Sampai tengah malam keduanya terus berunding, hingga sampai pada kesimpulan, mereka mencari waktu yang pas kabur dari padepokan mewah milik Putri Remi ini, seandainya sang putri itu tetap memaksa keduanya menjadi pengawal khusus Prabu Tago. Lucunya, kalau biasanya mereka tidur terpisah di kamar masing-masing, malam ini Putri Kesha ikut tidur di kamar Ranina.Padepokan Putri Remi ini memiliki ratusan kamar-kamar yang ditempati murid-muridnya, yang kesemuanya wanita, dengan pakaian seragam merah dan hitam.Tentu saja semua murid-muridnya ini berilmu tinggi dan juga sangat kejam pada musuh-musuhnya, baik Ranina maupun Putri Kesha sudah tahu hal ini.Tapi yang bikin keduanya kadang risih, diam-diam banyak murid-murid Putri Remi ini kadang sengaja diumpankan pada pejabat-pejabat kerajaan.Tujuannya pastilah soal ekonomi dan juga ambisi besar Putri Remi, yang seolah menjadi ‘Ratu’ tanpa kerajaan di wilayan perbatasan ini, itulah sebabnya padepokan ini terlihat mewah, bak hotel bintang 5 s
"Maukah mau bantu aku, kelak kalau rencana ini berhasil, aku tak akan melupakan kamu!” Pangeran Hasom kini dengan berani mendekati Putri Remi dan tangannya mulai menjamah jari lentik putri ini.Putri Remi berlakon bak gadis yang lugu, dia sengaja malu-malu, tapi bukannya menarik tangannya, justru membalas meremas tangan kokoh Pangeran Hasom.“Bantu…bantua bagaimana pangeran…?” Putri Remi pura-pura tak paham, suaranya malah lebih mirip desahan.Pangeran Hasom lalu berbisik ke telinga Putri Remi, sampai meremang bulu kuduk si putri ini, bahkan pipinya sampai bersentuhan dengan hidung Pangeran Hasom, hingga nafsunya sesaat bangkit diperlakukan begitu oleh pangeran tampan ini.“Waduhhh…aku tak berani…ini sangat berbahaya pangeran,” bisik Putri Remi dan bersandiwara seakan ketakutan, tapi lucunya dia malah memeluk tubuh Pangeran Hasom.Pangeran Hasom bukan anak kemarin sore soal wanita, dia langsung balas memeluk Putri Remi dan menciumi bibir mantan selir Prabi Dipa ini, sesaat keduanya be
Prabu Tago kini sudah berada dalam kamar mewah ini, berkali-kali dia menahan nafas saking senangnya malam ini bakal menikmati dua bidadara sekaligus.Pelan-pelan dia mulai melepas pakaian luarnya, lalu sesekali mengelus tubuh Ranina dan Putri Kesha yang masih belum sadar.10 pengawal khususnya sudah berjaga-jaga, agar tak ada yang berani mati mengganggu kesenangan sang Maharaja Surata ini.Tiba-tiba muncullah seseorang yang mengenakan cadar, terlihat dia ingin mendobrak kamar di mana Prabu Tago berada di dalam.Tentu saja ke 10 pengawal ini langsung bergerak mengepung pria bercadar hitam ini, tanpa banyak cakap pria ini melakukan perlawanan dan perkelahian seru pun terjadi.Ternyata pria bercadar itu bukan orang sembarangan, ke 10 pengawal Prabu Tago yang juga berilmu sangat tinggi sampai kewalahan melayani orang tak di kenal ini.Sudah bukan rahasia lagi, ke 10 pengawal ini merupakan orang kepercayaan sang prabu, kalau dia membawa selir-selirnya atau bertemu wanita yang disukai, maka
Kita tinggalkan Putri Remi dan Pangeran Hasom yang tak mengira malam itu gagal membunuh sang Raja Tago, dan malah kini kehilangan Ranina dan Putri Kesha.Sehingga sebagai pelipur lara, sambil menunggu badannya sembuh, kedua manusia berbeda usia ini kembali memadu kasih hingga berhari-hari.Lama-lama Pangeran Hasom justru makin menyukai Putri Remi, dia merasa cocok dengan wanita yang usianya berbeda hampir 19 tahun dengannya ini. Apalagi Putri Remi walaupun sudah berumur, tapi tetap kencang dan cantik dan pastinya bisa memuaskan sang pangeran ini.Kenapa Putri Remi terlihat bak wanita 25 tahunan?Itu tak lain dari sebuah ramuan ajaib, yang tak secara sengaja dia dapat dari seorang dukun wanita asal India, yang memberinya ramuan awet muda, kala putri petualang ini merantau sampai ke ujung pulau borneo.Sehingga Putri Remi walaupun usianya kini hampir 39 tahunan, tapi penampilannya tetap awet cantik jelita hingga kini, tak ada kerutan apalagi uban di rambutnya yang gemuk dan panjang sert
“Pas kalian di masukan ke dalam kamar, dan aku saat itu diam-diam menyelidiki, aku kaget karena kalian sudah di bius dalam sebuah kamar. Aku terus bersembunyi sampai malam, tak lama datang kereta mewah yang dikawal 10 orang, yang ternyata berisi Raja Tago,” sampai di sini Sembara berhenti bercerita.Ranina dan Putri Kesha saling pandang. “Kurang ajar, kita ternyata mau diumpankan ke raja mata keranjang itu, tak ku sangka Putri Remi sangat jahat, kita dibiusnya lalu diberikan ke raja itu,” ceplos Ranina marah.Dia kini bisa merangkai kejadian yang menyebabkan dirinya bersama Putri Kesha akhirnya sampai ke sini.Sembara melanjutkan kisahnya, saat itulah dia kaget melihat ada bayangan bercadar berkelahi dengan pengawal Raja Tago.“Saat bayangan bercadar itu di bawa seseorang, yang sepintas ku liat seorang wanita, aku masuk ke kamar di mana kalian berada dan menghajar Prabu Tago yang saat itu…maaf…sedang membuka pakaian kalian berdua, lalu aku membawa kabur kalian secepat-cepatnya ke sini
Namun Sembara menahan diri, karena ingat menghadapi seorang Nyi Sumi saja dia keok, apalagi pendekar-pendekar lain, termasuk musuh bebuyutannya, Palasi dan gurunya Ki Sohail.Dua orang yang bakal dibikin perhitungan Sembara yang sangat marah, karena telah membuat dia terjungkal ke Sungai Barito dan hampir tewas, andai tak ditolong Kakek Manyan.Kini Sembara sudah berubah bak bangsawan muda yang tampan dan perlente, Sembara seolah menjelma jadi Pendekar Asmara masa kini.Tentu saja dia lebih tampan, lebih sakti dan pastinya memiliki tubuh yang sangat kokoh dan kuat, berkat rajin latihan silat. Sembara kini dan 3 tahunan lalu benar-benar berubah 180 derajat, wajahnya makin tampan, makin wangi dan tentu saja makin sakti.Dia pun menuju ke restoran yang berada tak jauh dari rumah judi, dia duduk saja sambil menikmati makanan dan minuman, sangat lama dia tak menikmati makanan se enak ini.Saat itulah Sembara melihat seorang tua yang sedang di pukuli dua centeng di depan rumah judi terse
“Tenang…aku membawa ini,” Sembara lalu meletakan sekantong uang nya, begitu di buka terdapat 20 keping uang emas dan 50 an keping uang perak.Para penjudi langsung berseru woww, karena ini modal yang sangat besar. Sementara mereka paling hanya 50 uang perak atau paling banyak 2 atau 3 keping uang emas.“Hmm…baiklah…cukup itu, kita mulai, perhatikan yaa!” si tukang dadu yang matanya sipit sebelah ini lalu memutar tiga biji dadunya di sebuah wadah, lalu setelah mulai berputar, diapun mulai menutup biji dadu itu.Kini Sembara anteng sambil menatap dadu yang sudah di tutup rapat tersebut, tangannya bergerak pelan, tak ada yang tahu, Sembara sudah mengerahkan sedikit tenaga dalamnya melalui meja judi dadu ini.“Ayo pasang, berapa angkanya, atau kalian mau bertaruh yang angka gede, besar atau kecil, hadiahnya 2X lipat?” pancing si bandar dadu ini.Para penjudi sesaat diam, lalu mulai melempar ke depan, di mana deretan angka-angka tertera, mereka tak berani ambil resiko, sehingga memilih sam
Juragan Polok lalu menaruh tangannya di atas tutup dadu, Sembara paham, bos dadu ini mulai mengerahkan tenaga dalamnya.“Manis ambilkan aku dua botol arak manis, cepetan yaa!” Somah dan Hio kaget di saat tegang begini, Sembara malah minta arak. Tapi keduanya tak membantah, lalu buru-buru mencarikan, mereka mengambil 2 keping koin perak sebagai pembayarannya yang tadi Sembara berikan.Tak lama datang arak manis yang dibawa Somah dan Hio, Sembara pun minum dengan cueknya, Juragan Polok terlihat menatap tajam tangannya di atas dadu, mulai terdengar teriakan agar sang juragan ini segera membuka tutup dadu.Sembari minum, Sembara meletakan tangan kirinya di meja, tiba-tiba tenaga dalam Juragan Polok seakan membentur karang kokoh, karena dia tak mampu mengerahkan tenaga dalamnya untuk merubah biji dadu yang masih tertutup rapat dan penutupnya dia pegang dengan tangan kanannya.Dia mulai mengerahkan semua tenaga dalamnya, wajahnya terlihat memerah, Sembara tetap anteng-anteng saja sambil min