusus Prabu Tago. Lucunya, kalau biasanya mereka tidur terpisah di kamar masing-masing, malam ini Putri Kesha ikut tidur di kamar Ranina.Padepokan Putri Remi ini memiliki ratusan kamar-kamar yang ditempati murid-muridnya, yang kesemuanya wanita, dengan pakaian seragam merah dan hitam.Tentu saja semua murid-muridnya ini berilmu tinggi dan juga sangat kejam pada musuh-musuhnya, baik Ranina maupun Putri Kesha sudah tahu hal ini.Tapi yang bikin keduanya kadang risih, diam-diam banyak murid-murid Putri Remi ini kadang sengaja diumpankan pada pejabat-pejabat kerajaan.Tujuannya pastilah soal ekonomi dan juga ambisi besar Putri Remi, yang seolah menjadi ‘Ratu’ tanpa kerajaan di wilayan perbatasan ini, itulah sebabnya padepokan ini terlihat mewah, bak hotel bintang 5 s
"Maukah mau bantu aku, kelak kalau rencana ini berhasil, aku tak akan melupakan kamu!” Pangeran Hasom kini dengan berani mendekati Putri Remi dan tangannya mulai menjamah jari lentik putri ini.Putri Remi berlakon bak gadis yang lugu, dia sengaja malu-malu, tapi bukannya menarik tangannya, justru membalas meremas tangan kokoh Pangeran Hasom.“Bantu…bantua bagaimana pangeran…?” Putri Remi pura-pura tak paham, suaranya malah lebih mirip desahan.Pangeran Hasom lalu berbisik ke telinga Putri Remi, sampai meremang bulu kuduk si putri ini, bahkan pipinya sampai bersentuhan dengan hidung Pangeran Hasom, hingga nafsunya sesaat bangkit diperlakukan begitu oleh pangeran tampan ini.“Waduhhh…aku tak berani…ini sangat berbahaya pangeran,” bisik Putri Remi dan bersandiwara seakan ketakutan, tapi lucunya dia malah memeluk tubuh Pangeran Hasom.Pangeran Hasom bukan anak kemarin sore soal wanita, dia langsung balas memeluk Putri Remi dan menciumi bibir mantan selir Prabi Dipa ini, sesaat keduanya be
Prabu Tago kini sudah berada dalam kamar mewah ini, berkali-kali dia menahan nafas saking senangnya malam ini bakal menikmati dua bidadara sekaligus.Pelan-pelan dia mulai melepas pakaian luarnya, lalu sesekali mengelus tubuh Ranina dan Putri Kesha yang masih belum sadar.10 pengawal khususnya sudah berjaga-jaga, agar tak ada yang berani mati mengganggu kesenangan sang Maharaja Surata ini.Tiba-tiba muncullah seseorang yang mengenakan cadar, terlihat dia ingin mendobrak kamar di mana Prabu Tago berada di dalam.Tentu saja ke 10 pengawal ini langsung bergerak mengepung pria bercadar hitam ini, tanpa banyak cakap pria ini melakukan perlawanan dan perkelahian seru pun terjadi.Ternyata pria bercadar itu bukan orang sembarangan, ke 10 pengawal Prabu Tago yang juga berilmu sangat tinggi sampai kewalahan melayani orang tak di kenal ini.Sudah bukan rahasia lagi, ke 10 pengawal ini merupakan orang kepercayaan sang prabu, kalau dia membawa selir-selirnya atau bertemu wanita yang disukai, maka
Kita tinggalkan Putri Remi dan Pangeran Hasom yang tak mengira malam itu gagal membunuh sang Raja Tago, dan malah kini kehilangan Ranina dan Putri Kesha.Sehingga sebagai pelipur lara, sambil menunggu badannya sembuh, kedua manusia berbeda usia ini kembali memadu kasih hingga berhari-hari.Lama-lama Pangeran Hasom justru makin menyukai Putri Remi, dia merasa cocok dengan wanita yang usianya berbeda hampir 19 tahun dengannya ini. Apalagi Putri Remi walaupun sudah berumur, tapi tetap kencang dan cantik dan pastinya bisa memuaskan sang pangeran ini.Kenapa Putri Remi terlihat bak wanita 25 tahunan?Itu tak lain dari sebuah ramuan ajaib, yang tak secara sengaja dia dapat dari seorang dukun wanita asal India, yang memberinya ramuan awet muda, kala putri petualang ini merantau sampai ke ujung pulau borneo.Sehingga Putri Remi walaupun usianya kini hampir 39 tahunan, tapi penampilannya tetap awet cantik jelita hingga kini, tak ada kerutan apalagi uban di rambutnya yang gemuk dan panjang sert
“Pas kalian di masukan ke dalam kamar, dan aku saat itu diam-diam menyelidiki, aku kaget karena kalian sudah di bius dalam sebuah kamar. Aku terus bersembunyi sampai malam, tak lama datang kereta mewah yang dikawal 10 orang, yang ternyata berisi Raja Tago,” sampai di sini Sembara berhenti bercerita.Ranina dan Putri Kesha saling pandang. “Kurang ajar, kita ternyata mau diumpankan ke raja mata keranjang itu, tak ku sangka Putri Remi sangat jahat, kita dibiusnya lalu diberikan ke raja itu,” ceplos Ranina marah.Dia kini bisa merangkai kejadian yang menyebabkan dirinya bersama Putri Kesha akhirnya sampai ke sini.Sembara melanjutkan kisahnya, saat itulah dia kaget melihat ada bayangan bercadar berkelahi dengan pengawal Raja Tago.“Saat bayangan bercadar itu di bawa seseorang, yang sepintas ku liat seorang wanita, aku masuk ke kamar di mana kalian berada dan menghajar Prabu Tago yang saat itu…maaf…sedang membuka pakaian kalian berdua, lalu aku membawa kabur kalian secepat-cepatnya ke sini
Namun Sembara menahan diri, karena ingat menghadapi seorang Nyi Sumi saja dia keok, apalagi pendekar-pendekar lain, termasuk musuh bebuyutannya, Palasi dan gurunya Ki Sohail.Dua orang yang bakal dibikin perhitungan Sembara yang sangat marah, karena telah membuat dia terjungkal ke Sungai Barito dan hampir tewas, andai tak ditolong Kakek Manyan.Kini Sembara sudah berubah bak bangsawan muda yang tampan dan perlente, Sembara seolah menjelma jadi Pendekar Asmara masa kini.Tentu saja dia lebih tampan, lebih sakti dan pastinya memiliki tubuh yang sangat kokoh dan kuat, berkat rajin latihan silat. Sembara kini dan 3 tahunan lalu benar-benar berubah 180 derajat, wajahnya makin tampan, makin wangi dan tentu saja makin sakti.Dia pun menuju ke restoran yang berada tak jauh dari rumah judi, dia duduk saja sambil menikmati makanan dan minuman, sangat lama dia tak menikmati makanan se enak ini.Saat itulah Sembara melihat seorang tua yang sedang di pukuli dua centeng di depan rumah judi terse
“Tenang…aku membawa ini,” Sembara lalu meletakan sekantong uang nya, begitu di buka terdapat 20 keping uang emas dan 50 an keping uang perak.Para penjudi langsung berseru woww, karena ini modal yang sangat besar. Sementara mereka paling hanya 50 uang perak atau paling banyak 2 atau 3 keping uang emas.“Hmm…baiklah…cukup itu, kita mulai, perhatikan yaa!” si tukang dadu yang matanya sipit sebelah ini lalu memutar tiga biji dadunya di sebuah wadah, lalu setelah mulai berputar, diapun mulai menutup biji dadu itu.Kini Sembara anteng sambil menatap dadu yang sudah di tutup rapat tersebut, tangannya bergerak pelan, tak ada yang tahu, Sembara sudah mengerahkan sedikit tenaga dalamnya melalui meja judi dadu ini.“Ayo pasang, berapa angkanya, atau kalian mau bertaruh yang angka gede, besar atau kecil, hadiahnya 2X lipat?” pancing si bandar dadu ini.Para penjudi sesaat diam, lalu mulai melempar ke depan, di mana deretan angka-angka tertera, mereka tak berani ambil resiko, sehingga memilih sam
Yang bercadar satunya yang ternyata Putri Milina juga melepas penutup wajahnya, hingga Malaki bengong melihat kecantikan si putri ini. Putri Milina mendekati Malaki dan memeluk bocah tampan ini. “Kamu siapa..?” Malaki menatap bengong melihat si putri jelita ini. “Malaki…ayo beri hormat pada calon kakak ipar kamu…Putri Milina!” Putri Dafina mendekat dan Putri Milina langsung bersujud di hadapan wanita yang masih cantik jelita ini. Putri Dafina buru-buru mengangkat calon mantunya ini dan memeluk erat, sambil mengecup pipi glowing Putri Milina, sehingga si putri jelita ini terharu, tak menyangka orang tua kekasihnya sehangat dan se ramah ini. Setelah memeluk Putri Remi, Sembrana juga bersujud di hadapan ayahnya Pangeran Remibara dan langsung di tarik ayahnya agar berdiri. Lalu keduanya di ajak masuk ke dalam Istana Pasir Berlumpur, Putri Remi sangat senang bertemu kembali dengan Putri Milina. Kedua gadis jelita yang berbeda usia hingga 4 tahunan ini bak sahabat lama, selalu bersenda
“Dia ayah kandungku…kenapa aku harus kualat dengan dirimu? Siapakah kamu sebenarnya?” Sembrana bertanya heran, hingga amarahnya jadi turun seketika.“Aku Jalina dan dia adikku Jalini, asal kamu tahu, kami berdua bekas istri ayahmu, tangan kami buntung karena dulu membela ayah kamu itu!”Sembrana sampai terdiam saking kagetnya, masa ayahnya punya istri kedua wanita ini, walaupun kini sudah tua, memang masih terlihat bekas-bekas kecantikannya, tapi penampilan keduanya agak menor.“Hmm…begitu yaa…baiklah, aku ampuni jiwa kalian hari ini, sekarang juga pergilah dari sini, karena tempat ini milik sahabatku 3 Pendekar Tikus Kuburan yang kalian rampas dulu!” sungut Sembrana.Sembrana lalu berpaling ke arah Ki Paju yang celakanya masih hidup, karena dia memiliki ilmu kanuragan yang hebat.Sangat mengerikan melihat tokoh jahat ini dalam kondisi yang mengenaskan, tubuhnya terlihat masih berkelonjotan, dari mulutnya terdengar suara seperti babi di sembelih, matanya melotot menahan penderitaannya
“Hmm…kamu pasti sudah lupa, saking terbiasanya berbuat kejahatan, lupakah kamu di Kampung Marawis dulu, kamu hampir saja memperkosa seorang wanita yang ku sayangi, lalu dengan kejam menyeret tubuh seorang bocah, hingga hampir mati…?”Ki Paju terdiam sesaat, mata julingnya terus menatap wajah pemuda ini, bahkan 3 Pendekar Tikus Kuburan juga terdiam.Termasuk Putri Milina yang kini muncul dari persembunyiannya, hingga anak buah Ki Paju melotot melihatnya.Mereka bak melihat seorang bidadari keluar dari empang, mereka tak memperdulikan Ki Paju yang masih melongo, serta 3 pendekar tikus kuburan yang menatap Ki Paju, mereka lebih aseek menatap wajah si jelita ini.“Huhh sudah ratusan bahkan mungkin ribuan wanita yang ku perkosa, lalu ku bunuh, aku tak kenal siapa kamu, juga wanita dan bocah yang kamu omongkan!” sentak Ki Paju.Blarrrr…sebuah pukulan dingin langsung Sembrana lontarkan, akibatnya tubuh Ki Paju terjengkang dan menimpa teras bangunan ini.Teras ini hancur berantakan, tubuh Ki
Sembrana terpaksa menghentikan aksinya, walaupun Putri Milina terlihat mulai terpancing dan pasrah.Sebagai pendekar sakti, pemuda ini mendengar suara kresek-kresek walaupun masih jauh, tapi agaknya sedang menuju ke tempat mereka.“Bangun sayang, kayaknya kita kedatangan tamu!” bisik Sembrana, hingga Putri Milinna kaget dan buru-buru bangkit sambil merapikan pakaiannya.“Pangeran Sembranaaa…!” teriak seseorang dengan logat agak-agak ngondek.Ternyata yang datang adalah Ki Jerink dan dua rekannya, si Jenggot serta si Gendut, alias 3 pendekar tikus kuburan.Sembrana dan Putri Milina kini sudah berdiri menyambut ke tiganya.“Hadeuhh capek dehh, kalian berdua cepat banget lari-nya!” Ki Jerink terlihat ngosan-ngosan.Hingga Putri Milina senyum sendiri melihat pria yang agak melambai tapi pintar merias ini, lucu sekali di matanya.“Ki Jering, Ki Gendut dan Ki Jenggot ada apa kalian menyusul kami?” Sembrana menatap ketiganya bergantian.“Maaf sebelummya Pangeran Sembrana, Tuan Putri Milina,
Wanita kalau di tembak terang-terangan akan malu, begitu juga dengan Putri Milina, si jelita ini malah meninggalkan Sembrana.Bukan merajuk atau marah, justru merasa jengah dan bingung harus berbuat apa, padahal dulu saat bersama selama 3 tahunan dalm sebuah gua, mereka bak lintah selalu lengket dan tak mau jauh-jauhan.Melihat hal ini pemuda inipun cepat-cepat menyusul dan menggandeng tangannya adik angkatnya yang kini sudah di lamarnya, tapi belum ada jawaban ya atau tidak dari Putri Milina.Tapi Putri Milina langsung mengibaskan tangannya, karena kini mereka jadi pusat perhatian para prajurit, bahkan ada yang nakal mensuiti keduanya, sehingga wajah Putri Milina makin merah dadu.Begitu sampai di depan Pangeran Remibara, yang masih bersama Putri Remi dan Pangeran Dursana, Sembrana langsung bersujud di depan ayah kandungnya ini.Sebagai pendekar berpengalaman Remibara paham, ada sesuatu yang ‘spesial’ diantara dua orang muda ini, dalam hati tentu saja dia mendukung hubungan keduanya.
“Percuma kalian lari, kali ini aku tak bakal melepaskan kalian lagi!” Sembrana menebarkan ancaman sehingga kedua orang ini makin keder saja.Saat mereka mengeroyok pemuda ini saja dengan 6 orang sakti lainnya mereka keok, apalagi kini hanya berduaan.Ki Bado dan Ki Jarot saling pandang, lalu dengan cepat keduanya menerjang maju, keduanya mencabut pedangnya mengarahkan ke dada Sembrana.Sembrana menangkis dengan jurus bangkui menerkam elang, dan tiba-tiba hawa langsung berubah sangat dingin yang menyambar dari samping.Hal ini membuat Ki Badp dan Ki Jarot menggigil dan terhuyung. Sembrana melangkah maju dan menyambar keduanya.Ki Bado dan Ki Jarot memutar pedangnya, tapi keduanya kaget, hawa pukulan tangan Sembrana malah berubah kali ini, yakni serangannya menjadi sangat panas.Sembrana juga menangkis sehingga kedua pedang itu meleset, tiba-tiba Sembrana memekik keras, tubuhnya bergerak sangat cepat dan ia mendorongkan kedua tanga
Sembrana kaget bukan main, tapi pemuda ini justru kagum dengan ayahnya yang tenang-tenang saja.“Pengecut…kalau sampai adiku dan sepupuku kalian penggal lehernya, maka sampai ke lubang neraka pun aku akan mencari kalian dan memotong-motong tubuh kalian, lalu tubuh kalian berdua ku berikan pada anjing liar di hutan!”Keras dan tegas ucapan Sembrana, hingga bikin kaget semua orang, bagaimana seorang keturunan Pendekar Tampan Berhati Kejam ini agaknya tak kalah ganas dengan ayahnya sendiri.Apalagi setelah kini mereka menyaksikan sendiri, bagaimana hebatnya kepandaian pemuda ini, yang tak berselisih jauh dengan Pangeran Remibara.“Sembrana…kamu tenang dulu, hmm…apa keinginan kamu Ki Jarot dan Ki Bado, sebutkan lah. Tak perlu kamu secara pengecut jadikan anakku dan kemenakanku sebagai tameng!” sela Remibara dengan suara pelan, tapi dengan intonasi kuat, karena pendekar ini menggunakan tenaga dalam.Melihat k
Setelah menghela nafas, Pangeran Remibara tersenyum melihat aksi sihir Ki Ucai, kalau orang lain memandang Ki Ucai bak monster yang menakutkan.Tapi bagi Remibara, kakek ini hanya samar-samar bentuk tubuhnya berubah dari semula, bukan seperti monster yang menakutkan.Sembrana pun sama, dia melihat Ki Ucai tetap seperti semula, bertubuh kurus dan berbaju pertapa, bukan seperti monster seperti yang ribut di suarakan ribuan orang yang terpengaruh ilmu sihir ini.Pengaruh batu mestika ular raksasa yang dia makan dulu, ternyata membuat batin dan kekuatan tenaga dalam Sembrana sangat kokoh, sehingga dia tak terpengaruh.Walaupun ada getaran-getaran kuat saat menatap wajah Ki Ucai, tapi Sembrana dengan sekali helaan nafas mampu membuang pengaruh itu.Termasuk Putri Milina, juga tak terpengaruh, dia sama dengan Sembrana, sudah memakan batu mestika itu, sehingga dia senyum-senyum saja melihat Ki Ucai.Tapi memandang kagum ke Pangeran Remibara yang terlihat tenang sekali dengan senyum tak lepas
Tiba-tiba melayanglah 8 orang sekaligus ke atas panggung, yakni Pangeran Ki Jarah, diikuti Arya dan Arjun Kamandani, Pangeran Sultana, Pangeran Uyut, Ki Bado, Nyai Rumpi dan Ki Jarot. Dan mereka kini mengurung Pangeran Remibara di tengah-tengah panggung yang tak terlalu besar ini, semua orang langsung melongo. Sembrana yang melihat ini langsung gelisah, sehebat-hebatnya ayahnya, apakah sanggup melawan 8 orang sakti ini sekaligus? “Hmm…kamu telah menantang kami sekaligus, heii para undangan yang terhormat semuanya, kalian adalah saksi hari ini, di depan kita Pangeran Remibara menantang kami semua sebagai orang yang pun hajat dan mengganggu acara kita." "Jadi kalau dia kalah, jangan dibilang kami main keroyokan, karena si pangeran ini terlalu sombong, dan dialah yang duluan bikin perkara!” Ki Jarah ternyata sangat cerdik, dia mulai memainkan siasatnya liciknya, dia paham, kalau mereka maju satu persatu, maka nasib mereka tak bakal beda jauh dengan Kakek Kofa, yang barusan di perma