“Dugaanmu benar, dia adalah putra Pangeran Tang Han!” kata Yin Long “Setelah membagi kalung giok tadi, terjadilah peristiwa besar. Pemberontakan terjadi di mana-mana, kerajaan Hua berhasil digulingkan oleh para pemberontak yang bersekongkol dengan para pejabat istana. Bahkan sang kaisar berhasil dibunuh, dan keluarganya bercerai berai, sebagian ditangkap lalu dihukum mati dan sebagian lagi melarikan diri ke daerah selatan, termasuk Pangeran Tang. Waktu itu aku sedang menahan gempuran datuk hitam yang dikepalai oleh tiga iblis dari Himalaya. Pertarungan dahsyat terjadi, dengan bantuan dua adik seperguruanku kami berhasil membunuh Iblis Tua, sedangkan dua lainnya yang berjuluk Iblis Langit dan Iblis Bumi melarikan diri dan kembali ke tempat persembunyiannya!”“Setelah pertempuran selesai, aku mengutus Pendeta To pergi ke selatan untuk mencari jejak Pangeran Tang. Setelah berbulan-bulan lamanya, akhirnya dia berhasil menemukan pangeran, namun nahas, waktu itu pangeran dan istrinya sedang
Li Mei berdiri di halaman rumah, tempat itu memang cukup luas dan sangat cocok untuk berlatih silat. Ia memasang kuda-kuda kuda-kuda terbaiknya. “Hup!” Li Mei melompat, kedua tangan dan kakinya bergerak cepat secara bergantian.“Gunakan senjata!” titah Yin Long sambil melemparkan pedang. “Baik, kek!” jawab Li Mei, dengan cekatan ia menangkap pedang yang tadi dilemparkan oleh kakeknya. Pedang di tangan Li Mei menyambar-nyambar dan mendatangankan hembusan angin yang sangat kuat.“Bagus!” Yin Long tersenyum, dia sangat puas menyaksikan kehebatan cucunya. “Sekarang, serang kakek!” sejenak Li Mei mengerutkan keningnya, namun dia sadar kakeknya bukanlah orang sembarangan melainkan seorang jago silat yang sangat ditakuti.“Terimalah seranganku, kek!” dengan gerakan kilat, Li Mei menusukan pedangnya ke arah dada Yin Long, akan tetapi secara tiba-tiba ia mengubah arah serangannya. Tubuh Li Mei berputar, dan pedangnya membentuk pusaran angin yang sangat dahsyat menyambar leher Yin Long.“Trang!
Long Wan duduk bersila, pakaian atasnya terbuka hingga dadanya yang bidang terlihat jelas, sangat kokoh dan menandakan seorang yang jantan. Di belakangnya, Yin Long menempelkan kedua telapak tangannya pada punggung pemuda itu.“Jangan ditolak, biarkan hawa murni yang aku alirkan merambat di tubuhmu, lalu bermuara di titik pusat!” Titah Yin Long. Rupanya si Naga Sakti Gurun Pasir sedang memulihkan tenaga Long Wan, ini adalah tahap akhir pengobatannya yang aneh agar sisa racun di tubu Long Wan hilang.Berkali-kali tubuh Long Wan bergetar hebat, hawa panas dan dingin silih berganti seolah-olah bertarung dalam dirinya. Peluh dan keringat membasahi sekujur tubuh pemuda itu.“Sekarang, bermeditasilah sampai pagi!” titah Yin Long sambil menurunkan kedua tangannya. Li Mei masuk ke dalam kamar sambil membawa cawan berisi air, lalu menyodorkan kepada Yin Long. “Kek, minum dulu!” ucap Li Mei, namun kedua matanya yang bening melirik ke arah Long Wan yang sedang bermeditasi.Melihat gerak-ge
“Yang harus kalian perhatikan, jadilah pendekar yang senantiasa menjunjung tinggi kebenaran, memberantas keangkara murkaan dan senantiasa menolong kaum lemah yang membutuhkan pertolongan!” kata Pendeta To. “Baik, suhu!” semua murid Kuil Rajawali menganggukan kepala.Seperti biasa, saat memberikan wejangan Pendeta To duduk dengan gagah di atas batu besar yang diletakan di tengah-tengah kuil, sedangkan ke sepuluh muridnya duduk di atas lantai dan sigap mencatat apa yang disampaikan oleh guru mereka.Pendeta To mengamati murid-muridnya dengan perasaan sayang, kemudian matanya tertuju kepada dua murid utama yang sudah lama belajar di kuil tersebut. “Long Wan, dan kamu Kwe Lin” ucap Pendeta To. Dua murid yang disebutkan namanya tadi menganggukan kepala.Long Wan adalah murid pertama di kuil ini. Usianya sekitar delapan belas tahun, wajahnya tidak terlalu tampan akan tetapi bersih, hidungnya mancung, rahangnya kokoh, dan yang paling menawan ia memiliki sorot mata yang sangat tajam laksana t
“Maaf tuan-tuan, apa buktinya bahwa saya bersekongkol dengan pemberontak?” tanya Pendeta To “Tidak usah berpura-pura, selama ini kamu menyembunyikan peta harta karun kerajaan Hua. Kami tahu, sisa-sisa pasukan Kerajaan Hua sedang menyusun kekuatan untuk menggulingkan kekaisaran Kerajaan Beng!” bentak Mo Ong, matanya yang bundar menatap tajam ke arah Pendeta To.“Tapi apa hubungannya dengan pinto?” Pendeta To tetap terlihat tenang, padahal batin orang tua bijaksana itu sedang tidak karuan. Ia mengkhawatirkan keselamatan murid-muridnya. Jika ia dituduh pemberontak, maka semua muridnya terancam bahaya.“Kalau kamu memang tidak bersekongkol dengan pemberontak, cepat serahkan peta harta karun itu!” kata Mo Ong lagi. “Rupanya gara-gara fitnah dan kabar burung, kini para pendekar bersedia bergabung dengan para datuk hitam!” ucapan Pendeta To terdnegar lembut namun menusuk perasaan orang-orang di sekitar tempat itu.Para pendekar identik dengan pahlawan yang senantiasa membela kebenaran, sebali
“Kalian semua mundur, dia milikku!” Tiba-tiba sesosok tubuh ramping melompat dan berdiri di tengah-tengah area pertarungan. Semua mata terbelalak saat menyaksikan siapa yang tiba-tiba muncul itu, mereka terkejut bukan hanya karena gerakan gadis itu terlihat ringan akan tetapi kecantikannya yang tiada tara, laksana bidadari yang turun dari istana dewa.Gadis cantik yang tiba-tiba muncul tersebut bernama Li Mei. Dia adalah murid terkasih dari Mo Ong. Perawakannya ramping, wajahnya cantik jelita dan yang paling mempesona tatapannya sangat tajam. Lelaki manapun tidak akan sanggup beradu pandangan dengannya.Long Wan terpaku di tempat, amarah yang tadi berkobar-kobar untuk beberapa saat lenyap begitu saja karena tersilap oleh kecantikan Li Mei. “Suheng!” Lin Lin berteriak, dia tampak marah karena kakak seperguruannya terpesona oleh lawan, dan yang memalukan gadis itu adalah murid dari orang yang melukai gurunya.“Dasar laki-laki, semua sama saja!” desis Lin Lin sambil memalingkan muka. Long
“Suhu!” Lin Lin dan Long Wan memegang tangan gurunya. “Tidak apa-apa, dahulu aku menyimpan rahasia peta harta karun itu karena tidak ingin terjatuh ke tangan yang salah, akan tetapi ..” Sejenak Pendeta To menghentikan ucapannya, tentu saja sikapnya mengundang rasa penasaran bangi yang mendengarnya.“Mungkin sudah kehendak Thian, maka rahasia peta harta karun itu harus terbongkar” “Tidak usah berbelit-belit, cepat katakan saja!” Mo Ong semakin tidak sabar, ia menodongkan ujung pedang beracunnya ke arah pendeta To.“Anak-anaku, jaga diri kalian baik-baik!” ucap Pendeta To “Sekarang pinto akan segera menyusul teman-teman kalian!” Mendengar ucapan gurunya, Long Wan terperanjat dan ia hendak meraih tangan gurunya. Akan tetapi terlambat, pendeta sudah melompat ke arah Mo Ong yang sedang menodongkan pedang beracun. Akibatnya, Pendeta To yang bijaksana itu tewas sekita.“Suhu!” Lin Lin berteriak, batin gadis itu tergoncang dan akibatnya Lin Lin jatuh tersungkur dan pingsan. Sedangkan Long Wan
Semua orang yang mengepung kuil rajawali sudah pergi sejak malam tadi. Sedikitpun mereka tidak memperdulikan kepada sembilan jasad yang tergeletak di atas tanah dalam kondisi yang sangat mengerikan. Semuanya menyangka bahwa seluruh penghuni Kuil Rajawali sudah menyangka.Satu orang pun tidak menyangka bahwa Long Wan selamat karena tubuhnya menggantung di tepi jurang karena bajunya tersangkut akar pohon. Walaupun selamat, akan tetapi kondisi Long Wan sangat mengenaskan. Tubuhnya penuh luka, apalagi saat itu sebuah makhluk mengerikan sedang menatap tajam ke arah dirinya.“Suhu!” Long Wan mulai siuman, akan tetapi tubuhnya terasa sakit. “Sshh!” makhluk mengerikan itu mendesis dan mendekati tubuh Long Wan. Pemuda malang itu membuka kedua matanya, ia terperanjat mendapati dirinya tergantung di tebing jurang. Saat menengok ke samping, seekor ular kobra putih sedang menjulurkan lidahnya.“Ya Tuhan!” Long Wan berusaha menjauh, akan tetapi apadaya tubuhnya tersangkut akar. “Mungkin sudah waktun