Hari ini, adalah hari di mana rapat penting akan dilakukan. Vivi dan Zero sudah menyiapkan diri mereka untuk ikut serta dalam rapat penting. Dan ternyata, bukan hanya Zero saja yang Vivi ajak untuk ikut dalam rapat. Vivi juga mengajak Chong Lian dan juga Nana. Vivi sudah memiliki suatu tujuan tertentu yang ia susun bersama Zero.Tok, tok, tok!Ada suara palu yang menandakan bahwa rapat penting telah dimulai."Baiklah, aku, sebagai Penasihat kerajaan akan mengumumkan terlebih dahulu wasiat Raja sebelum ia wafat," teriak Wei Kong seraya membuka sebuah gulungan kertas.Keadaan yang tadinya hening, langsung terdengar banyak suara bisikan-bisikan setelah penasihat kerajaan yang dipercaya oleh Raja membacakan wasiat Raja. Wasiat itu tentu saja berisikan bahwa Vivi adalah pewaris sah selanjutnya."Aku keberatan dengan Wasiat Raja!" Tiba-tiba Linlin mengangkat tangannya dan menyatakan penolakan terhadap wasiat Raja."Benar, aku juga!""Iya, aku juga sama."Dan ada beberapa orang lagi yang sep
Pintu yang rusak karena ditendang dengan kuat itu sontak menarik perhatian semua orang yang hadir dalam ruang rapat penting. Namun, tidak ada satu orang pun yang berani memarahi perbuatan pria itu.Vivi menatap lekat-lekat pria itu. Lalu kedua mata Vivi berkaca-kaca. Zero tentu saja memperhatikan setiap gerak-gerik Vivi. Tapi kali ini Zero merasa lega, sebab Zero memiliki firasat bahwa pria yang datang ini adalah orang yang akan membela Vivi."Kalian tidak tahu malu! Berani-beraninya kalian menentang wasiat Raja kami!" Dengan tatapan garangnya, Jendral Tertinggi yang bernama Limdong mencabut pedangnya dan menodongkan ke arah kerumunan.Saat pedang itu ditarik keluar dari sarungnya, aura yang terpancar sangatlah kuat. Untuk mereka yang memang tidak disukai oleh Jendral Limdong, nafas mereka langsung terasa sesak. Ini adalah suatu jurus yang bernama Hushaku. Teknik Hushaku adalah suatu jurus yang dapat menyerang mental lawannya. Bagi siapa yang tak mampu menahannya, maka akan langsung t
Pada malam hari ini, Vivi terlihat sangat senang ketika menceritakan tentang awal mula ia bertemu dengan Zero sampai akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Namun, ada sedikit perubahan pada ekspresi wajah Limdong yang berbeda saat ia mendengar nama keluarga Zero. Dan karena Zero merasakan ekspresi itu mengganggunya, Zero pun dengan jujur menanyakannya pada Limdong."Jendral, tidak, Kakak Limdong, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" Dan wajah Zero pun nampak berubah menjadi serius."Eh, iya? Silahkan, apa yang ingin kau tanyakan, maka tanyakan saja, Zero. Aku akan menjawab pertanyaanmu semampuku," jawab Limdong."Em..., itu, sebenarnya aku melihat kalau dirimu sempat merasa terkejut saat mengetahui bahwa aku adalah anak dari Koziki Odin. Apakah Kakak Limdong mengenal Ayahku?" tanya Zero langsung pada intinya.Sebenarnya Limdong sempat merasa ragu untuk menjawabnya. Namun karena adanya desakan dari Zero dan ditambah juga oleh Vivi, akhirnya Limdong bercerita apa yang ia ketahui te
Karena Vivi merasa terusik dengan perbuatan jahat Linlin, akhirnya Vivi pun mengutus beberapa orang kepercayaannya untuk mendapatkan semua bukti-bukti tentang kejahatan yang pernah dilakukan oleh Linlin. Vivi juga ingin menjadikan hal ini sebagai contoh pada para rakyatnya, bahwa keluarga Bangsawan pun akan tetap dihukum jika terbukti melakukan kesalahan.Lalu, karena Vivi baru saja sah menjadi seorang Ratu, hari-harinya masih dipenuhi dengan berbagai macam kesibukan terutama melihat laporan berkas-berkas yang mulai menumpuk. Hal semacam inilah sebenarnya yang sangat membuat Vivi malas menjalani kewajibannya sebagai seorang Ratu. Dan untungnya, ia memiliki seorang suami yang sangat baik. Zero tidak hanya berdiam saja, ia pun membantu Vivi sekuat tenaga dan semampunya. Dan saat Vivi sedang melihat selembar berkas laporan, ia pun langsung menunjukkannya pada Zero. "Sayang, coba lihat ini."Zero lalu membaca selembar berkas laporan itu dan ternyata Zero langsung mengepalkan kedua tangan
"Apa-apaan orang ini?! Kenapa dia ada di desa ini?! Bukankah semua penduduk telah di bereskan semuanya?!""Ya sudah, hajar saja kalau dia memang menghalangi kita!""Benar, ayo! Kalau memang dia menghalangi hajar saja sampai mati!" Sepertinya orang-orang ini tidak akan bisa diajak bicara secara baik-baik.Mendengar pembicaraan sombong dari mereka, justru membuat Zero menyeringai."Oh, jadi kalian pikir aku ini menghalangi pekerjaan kalian ya? Kalau begitu sudah jelas, kalian pasti memiliki niatan yang buruk berada di desa ini. Baiklah, aku sendiri yang akan menghajar kalian dan membuat kalian berbicara!" Sedetik setelah berbicara, kedua pedang Zero langsung menari ke sana kemari dan berhasil menumbangkan sepuluh orang sekaligus."A-apa yang terjadi...? Ba-bagaimana bisa?!" Zero memperhatikan, ternyata ada satu orang memiliki lambang berbeda yang terukir di pakaian yang dikenakan orang itu. Sepertinya orang ini adalah pemimpin di kelompok ini."Ada apa? Tadi kalian yang berkata ingin me
Saat Zero sedang memperhatikan benda itu, lalu pedang aura naga miliknya kembali memancarkan cahaya, begitu juga dengan benda itu. Setelah itu Zero akhirnya yakin, kalau benda itu adalah gigi Naga karena memang bentuknya menyerupai sebuah gigi. Tentu saja benda itu ukurannya tidak seperti gigi manusia. Ukurannya terbilang sangat besar untuk ukuran sebuah gigi."Ternyata benar, ini juga bagian dari tubuh Naga. Dari mana mereka mendapatkannya? Kira-kira, apakah ada lagi ya?" Zero pun penasaran, ia kembali memeriksa benda-benda yang ada di sana. Namun sayangnya, ia tidak menemukan lagi benda yang berkaitan dengan naga.Dan setelah pedang aura naga milik Zero selesai menyerap energi yang ada pada gigi itu, pedang aura naga sempat melepaskan aura naga yang bentuknya hampir sempurna. Dan aura naga itu juga bentuknya semakin cerah, tidak seperti sebelumnya yang terlihat lebih transparan. Karena penasaran, Zero akhirnya Ingin mencoba, apakah kekuatan pedang aura naganya ini bertambah kuat ata
Ternyata Zero memiliki sebuah ide untuk terus mencari dan akan terus menghadapi pasukan yang dibentuk oleh Kim Lun Suo itu. Karena apa? Yah, karena Zero juga sangat tertarik dengan artefak legendaris itu. Zero memiliki pemikiran, jika ia mendapatkan lebih banyak bagian tubuh naga, pasti kekuatan pedang aura naganya akan bertambah kuat dan semakin kuat lagi.Selanjutnya, beberapa hari ini Zero setiap malam juga berlatih dengan keras untuk menguasai jurus kelimanya. Namun sepertinya selalu saja seperti ada yang kurang. Akan tetapi, Zero memiliki sedikit kemajuan setelah ia mendapatkan satu bagian lagi tubuh naga. Kemudian saat itulah Zero berpikir kembali, apakah jurus kelima ini berkaitan dengan level pedangnya? Sebab, ketika ia menyelesaikan gerakan terakhirnya, hanya pedang aura harimaunya lah yang mengeluarkan tebasan yang sangat kuat. Sedangkan untuk pedang aura naga miliknya, terlihat hanya mengeluarkan kekuatan yang masih sama seperti ia melakukan jurus keempatnya.Lalu di malam
Nino sempat terkejut dan waspada saat Zero meraih lehernya secara tiba-tiba yang ternyata memperhatikan bentuk tato yang ada di lehernya. "A-ada apa ini, Raja?" tanya Nino yang sedikit berwaspada.Namun untuk sejenak, Zero tidak menjawab apapun. Setelah Zero melihat sebuah tanda di leher Nino, raut wajahnya menjadi terlihat lebih serius. Hal ini membuat Nino menjadi semakin gugup."Apakah kau anggota klan Kupu-kupu surga?" akhirnya beberapa saat kemudian Zero membuka suara."Hah?! Ja-jadi..., jadi Raja tahu tentang tanda kutukan Klan di leherku ini?" Nino tak menyangka kalau ternyata Zero mengetahui tentang tanda kutukan miliknya itu. Padahal, tanda itu sudah disamarkan dengan cara memodifikasi dengan menambah gambar tato lain agar tidak terlihat mencolok dengan susah payah oleh Nino."Sudah kuduga. Nino, kau harus ikut denganku nanti. Kau akan lebih aman jika berada bersama Nana di Istana kami." Sepertinya Zero juga tertarik dengan Nino ini. Sebab, tadi Tigreal sempat berbicara bahwa