Kapten Flame langsung mundur ketika ia merasakan ada satu tebasan pedang lagi yang menuju ke arahnya. Ternyata Zero mampu menebaskan dua tebasan pedang sekaligus. Hal seperti ini tidaklah pernah terduga oleh Kapten Flame.Kapten Flame kemudian kembali memikirkan cara untuk mengalahkan Zero. Kemudian ia mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Zero menyadari apa yang dilakukan oleh Kapten Flame. Ternyata Kapten Flame berencana untuk melarikan diri dengan cara melemparkan serbuk racun mata. Racun mata ini bisa membuat penglihatan orang terganggu. Bahkan jika mata seseorang terkena racun mata secara berlebih, maka bisa saja mengakibatkan kebutaan.Dan tepat sebelum Kapten Flame sempat menyebarkan racun itu ke arah Zero, dengan cepat Zero langsung menebas kantung racun itu sehingga racun mata itu mengenai mata Kapten Flame sendiri."Argh...! Sial!" Kapten Flame berteriak saat merasakan kedua matanya sangatlah perih.Karena penglihatannya terganggu, Kapten Flame akhirnya berhasil dikalahka
Keesokkan harinya, ternyata Istana tengah gempar karena adanya kabar bahwa Raja tiba-tiba sakit dan kini hanya bisa berbaring lemas di dalam kamarnya. Mendengar hal itu, Vivi dan Zero tentu saja langsung bergegas menuju kamar Raja."Ayah...!" Vivi langsung memeluk tubuh Raja yang tak lain Ayah kandungnya itu dengan meneteskan air mata."Vivi..., uhuk, uhuk..., ternyata kau sudah dewasa, Nak. Uhuk, uhuk...!" Nampaknya kondisi Raja benar-benar parah."Ayah, tidak!" Vivi semakin menangis saat melihat Ayahnya yang berbicara terbata-bata seperti ini."Ma-maafkan Aku, Nak. Aku, uhuk..., uhuk..., aku tidak bisa menjadi Ayah yang baik untukmu." Suasana langsung menjadi hening sesaat ketika tangan Raja yang membelai lembut wajah Vivi baru saja terkulai."A-ayah...! Ayah...! Tidak...!" Keheningan pun pecah karena suara Vivi yang menangis histeris.Ternyata, Raja telah meninggal dunia. Hal yang sangat tidak diduga oleh Vivi dan Zero adalah kematian Raja. Padahal, kepulangan Vivi ke Istana ini ka
Hari ini, adalah hari di mana rapat penting akan dilakukan. Vivi dan Zero sudah menyiapkan diri mereka untuk ikut serta dalam rapat penting. Dan ternyata, bukan hanya Zero saja yang Vivi ajak untuk ikut dalam rapat. Vivi juga mengajak Chong Lian dan juga Nana. Vivi sudah memiliki suatu tujuan tertentu yang ia susun bersama Zero.Tok, tok, tok!Ada suara palu yang menandakan bahwa rapat penting telah dimulai."Baiklah, aku, sebagai Penasihat kerajaan akan mengumumkan terlebih dahulu wasiat Raja sebelum ia wafat," teriak Wei Kong seraya membuka sebuah gulungan kertas.Keadaan yang tadinya hening, langsung terdengar banyak suara bisikan-bisikan setelah penasihat kerajaan yang dipercaya oleh Raja membacakan wasiat Raja. Wasiat itu tentu saja berisikan bahwa Vivi adalah pewaris sah selanjutnya."Aku keberatan dengan Wasiat Raja!" Tiba-tiba Linlin mengangkat tangannya dan menyatakan penolakan terhadap wasiat Raja."Benar, aku juga!""Iya, aku juga sama."Dan ada beberapa orang lagi yang sep
Pintu yang rusak karena ditendang dengan kuat itu sontak menarik perhatian semua orang yang hadir dalam ruang rapat penting. Namun, tidak ada satu orang pun yang berani memarahi perbuatan pria itu.Vivi menatap lekat-lekat pria itu. Lalu kedua mata Vivi berkaca-kaca. Zero tentu saja memperhatikan setiap gerak-gerik Vivi. Tapi kali ini Zero merasa lega, sebab Zero memiliki firasat bahwa pria yang datang ini adalah orang yang akan membela Vivi."Kalian tidak tahu malu! Berani-beraninya kalian menentang wasiat Raja kami!" Dengan tatapan garangnya, Jendral Tertinggi yang bernama Limdong mencabut pedangnya dan menodongkan ke arah kerumunan.Saat pedang itu ditarik keluar dari sarungnya, aura yang terpancar sangatlah kuat. Untuk mereka yang memang tidak disukai oleh Jendral Limdong, nafas mereka langsung terasa sesak. Ini adalah suatu jurus yang bernama Hushaku. Teknik Hushaku adalah suatu jurus yang dapat menyerang mental lawannya. Bagi siapa yang tak mampu menahannya, maka akan langsung t
Pada malam hari ini, Vivi terlihat sangat senang ketika menceritakan tentang awal mula ia bertemu dengan Zero sampai akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Namun, ada sedikit perubahan pada ekspresi wajah Limdong yang berbeda saat ia mendengar nama keluarga Zero. Dan karena Zero merasakan ekspresi itu mengganggunya, Zero pun dengan jujur menanyakannya pada Limdong."Jendral, tidak, Kakak Limdong, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" Dan wajah Zero pun nampak berubah menjadi serius."Eh, iya? Silahkan, apa yang ingin kau tanyakan, maka tanyakan saja, Zero. Aku akan menjawab pertanyaanmu semampuku," jawab Limdong."Em..., itu, sebenarnya aku melihat kalau dirimu sempat merasa terkejut saat mengetahui bahwa aku adalah anak dari Koziki Odin. Apakah Kakak Limdong mengenal Ayahku?" tanya Zero langsung pada intinya.Sebenarnya Limdong sempat merasa ragu untuk menjawabnya. Namun karena adanya desakan dari Zero dan ditambah juga oleh Vivi, akhirnya Limdong bercerita apa yang ia ketahui te
Karena Vivi merasa terusik dengan perbuatan jahat Linlin, akhirnya Vivi pun mengutus beberapa orang kepercayaannya untuk mendapatkan semua bukti-bukti tentang kejahatan yang pernah dilakukan oleh Linlin. Vivi juga ingin menjadikan hal ini sebagai contoh pada para rakyatnya, bahwa keluarga Bangsawan pun akan tetap dihukum jika terbukti melakukan kesalahan.Lalu, karena Vivi baru saja sah menjadi seorang Ratu, hari-harinya masih dipenuhi dengan berbagai macam kesibukan terutama melihat laporan berkas-berkas yang mulai menumpuk. Hal semacam inilah sebenarnya yang sangat membuat Vivi malas menjalani kewajibannya sebagai seorang Ratu. Dan untungnya, ia memiliki seorang suami yang sangat baik. Zero tidak hanya berdiam saja, ia pun membantu Vivi sekuat tenaga dan semampunya. Dan saat Vivi sedang melihat selembar berkas laporan, ia pun langsung menunjukkannya pada Zero. "Sayang, coba lihat ini."Zero lalu membaca selembar berkas laporan itu dan ternyata Zero langsung mengepalkan kedua tangan
"Apa-apaan orang ini?! Kenapa dia ada di desa ini?! Bukankah semua penduduk telah di bereskan semuanya?!""Ya sudah, hajar saja kalau dia memang menghalangi kita!""Benar, ayo! Kalau memang dia menghalangi hajar saja sampai mati!" Sepertinya orang-orang ini tidak akan bisa diajak bicara secara baik-baik.Mendengar pembicaraan sombong dari mereka, justru membuat Zero menyeringai."Oh, jadi kalian pikir aku ini menghalangi pekerjaan kalian ya? Kalau begitu sudah jelas, kalian pasti memiliki niatan yang buruk berada di desa ini. Baiklah, aku sendiri yang akan menghajar kalian dan membuat kalian berbicara!" Sedetik setelah berbicara, kedua pedang Zero langsung menari ke sana kemari dan berhasil menumbangkan sepuluh orang sekaligus."A-apa yang terjadi...? Ba-bagaimana bisa?!" Zero memperhatikan, ternyata ada satu orang memiliki lambang berbeda yang terukir di pakaian yang dikenakan orang itu. Sepertinya orang ini adalah pemimpin di kelompok ini."Ada apa? Tadi kalian yang berkata ingin me
Saat Zero sedang memperhatikan benda itu, lalu pedang aura naga miliknya kembali memancarkan cahaya, begitu juga dengan benda itu. Setelah itu Zero akhirnya yakin, kalau benda itu adalah gigi Naga karena memang bentuknya menyerupai sebuah gigi. Tentu saja benda itu ukurannya tidak seperti gigi manusia. Ukurannya terbilang sangat besar untuk ukuran sebuah gigi."Ternyata benar, ini juga bagian dari tubuh Naga. Dari mana mereka mendapatkannya? Kira-kira, apakah ada lagi ya?" Zero pun penasaran, ia kembali memeriksa benda-benda yang ada di sana. Namun sayangnya, ia tidak menemukan lagi benda yang berkaitan dengan naga.Dan setelah pedang aura naga milik Zero selesai menyerap energi yang ada pada gigi itu, pedang aura naga sempat melepaskan aura naga yang bentuknya hampir sempurna. Dan aura naga itu juga bentuknya semakin cerah, tidak seperti sebelumnya yang terlihat lebih transparan. Karena penasaran, Zero akhirnya Ingin mencoba, apakah kekuatan pedang aura naganya ini bertambah kuat ata
Dengan memusatkan kekuatannya pada telapak tangan, Orion mengumpulkan energinya kemudian ia langsung melancarkan serangan terkuatnya ke arah Thanos. Saat tubuh Thanos yang terkena serangan Orion, tubuhnya langsung hilang menjadi serpihan debu."Sepertinya aku hanya bisa melakukan sebatas ini saja, Zero. Kalau begitu aku akan kembali beristirahat." Orion kemudian kembali masuk ke dalam pedang.Akan tetapi, baru saja Zero merasa senang bahwa satu musuhnya telah berhasil dikalahkan oleh Orion, Raja Kegelapan akhirnya muncul!Suasana jadi terasa lebih mencekam saat sosok Raja Kegelapan hadir di tempat itu. Bahkan, kedua kaki Zero terasa seperti ada tekanan yang beratnya seperti gunung saat merasakan tekanan yang sangat kuat yang sengaja dipancarkan oleh Raja Kegelapan."A-apa ini?" tanya Zero pada dirinya sendiri, dengan posisi wajahnya saat ini menatap ke lantai.Beberapa detik kemudian terdengarlah suara tawa Raja Kegelapan yang menggema. Mendengar suara tawa dari Raja Kegelapan, membuat
Saat situasi semakin sulit dan Nino serta Ratu Vivi terluka parah, Zero merasa perlu untuk mengambil tindakan yang tepat untuk menyelamatkan mereka. Setelah mempertimbangkan beberapa opsi, dia memutuskan untuk membawa Nino dan Ratu Vivi ke dalam dimensi lain yang ada pada pedangnya.Dalam dimensi tersebut, Zero dapat memberikan perawatan medis yang lebih baik dan memastikan bahwa Nino dan Ratu Vivi pulih sepenuhnya dari luka-luka mereka. Meskipun memasukkan teman-temannya ke dalam dimensi tersebut memerlukan kekuatan dan energi yang besar, Zero yakin bahwa itu adalah keputusan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa mereka. Ketika tinggal Zero dan Panglima perang kegelapan dalam pertempuran, Zero menatap musuhnya dengan tajam dan penuh kemarahan. Dia merasa sangat marah besar karena teman-temannya telah terluka dan musuhnya telah mengancam nyawa Vivi.Zero mengeluarkan suara yang tegas dan penuh keberanian, dia mengatakan, "Kau telah melakukan kesalahan besar dengan mengancam nyawa Istri
Pertarungan antara Zero, Ratu Vivi, Nino, dan para Orge yang dihidupkan kembali sangat sengit. Para Orge terus menerus menyerang dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa, membuat pertempuran semakin sulit.Zero menggunakan pedangnya untuk melawan Orge yang menyerang dari jarak dekat, sedangkan Ratu Vivi menggunakan sihirnya untuk memanipulasi elemen dan menyerang dari jarak jauh. Nino juga menggunakan kekuatan Kutukan Klan Kupu-kupu Surga untuk memberikan perlindungan dan kekuatan tambahan kepada teman-temannya.Namun, mereka tidak hanya berjuang melawan para Orge. Mereka juga harus menghadapi Necromancer yang berbahaya. Necromancer itu menggunakan sihir hitam untuk menyerang dan mencoba mengendalikan pikiran mereka.Setelah bertarung dengan gigih, akhirnya mereka berhasil mendekati Necromancer. Akan tetapi, tiba-tiba mereka diserang dari arah lain oleh pasukan kegelapan yang dipimpin oleh seorang panglima perang yang nampak sangat kuat. Terlihat jelas bahwa Panglima perang itu m
Setelah pertempuran yang sengit, Zero, Ratu Vivi, dan Nino berhasil mengalahkan semua musuh yang dikirim oleh Thanos. Namun, ketika mereka sedang bernapas lega dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan mereka, tiba-tiba tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino memancarkan cahaya yang sangat terang.Cahaya ini memenuhi seluruh area sekitar dan membuat semua musuh yang tersisa langsung lenyap tanpa bekas. Zero, Ratu Vivi, dan Nino terkejut dengan apa yang terjadi dan terus memandang ke arah cahaya itu.Setelah cahaya redup, Nino berkata, "Apa yang terjadi? Apa itu yang baru saja terjadi?"Zero dan Ratu Vivi melihat ke arah Nino, dan mereka terkejut melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga telah mengeluarkan kekuatan yang sangat besar dan mematikan.Ratu Vivi berkata, "Itu adalah kekuatan yang luar biasa. Tanda kutukanmu telah memberikan kita perlindungan dan kekuatan yang luar biasa selama perjalanan kita, Nino. Terima kasih."Zero menambahkan, "Tapi kita tetap
Nino, yang awalnya merasa terbebani oleh tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga, kini mulai melihatnya sebagai anugrah. Dia menyadari meskipun kutukan ini mungkin memiliki sisi negatif, kekuatan dan bantuan yang telah diberikan oleh kutukan ini telah menjadi berkat bagi mereka semua dalam perjalanan mereka.Dengan senyum di wajahnya, Nino berkata, "Kau benar, Zero. Aku tidak pernah menyangka bahwa kutukan ini akan membantu kita sebanyak ini. Aku merasa bersyukur bahwa kita bisa menggunakannya untuk kebaikan."Ratu Vivi, yang juga merasa terharu oleh perubahan sikap Nino, menambahkan, "Kadang-kadang, kekuatan sejati kita terletak pada kemampuan kita untuk mengatasi rintangan dan menggunakan semua sumber daya yang kita miliki, bahkan jika itu berasal dari tempat yang tidak terduga. Nino, kutukanmu telah membantu kita dalam banyak cara, dan aku yakin kita akan berhasil."Dengan dukungan dan kepercayaan dari Zero dan Ratu Vivi, Nino merasa lebih kuat dan lebih termotivasi untuk melanjutkan pe
Saat mereka dalam perjalanan, Nino tiba-tiba merasa sakit dan jatuh ke tanah. Zero dan Ratu Vivi bergegas ke sampingnya, melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino mulai memancarkan cahaya yang kuat dan tampaknya menyakitinya.Zero, yang tahu sedikit tentang kutukan Klan Kupu-kupu Surga, memahami bahwa ini adalah tanda bahwa kutukan itu mulai aktif. Dia tahu bahwa kutukan ini bisa sangat berbahaya dan mereka harus segera mencari bantuan.Ratu Vivi, yang merasa khawatir tentang keadaan Nino, segera bergegas untuk mencari penyembuh terdekat. Sementara itu, Zero mencoba menenangkan Nino dan meyakinkannya bahwa mereka akan menemukan cara untuk membantu dia.Saat menunggu penyembuh tiba, Zero berusaha sebaik mungkin untuk merawat Nino dan meringankan rasa sakitnya. Ia berdoa dan berharap bahwa Nino akan pulih dan bisa melanjutkan perjalanan mereka.Ketika obat penyembuh tiba, Vivi segera memeriksa Nino dan memastikan bahwa dia bisa mengatasi kutukan Klan Kupu-kupu Surga
Setelah Zero membawa Razgor ke istana, dia diserahkan kepada penjaga kerajaan yang akan mengawasinya sementara persiapan pengadilan dilakukan. Ratu Vivi, yang telah diselamatkan oleh tindakan berani Zero, mengucapkan terima kasih kepadanya dan memerintahkan agar pengadilan diadakan secepat mungkin.Pengadilan diadakan di hadapan Ratu Vivi, para pejabat kerajaan, dan warga yang tertarik untuk menyaksikan proses hukum. Razgor dihadapkan dengan tuduhan berencana untuk membunuh Ratu Vivi dan berbagai kejahatan lain yang telah dia lakukan selama masa jabatannya sebagai pemimpin pembunuh bayaran.Selama pengadilan, jaksa menghadirkan bukti dan kesaksian yang menunjukkan kejahatan Razgor. Sementara itu, Razgor diberi kesempatan untuk membela diri dan menjelaskan alasannya melakukan tindakan jahat tersebut.Setelah semua bukti dan kesaksian telah disajikan, Ratu Vivi mempertimbangkan seluruh informasi dan memutuskan hukuman yang pantas untuk Razgor. Mengingat kejahatan serius yang telah dia l
Zero yang telah melihat banyak pertempuran dan musuh, tidak terkejut oleh serangan bayangan Razgor. Dia telah belajar dari pengalaman masa lalu bagaimana cara menghadapi musuh yang mengandalkan bayangan dan tipu muslihat. Dia tahu bahwa dia harus tetap tenang dan fokus, dan tidak boleh terpancing oleh serangan bayangan Razgor.Saat Razgor menggunakan "Bayangan Menyerang," Zero menggunakan jurus "Cahaya Penyembuh" untuk melindungi dirinya dari serangan bayangan. Cahaya dari pedangnya menerangi area sekitarnya, mengungkap bayangan dan membuatnya lebih mudah untuk dihindari.Ketika Razgor mencoba menggunakan "Bayangan Kembar," Zero menggunakan jurus "Angin Badai" untuk mendorong bayangan itu pergi. Angin kencang dari pedangnya mampu memecah bayangan dan mengungkap posisi sebenarnya dari Razgor.Razgor, yang awalnya merasa yakin dengan kemenangannya, sekarang mulai merasa terpojok. Dia menyadari bahwa Zero bukanlah lawan yang bisa dia remehkan, dan bahwa dia mungkin telah meremehkan kekua
Setelah mendapatkan Gleaming Scepter, Zero merasa lebih yakin dan siap untuk kembali ke istana dan melaporkan pencapaiannya kepada Ratu yang tak lain istrinya sendiri. Dia juga sangat berterima kasih kepada Tigreal, Eldrakon, dan Arion atas dukungan dan persahabatan mereka selama perjalanan ini.Untuk Tigreal, Eldrakon, dan Arion, mereka memutuskan untuk kembali bersemayam di dalam ketiga pedang yang Zero miliki saat ini. Mereka ingin tetap bersama Zero, membantunya dalam pertempuran dan memberinya petunjuk saat dia membutuhkannya. Zero merasa terharu oleh keputusan mereka dan berjanji untuk selalu menghormati kekuatan mereka. Dia berkata, "Terima kasih, teman-teman. Aku berjanji akan menggunakan kekuatan kita dengan bijaksana dan tentunya akan aku gunakan hanya untuk melindungi semua orang dari kejahatan. Mari kita bersatu untuk menghadapi kejahatan."Dengan perasaan gembira dan penuh harapan, Zero bersiap kembali ke istana, membawa ketiga pedang legendaris bersamanya. Sekarang, deng