“Baiklah, aku akan bertarung dengan kalian semuanya!” Long Wan menghampiri klan bintang utara yang sedang bersiap siaga membentuk formasi menyerang. “Tidak usah sungkan, tuan. Keluarkan semua kepandaian yang sudah anda pelajari di ruangan rahasia istana giok naga!”“Begitupun dengan kalian, jangan menahan diri hanya karena aku putranya Pangeran Tang Han!” jawab Long Wan sambil tersenyum, sebetulnya dia juga sangat penasaran sejauh mana perkembangan ilmu silat dan tenaga dalanya setelah satu tahun ‘bertapa’ di ruangan rahasia bawah tanah.“Hiat!” Namra berteriak, sedetik kemudian ia dan kawan-kawannya menyerang Long Wan dari segala arah. Long Wan terkejut karena gerakan mereka sangat cepat dan bertenaga. “Ini bukan sekedar mengadu jurus, tapi benar-benar bertarung!” guman Long Wan sambil berkelit menghindari serangan klan bintang utara yang berjumlah lima orang itu.“Mengagumkan!” puji Namra, dia terkesima sekaligus bergembira karena putra majikannya kini memiliki ilmu silat yang
Long Wan berjalan menyusuri hamparan pasir gurun gobi yang gersang dan tandus, tidak lama lagi ia akan segera sampai di perbatasan. Sepanjang jalan ia terus merenungkan semua pengalaman yang sudah dilaluinya. Suka, duka dan kegetiran hidup membuatnya menjadi pemuda yang matang.Namun ada satu hal yang selalu mengganjal batinnya, yaitu nasib Lin Lin. Sumoinya itu sangat membenci dirinya gara-gara fitnah keji yang dituduhkan oleh seseorang. Dan akhirnya terungkap bahwa fitnah tersebut disulut oleh saudaranya sendiri, yaitu Tang Zhi.Tang Zhi sudah beberapakali menyamar dan mengganti identitas dirinya, bahkan dia juga sudah berkhianat kepada Pendeta To, lalu menyebarkan rumor tentang peta harta karun peninggalan Kerajaan Hua ke dunia persilatan. Hal itu mengakibatkan Kuil Rajawali diserang, dan yang memilukan guru serta teman-temannya tewas.“Lin Lin, kasihan sekali nasibmu”Terbayang lagi dalam benaknya kenangan masa-masa indah di Kuil Rajawali bersama dia dan kawan-kawannya. Lin Lin sa
Karena penasaran, Long Wan segera menghampiri bayangan hitam yang sedang duduk di atas batu tadi. ketika dia sampai, ternyata seorang laki-laki yang tadi bersenandung seorang lelaki tua. Rambut, jambang dan janggutnya sudah memutih semuanya. Wajahnya tirus, kedua matanya cekung namun memiliki sorot yang terlihat teduh, menandakan bahwa ia seorang laki-laki yang bijaksana. Pakaiannya serba hitam, dan ada lambang segi delapan. Ternyata dia seorang pendeta beraliran tao. Long Wan segera mengatupkan kedua tangan di depan dada untuk memberikan hormat. “Selamat siang, mohon maaf karena kedatangan saya mengganggu istarahat tuan!” ucap Long Wan sambil membungkukan badannya. Pendeta tadi melirik ke arahnya lalu mengamati Long Wan dari ujung rambut hingga kaki. Kemudian pendeta misterius itu membalas penghormatan Long Wan, ia pun mengatupkan kedua tangan did epan dadanya. Long Wan terperanjat, sebab ada sambaran angin yang sangat dingin menerpa dadanya, rupanya itu perbuatan pendeta tadi yang
“Wilayah selatan bersekongkol dengan barat, mereka hendak meruntuhkan kerajaan Beng!” Long Wan menyandarkan punggungnya pada batu, kalau masalah itu sebenarnya dia sudah tahu. Pergerakan mereka dipimpin oleh Tang Zhi, sepertinya ingin mendirikan kerajaan Hua yang sudah lama hancur. “Kamu tahu sendiri, peperangan akan merugikan banyak pihak, dan rakyatlah yang menjadi korban!” “Betul sekali paman, aku sudah merasakan bagaimana pahitnya kehidupan yang ditimbulkan oleh peperangan” jawab Long Wan, jemarinya memain-mainkan kerikil yang ia pungut di atas pasir. “Oh ya paman, saya berasal dari wilayah selatan dan tidak mengetahui bagaimana perkembangan dunia persilatan di Barat dan Timur” “Sebetulnya kami yang sudah tua begini tidak berhasrat lagi untuk ikut campur di dunia persilatan, namun karena menyangkut keselamatan rakyat dengan terpaksa harus turun gung lagi. Tanah Tiongkok sangat luas, wilayah selatan ada kerajaan Beng, di Barat dikuasai Kerajaan Huang, dan Timur berada di bawah
Lima orang bandit yang tadi mengeroyok Long Wan berusaha bangkit, tapi mereka tidak langsung berdiri dan hanya berlutut sambil memegangi bagian tubuhnya yang sakit akibat terkena hantaman Long Wan.“Pergilah, dan jangan mengulangi perbuatan seperti tadi!” titah Long Wan.Sejenak mereka berlima saling pandang, kemudian yang tubuhnya paling gemuk mendekati Long Wan.“Terimakasih karena tuan pendekar sudah mengampuni kami, kalau boleh tahu anda berasal dari perguruan mana?”Long Wam faham dibalik maksud pertanyaan mereka, tentunya suatu hari nanti para penjahat itu akan mencarinya untuk membalasakan kekalahan mereka.“Saya berasal dari gurun gobi!”“Apa, gurun gobi?” kelima penjahat tadi berteriak, memang benar nama gurun gobi sangat menakutkan bagi siapa saja yang mendengarnya.“Apakah tuan ini yang dijuluki Pendekar Gurun Gobi?” tanya si gemuk lagi.“Ya begitulah orang-orang memanggilku!” Long Wan menganggukan kepalanya, tanpa disnagka-sangka para penjahat tadi langsung membentur-bentu
Di atas langit sana bulan sepasi sudah terlihat jelas, walaupun bentuknya belum sempurna tapi cukup memberikan pencahayaan ke sekitar sungai Yangtze. Long Wan dan pemilik rakit terus mendayung sekuat tenaga, mereka ingin segera sampai ke perkotaan. Sebab akhir-akhir ini area sungai Yangtze diteror oleh komplotan bandit yang selalu melakukan kekerasan saat melancarkan aksinya.“Bagaimana upaya pemerintah untuk menangani para bandit tersebut, paman?” tanya Long Wan sambil mendayung, ia sengaja menggunakan tenaga luar agak pemilik rakit ini tidak terkejut.“Wilayah sungai Yangtze merupakan perbatasan antara tiga kerajaan besar, sepertinya perhatian mereka terhadap wilayah ini sangat kurang. Apalagi akhir-akhir ini ke daerah Timur ini banyak berdatangan para jagoan, entah apa maksud mereka yang sebenarnya. Mudah-mudahan saja tidak melakukan keonaran, atau pemberontakan. Saya sudah benar-benar muak dengan peperangan, sebab yang menjadi korban hanyalah kita-kita ini selaku rakyat jelata, ka
“Duk!”Long Wan menangkis pergelangan tangan lawan. Perampok yang menyerangnya tadi mengaduh kesakitan, dan golok di tangannya lepas dan jatuh ke atas tanah. Melihat hal itu, kawan-kawannya yang lain segera mencabut senjata masing-masing dan langsung mengepung Long Wan.“Hiat!”Mereka berteriak dan menyerang Long Wan dari segala arah, bahkan tukang rakit tadi tidak luput dari sergapan mereka. “Bahaya!” Long Wan segera bersalto dan memutar tubuhnya di udara, namun tidak disangka sebuah jaring dilemparkan ke arah tubuhnya, namun beruntung ia bisa meloloskan diri, telat sedetik saja maka dia akan celaka.Rupanya para perampok tadi sudah sangat berpengalaman menghadapi lawan yang sangat tangguh, kini Long Wan lebih berhati-hati tidak menganggap enteng musuhnya. Dengan menggunakan jurus Tarian Bidadari, tubuhnya berkelebat ke segala arah kemudian melompat ke arah pemilik rakit yang hampir celaka diserang beberapa orang bandit.“Desh!”Long Wan berhasil merobohkan tiga orang yang tadi akan
Di tengah hutan angker terdapat sebuah rumah yang sangat besar terbuat dari kayu pilihan. Rumah tersebut dikelilingin pos-pos kecil yang dihuni oleh para penjaga. “Sebenarnya anda ini siapa, nona?”“Ah jangan panggil nona, namaku Fang Hua!” jawab gadis itu sambil menengok ke arah Long Wan.“Fang Hua, artinya bunga yang harum!” celoteh Long Wan, tanpa sadar ia membuat pipi Fang Hua bersemu merah, buru-buru gadis itu memalingkan wajahnya lalu melanjutkan langkahnya menuju rumah besar tadi.Dua penjaga yang berada di depan pintu langsung membukakan jalan untuk Fang Hua dan Long Wan, sebelumnya mereka membungkukan badan untuk memberikan penghormatan.“Silahkan tuan ”Long Wan menganggukan kepalanya dan segera masuk ke dalam rumah besar tadi. “Oh ya tidak adil rasanya karena nona sudah memperkanalkan diri, saya bernama Long Wan”“Long Wan artinya raja dari semua naga, sungguh gagah sekali nama anda, tuan” Fang Hua membalas celotehan Long Wan tadi.“Rasanya orang tuaku berlebihan memberika