Share

Cheonyeo Gwisin

Author: Kayinkayinn
last update Last Updated: 2024-01-26 13:18:51

Bai Lu keluar dari goa dan mengikuti ke mana Lee Gon juga Ling Fei pergi dari arah belakang.

"Apa ini di Dinasti Joseon?" tanya Bai Lu kepada Lee Gon dan juga Ling Fei.

"Menurutmu?" Lee Gon kembali menakut-nakuti Bai Lu dan menodongnya kembali dengan menggunakan pedang Abadi miliknya.

Pedang Abadi milik Lee Gon adalah sebuah senjata legendaris. Pedang ini memiliki kekuatan yang luar biasa dan dianggap sebagai simbol kekuasaan dan keadilan. Pedang Abadi memiliki bilah yang terbuat dari logam yang sangat kuat dan tajam. Bilahnya dilapisi dengan warna biru yang indah, memberikan kesan yang misterius dan magis. Pegangan pedang juga ini terbuat dari bahan yang kuat dan nyaman digenggam.

Lee Gon memang memiliki hak istimewa untuk menggunakan Pedang Abadi ini. Pedang ini memberinya kekuatan untuk melawan kejahatan dan menjaga keamanan dunia. Ia menggunakan pedang ini dengan keahlian dan keberanian untuk melawan musuh-musuhnya, dan melindungi orang-orang yang dicintainya.

Pedang Abadi milik Lee Gon memiliki makna yang sangat mendalam. Selain sebagai senjata fisik, pedang ini juga melambangkan kekuatan, keberanian, dan semangat yang tak tergoyahkan dalam menghadapi tantangan, dan melindungi kebenaran.

"Hei, Bung. Santai, jangan penuh emosi seperti itu." Bai Lu merasa gugup dan juga panik, karena setiap kali ia berbicara dengan pria berambut putih itu, ia selalu saja menodongnya dengan pedang Abadi miliknya.

"Kau pikir kau ada di mana?" tanya Lee Gon kembali.

"Jadi, ini bukan tahun 2024? Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan, bagaimana aku bisa pulang ke tempat di mana aku berada?" katanya tampak panik.

"Sttt, jangan berisik!!" Ling Fei terlihat bersiap-siap mengeluarkan pedang miliknya dari balik pakaiannya, seraya melihat ke arah sekelilingnya dengan mata menyelidik.

"Kenapa, Ling Fei?" tanya Lee Gon bingung.

"Cheonyeo Gwisin ada di sini."

"Apa?" teriak Lee Gon begitu terkejut.

Tiba-tiba saja, dari arah belakang muncul gelombang angin yang begitu besar. Gelombang angin itu langsung menerbangkan Ling Fei dan menghempaskan tubuhnya begitu jauh.

"Ling Fei!!" teriak Lee Gon yang langsung mengeluarkan pedang Abadinya.

"Ada apa ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Karena bingung harus melakukan apa, Bai Lu bersembunyi dari balik sebuah batu besar karena merasa panik dan ketakutan yang membelenggunya. Sementara Lee Gon, ia berusaha untuk menyerang Cheonyeo Gwisin dengan menggunakan pedang Abadi miliknya.

Sementara itu, Cheonyeo Gwisin adalah sebangsa hantu perawan. Sebagai wanita yang belum menikah, semasa hidupnya ia selalu mengalami kesulitan serta menyimpan begitu banyak dendam.

Cheonyeo Gwisin, juga dikenal sebagai makhluk gaib atau hantu yang sering muncul dalam cerita rakyat. Cheonyeo Gwisin secara harfiah berarti "hantu wanita muda".

Cheonyeo Gwisin biasanya digambarkan sebagai wanita muda yang meninggal dalam keadaan tragis atau dengan dendam yang belum terpenuhi. Mereka sering kali memiliki penampilan yang menakutkan, dengan rambut panjang yang terurai, dan gaun putih yang kusut. Mereka seringkali terlihat berkeliaran di malam hari atau di tempat-tempat terpencil.

Menurut cerita rakyat, Cheonyeo Gwisin sering kali muncul untuk mencari keadilan atau membalaskan dendam. Mereka dapat mengganggu atau menakuti orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian mereka, atau seseorang yang telah berbuat jahat terhadap mereka.

Beberapa cerita juga menggambarkan mereka sebagai makhluk yang haus darah, serta mencari korban untuk memuaskan kehausan mereka.

Cheonyeo Gwisin sering kali dikaitkan dengan ritual atau upacara tertentu. Misalnya, orang-orang meletakkan makanan dan minuman di luar rumah mereka sebagai persembahan untuk Cheonyeo Gwisin, agar mereka tidak mengganggu rumah tangga warga sekitar.

Meskipun Cheonyeo Gwisin sering digambarkan sebagai makhluk menakutkan, mereka juga sering kali dipandang sebagai simbol kesedihan dan kehilangan. Mereka mewakili rasa sakit dan penderitaan yang belum terselesaikan dan sering kali mengingatkan kita akan pentingnya menghormati dan menghargai kehidupan.

Karena arwahnya yang menjadi tidak tenang dan terjebak di alam fana. Ia selalu menyerang siapapun yang berusaha menghalangi pembalasan dendamnya.

"Lee Gon, di belakangmu!!" teriak Ling Fei memberi tahu.

Melihat pertarungan sengit antara pedang Abadi milik Lee Gon dengan lilitan rambut panjang Cheonyeo Gwisin yang tajam, Bai Lu semakin terlihat ketakutan dan berusaha menjauhi pertarungan tersebut dengan mencari tempat persembunyian.

"Hey, Yuram palsu!!" teriak Ling Fei kepada Bai Lu, "apa yang kau lakukan? Kenapa kau bersembunyi?"

"Aku takut, aku hanya gadis lemah tak berdaya. Aku tidak bisa berbuat banyak, aku benar-benar tidak bisa bertarung!" serunya gelagapan karena ketakutan.

"Gadis bodoh! Kau hanya diam saja melihat saudaramu diserang seperti ini? Cepat keluar dan bantu kami!!" teriak Ling Fei penuh emosi dan menarik tubuh Bai Lu dari tempat persembunyiannya, dengan menggunakan kekuatan yang berada pada matanya.

Merasa terdorong oleh kekuatan mata Ling Fei, Bai Lu kembali berteriak begitu heboh, dan berusaha untuk kabur. Namun, usahanya sia-sia saja karena tiba-tiba saja kawan-kawan sejenis Cheonyeo Gwisin bermunculan begitu banyak dan menyerangnya.

"Tidak!!!" teriak Bai Lu saat para hantu-hantu ini berusaha melilitnya dan menyerangnya.

"Aishhh, gadis bodoh dan tidak berguna!!" teriak Ling Fei kesal seraya berlari menghampiri Bai Lu, dan menolongnya dengan cara menarik pakaiannya menggunakan tangannya, dan melemparnya serta menghempaskannya ke udara.

Merasa dilempar tak berdaya seperti itu, Bai Lu kembali berteriak dan terlihat sangat ketakutan.

"Jangan berteriak seperti itu gadis bodoh!!" Ling Fei kembali berteriak seraya menghunuskan pedang Cahaya miliknya ke arah wajah hantu-hantu itu dengan begitu cepat.

Pedang Cahaya milik Ling Fei adalah senjata yang memiliki ciri khas unik dan mempesona.

Pedang Cahaya memiliki bilah yang terbuat dari kristal yang transparan dan berkilauan. Bilahnya memancarkan cahaya berwarna-warni yang indah saat terkena sinar matahari atau cahaya lainnya.

Cahaya yang dipancarkan oleh pedang ini memberikan kesan magis dan memikat. Pegangan pedang ini terbuat dari bahan yang kuat dan nyaman digenggam. Biasanya, pegangan tersebut dilapisi dengan kulit atau anyaman yang memberikan pegangan yang baik dan stabil, saat digunakan dalam pertempuran.

Kekuatan utama Pedang Cahaya adalah kemampuannya untuk memancarkan serangan energi cahaya yang kuat. Ketika Ling Fei mengayunkan pedang ini, serangan energi cahaya akan ditembakkan ke arah musuh. Serangan ini dapat melumpuhkan atau menghancurkan musuh dengan kekuatan yang dahsyat.

Selain itu, Pedang Cahaya juga memiliki kemampuan penyembuhan. Ling Fei dapat menggunakan pedang ini untuk mengirim energi penyembuhan ke orang-orang yang terluka atau sakit. Cahaya yang dipancarkan oleh pedang ini memiliki sifat penyembuhan yang menenangkan dan dapat memulihkan kesehatan.

Pedang Cahaya milik Ling Fei melambangkan kekuatan, keberanian, dan kebaikan. Pedang ini menjadi senjata andalan bagi Ling Fei dalam melawan kejahatan dan melindungi orang-orang yang dicintainya. Kemampuan dan keistimewaan Pedang Cahaya membuatnya menjadi senjata yang sangat berharga dan efektif dalam pertempuran.

Ketika tubuh Bai Lu kembali ke dasar tanah dan hampir saja terjatuh, Ling Fei langsung terbang menghampirinya seraya menariknya, kemudian menerbangkannya kembali saat hantu-hantu itu kembali menyerangnya.

"Kau diam saja di atas. Kau tidak berguna sama sekali!" Ling Fei langsung menggunakan kekuatan matanya, dengan membuat Bai Lu terdiam di udara, hingga melayang-layang bagaikan seorang burung yang mematung.

Related chapters

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Jeonsa Goljjagi

    “Ling Fei, awas!” teriak Lee Gon yang langsung menghunuskan pedang Abadi miliknya ke arah wajah para Cheonyeo Gwisin dengan sekali tebasan, “sial, kenapa mereka tak ada habisnya?”“Mereka semakin banyak, Lee Gon.” Ling Fei terlihat begitu sibuk melindungi dirinya dari para Cheonyeo Gwisin yang semakin banyakberdatangan, serta mencoba untuk menyerangnya dengan lilitan rambut mereka yang tajam, dan cakaran kuku mereka yang seperti api.“Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang, Ling~ah. Bagaimana caranya agar kita bisa memusnahkan para Cheonyeo Gwisin itu?” Lee Gon juga terlihat sibuk dan begitu kewalahan saat ia berusaha menghunuskan pedang Abadinya ke arah wajah para hantu perawan itu.“Ada satu cara Gon~ah!” seru Ling Fei dengan wajah yang terlihat serius, namun ia seperti sedang memikirkan sesuatu hal.“Apa itu?”Ling Fei menatap wajah Bai Lu yang berada di udara dengan sorotan matanya yang menyipit, hingga membuat Lee Gon juga mengikuti arah ke mana mata Ling Fei memandang.“Apa

    Last Updated : 2024-01-26
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Ang Walang Kamatayang Sagradong Babaeng

    “Choi Bai Lu ?” Ling Fei begitu terkejut saat Bai Lu memberi tahukan nama aslinya.Ling Fei dan juga Lee Gon saling beradu pandang. Mereka tidak menyangka sama sekali kalau mereka akan kembali mendengar nama Bai Lu, setelah hampir 200 tahun lamanya tak mendengar nama itu lagi.“Kenapa? Ada yang salah dengan namaku?” Bai Lu menatap Ling Fei dan Lee Gon silih berganti.“Tunggu, bisa kau ceritakan kepada kami, kenapa kau bisa terjebak di dalam tubuh Yuram?” Ling Fei terlihat sangatlah penasaran, karena menurutnya ini sangatlah aneh.Bai Lu pun mulai menceritakan kisahnya kepada Ling Fei dan juga Lee Gon. Mulai dari siapa dia sebenarnya, menceritakan soal pertama kali ia bermimpi tentang gumiho, air terjun suci, soal tatto huruf tagalog yang berwarna biru tua, hingga ia terjebak di Dinasti Joseon.“Tatto? Boleh aku melihat tattomu itu?” tanya Ling Fei terlihat penasaran.“Tentu, dengan senang hati.”Bai Lu langsung memperlihatkan sebuah tatto berwarna biru tua yang berada di bahu kirinya

    Last Updated : 2024-01-26
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Halmae Gwishin

    "Fei~ah, apa menurutmu kita bisa mempercayai Yuram palsu itu?"Lee Gon menghampiri Ling Fei yang sedang memandangi Lembah Air terjun suci, dengan mata tajamnya dan dengan kedua tangannya yang melingkar ke belakang tubuhnya."Bagaimana pun dia itu tetap Yuram Gon~ah. Saudara kita dan merupakan reinkarnasi Yuram di masa depan. Aku tak mengerti apa maksud kedatangannya ke dunia kita dan menghilangkan jiwa Yuram di masa kini. Tapi, ku pikir ada sesuatu hal yang ingin ditunjukan semesta kepada kita. Apalagi, ini ada keterkaitannya dengan Haneunim Uju."Ling Fei memang merasa ada sesuatu hal yang aneh dengan kedatangan Yuram dari masa depan ke masa kini. Menurutnya, ini memang ada keterkaitannya dengan tatto yang dimilikinya. Apalagi, sebelum jiwa Yuram menghilang, mereka mempunyai misi khusus untuk mendapatkan kembali batu merah suci yang hilang 1000 tahun lalu, yang tengah menjadi perburuan para gumiho."Seperti yang di katakan Yuram sebelum kejadian dia sempat tak sadarkan diri selama 3

    Last Updated : 2024-02-07
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Yeonseok

    Setelah memutuskan untuk menjadi Han Yuram di jaman Dinasti Joseon, Ling Fei dan Lee Gon selaku saudara Han Yuram yang merupakan Jeonsa Goljjagi, mengajak Bai Lu mengelilingi Lembah Air terjun suci untuk mengenal daerah kekuasaan mereka lebih dalam.Karena jiwa Han Yuram menghilang begitu kedatangan Bai lu yang secara tiba-tiba ke Dinasti Joseon, Ling Fei dan juga Lee Gon mulai memperkenalkan secara mendalam tentang pribadi Han Yuram itu seperti apa dan bagaimana ia hidup di masa ini.“Siapa dia?” tanya Bai Lu begitu melihat sosok pria tinggi besar yang memakai hanbok, dengan perpaduan warna hitam dan juga warna silver, terlihat sedang duduk di atas sebuah batu besar dengan menyilangkan kedua kakinya, seraya memejamkan matanya seperti sedang melakukan meditasi.“Yeonseok.” Ling Fei menjawab dan mengajak Bai Lu untuk mendekati sosok pria bernama Yeonseok itu lebih dekat, “Yeonseok, kami datang.”Pria bernama Yeonseok itu langsung membuka matanya. Begitu matanya terbuka, Bai Lu begitu t

    Last Updated : 2024-02-07
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Koin Emas

    "Yuram~ah, awas!!" teriak Ling Fei begitu melihatAeshin mencoba untuk menyerang Bai Lu dengan berlari begitu cepat ke arahnya.Melihat Aeshin yang hampir saja menyerangnya, tiba-tiba saja suara dengungan terdengar begitu keras dan begitu nyaringnya hingga membuat Ling Fei, Lee Gon, dan juga Aeshin menutup telinga mereka, karena tak tahan mendengar suaranya yang begitu menyakitkan itu.Suara mendengung itu cukup keras hingga membuat Aeshin langsung pergi dan menghilang begitu saja karena tak kuat mendengarnya."Suara apa itu?"Lee Gon mengedarkan pandangan matanya ke seluruh penjuru hutan yang terlihat sangat gelap itu."Si . . . siapa anak kecil itu?"Choi Bai Lu menunjuk ke arah seorang anak kecil bertelinga serigala yang muncul dari balik semak-semak, sedang berjalan melangkahkan kakinya dan datang menghampirinya."Yeongwan? Kenapa kau ada di sini?"Ling Fei langsung menghampiri anak kecil bertelinga serigala itu kemudian merundukkan tubuhnya, untuk lebih sejajar dengan tubuh Yeong

    Last Updated : 2024-02-07
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Serangann Gumshin

    “Aku Asahi, penunggu pohon keramat di hutan Yeongdam,” katanya menjawab dengan suara yang terdengar lantang dan bulat.Perempuan berkepang dua itu berjalan menghampiri Bai Lu. Ia menatapnya dengan kedua bola matanya yang merah, dan membulat sempurna dengan begitu tajam dan juga tegas.“Kau Han Yuram bukan? Seorang Jeonsa goljjagi penguasa gunung Halla yang terkenal karena aroma bunga Lilynya.”Bai Lu berjalan mundur satu langkah dari hadapan Asahi. Bagaimana mungkin ia tahu tentang dirinya? Apakah Han Yuram seterkenal itu? Sampai semua orang mengenal tentang dirinya?“Dari mana kau tahu tentang diriku?” tanya Bai Lu begitu polos.Asahi tertawa lebar begitu keras hingga ia menitikkan air matanya, karena saking lucunya pernyataan Bai Lu barusan, serta membuat Lee Gon dan juga Ling Fei saling beradu pandang dengan bingung.“Dari mana kau bilang? Kau sangat polos sekali, Han Yuram. Semua mahluk di dunia ini tahu tentang dirimu. Seekor semut saja tahu apapun yang berkaitan dengan dirimu. B

    Last Updated : 2024-02-07
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Gumshin yang Terbelah Dua

    Ling Fei, Lee Gon, dan Bai Lu berlari begitu cepat. Semakin cepat mereka berlari, semakin cepat pula gumpalan angin menyerang mereka bertiga, menyebabkan Ling Fei terpisah dari kedua saudaranya."Ling Fei hilang!!!"Lee Gon menyadari bahwa saudaranya tidak ada di belakangnya. Bahkan, Asahi yang telah berlari bersamanya, tiba-tiba menghilang begitu saja."Apa? Menghilang? Bagaimana mungkin? Bukankah Ling Fei ada di belakang kita sebelumnya?"Bai Lu menghentikan langkahnya. Begitu dia berhenti, gumpalan angin berhenti tepat di depannya, menyebabkan bayangan hitam itu muncul kembali dan terbentuk sebagai manusia yang lengkap dan sempurna, yang muncul dari balik bayangan hitam berkabut."Yuram, ada apa?" Lee Gon mendekati Bai Lu yang berdiri tepat di depan bayangan hitam itu."Ada seseorang yang muncul dari balik bayangan hitam itu, Lee Gon."Lee Gon dan Bai Lu menatap bayangan hitam itu. Seseorang yang tinggi besar muncul dan berjalan menghampiri Lee Gon dan Bai Lu, dengan langkah kaki y

    Last Updated : 2024-02-07
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Pertarungan Sengit

    "Jangan macam-macam denganku!!""Kau yang jangan macam-macam denganku, Gumshin!!" teriak seseorang yang langsung berlari begitu cepat ke arah Gumshin, dan menerobos masuk ke dalam tubuhnya hingga membuat Asahi, Lee Gon, Bai Lu, bahkan Ling Fei yang setengah sadar pun sangat terkejut melihatnya."Dia, terbelah dua!!" seru Lee Gon, Asahi, Ling Fei dan juga Bai Lu bersamaan.Begitu tubuh Gumshin itu terbelah dua, Bai Lu dan yang lainnya kembali terkejut. Karena tubuh Gumshin itu kembali menyatu dengan utuh."Bagaimana bisa dia membelah tubuh Gumshin dengan cepat? Luar biasa sekali kekuatannya itu!" seru Lee Gon tampak takjub."Dia bisa melakukannya, Kang Taeshin itu mahluk misterius paling kuat yang aku kenal. Selain cerdik, dia selalu dengan mudah mengeksekusi lawannya dalam persekian detik," kata Asahi yang membuat Lee Gon dan Bai Lu kembali takjub, begitu mendengar penjelasan Asahi tentang Kang Taeshin."Kau kembali lagi seperti semula?" Kang Taeshin cukup terkejut begitu melihat Gums

    Last Updated : 2024-02-26

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Samjoko dan Yong

    "Ada apa, Yuram? Kenapa kau menatap ke arah Yeon dan juga Rim?" Ling Fei menatap ke arah saudaranya yang tengah memandangi Yeon dan juga Rim ketika sedang bertempur dengan pasukan Segye yang mulai menyerang.Bai Lu kembali menatap wajah Ling Fei yang terlihat bingung begitu ia menatapnya. "Fei~ah, aku tak tahu apa aku harus mengatakan ini kepadamu atau tidak. Tapi, aku harus mengatakan hal ini kepadamu."Ekspresi wajah pendekar pedang itu terlihat serius. Ia menatap wajah saudaranya begitu dalam hingga membuat yang ditatap merasa khawatir dan juga gugup."Apa maksudmu?" Ling Fei terlihat bingung.Bai Lu menggenggam kedua tangan Ling Fei dengan begitu erat dan menatap kedua bola matanya dengan tajam."Yeon dan juga Rim memiliki kekuatan yang begitu istimewa, Fei~ah. Kekuatan mereka akan bertambah tiga kali lipat jika mereka terbakar api emosi dan sama-sama menyerang lawan mereka secara bersama-sama.""Mereka berdua?" Ling Fei menatap ke arah Yeon dan juga Rim. Saudaranta menganggukkan

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Bunga Hibiscus

    "Apa kematian itu akan menghampiri kita?" tanya Sora kembali yang merasa mulai takut dengan jawaban Bai Lu barusan."Setiap hal yang kita lakukan akan selalu berjumpa dengan maut, Sora~shii," tutur Bai Lu menjawab sambil menatap wajah Sora dengan begitu lekat.Kang Sora mengalihkan pandangan matanya. Rasa ragu dan kecemasan yang selama ini menyelimutinya mulai muncul kembali."Aku tidak bisa berjumpa dengan maut sebelum aku berhasil mencapai tujuan hidupku, Yuram~shii."Bai Lu berjalan menghampiri Sora dan memegang bahu kanannya."Tujuan hidupmu akan tercapai, Sora~shii. Percayalah padaku. Tapi, kau juga harus ingat karena saat ini kau adalah bagian dari ke -11 pendekar Keabadian. Dan, itu artinya kau juga harus menjalankan kewajibanmu untuk menyelesaikan tugasmu."Saat Bai Lu dan Sora sedang berbicara, tiba-tiba saja angin ribut muncul dan menerbangkan apapun yang berada di sekitarnya dengan begitu kencang."Apa itu?" teriak Yeon sambil menutupi wajahnya dengan tangan kanannya."Pasu

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Misi Pertama

    Jinhwan begitu takjub saat melihat para pendekar Keabadian mulai memperlihatkan identitas asli mereka di sungai Ohi. Bahkan, saat air terjun itu membentuk 11 air terjun yang melingkar, para Dewa di atas langit mulai bermunculan dan menampakkan wujud mereka, serta memberikan restu mereka dengan mengangkat tangan kanan mereka tinggi-tinggi.Restu para Dewa memang sangat diperlukan. Saat para Dewa telah memberikan restunya, air hujan berwarna pelangi turun membasahi alam semesta. Untuk kesekian kalinya, Jinhwan berdecak kagum dan begitu bahagia karena ia bisa melihat keindahan yang cukup langka ini.Sementara itu, di dalam sungai Ohi, ke-11 pendekar Keabadian tampak memejamkan mata mereka seraya membuat sebuah lingkaran dengan duduk bersimpuh di dasar sungai, dengan melipat dan menyilangkan kedua kaki mereka.Dengan konsentrasi tinggi dan tampak begitu fokus, Bai Lu dan yang lainnya mulai saling mentransferkan energi kuat mereka kepada satu sama lainnya. Dengan bekal ilmu tenaga dalam ya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Babak Baru Pendekar Keabadian

    Semenjak pertarungan dengan suku Moguya dan menghilangnya suku Moguya menjadi serpihan cahaya, Jochen, Kangchul, Kang Sora, dan Jinhwan mulai mengikuti perjalanan Bai Lu dan teman-temannya ke arah Barat untuk bertemu Ogumsha dan mencari batu merah suci.Bai Lu dan juga teman-temannya yang lain pun mulai memasuki babak baru, di mana ke-11 pendekar Keabadian berkumpul dengan formasi yang sudah lengkap."Yuram~ah, apa Jinhwan juga termasuk bagian dari ke-11 pendekar?" Ling Fei sempat melirik ke arah Jinhwan yang berada di belakangnya saat ia sedang berjalan bersama Jochen dan berbincang-bincang dengannya."Tidak, Ling Fei. Jinhwan bukanlah bagian dari ke-11 pendekar Keabadiaan. Ke-11 pendekar Keabadian itu hanya ada aku, dirimu, Lee Gon, Yeonghwan, Asahi, Kang Taeshin, Choi Rim, Choi Yeon, Kangchul, Kang Sora, dan juga Jochen," jawab Bai Lu menjelaskan."Lalu, kenapa Jinhwan ikut bersama kita?" tanya Ling Fei bingung dan kembali menatap ke arah pria bernama Jinhwan.Bai Lu mengikuti arah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Gabyeoun Ssang

    "Apa yang Jochen dan Yuram lakukan? Kenapa tubuh mereka memancarkan cahaya yang begitu terang?" Yeon menatap ke arah Jochen dan juga Bai Lu yang tiba-tiba saja memancarkan cahaya yang begitu menyilaukan mata.Saat pancaran cahaya itu menerangi tubuh mereka berdua, beberapa anggota suku Moguya merasa lemas dan tak bertenaga sama sekali. Di saat tubuh mereka melemah, Jochen dan Bai Lu mengambil kesempatan itu untuk menyerang mereka.Bai Lu membuat sebuah pergerakan menyilang dengan menggunakan pedang Hayeongsan miliknya. Sementara Jochen, ia muncul di belakang tubuhnya dengan membuat sebuah gerakan seperti gelombang air yang membentuk huruf S dengan cambuk naga 3 api miliknya, hingga membuat para suku Moguya menghilang menjadi serpihan cahaya."Mereka menghilang menjadi serpihan cahaya!" Yeongwan terlihat takjub saat melihat suku Moguya tiba-tiba saja menghilang dan menjadi serpihan cahaya."Itu adalah Gabyeoun Ssang!" Ling Fei juga sepertinya terlihat takjub begitu melihat sinar cahaya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Suku Moguya

    Kangchul menganggukkan kepalanya. Ia beranjak berdiri kemudian menatap ke arah Selatan. "Iya, mereka pernah menggagalkan rencana partai Seribu Pengemis 1 bulan yang lalu untuk merampok salah satu pejabat besar di kerajaan yang melakukan tindakan korupsi.""Suku Moguya juga selalu ingin menguasai hutan Yeongdam yang merupakan tempat tinggalku dan pernah membunuh penghuni hutan Yeongdam secara beringas 25 tahun yang lalu. Ternyata, sekarang mereka ingin menyerang kita." Asahi terdengar menggeram. Ia memang memiliki dendam pribadi kepada suku Moguya yang pernah membunuh setengah penghuni dari hutan Yeongdam.Asahi memang tidak pernah bisa mengalahkan mereka karena kekuatan suku Moguya sangatlah luar biasa. Kekuatan mereka berasal dari senjata pedang misterius milik mereka. Selama mereka memegang senjata, mereka tak akan pernah bisa terkalahkan.Suku Moguya adalah sekelompok manusia yang desanya diserang oleh Rokasur; monster dari alam bawah tanah. Desa yang ditinggali suku Moguya adalah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Tersirat Perasaan yang Aneh

    Kang Taeshin berdiri seorang diri di dekat sebuah batu besar sambil memandang ke arah Barat yang tampak begitu jauh dari pandangan matanya. Hatinya akhir-akhir ini selalu terlihat gelisah. Ia banyak sekali memikirkan banyak hal setelah ia mengetahui kebenaran-kebenaran kehidupannya yang tersembunyi selama ini.Melihat keresahan hati yang dialami oleh Taeshin selama ini, Bai Lu datang menghampirinya saat mereka semua tengah beristirahat sebelum memulai kembali perjalanan mereka."Kau merasa gelisah?" Bai Lu membuka suara setelah beberapa menit membiarkan Taeshin tenggelam dalam pikirannya."Han Yuram? Sejak kapan kau berdiri di sini?" tanyanya tampak terkejut begitu melihat Bai Lu yang tiba-tiba berdiri di dekatnya."Kau sampai tak menyadari kehadiranku di sini? Apa yang kau pikirkan, Kang Taeshin?"Taeshin menundukkan kepalanya dan memalingkan wajahnya. "Aku tak memikirkan apa-apa.""Jangan berbohong padaku. Aku bisa merasakannya dan aku tahu apa yang sedang kau resahkan saat ini. Apa

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Sebuah Ritual

    "Tunggu dulu, Kang Sora. Aku harus menelaah setiap kalimat yang kau lontarkan padaku. Apa maksud perkataanmu yang mengatakan bahwa adikmu bersama Wonam?" tanya Bai Lu yang masih tak mengerti hingga membuat Taeshin dengan yang lainnya menghampiri ke arah mereka berdua."Ada apa, Yuram? Apa ada masalah?" tanya Taeshin sambil menatap ke arah Bai Lu dan juga Kang Sora silih berganti.Kang Sora menatap wajah Bai Lu dengan tatapan cemasnya. Selama ini, ia tidak pernah membicarakan masalah ini kepada siapa pun. Bahkan, Rim dan Yeon yang sudah lebih awal mengenalnya pun hanya tahu kalau dirinya sedang mencari seseorang dan tidak tahu lebih jelasnya seperti apa."Pada saat pemberontakan Dinasto Goryeo, aku melihat adikku sedang bersama Wonam didekat Lembah Air terjun suci. Mereka seperti sedang melakukan suatu ritual.""Ritual? Ritual apa maksudmu?" Ling Fei langsung menarik tangan Sora dan menatapnya dengan tajam.Kang Sora terlihat ragu untuk mengatakannya. Tapi, ia terus didesak oleh Ling F

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Rahasia Kang Sora

    Bai Lu terdiam sejenak dan mencoba untuk menelaah dengan apa yang telah dijelaskan dan dijabarkan oleh Kangchul dan juga Kang Sora tadi. Sejak memberi tahukan rahasia tentang Aeshin, banyak sekali hal yang dipikirkan olehnya. Apa semua misteri ini sedikit demi sedikit akan menemukan titik temunya?"Jangan jadikan ilmu pedangmu untuk melukai orang lain, tapi gunakanlah untuk melindungi orang lain." Kang Sora tiba-tiba bersuara hingga membuat Lee Gon menatap wajahnya untuk beberapa saat, "pendekar sejati tak akan pernah menyerah dan tak akan mudah putus asa. Aku mungkin tidak tahu tujuan kalian sebenarnya apa, tapi kita semua di sini ternyata memiliki musuh yang sama. Walau tujuan hidup kita berbeda, tapi kita mengejar orang yang sama demi kehancurannya, dan untuk membela kebenaran."Lee Gon menatap wajah Kang Sora dengan rasa kagum. Dia adalah salah satu manusia yang bisa dikatakan berumur panjang dan awet muda karena telah diberi anugerah oleh Dewa Bumi. Lee Gon mungkin tidak tahu tuj

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status