Ketika melihat kedua mata Nana yang berubah berwarna merah terang, Zero dan Vivi kebingungan. Untungnya, Nana tidaklah melakukan apapun. Nana yang sempat terbangun tiba-tiba kembali tertidur lagi. Namun hal itu hanya berlangsung beberapa jam saja.Ketika pada malam harinya, Nana yang tertidur lelap kembali terbangun. Dan ketika terbangun, kini bukan hanya kedua bola matanya saja yang berubah menjadi berwarna merah. Tapi aura di dalam tubuh Nana juga memancar dengan sangat pekat. Aura itu aura yang memiliki warna merah kehitaman."Zero, apa yang terjadi dengan Nana sebenarnya?" tanya Vivi panik."Tenanglah, aku juga sebenarnya tidak tahu. Tapi coba aku pastikan dulu, apa yang terjadi padanya," jawab Zero.Lalu Zero mencoba menyentuh tubuh Nana.Boom!Namun tubuh Nana meledakkan energi yang sangat dahsyat sehingga membuat tubuh Zero yang menyentuhnya terpental hingga keluar dari kereta kuda."Zero...!" Vivi pun semakin panik.Kemudian Vivi juga mengalami hal yang sama seperti Zero saat
Pedang aura naga yang bergetar itu akhirnya lepas kendali dari genggaman Zero. Pedang aura naga langsung mengambang di udara, dan saat pedang itu mengambang di udara, sisik naga yang Zero miliki juga langsung ikut terbang dan mengelilingi pedang aura naga.Zero dan Vivi hanya bisa melihat apa yang akan dilakukan oleh pedang aura naga itu. Tapi Zero merasa khawatir jika pedang itu akan menyerang dan mencoba menusuk ataupun menebas tubuh Nana. Tapi, Tigreal terus meyakinkannya bahwa ini akan baik-baik saja.Pedang aura naga itu mulai bergerak dan meluncur ke arah Nana. Ketika sudah dekat, pedang itu terlihat seperti menerobos sebuah perisai pertahanan yang kasat mata. Dan saat ada serangan yang sangat kuat menyambar pedang aura naga, saat itulah sisik naga yang mengelilinginya terlihat langsung menyerap kekuatan itu.Lalu, akhirnya pedang aura naga berhasil menghancurkan perisai pertahanan yang melindungi tubuh Nana itu. Setalah itu sisik naga langsung terbang dan menempel tepat pada ta
Betapa terkejutnya kelima orang pengintai itu ketika mendengar suara Zero."Hah?! Ka-kamu...?! Kenapa kamu bisa bangun?!" tanya salah satu pengintai yang tadi menembakkan jarum beracun pada Zero. Padahal ia sangat yakin kalau jarum kecil itu mengenai tubuh Zero tadi. Tapi, kenapa racun itu tidak ada reaksi sama sekali? Itulah yang orang itu pikirkan saat ini."Oh..., jadi, kau kira mainan seperti benda kecil ini akan membuatku tumbang?" Zero mengeluarkan jarum kecil yang tadi."A-apa maksudnya ini...?!" Kedua mata pengintai itu pun terbelalak."Sudahlah, seharusnya aku yang banyak bertanya kepada kalian. Tapi, kenapa justru kau yang banyak bertanya padaku?" Ekspresi wajah Zero mulai terlihat berubah. Melihat tatapan mata Zero yang sangat tajam ini, membuat tubuh kelima orang pengintai itu jadi gemetaran.Sring...!Lalu Zero mencabut kedua pedang dari sarungnya.Kelima orang itu langsung mundur dan mengambil kuda-kuda pertahanan. Namun ada satu orang yang berdiri dibalik keempat pengin
Keempat orang bandit itu kemudian saling menatap dan lalu malah menyeringai. Bahkan, salah satu dari mereka ada yang tertawa dengan keras karena merasa senang."Hahahaha...! Dasar kau, Pendeta bodoh! Kau pikir, kami ini akan benar-benar mau menganggapmu sebagai Guru? Hem? Hahaha...! Cuih! Jangan bermimpi!" ucap Pria itu menghina Chong Lian.Mendengar hinaan itu, membuat hati Chong Lian terasa sangat sakit. Padahal, ia sudah dengan setulus hati menerima keempat orang ini sebagai muridnya. Bahkan, ia juga mengajarkan ilmu pengetahuan agama yang dianutnya dengan sungguh-sungguh. Namun ternyata, keempat bandit ini memang diutus oleh pemimpin mereka untuk menyamar menjadi murid Chong Lian karena Ketua mereka memang tahu bahwa Chong Lian memiliki kenalan dengan beberapa orang anggota klan Kupu-kupu Surga yang saat ini keberadaannya sangat dirahasiakan.Lalu, dilihat dari situasi saat ini, keadaan mereka berempat sedang tidak diuntungkan. Tapi kenapa mereka masih nampak tenang-tenang saja? H
Saat gadai besi berduri milik Tong Bijal dihempaskan, rerumputan di tanah langsung terlihat layu. Aura Iblis memang dapat menyerap kehidupan benda hidup lemah yang di sentuhnya. Untung saja kala itu Zero mampu bertahan dengan baik ketika terluka akibat aura iblis berkata ketahanan tubuhnya yang luar biasa.Karena melihat serangan ini cukup berbahaya, Zero tidak berniat untuk menangkisnya. Zero berniat hanya akan menghindarinya saja. Namun kedua mata Zero terbelalak saat melihat Tong Bijal yang merubah arah serangannya yang ternyata ia justru menyerang ke arah Vivi."Vivi...! Awas...!" teriak Zero yang mencoba berlari untuk membantu Vivi menahan serangan itu. Namun nampaknya ia terlambat.Padahal, tadi Vivi sudah sekuat tenaga berusaha menahan serangan dari Tong Bijal. Namun sayangnya, tidak semua serangan mampu Vivi tahan. Alhasil, Vivi terkena dua serangan di bagian bahu kanan dan bagian kaki kirinya."Vivi...!" Zero benar-benar marah. Dan tatapan matanya langsung berapi-api.Kemudia
Tong Bijal yang telah kehilangan satu kakinya akhirnya sangat ketakutan saat melihat tatapan mata Zero yang sangat tajam. Seakan-akan tatapan itu dapat menyayat tubuh orang yang menatapnya. Yah, benar, itu juga adalah salah satu kekuatan yang dimiliki seorang ahli bela diri di tingkatan tinggi. Tatapan mata yang Zero perlihatkan itu memang mampu merusak mental lawan yang menatap mata Zero.Sring!Zero Kembali menebaskan pedangnya pada kaki Tong Bijal yang tersisa.Dan Zero juga merasakan bahwa kekuatan aura iblis yang dimiliki oleh Tong Bijal secara bertahap menghilang karena diserap habis oleh sisik naga yang ia miliki. Dan sisik naga itu kemudian mentransferkan kekuatan aura iblis ke pedang aura naga milik Zero. Dan tentu saja kekuatan aura iblis itu sudah dimurnikan menjadi kekuatan aura naga yang kini berubah menjadi kekuatan aura Dewa Naga. Dan ketika Zero ingin berbicara pada Tong Bijal, ternyata dari tubuh Tong Bijal keluarlah sesosok makhluk aneh. Makhluk itu langsung keluar
Tak terasa perjalanan Mereke berempat akhirnya tiba juga di desa terakhir yang dikatakan kemarin. Nama desa itu adalah desa Bunyi. Desa ini sangat dikenal dengan budaya yang memiliki ciri khas pada seni musik dan juga tarinya. Pada kesehariannya, para warga yang menghuni desa Bunyi ini sebagian besar sering kali di sewa oleh desa-desa lain atas jasa hiburan yang mereka miliki di bidang seni musik dan tari.Namun, ketika Zero dan yang lainnya tiba di desa ini, kenapa keadaannya sangatlah sunyi? Sepanjang jalan mereka masuk ke desa ini, mereka dapat menghitung orang yang lewat hanya dengan hitungan jari saja. Dan orang-orang yang dilihat pun nampaknya memiliki keadaan tubuh yang kurang sehat, mereka nampak lesu dan letih. Karena merasa penasaran, Vivi pun memutuskan untuk bertanya tentang kejanggalan yang ia lihat di desa Bunyi ini. Sebab, terakhir kali Vivi singgah di desa Bunyi, suasananya tidaklah seperti ini. Suasananya sangatlah tentram dan juga damai. Banyak anak-anak kecil yang
Pada siang hari ini, Zero sengaja berjalan menyusuri pinggir pantai untuk mencari tahu tentang bajak laut yang tengah ia cari. Dan sesuai dugaannya, akhirnya Zero melihat ada sebuah kapal yang berlabuh di pantai. Akan tetapi, Zero tidak menemukan keberadaan satu orang pun yang tinggal di kapal itu. Nampaknya para bajak laut ini sedang tidak berada di kapal itu.Zero kemudian segera mencoba mencari lagi jejak ke mana perginya para bajak laut ini. Zero terpaksa masuk ke dalam hutan kecil yang ada di pinggir pantai karena ia memiliki dugaan bahwa para bajak laut ini bisa saja saat ini sedang beristirahat di sana. Dan ternyata dugaan Zero itu benar adanya. 'Jadi benar, mereka ternyata sedang beristirahat di sini. Em..., apa yang harus aku lakukan, ya? Apakah langsung aku serang saja?' gumam Zero."Siapa kau?! Apa yang kau lakukan di sini?!" Namun dari arah belakang, tiba-tiba ada suara seseorang yang bertanya kepada Zero seraya menodongkan tombaknya."Cih! Sepertinya aku emang harus berta