“Kek, seperti apa istana giok naga itu?”Li Mei duduk di samping Yin Long, tadi dia sudah menyelsaikan latihan tahap akhir dari jurus Tangan Kapas yang diajarkan oleh kakeknya. Selama satu tahun ini, Li Mei ikut mengembara bersama Yin Long ke daerah Timur untuk menghindari kejaran anak buah Rhu Zhi, hal itu dilakukan bukan karena Yin Long takut, akan tetapi ia ingin fokus melatih cucunya.Yin Long sadar semakin hari tubuhnya mulai melemah, karena usianya sudah sangat tua sudah mendekati hampir sembilan puluh tahunan. Karena itulah dia ingin menurunkan semua jurus andalannya kepada Li Mei, namun sayang waktunya sangat singkat.“Istana giok naga terletak di sebuah tempat yang paling mengerikan di seluruh dataran gurun gobi!”Jawab Yin Long, mendengar hal itu Li Mei memebalakan kedua matanya sebab ia mengkhawatirkan keadaan Long Wan.“Untuk sampai ke istana giok naga, harus melewati hamparan pasir hisap yang sangat mengerikan, banyak orang yang sudah mencoba melewatinya namun kebanyakan
Tidak terasa, sudah hampir satu tahun lamanya Long Wan berada di dalam ruangan rahasia bawah istana giok naga. Kini dia sudah menjadi pemuda matang berusia dua puluh satu tahun. Wajahnya semakin tirus, badannya tegap dan berisi karena selalu berlatih siang dan malam.Tidak hanya tenaga dalamnya yang meningkat, namun kepekaan batinnya juga sudah benar-benar matang karena banyak berpuasa dan meditasi untuk menguasai jurus naga langit sesuai dengan petunjuk kitab yang ia pelajari.Sejak tadi Long Wan duduk bersimpuh di depan lukisan mendiang kedua orang tuanya, mulutnya terus berkomat-kamit seakan-akan berbicara dengan ayah dan ibunya.“Ayah, ibu, hari ini saya pamit akan meninggalkan tempat ini!”Sejenak Long Wan termenung dan menarik napas panjang. Hatinya terasa berat untuk pergi karena tidak bisa lagi memandangi lukisan kedua orang tuanya yang sudah satu tahun ini menemani dirinya berlatih di tempat ini. walaupun hanya sendirian, tapi Long Wan merasa sangat dekat dengan ayah dan ibun
“Baiklah, aku akan bertarung dengan kalian semuanya!” Long Wan menghampiri klan bintang utara yang sedang bersiap siaga membentuk formasi menyerang. “Tidak usah sungkan, tuan. Keluarkan semua kepandaian yang sudah anda pelajari di ruangan rahasia istana giok naga!”“Begitupun dengan kalian, jangan menahan diri hanya karena aku putranya Pangeran Tang Han!” jawab Long Wan sambil tersenyum, sebetulnya dia juga sangat penasaran sejauh mana perkembangan ilmu silat dan tenaga dalanya setelah satu tahun ‘bertapa’ di ruangan rahasia bawah tanah.“Hiat!” Namra berteriak, sedetik kemudian ia dan kawan-kawannya menyerang Long Wan dari segala arah. Long Wan terkejut karena gerakan mereka sangat cepat dan bertenaga. “Ini bukan sekedar mengadu jurus, tapi benar-benar bertarung!” guman Long Wan sambil berkelit menghindari serangan klan bintang utara yang berjumlah lima orang itu.“Mengagumkan!” puji Namra, dia terkesima sekaligus bergembira karena putra majikannya kini memiliki ilmu silat yang
Long Wan berjalan menyusuri hamparan pasir gurun gobi yang gersang dan tandus, tidak lama lagi ia akan segera sampai di perbatasan. Sepanjang jalan ia terus merenungkan semua pengalaman yang sudah dilaluinya. Suka, duka dan kegetiran hidup membuatnya menjadi pemuda yang matang.Namun ada satu hal yang selalu mengganjal batinnya, yaitu nasib Lin Lin. Sumoinya itu sangat membenci dirinya gara-gara fitnah keji yang dituduhkan oleh seseorang. Dan akhirnya terungkap bahwa fitnah tersebut disulut oleh saudaranya sendiri, yaitu Tang Zhi.Tang Zhi sudah beberapakali menyamar dan mengganti identitas dirinya, bahkan dia juga sudah berkhianat kepada Pendeta To, lalu menyebarkan rumor tentang peta harta karun peninggalan Kerajaan Hua ke dunia persilatan. Hal itu mengakibatkan Kuil Rajawali diserang, dan yang memilukan guru serta teman-temannya tewas.“Lin Lin, kasihan sekali nasibmu”Terbayang lagi dalam benaknya kenangan masa-masa indah di Kuil Rajawali bersama dia dan kawan-kawannya. Lin Lin sa
Karena penasaran, Long Wan segera menghampiri bayangan hitam yang sedang duduk di atas batu tadi. ketika dia sampai, ternyata seorang laki-laki yang tadi bersenandung seorang lelaki tua. Rambut, jambang dan janggutnya sudah memutih semuanya. Wajahnya tirus, kedua matanya cekung namun memiliki sorot yang terlihat teduh, menandakan bahwa ia seorang laki-laki yang bijaksana. Pakaiannya serba hitam, dan ada lambang segi delapan. Ternyata dia seorang pendeta beraliran tao. Long Wan segera mengatupkan kedua tangan di depan dada untuk memberikan hormat. “Selamat siang, mohon maaf karena kedatangan saya mengganggu istarahat tuan!” ucap Long Wan sambil membungkukan badannya. Pendeta tadi melirik ke arahnya lalu mengamati Long Wan dari ujung rambut hingga kaki. Kemudian pendeta misterius itu membalas penghormatan Long Wan, ia pun mengatupkan kedua tangan did epan dadanya. Long Wan terperanjat, sebab ada sambaran angin yang sangat dingin menerpa dadanya, rupanya itu perbuatan pendeta tadi yang
“Wilayah selatan bersekongkol dengan barat, mereka hendak meruntuhkan kerajaan Beng!” Long Wan menyandarkan punggungnya pada batu, kalau masalah itu sebenarnya dia sudah tahu. Pergerakan mereka dipimpin oleh Tang Zhi, sepertinya ingin mendirikan kerajaan Hua yang sudah lama hancur. “Kamu tahu sendiri, peperangan akan merugikan banyak pihak, dan rakyatlah yang menjadi korban!” “Betul sekali paman, aku sudah merasakan bagaimana pahitnya kehidupan yang ditimbulkan oleh peperangan” jawab Long Wan, jemarinya memain-mainkan kerikil yang ia pungut di atas pasir. “Oh ya paman, saya berasal dari wilayah selatan dan tidak mengetahui bagaimana perkembangan dunia persilatan di Barat dan Timur” “Sebetulnya kami yang sudah tua begini tidak berhasrat lagi untuk ikut campur di dunia persilatan, namun karena menyangkut keselamatan rakyat dengan terpaksa harus turun gung lagi. Tanah Tiongkok sangat luas, wilayah selatan ada kerajaan Beng, di Barat dikuasai Kerajaan Huang, dan Timur berada di bawah
Lima orang bandit yang tadi mengeroyok Long Wan berusaha bangkit, tapi mereka tidak langsung berdiri dan hanya berlutut sambil memegangi bagian tubuhnya yang sakit akibat terkena hantaman Long Wan.“Pergilah, dan jangan mengulangi perbuatan seperti tadi!” titah Long Wan.Sejenak mereka berlima saling pandang, kemudian yang tubuhnya paling gemuk mendekati Long Wan.“Terimakasih karena tuan pendekar sudah mengampuni kami, kalau boleh tahu anda berasal dari perguruan mana?”Long Wam faham dibalik maksud pertanyaan mereka, tentunya suatu hari nanti para penjahat itu akan mencarinya untuk membalasakan kekalahan mereka.“Saya berasal dari gurun gobi!”“Apa, gurun gobi?” kelima penjahat tadi berteriak, memang benar nama gurun gobi sangat menakutkan bagi siapa saja yang mendengarnya.“Apakah tuan ini yang dijuluki Pendekar Gurun Gobi?” tanya si gemuk lagi.“Ya begitulah orang-orang memanggilku!” Long Wan menganggukan kepalanya, tanpa disnagka-sangka para penjahat tadi langsung membentur-bentu
Di atas langit sana bulan sepasi sudah terlihat jelas, walaupun bentuknya belum sempurna tapi cukup memberikan pencahayaan ke sekitar sungai Yangtze. Long Wan dan pemilik rakit terus mendayung sekuat tenaga, mereka ingin segera sampai ke perkotaan. Sebab akhir-akhir ini area sungai Yangtze diteror oleh komplotan bandit yang selalu melakukan kekerasan saat melancarkan aksinya.“Bagaimana upaya pemerintah untuk menangani para bandit tersebut, paman?” tanya Long Wan sambil mendayung, ia sengaja menggunakan tenaga luar agak pemilik rakit ini tidak terkejut.“Wilayah sungai Yangtze merupakan perbatasan antara tiga kerajaan besar, sepertinya perhatian mereka terhadap wilayah ini sangat kurang. Apalagi akhir-akhir ini ke daerah Timur ini banyak berdatangan para jagoan, entah apa maksud mereka yang sebenarnya. Mudah-mudahan saja tidak melakukan keonaran, atau pemberontakan. Saya sudah benar-benar muak dengan peperangan, sebab yang menjadi korban hanyalah kita-kita ini selaku rakyat jelata, ka
“Paman, bolehkah saya menyewa perahu ini?”Nelayan yang sejak tadi sibuk mengeluarkan ikan dari jala sejenak menghentikan pekerjaannya, lalu menoleh ke arah Long Wan.“Tuan muda hendak ke mana?”“Saya ingin berpelesir ke sekitar lautan, kata orang-orang laut di sini sangat indah”“Berpelesir?”“Betul sekali, paman”“Lautan di sini ombaknya sangat ganas, saja tidak berani berlayar terlalu jauh, lagian di sini tidak ada pantai yang bisa dikunjungi, kecuali,”“Kecuali apa, paman?”“Sudahlah, saya tidak bisa menyewakan perahu ini”Nelayan tadi melanjutkan pekerjaannya, namun Long Wan dapat menangkap raut muka nelayan itu yang terlihat sedikit pucat, tampaknya ia sangat ketakutan.“Apakah di sekitar pantai ini ada pantai?”“Aku tidak tahu, lebih baik kamu pulang saja sebab semua orang di tempat ini tidak akan ada yang mau menyewakan perahunya kepadamu”“Kenapa begitu?” Long Wan sangat kecewa mendengar perkataan nelayan tadi.“Pulang saja, saya sedang sibuk!”“Saya sanggup membayar berapapu
“Walaupun si tua bangka itu susah diajak kerja sama, namun kesetiannya terhadap kebenaran tidak diragukan lagi!”“Sebentar, menurut rumor yang beredar, Dewa Obat tidak pernah mau turun tangan dan ikut campur dalam berbagai pertempuran. Bahkan dia tidak pernah pandang bulu menolong siapapun juga, baik dari kalangan pendekar atau datuk hitam, jika membutuhkan pertolongan ia pasti akan mengobatinya!”“Itu memang benar, jika Dewa Obat diajak bertempur menyerang kerajaan tentu saja dia tidak akan mau. Lagian akan berabe nantinya jika Dewa Obat justru menolong para penjahat yang sedang kita bantai!”“Lalu?”Semua orang memandang ke arah Shan Zeng, mereka sangat penasaran ingin mendengar kelanjutan ide salah satu pendekar dari Kuil Kun Lun itu.“Kita mengundangnya ke tempat ini bukan untuk menjadikannya sebagai senjata tempur, melainkan berjaga-jaga jika di antara kita terkena luka dalam. Kalian harus ingat, orang-orang yang akan kita hadapi sangat sakti!”“Hal penting lainnya, dengan mengun
“Jadi untuk sementara waktu Long Wan tidak akan kembali ke sini?”“Betul sekali pangeran, sebab beliau masih ada urusan di wilayah Barat!”“Urusan apa, itu?”Pangeran Yang Han merasa kecewa sebab adik angkatnya yang berjuluk Pendekar Gurun Gobi tidak mau segera turun tangan membantunya, padahal saat ini dia sedang keteteran menghadapi para penjahat yang sudah bersekutu dengan pejabat istana.Yang paling menyedihkan sekaligus menguras emosinya, saat ini kaisar sedang sakit parah dan ia dilarang untuk menemuinya. Kaisar yang sedang skearat itu telah dihasut oleh istri mudanya dan menganggap ia memimpin pemberontak dan beruapaya merebut tahta kaisar.Untuk beberapa saat lamanya Su Liang menghela napas panjang, ia memutar otaknya untuk memilih kata-kata yang pas untuk diucapkan. Ia tahu saat ini pangeran merasa kecewa kepada Long Wan, jika ia salah ucap tentu akan berakibat fatal.“Saat ini Long Wan sedang mencari penawar untuk mengobati tunangannya akibat terkena Racun Dewi Maut!”“Dewi
“Hang, saya harap anda bersabar dan membiarkan nyonya Tin Hua menjelaskannya terlebih dahulu!”“Lengan Delapan, kamu tidak perlu membelanya. Eh saya lupa, bukannya kalian telah menjalin hubungan terlarang ya!” Hang mencibir ke arah si Lengan Delapan.“Jaga ucapanmu!”“Singa Gila, mulutmu sungguh busuk!”“Yang busuk itu sikap dan tingkah laku kalian berdua, gara-gara kalian berselingkuh, Kang Kui membelot dari kelompok Teratai Putih dan bergabung dengan para Penghuni Pulau Neraka!”“Kurang ajar!”Tin Hua dan si Lengan Delapan berdiri, keduanya tidak terima dipermalukan di hadapan smeua orang.“Singa Gila, saat ini juga mari kita mengadu nyawa!”“Ha ha, kalian pikir aku takut?” tantang Hang.Semua orang terlihat tegang, mereka tahu bahwa Hang, si Lengan Delapan dan Tin Hua bukanlah orang sembarangan. Ke tiganya merupakan jago silat istana yang tersohor akan kehebatannya.“Brak!”Panglima Tung Hai menggebrak meja.“Kalian sudah tidak menghargaiku lagi, hah?”“Maafkan saya panglima, akan
“Aku tahu, di antara kalian tentunya ada permasalahan pribadi yang harus diselesaikan. Akan tetapi hal ini lumrah terjadi di antara sesama pendekar silat!” ucap Panglima Tung Hai.Semua orang yang hadir di ruangan tersebut saling lirik, mereka juga tahu di antara jagoan istana sering terjadi percekcokan, bahkan berakhir dengan pertarungan hidup dan mati seperti yang terjadi Dengan si Lengan Delapan dan suaminya Tin Hua beberapa tahun silam.“Kaisara memerintahkan agar kita mengesampingkan urusan pribadi, sebab ada hal penting yang harus diselesaikan, yaitu menumpas gerakan pemberontak dari wilayah Utara. Karena itulah Yang Mulia mengutus pendekar Hang untuk menyelesaikan benteng di perbatasan ini!”“Maaf panglima, bukannya urusan pemberontakan sudah berakhir tiga tahun silam saat markas Panji Merah dihancurkan oleh si Singa Gila?” Tanya salah seorang yang hadir, dia bernama Kao Shi salah seorang jagoan istana yang ditugaskan menjaga perbatasan Timur.“Itu memang benar, akan tetapi ham
“Ini rahasia, hanya orang-orang tertentu saja yang berhak mengetahuinya!”“Kalau panglima merasa saya tidak berhak mengetahuinya, lalu untuk apa dibicarakan di sini?”“Bukan begitu, kamu termasuk orang-orang pilihan karena sudah terbukti setia terhadap kaisar semenjak beliau naik tahta sampai sekarang!”“Lalu?”“Besok lusa kita akan mengadakan pertemuan tertutup untuk membicarakan masalah ini, dan saya harap anda sudi menjadi tuan rumah di acara pertemuan nanti!”“Siapa saja orang-orang yang sudah anda undang?”“Semua jagoan istana, panglima pilihan dan beberapa pendekar, termasuk si Lengan Delapan!”“Kelompok Teratai Putih?”“Tentu saja, karena kelompok Teratai Putih merupakan benteng utama pertahanan kekaisaran Barat. Kesetiaan mereka sudah terbukti, apalagi kelompok tersebut dibentuk oleh mendiang ayahanda kaisar!”Mendengar ucapan Panglima Tung Hai, Hang memalingkan mukanya, dari sorot matanya terpancar rasa tidak suka terhadap Kelompok Teratai Putih yang ia anggap sudah usang tid
“Cepat!”“Tuan, tolong izinkan kami istirahat dulu”“Tidak bisa, siapa yang terus merengek dan minta istirahat harus dihukum!”“Tapi, tuan!”“Plak, plak!”Sebuah cemeti mendarat di laki-laki tua itu, akibatnya dia berteriak kesakitan dan tubuh ringkihnya tersungkur di atas tanah. Ia menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, melihat hal itu orang yang menyiksanya semakin bersemangat mencabukinya.“Tua, ampun!”“Lihat laki-laki tua bangka ini!”“Siapapun yang meminta istirahat akan menanggung hukuman!”Semua orang yang menyaksikan kejadian mengerikan tadi hanya dapat mengelus dada kemudian melanjutkan pekerjaan mereka menumbuk bongkahan batu di bukit yang gersang itu. cahaya matahari yang panas membuat mereka semakin tersiksa, apalagi saat keringat membasahi luka akibat cambukan.Laki-laki yang disiksa tadi akhirnya berkelojotan karena tidak tahan terhadap penderitaan yang dialaminya. Sejak pagi tadi, dia hanya diberi makan sebiji ubi rebus dan seteguk air, tidak sebanding dengan peke
Long Wan tersenyum lalu menepuk-nepuk bahu Su Liang.“Besok pagi saya akan melanjutkan perjalanan, kamu beristirahatlah sebentar di markas Teratai Putih, saya yakin mereka akan menerimamu. Bukan begitu nona?”“Eh, anu, ya tentu saja!” Tin Chi tampak gelagapan, buru-buru ia membuang mukanya untuk menyembunyikan rona merah di kedua pipinya, padahal saat itu menjelang tengah malam, walaupun ada api unggun suasana di tempat itu cukup gelap.“Jadi anda tidak kembali ke Selatan? Padahal Pangeran meminta anda kembali untuk menghadang pemberontakan yang dipimpin Rhu Zhi!”“Saya pasti kembali, namun harus menyelsaikan urusan pribadi dengan para penghuni Pulau Neraka!. Kamu tenang saja, kelompok Topeng tengkorak tidak akan gegabah bertindak sembarangan. Yang terpenting kamu harus mengamankan pangeran terlebih dahulu, saya akan memberitahu siapa saja orang-orang yang dapat dipercaya untuk melindungi pangeran”Long Wan menyebutkan beberapa nama untuk dipinta bantuan, termasuk pendeta Kun Lun, dan
“Saya dan Tang Zhi, atau yang dikenal dengan Rhu Zhi memang masih satu darah. Kami berdua cucu mendiang kaisar, namun dari istri yang berbeda!”“Long Wan, jadi kamu keturunan kerajaan Hua?”“Eh tidak sopan memanggil nama, seharusnya memanggil pangeran!” celoteh Tin Chi.“Ah kalian ini ada-ada saja, kekaisaran Hua sudah lama tumbang jadi tidak perlu ada embel-embel pangeran segala!” bantah Long Wan.“Tapi tetap saja kamu memiliki darah kaisar, pantas saja semenjak bertemu merasakan sesuatu yang berbeda, sedikit segan dan ada perasaan aneh” Tin Chi memang polos, dia tidak sungkan untuk mengutarakan isi hatinya.“Sudahlah itu tidak penting, yang jelas aku dan Tang Zhi sudah ditakdirkan saling bermusuhan, dan ada kemungkinan suatu hari nanti akan saling bunuh seperti yang dilakukan orang tua kamu dahulu!”“Ia, aku pernah mendnegar bahwa ayah kalian bermusuhan karena memperebutkan tahta kaisar. Namun sayang, hal tersebut dimanfaatkan fihak ke tiga dan akhirnya kekaisaran Hua tumbang. Yang