“Choi Bai Lu ?” Ling Fei begitu terkejut saat Bai Lu memberi tahukan nama aslinya.
Ling Fei dan juga Lee Gon saling beradu pandang. Mereka tidak menyangka sama sekali kalau mereka akan kembali mendengar nama Bai Lu, setelah hampir 200 tahun lamanya tak mendengar nama itu lagi.“Kenapa? Ada yang salah dengan namaku?” Bai Lu menatap Ling Fei dan Lee Gon silih berganti.“Tunggu, bisa kau ceritakan kepada kami, kenapa kau bisa terjebak di dalam tubuh Yuram?” Ling Fei terlihat sangatlah penasaran, karena menurutnya ini sangatlah aneh.Bai Lu pun mulai menceritakan kisahnya kepada Ling Fei dan juga Lee Gon. Mulai dari siapa dia sebenarnya, menceritakan soal pertama kali ia bermimpi tentang gumiho, air terjun suci, soal tatto huruf tagalog yang berwarna biru tua, hingga ia terjebak di Dinasti Joseon.“Tatto? Boleh aku melihat tattomu itu?” tanya Ling Fei terlihat penasaran.“Tentu, dengan senang hati.”Bai Lu langsung memperlihatkan sebuah tatto berwarna biru tua yang berada di bahu kirinya kepada Ling Fei dan juga Lee Gon.“Ang walang kamatayang sagradong babaeng.”“Kau bisa membacanya?” Bai Lu dan Lee Gon tampak terkejut saat Ling Fei berhasil membaca sebuah tatto yang berada di bahu kiri Bai Lu.“Apa itu artinya?” Lee gon tampak sangat penasaran.“Pendekar wanita lembah suci abadi,” jawab Ling Fei kemudian.“Apa? Maksudmu Yuram palsu ini adalah seorang Haneunim Uju?”Ling Fei menganggukkan kepalanya pelan. Sementara Lee Gon menatap ke arah Yuram tak percaya.“Luar biasa, kau seorang Haneunim Uju?”“Apa? Ha . . .apa? aku tak mengerti.”“Haneunim Uju, yang artinya kau adalah Dewa dari para Dewanya seorang Dewa. Haneunim Uju adalah Dewa Semesta. Seorang Dewa Demesta memiliki tanda lahirnya sendiri. Menurut legenda, dia itu memiliki sebuah tatto berwarna biru tua di bahu kirinya. Ternyata, kau memiliki tatto itu di bahu kirimu.”Menurut cerita dan legenda, Haneunim Uju menjadi Dewa Semesta melalui perjalanan yang panjang dan penuh dengan pengorbanan. Dalam beberapa versi cerita, Haneunim uju adalah seorang manusia yang sangat bijaksana dan kuat secara spiritual. Dia melakukan meditasi dan latihan spiritual yang intens, untuk mencapai tingkat kesempurnaan yang luar biasa.Dalam prosesnya, Haneunim Uju menghadapi berbagai ujian dan rintangan yang menantang. Dia harus mengatasi godaan dan mengalahkan kekuatan jahat yang mencoba menghalanginya.Dalam perjalanan ini, dia juga belajar tentang kebijaksanaan, cinta kasih, dan keadilan. Setelah melewati semua ujian dan mencapai tingkat kesempurnaan spiritual yang tinggi, Haneunim Uju akhirnya diangkat menjadi Dewa Semesta.Sebagai Dewa Semesta, dia memiliki kekuatan dan kebijaksanaan yang luar biasa untuk mengatur dan menjaga keseimbangan alam semesta.“Bukankah Yuram juga memiliki tatto itu? Dia juga seorang Dewa yang menjadi Yeongjusan bukan?” Lee Gon menatap Ling Fei bingung.Ling Fei tak menjawab. Namun, ia mengeluarkan sebuah buku dengan kertas berwarna coklat keemasan dari balik pakaiannya.“Bacalah ini.”“Apa ini?” tanya Bai Lu bingung.“Kitab Han Ling Gon. Ini sebuah pedoman dasar agar kau bisa mengerti siapa dirimu di masa lalu, siapa kita sebenarnya, dan apa tujuan kehidupan kita. Semua pertanyaanmu akan terjawab di kitab ini. Jika sudah mengerti, temui kami di lembah Air Terjun Suci sore nanti. Lee Gon, ayo pergi!”Ling Fei pun pergi dengan di ikuti Lee Gon dari belakang. Sementara Bai Lu, ia tampak memandangi kitab Han Ling Gon itu dengan seksama. Untuk memahami situasi yang tak terduga ini, pada akhirnya Bai Lu memutuskan untuk membuka dan membacanya.Kitab Han Ling Gon memiliki kekuatan magis yang mampu membuka pintu ke dunia spiritual dan mengungkapkan rahasia-rahasia yang tersembunyi. Kitab ini berisi pengetahuan kuno dan hikmat yang diperoleh dari para Dewa serta makhluk mitologis.Han Yuram, Ling Fei, dan Lee Gon adalah tokoh-tokoh penting dalam kitab tersebut. Mereka terhubung dengan Kitab Han Ling Gon dan memulai perjalanan mereka untuk memahami diri mereka sendiri, dan tujuan hidup mereka melalui kitab tersebut. Dalam perjalanan panjang ini, mereka menghadapi berbagai petualangan dan tantangan yang menguji keberanian, kebijaksanaan, dan tekad mereka.Kitab Han Ling Gon menjadi panduan bagi mereka untuk menemukan kebenaran tentang diri mereka sendiri, menggali potensi tersembunyi, dan menghadapi takdir mereka dengan penuh keyakinan. Kitab ini memberikan petunjuk tentang bagaimana menghadapi cobaan, memperoleh kebijaksanaan, dan mencapai pencerahan spiritual.Bai Lu pun memutuskan untuk membacanya karena sangat penasaran dengan isi kitab tersebut. Begitu membuka lembaran demi lembaran, Bai Lu mulai mengerti beberapa hal.Ling Fei, perempuan berambut kecoklatan itu adalah seorang Jeonsa goljjagi dari lembah Cheonbuldog. Pakaian yang selalu ia kenakan adalah sebuah hanbok berwarna putih dengan nuansa hijau tua. Yang melambangkan sebuah kemurnian alam kehidupan yang memelihara cahaya keabadian. Senjata yang ia miliki adalah pedang Cahaya.Kelebihan yang ia miliki adalah bola mata hijaunya yang tajam. Yang bisa melumpuhkan lawan saat melihatnya, serta bisa melihat masa depan mau pun masa lalunya hanya dengan menyentuh pakaian milik seseorang yang dituju. Matanya seperti seekor burung Elang yang bisa melihat situasi dari jarak yang cukup jauh, dengan pendengarannya yang cukup tajam.Sementara Lee Gon, ia adalah seorang Jeonsa goljjagi penguasa dari pulau Ulleungdo berambut putih panjang bermata bulat. Pakaian yang selalu ia kenakan adalah hanbok berwana hitam yang melambangkan sumber penciptaan dari semua alam semesta. Senjata yang ia miliki adalah pedang Keabadian.Kelebihan yang ia miliki adalah kecepatan di atas normal, bisa menyembuhkan luka seseorang dan memiliki kekuatan 100 ekor gajah.“Uwaaaa, ternyata pria berambut putih itu kekuatannya sangat luar biasa!!”Sementara Han Yuram, perempuan berambut panjang berwarna hitam itu merupakan Jeonsa goljjagi penguasa gunung Halla yang mencakup dari semua alam kehidupan. Yuram adalah seorang Dewa yang menjadi Yeongjusan atau bisa disebut pusat keabadian.Han Yuram selalu mengenakan hanbok berwarna putih biru dengan nuansa kekuningan yang melambangkan pusat kehidupan alam semesta, dengan cinta yang murni seperti sumber mata air kehidupan.Senjata yang ia miliki adalah pedang Hayeongsan; cahaya rembulan dari bulan sabit. Pedang yang hanya bisa disentuh oleh Han Yuram sendiri dan hanya bisa dipanggil olehnya.Kelebihan yang ia miliki adalah bisa membaca pikiran seseorang dan menghentikan waktu.“Hah? Serius? Aku memiliki kekuatan luar biasa seperti ini?” teriak Bai Lu yang tak percaya dengan apa yang baru saja ia baca dari kitab Han Ling Gon."Fei~ah, apa menurutmu kita bisa mempercayai Yuram palsu itu?"Lee Gon menghampiri Ling Fei yang sedang memandangi Lembah Air terjun suci, dengan mata tajamnya dan dengan kedua tangannya yang melingkar ke belakang tubuhnya."Bagaimana pun dia itu tetap Yuram Gon~ah. Saudara kita dan merupakan reinkarnasi Yuram di masa depan. Aku tak mengerti apa maksud kedatangannya ke dunia kita dan menghilangkan jiwa Yuram di masa kini. Tapi, ku pikir ada sesuatu hal yang ingin ditunjukan semesta kepada kita. Apalagi, ini ada keterkaitannya dengan Haneunim Uju."Ling Fei memang merasa ada sesuatu hal yang aneh dengan kedatangan Yuram dari masa depan ke masa kini. Menurutnya, ini memang ada keterkaitannya dengan tatto yang dimilikinya. Apalagi, sebelum jiwa Yuram menghilang, mereka mempunyai misi khusus untuk mendapatkan kembali batu merah suci yang hilang 1000 tahun lalu, yang tengah menjadi perburuan para gumiho."Seperti yang di katakan Yuram sebelum kejadian dia sempat tak sadarkan diri selama 3
Setelah memutuskan untuk menjadi Han Yuram di jaman Dinasti Joseon, Ling Fei dan Lee Gon selaku saudara Han Yuram yang merupakan Jeonsa Goljjagi, mengajak Bai Lu mengelilingi Lembah Air terjun suci untuk mengenal daerah kekuasaan mereka lebih dalam.Karena jiwa Han Yuram menghilang begitu kedatangan Bai lu yang secara tiba-tiba ke Dinasti Joseon, Ling Fei dan juga Lee Gon mulai memperkenalkan secara mendalam tentang pribadi Han Yuram itu seperti apa dan bagaimana ia hidup di masa ini.“Siapa dia?” tanya Bai Lu begitu melihat sosok pria tinggi besar yang memakai hanbok, dengan perpaduan warna hitam dan juga warna silver, terlihat sedang duduk di atas sebuah batu besar dengan menyilangkan kedua kakinya, seraya memejamkan matanya seperti sedang melakukan meditasi.“Yeonseok.” Ling Fei menjawab dan mengajak Bai Lu untuk mendekati sosok pria bernama Yeonseok itu lebih dekat, “Yeonseok, kami datang.”Pria bernama Yeonseok itu langsung membuka matanya. Begitu matanya terbuka, Bai Lu begitu t
"Yuram~ah, awas!!" teriak Ling Fei begitu melihatAeshin mencoba untuk menyerang Bai Lu dengan berlari begitu cepat ke arahnya.Melihat Aeshin yang hampir saja menyerangnya, tiba-tiba saja suara dengungan terdengar begitu keras dan begitu nyaringnya hingga membuat Ling Fei, Lee Gon, dan juga Aeshin menutup telinga mereka, karena tak tahan mendengar suaranya yang begitu menyakitkan itu.Suara mendengung itu cukup keras hingga membuat Aeshin langsung pergi dan menghilang begitu saja karena tak kuat mendengarnya."Suara apa itu?"Lee Gon mengedarkan pandangan matanya ke seluruh penjuru hutan yang terlihat sangat gelap itu."Si . . . siapa anak kecil itu?"Choi Bai Lu menunjuk ke arah seorang anak kecil bertelinga serigala yang muncul dari balik semak-semak, sedang berjalan melangkahkan kakinya dan datang menghampirinya."Yeongwan? Kenapa kau ada di sini?"Ling Fei langsung menghampiri anak kecil bertelinga serigala itu kemudian merundukkan tubuhnya, untuk lebih sejajar dengan tubuh Yeong
“Aku Asahi, penunggu pohon keramat di hutan Yeongdam,” katanya menjawab dengan suara yang terdengar lantang dan bulat.Perempuan berkepang dua itu berjalan menghampiri Bai Lu. Ia menatapnya dengan kedua bola matanya yang merah, dan membulat sempurna dengan begitu tajam dan juga tegas.“Kau Han Yuram bukan? Seorang Jeonsa goljjagi penguasa gunung Halla yang terkenal karena aroma bunga Lilynya.”Bai Lu berjalan mundur satu langkah dari hadapan Asahi. Bagaimana mungkin ia tahu tentang dirinya? Apakah Han Yuram seterkenal itu? Sampai semua orang mengenal tentang dirinya?“Dari mana kau tahu tentang diriku?” tanya Bai Lu begitu polos.Asahi tertawa lebar begitu keras hingga ia menitikkan air matanya, karena saking lucunya pernyataan Bai Lu barusan, serta membuat Lee Gon dan juga Ling Fei saling beradu pandang dengan bingung.“Dari mana kau bilang? Kau sangat polos sekali, Han Yuram. Semua mahluk di dunia ini tahu tentang dirimu. Seekor semut saja tahu apapun yang berkaitan dengan dirimu. B
Ling Fei, Lee Gon, dan Bai Lu berlari begitu cepat. Semakin cepat mereka berlari, semakin cepat pula gumpalan angin menyerang mereka bertiga, menyebabkan Ling Fei terpisah dari kedua saudaranya."Ling Fei hilang!!!"Lee Gon menyadari bahwa saudaranya tidak ada di belakangnya. Bahkan, Asahi yang telah berlari bersamanya, tiba-tiba menghilang begitu saja."Apa? Menghilang? Bagaimana mungkin? Bukankah Ling Fei ada di belakang kita sebelumnya?"Bai Lu menghentikan langkahnya. Begitu dia berhenti, gumpalan angin berhenti tepat di depannya, menyebabkan bayangan hitam itu muncul kembali dan terbentuk sebagai manusia yang lengkap dan sempurna, yang muncul dari balik bayangan hitam berkabut."Yuram, ada apa?" Lee Gon mendekati Bai Lu yang berdiri tepat di depan bayangan hitam itu."Ada seseorang yang muncul dari balik bayangan hitam itu, Lee Gon."Lee Gon dan Bai Lu menatap bayangan hitam itu. Seseorang yang tinggi besar muncul dan berjalan menghampiri Lee Gon dan Bai Lu, dengan langkah kaki y
"Jangan macam-macam denganku!!""Kau yang jangan macam-macam denganku, Gumshin!!" teriak seseorang yang langsung berlari begitu cepat ke arah Gumshin, dan menerobos masuk ke dalam tubuhnya hingga membuat Asahi, Lee Gon, Bai Lu, bahkan Ling Fei yang setengah sadar pun sangat terkejut melihatnya."Dia, terbelah dua!!" seru Lee Gon, Asahi, Ling Fei dan juga Bai Lu bersamaan.Begitu tubuh Gumshin itu terbelah dua, Bai Lu dan yang lainnya kembali terkejut. Karena tubuh Gumshin itu kembali menyatu dengan utuh."Bagaimana bisa dia membelah tubuh Gumshin dengan cepat? Luar biasa sekali kekuatannya itu!" seru Lee Gon tampak takjub."Dia bisa melakukannya, Kang Taeshin itu mahluk misterius paling kuat yang aku kenal. Selain cerdik, dia selalu dengan mudah mengeksekusi lawannya dalam persekian detik," kata Asahi yang membuat Lee Gon dan Bai Lu kembali takjub, begitu mendengar penjelasan Asahi tentang Kang Taeshin."Kau kembali lagi seperti semula?" Kang Taeshin cukup terkejut begitu melihat Gums
Semenjak pertarungan yang cukup sengit dengan Gumshin, Bai Lu, Ling Fei, dan juga Lee Gon melanjutkan perjalanan mereka menuju arah Barat. Rencana mereka untuk bertemu Ogumsha harus segera dilaksanakan. Karena mereka harus secepatnya mendapatkan batu merah suci yang hilang 1000 tahun yang lalu.“Kenapa gumiho itu menginginkan sekali batu merah suci? Apa batu merah suci itu sangat istimewa?” tanya Bai Lu saat mereka tengah beristirahat di tepi sungai, sambil meminum beberapa tetes air di sungai yang airnya tampak jernih.“Iya, Yuram. Batu merah suci itu sangat istimewa. Awalnya, Yeonseok yang menjaga batu merah suci itu, namun Aeshin sangat menginginkan batu itu juga, hingga pada akhirnya hilanglah batu merah suci itu di saat pengejaran Yeonseok terhadap Aeshin.”Ling Fei mencoba menjelaskan tentang asal usul batu merah suci itu kepada Bai Lu. Begitu mendengarnya, Bai Lu merasa kesal sekali kepada Aeshin yang dengan sengaja menghilangkan batu merah suci itu.“Seberapa istimewanya batu
Di sudut hutan Yeongdam, Asahi terlihat sedang melatih kemampuan bertarungnya. Beberapa kali kena sergapan musuh, membuat Asahi berusaha sekuat tenaga untuk membalaskan dendamnya.Sosok perempuan berkepang dua ini memang sangat kuat, namun jauh di luar sana, masih banyak mahluk-mahluk di semesta ini yang lebih hebat dan kuat darinya.Asahi berasal dari hutan Yeongdam. Di mana di dalam hutan tersebut banyak sekali para mutan berkeliaran. Mutan artinya mahluk yang memiliki anomali fisik yang dipicu berubahnya urutan DNA. Semacam mahluk super yang kekuatan dan kecepatannya, 5 kali lipat dari manusia.Hutan Yeongdam dikelilingi oleh banyaknya pohon keramat. Salah satu pohon setinggi 5 meter di Yeongdam adalah tempat tinggal Asahi yang sudah 1000 tahun menghuni di sana.Sosok Asahi juga sangat tertarik dengan para Jeonsa goljjagi, terutama Han Yuram yang cukup melegenda dari Lembah air terjun suci itu.Ketertarikannya Asahi terhadap para Jeonsa goljjagi karena mereka terkenal sebagai 3 ber
"Ada apa, Yuram? Kenapa kau menatap ke arah Yeon dan juga Rim?" Ling Fei menatap ke arah saudaranya yang tengah memandangi Yeon dan juga Rim ketika sedang bertempur dengan pasukan Segye yang mulai menyerang.Bai Lu kembali menatap wajah Ling Fei yang terlihat bingung begitu ia menatapnya. "Fei~ah, aku tak tahu apa aku harus mengatakan ini kepadamu atau tidak. Tapi, aku harus mengatakan hal ini kepadamu."Ekspresi wajah pendekar pedang itu terlihat serius. Ia menatap wajah saudaranya begitu dalam hingga membuat yang ditatap merasa khawatir dan juga gugup."Apa maksudmu?" Ling Fei terlihat bingung.Bai Lu menggenggam kedua tangan Ling Fei dengan begitu erat dan menatap kedua bola matanya dengan tajam."Yeon dan juga Rim memiliki kekuatan yang begitu istimewa, Fei~ah. Kekuatan mereka akan bertambah tiga kali lipat jika mereka terbakar api emosi dan sama-sama menyerang lawan mereka secara bersama-sama.""Mereka berdua?" Ling Fei menatap ke arah Yeon dan juga Rim. Saudaranta menganggukkan
"Apa kematian itu akan menghampiri kita?" tanya Sora kembali yang merasa mulai takut dengan jawaban Bai Lu barusan."Setiap hal yang kita lakukan akan selalu berjumpa dengan maut, Sora~shii," tutur Bai Lu menjawab sambil menatap wajah Sora dengan begitu lekat.Kang Sora mengalihkan pandangan matanya. Rasa ragu dan kecemasan yang selama ini menyelimutinya mulai muncul kembali."Aku tidak bisa berjumpa dengan maut sebelum aku berhasil mencapai tujuan hidupku, Yuram~shii."Bai Lu berjalan menghampiri Sora dan memegang bahu kanannya."Tujuan hidupmu akan tercapai, Sora~shii. Percayalah padaku. Tapi, kau juga harus ingat karena saat ini kau adalah bagian dari ke -11 pendekar Keabadian. Dan, itu artinya kau juga harus menjalankan kewajibanmu untuk menyelesaikan tugasmu."Saat Bai Lu dan Sora sedang berbicara, tiba-tiba saja angin ribut muncul dan menerbangkan apapun yang berada di sekitarnya dengan begitu kencang."Apa itu?" teriak Yeon sambil menutupi wajahnya dengan tangan kanannya."Pasu
Jinhwan begitu takjub saat melihat para pendekar Keabadian mulai memperlihatkan identitas asli mereka di sungai Ohi. Bahkan, saat air terjun itu membentuk 11 air terjun yang melingkar, para Dewa di atas langit mulai bermunculan dan menampakkan wujud mereka, serta memberikan restu mereka dengan mengangkat tangan kanan mereka tinggi-tinggi.Restu para Dewa memang sangat diperlukan. Saat para Dewa telah memberikan restunya, air hujan berwarna pelangi turun membasahi alam semesta. Untuk kesekian kalinya, Jinhwan berdecak kagum dan begitu bahagia karena ia bisa melihat keindahan yang cukup langka ini.Sementara itu, di dalam sungai Ohi, ke-11 pendekar Keabadian tampak memejamkan mata mereka seraya membuat sebuah lingkaran dengan duduk bersimpuh di dasar sungai, dengan melipat dan menyilangkan kedua kaki mereka.Dengan konsentrasi tinggi dan tampak begitu fokus, Bai Lu dan yang lainnya mulai saling mentransferkan energi kuat mereka kepada satu sama lainnya. Dengan bekal ilmu tenaga dalam ya
Semenjak pertarungan dengan suku Moguya dan menghilangnya suku Moguya menjadi serpihan cahaya, Jochen, Kangchul, Kang Sora, dan Jinhwan mulai mengikuti perjalanan Bai Lu dan teman-temannya ke arah Barat untuk bertemu Ogumsha dan mencari batu merah suci.Bai Lu dan juga teman-temannya yang lain pun mulai memasuki babak baru, di mana ke-11 pendekar Keabadian berkumpul dengan formasi yang sudah lengkap."Yuram~ah, apa Jinhwan juga termasuk bagian dari ke-11 pendekar?" Ling Fei sempat melirik ke arah Jinhwan yang berada di belakangnya saat ia sedang berjalan bersama Jochen dan berbincang-bincang dengannya."Tidak, Ling Fei. Jinhwan bukanlah bagian dari ke-11 pendekar Keabadiaan. Ke-11 pendekar Keabadian itu hanya ada aku, dirimu, Lee Gon, Yeonghwan, Asahi, Kang Taeshin, Choi Rim, Choi Yeon, Kangchul, Kang Sora, dan juga Jochen," jawab Bai Lu menjelaskan."Lalu, kenapa Jinhwan ikut bersama kita?" tanya Ling Fei bingung dan kembali menatap ke arah pria bernama Jinhwan.Bai Lu mengikuti arah
"Apa yang Jochen dan Yuram lakukan? Kenapa tubuh mereka memancarkan cahaya yang begitu terang?" Yeon menatap ke arah Jochen dan juga Bai Lu yang tiba-tiba saja memancarkan cahaya yang begitu menyilaukan mata.Saat pancaran cahaya itu menerangi tubuh mereka berdua, beberapa anggota suku Moguya merasa lemas dan tak bertenaga sama sekali. Di saat tubuh mereka melemah, Jochen dan Bai Lu mengambil kesempatan itu untuk menyerang mereka.Bai Lu membuat sebuah pergerakan menyilang dengan menggunakan pedang Hayeongsan miliknya. Sementara Jochen, ia muncul di belakang tubuhnya dengan membuat sebuah gerakan seperti gelombang air yang membentuk huruf S dengan cambuk naga 3 api miliknya, hingga membuat para suku Moguya menghilang menjadi serpihan cahaya."Mereka menghilang menjadi serpihan cahaya!" Yeongwan terlihat takjub saat melihat suku Moguya tiba-tiba saja menghilang dan menjadi serpihan cahaya."Itu adalah Gabyeoun Ssang!" Ling Fei juga sepertinya terlihat takjub begitu melihat sinar cahaya
Kangchul menganggukkan kepalanya. Ia beranjak berdiri kemudian menatap ke arah Selatan. "Iya, mereka pernah menggagalkan rencana partai Seribu Pengemis 1 bulan yang lalu untuk merampok salah satu pejabat besar di kerajaan yang melakukan tindakan korupsi.""Suku Moguya juga selalu ingin menguasai hutan Yeongdam yang merupakan tempat tinggalku dan pernah membunuh penghuni hutan Yeongdam secara beringas 25 tahun yang lalu. Ternyata, sekarang mereka ingin menyerang kita." Asahi terdengar menggeram. Ia memang memiliki dendam pribadi kepada suku Moguya yang pernah membunuh setengah penghuni dari hutan Yeongdam.Asahi memang tidak pernah bisa mengalahkan mereka karena kekuatan suku Moguya sangatlah luar biasa. Kekuatan mereka berasal dari senjata pedang misterius milik mereka. Selama mereka memegang senjata, mereka tak akan pernah bisa terkalahkan.Suku Moguya adalah sekelompok manusia yang desanya diserang oleh Rokasur; monster dari alam bawah tanah. Desa yang ditinggali suku Moguya adalah
Kang Taeshin berdiri seorang diri di dekat sebuah batu besar sambil memandang ke arah Barat yang tampak begitu jauh dari pandangan matanya. Hatinya akhir-akhir ini selalu terlihat gelisah. Ia banyak sekali memikirkan banyak hal setelah ia mengetahui kebenaran-kebenaran kehidupannya yang tersembunyi selama ini.Melihat keresahan hati yang dialami oleh Taeshin selama ini, Bai Lu datang menghampirinya saat mereka semua tengah beristirahat sebelum memulai kembali perjalanan mereka."Kau merasa gelisah?" Bai Lu membuka suara setelah beberapa menit membiarkan Taeshin tenggelam dalam pikirannya."Han Yuram? Sejak kapan kau berdiri di sini?" tanyanya tampak terkejut begitu melihat Bai Lu yang tiba-tiba berdiri di dekatnya."Kau sampai tak menyadari kehadiranku di sini? Apa yang kau pikirkan, Kang Taeshin?"Taeshin menundukkan kepalanya dan memalingkan wajahnya. "Aku tak memikirkan apa-apa.""Jangan berbohong padaku. Aku bisa merasakannya dan aku tahu apa yang sedang kau resahkan saat ini. Apa
"Tunggu dulu, Kang Sora. Aku harus menelaah setiap kalimat yang kau lontarkan padaku. Apa maksud perkataanmu yang mengatakan bahwa adikmu bersama Wonam?" tanya Bai Lu yang masih tak mengerti hingga membuat Taeshin dengan yang lainnya menghampiri ke arah mereka berdua."Ada apa, Yuram? Apa ada masalah?" tanya Taeshin sambil menatap ke arah Bai Lu dan juga Kang Sora silih berganti.Kang Sora menatap wajah Bai Lu dengan tatapan cemasnya. Selama ini, ia tidak pernah membicarakan masalah ini kepada siapa pun. Bahkan, Rim dan Yeon yang sudah lebih awal mengenalnya pun hanya tahu kalau dirinya sedang mencari seseorang dan tidak tahu lebih jelasnya seperti apa."Pada saat pemberontakan Dinasto Goryeo, aku melihat adikku sedang bersama Wonam didekat Lembah Air terjun suci. Mereka seperti sedang melakukan suatu ritual.""Ritual? Ritual apa maksudmu?" Ling Fei langsung menarik tangan Sora dan menatapnya dengan tajam.Kang Sora terlihat ragu untuk mengatakannya. Tapi, ia terus didesak oleh Ling F
Bai Lu terdiam sejenak dan mencoba untuk menelaah dengan apa yang telah dijelaskan dan dijabarkan oleh Kangchul dan juga Kang Sora tadi. Sejak memberi tahukan rahasia tentang Aeshin, banyak sekali hal yang dipikirkan olehnya. Apa semua misteri ini sedikit demi sedikit akan menemukan titik temunya?"Jangan jadikan ilmu pedangmu untuk melukai orang lain, tapi gunakanlah untuk melindungi orang lain." Kang Sora tiba-tiba bersuara hingga membuat Lee Gon menatap wajahnya untuk beberapa saat, "pendekar sejati tak akan pernah menyerah dan tak akan mudah putus asa. Aku mungkin tidak tahu tujuan kalian sebenarnya apa, tapi kita semua di sini ternyata memiliki musuh yang sama. Walau tujuan hidup kita berbeda, tapi kita mengejar orang yang sama demi kehancurannya, dan untuk membela kebenaran."Lee Gon menatap wajah Kang Sora dengan rasa kagum. Dia adalah salah satu manusia yang bisa dikatakan berumur panjang dan awet muda karena telah diberi anugerah oleh Dewa Bumi. Lee Gon mungkin tidak tahu tuj