Share

Yeonseok

Author: Kayinkayinn
last update Last Updated: 2024-02-07 13:09:46

Setelah memutuskan untuk menjadi Han Yuram di jaman Dinasti Joseon, Ling Fei dan Lee Gon selaku saudara Han Yuram yang merupakan Jeonsa Goljjagi, mengajak Bai Lu mengelilingi Lembah Air terjun suci untuk mengenal daerah kekuasaan mereka lebih dalam.

Karena jiwa Han Yuram menghilang begitu kedatangan Bai lu yang secara tiba-tiba ke Dinasti Joseon, Ling Fei dan juga Lee Gon mulai memperkenalkan secara mendalam tentang pribadi Han Yuram itu seperti apa dan bagaimana ia hidup di masa ini.

“Siapa dia?” tanya Bai Lu begitu melihat sosok pria tinggi besar yang memakai hanbok, dengan perpaduan warna hitam dan juga warna silver, terlihat sedang duduk di atas sebuah batu besar dengan menyilangkan kedua kakinya, seraya memejamkan matanya seperti sedang melakukan meditasi.

“Yeonseok.” Ling Fei menjawab dan mengajak Bai Lu untuk mendekati sosok pria bernama Yeonseok itu lebih dekat, “Yeonseok, kami datang.”

Pria bernama Yeonseok itu langsung membuka matanya. Begitu matanya terbuka, Bai Lu begitu terkejut karena salah satu pupil matanya terlihat begitu kecil dan berwarna keemasan.

“Bagaimana? Apa ada perkembangan?” tanyanya membuka suara begitu melihat Ling Fei bersama Lee Gon datang menghampirinya.

“Kami terlalu sering bertempur akhir-akhir ini. Mulai dari si hantu perawan, sampai roh hantu nenek tua pun mencoba mendekati kami, dan berusaha untuk membunuh kami.”

Lee Gon menjawab dan terlihat langsung mengambil senjata pedang Abadi dari sarung pedang miliknya, kemudian membersihkan ujung pedangnya dengan menggunakan sapu tangannya.

“Aeshin datang padaku kemarin malam.”

“Aeshin?” Ling Fei dan Lee Gon tampak terkejut begitu Yeonseok mengucapkan nama Aeshin, hingga membuat Bai Lu tak mengerti dengan apa yang sedang mereka bicarakan.

“Dia hampir membunuhku, dia terus saja menyeretku ke dalam sumur Seongsak, agar membuatku menjawab segala pertanyaannya tentang batu merah suci itu.”

“Kurang ajar! Berani sekali dia masuk ke wilayah kita!” Lee Gon terlihat begitu kesal dan nyaris saja mematahkan pedangnya menjadi dua bagian.

“Kau baik-baik saja?” Yeonseok menghampiri Bai Lu dan menatapnya dengan cemas.

Bai Lu yang ditatap seperti itu merasa gugup karena ia takut pria bernama Yeonseok itu akan tahu yang sebenarnya, kalau dirinya bukanlah Yuram dari Dinasti Joseon.

“Yuram masih belum pulih.” Ling Fei membantu menjawab dan berdiri di depan Bai Lu agar Yeonseok tidak mendekatinya terlalu dekat, untuk bertanya lebih jauh.

“Kenapa kau bisa terjatuh di dasar Lembah Air terjun suci saat bertempur dengan Dalgyal Gwishin, Yuram~ah? Bukankah kau yang paling bisa menghancurkan mereka dengan sekali tebasan pedangmu?”

Yeonseok masih belum mempercayai dengan apa yang telah terjadi. Kenapa bisa seorang Jeonsa Goljjagi seperti Han Yuram ampai jatuh terjerembab, kemudian tak sadarkan diri selama 3 hari?

Karena hal itu pula, Bai Lu terjebak di Dinasti Joseon dan terjebak di dalam tubuh Han Yuram di masa lalu.

“Hal itu lain kali saja kita bahas lagi. Sekarang, kami membutuhkan bantuanmu, Yeonseok~ah. Kami membutuhkan petunjukmu tentang keberadaan Ogumsha. Kami membutuhkan permata hijau miliknya.”

Ling Fei memotong pembicaraan Yeonseok hingga membuat Bai Lu sedikit bisa bernapas lega, karena itu artinya ia tidak akan di tanya-tanya lagi oleh sosok pria seperti Yeonseok, yang menurutnya itu sangat menakutkan.

Karena perawakannya itu tinggi besar, pupil matanya sebelah kiri begitu kecil, dan berwarna keemasan. Sementara salah satu tangan kanannya memiliki kuku-kuku yang begitu panjang dan juga tajam.

“Pergilah ke arah Barat. Di sana kalian akan menemukan sebuah goa yang selalu dipenuhi oleh kunang-kunang. Jika sudah menemukan pohon tua berumur 1000 tahun, kalian sudah dekat dengan gerbang rumah tempat Ogumsha berada.”

“Barat? Itu akan menjadi perjalanan terjauh kita untuk selanjutnya.” Lee Gon menghela napas pendek hingga membuat Ling Fei menepuk-nepuk bahu kanannya pelan.

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Ling Fei langsung menarik tangan Bai Lu dan mengajaknya untuk pergi, dengan di ikuti Lee Gon dari belakang.

“Siapa sosok Yeonseok itu, Ling Fei?” tanya Bai Lu begitu mereka sudah cukup jauh dari tempat keberadaan Yeonseok.

“Dia ada dipihak kita. Pencetus kitab Han Ling Gon dan sudah hidup selama 5000 tahun sebelum adanya kita di sini. Dia juga yang tahu semua sejarah tentang Lembah Air terjun suci,” jawab Lee Gon hingga membuat Bai Lu terperangah begitu mendengar jawaban Lee Gon barusan.

“Lantas, apa itu batu merah suci? Kenapa kita harus mencari barang itu?”

Lee Gon menatap Bai Lu dengan sorotan matanya yang tajam.

“Apa kau bodoh? Kau tidak membaca kitab Han Ling Gon sampai selesai?” teriak Lee Gon kesal.

“Aku membacanya, tapi aku masih tak mengerti.”

Lee Gon kembali mendesah. Ternyata, Bai Lu memang hanya gadis bodoh yang tidak tahu apa-apa, meski ia sudah disodorkan sebuah kitab Han Ling Gon yang menurutnya sudah begitu lengkap dan mencakup semuanya.

“Batu merah suci itu adalah salah satu permata yang sangat langka. Batu itu berasal dari Lembah air terjun suci yang sudah berabad-abad lamanya tersimpan di dasar air. 1000 tahun yang lalu, batu merah itu hilang akibat perbuatan Aeshin. Salah satu perempuan gila yang ingin sekali menguasai Lembah Air terjun suci ini.”

Lee Gon langsung menghentikan penjelasannya tentang batu merah suci, saat ia melihat Ling Fei terlihat sedang mendengarkan sesuatu hal yang sama sekali tak terdengar olehnya.

“Ada apa, Fei~ah? Kau menemukan sesuatu?” tanya Lee Gon hingga membuat Bai Lu menatap ke arah Ling Fei.

“Aku mencium aroma bunga Lotus dan juga darah yang membusuk.”

“Apa itu Aeshin? Apa dia sedang mengincar kita?” tanya Lee Gon hingga membuat Ling Fei mengangkat kedua bahunya tak tahu.

“Awas!! Di belakangmu, Yuram!” teriak Ling Fei hingga membuat Bai Lu terkejut begitu mendengar teriakannya.

Bai Lu langsung terhempas cukup jauh saat ada seseorang yang menendang tubuhnya dengan begitu keras. Begitu Bai Lu terhempas, Lee Gon langsung terbang dan datang untuk menyelamatkannya, dengan menangkap tubuhnya agar tidak terjatuh ke dasar tanah.

“Aeshin, kau!!”

Begitu melihat perempuan dengan hanbok berwarna hitam pekat dan ungu gelap itu datang berlari ke arahnya, Ling Fei langsung mengeluarkan pedang Cahaya miliknya, dan berusaha menangkis serangan Aeshin.

Aeshin adalah salah satu gumiho paling berbahaya yang selalu mengincar batu merah suci, dan selalu berusaha untuk membunuh dirinya dengan kedua saudaranya.

Pertarungan sengit terjadi di atas pohon antara Ling Fei dan juga Aeshin. Kekuatan Aeshin memang sangatlah kuat, untuk membunuhnya saja adalah hal yang sangat mustahil. Melihat Ling Fei yang kewalahan, Lee Gon langsung datang untuk membantunya.

“Apa yang harus aku lakukan?” Bai Lu terlihat bingung begitu melihat Ling Fei dan Lee Gon sedang bertarung dengan Aeshin.

“Han Yuram, ternyata kau masih hidup!” ucap Aeshin begitu melihat Bai Lu, “akan ku bunuh kau sekarang juga!”

Aeshin langsung menghempaskan Ling Fei dan juga Lee Gon dengan sekali serangannya, hingga membuat keduanya terjatuh dan mengeluarkan darah segar dari mulut mereka.

“Yuram awas!!” teriak Ling Fei begitu melihat Aeshin mencoba untuk menyerang Bai Lu dengan berlari begitu cepat ke arahnya.

Related chapters

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Koin Emas

    "Yuram~ah, awas!!" teriak Ling Fei begitu melihatAeshin mencoba untuk menyerang Bai Lu dengan berlari begitu cepat ke arahnya.Melihat Aeshin yang hampir saja menyerangnya, tiba-tiba saja suara dengungan terdengar begitu keras dan begitu nyaringnya hingga membuat Ling Fei, Lee Gon, dan juga Aeshin menutup telinga mereka, karena tak tahan mendengar suaranya yang begitu menyakitkan itu.Suara mendengung itu cukup keras hingga membuat Aeshin langsung pergi dan menghilang begitu saja karena tak kuat mendengarnya."Suara apa itu?"Lee Gon mengedarkan pandangan matanya ke seluruh penjuru hutan yang terlihat sangat gelap itu."Si . . . siapa anak kecil itu?"Choi Bai Lu menunjuk ke arah seorang anak kecil bertelinga serigala yang muncul dari balik semak-semak, sedang berjalan melangkahkan kakinya dan datang menghampirinya."Yeongwan? Kenapa kau ada di sini?"Ling Fei langsung menghampiri anak kecil bertelinga serigala itu kemudian merundukkan tubuhnya, untuk lebih sejajar dengan tubuh Yeong

    Last Updated : 2024-02-07
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Serangann Gumshin

    “Aku Asahi, penunggu pohon keramat di hutan Yeongdam,” katanya menjawab dengan suara yang terdengar lantang dan bulat.Perempuan berkepang dua itu berjalan menghampiri Bai Lu. Ia menatapnya dengan kedua bola matanya yang merah, dan membulat sempurna dengan begitu tajam dan juga tegas.“Kau Han Yuram bukan? Seorang Jeonsa goljjagi penguasa gunung Halla yang terkenal karena aroma bunga Lilynya.”Bai Lu berjalan mundur satu langkah dari hadapan Asahi. Bagaimana mungkin ia tahu tentang dirinya? Apakah Han Yuram seterkenal itu? Sampai semua orang mengenal tentang dirinya?“Dari mana kau tahu tentang diriku?” tanya Bai Lu begitu polos.Asahi tertawa lebar begitu keras hingga ia menitikkan air matanya, karena saking lucunya pernyataan Bai Lu barusan, serta membuat Lee Gon dan juga Ling Fei saling beradu pandang dengan bingung.“Dari mana kau bilang? Kau sangat polos sekali, Han Yuram. Semua mahluk di dunia ini tahu tentang dirimu. Seekor semut saja tahu apapun yang berkaitan dengan dirimu. B

    Last Updated : 2024-02-07
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Gumshin yang Terbelah Dua

    Ling Fei, Lee Gon, dan Bai Lu berlari begitu cepat. Semakin cepat mereka berlari, semakin cepat pula gumpalan angin menyerang mereka bertiga, menyebabkan Ling Fei terpisah dari kedua saudaranya."Ling Fei hilang!!!"Lee Gon menyadari bahwa saudaranya tidak ada di belakangnya. Bahkan, Asahi yang telah berlari bersamanya, tiba-tiba menghilang begitu saja."Apa? Menghilang? Bagaimana mungkin? Bukankah Ling Fei ada di belakang kita sebelumnya?"Bai Lu menghentikan langkahnya. Begitu dia berhenti, gumpalan angin berhenti tepat di depannya, menyebabkan bayangan hitam itu muncul kembali dan terbentuk sebagai manusia yang lengkap dan sempurna, yang muncul dari balik bayangan hitam berkabut."Yuram, ada apa?" Lee Gon mendekati Bai Lu yang berdiri tepat di depan bayangan hitam itu."Ada seseorang yang muncul dari balik bayangan hitam itu, Lee Gon."Lee Gon dan Bai Lu menatap bayangan hitam itu. Seseorang yang tinggi besar muncul dan berjalan menghampiri Lee Gon dan Bai Lu, dengan langkah kaki y

    Last Updated : 2024-02-07
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Pertarungan Sengit

    "Jangan macam-macam denganku!!""Kau yang jangan macam-macam denganku, Gumshin!!" teriak seseorang yang langsung berlari begitu cepat ke arah Gumshin, dan menerobos masuk ke dalam tubuhnya hingga membuat Asahi, Lee Gon, Bai Lu, bahkan Ling Fei yang setengah sadar pun sangat terkejut melihatnya."Dia, terbelah dua!!" seru Lee Gon, Asahi, Ling Fei dan juga Bai Lu bersamaan.Begitu tubuh Gumshin itu terbelah dua, Bai Lu dan yang lainnya kembali terkejut. Karena tubuh Gumshin itu kembali menyatu dengan utuh."Bagaimana bisa dia membelah tubuh Gumshin dengan cepat? Luar biasa sekali kekuatannya itu!" seru Lee Gon tampak takjub."Dia bisa melakukannya, Kang Taeshin itu mahluk misterius paling kuat yang aku kenal. Selain cerdik, dia selalu dengan mudah mengeksekusi lawannya dalam persekian detik," kata Asahi yang membuat Lee Gon dan Bai Lu kembali takjub, begitu mendengar penjelasan Asahi tentang Kang Taeshin."Kau kembali lagi seperti semula?" Kang Taeshin cukup terkejut begitu melihat Gums

    Last Updated : 2024-02-26
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Asal-usul Batu Merah Suci

    Semenjak pertarungan yang cukup sengit dengan Gumshin, Bai Lu, Ling Fei, dan juga Lee Gon melanjutkan perjalanan mereka menuju arah Barat. Rencana mereka untuk bertemu Ogumsha harus segera dilaksanakan. Karena mereka harus secepatnya mendapatkan batu merah suci yang hilang 1000 tahun yang lalu.“Kenapa gumiho itu menginginkan sekali batu merah suci? Apa batu merah suci itu sangat istimewa?” tanya Bai Lu saat mereka tengah beristirahat di tepi sungai, sambil meminum beberapa tetes air di sungai yang airnya tampak jernih.“Iya, Yuram. Batu merah suci itu sangat istimewa. Awalnya, Yeonseok yang menjaga batu merah suci itu, namun Aeshin sangat menginginkan batu itu juga, hingga pada akhirnya hilanglah batu merah suci itu di saat pengejaran Yeonseok terhadap Aeshin.”Ling Fei mencoba menjelaskan tentang asal usul batu merah suci itu kepada Bai Lu. Begitu mendengarnya, Bai Lu merasa kesal sekali kepada Aeshin yang dengan sengaja menghilangkan batu merah suci itu.“Seberapa istimewanya batu

    Last Updated : 2024-02-26
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Asahi

    Di sudut hutan Yeongdam, Asahi terlihat sedang melatih kemampuan bertarungnya. Beberapa kali kena sergapan musuh, membuat Asahi berusaha sekuat tenaga untuk membalaskan dendamnya.Sosok perempuan berkepang dua ini memang sangat kuat, namun jauh di luar sana, masih banyak mahluk-mahluk di semesta ini yang lebih hebat dan kuat darinya.Asahi berasal dari hutan Yeongdam. Di mana di dalam hutan tersebut banyak sekali para mutan berkeliaran. Mutan artinya mahluk yang memiliki anomali fisik yang dipicu berubahnya urutan DNA. Semacam mahluk super yang kekuatan dan kecepatannya, 5 kali lipat dari manusia.Hutan Yeongdam dikelilingi oleh banyaknya pohon keramat. Salah satu pohon setinggi 5 meter di Yeongdam adalah tempat tinggal Asahi yang sudah 1000 tahun menghuni di sana.Sosok Asahi juga sangat tertarik dengan para Jeonsa goljjagi, terutama Han Yuram yang cukup melegenda dari Lembah air terjun suci itu.Ketertarikannya Asahi terhadap para Jeonsa goljjagi karena mereka terkenal sebagai 3 ber

    Last Updated : 2024-02-27
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Yeongnam

    “Apa Ogumsha itu mahluk yang kuat juga?” tanya Bai Lu saat mereka tengah berjalan bersama dan menyebrangi sungai Okue, dengan air yang mengalir begitu deras.“Ogumsha itu seorang cenayang.” Lee Gon menjawab seraya membantu Ling Fei dan juga Bai Lu, dengan memegangi tangannya agar tak terjatuh saat mereka menyebrangi sungai Okue.“Di jaman ini, cenayang sudah ada ternyata. Aku kira, hanya ada di jaman modern saja.”“Ribuan tahun yang lalu juga cenayang memang sudah ada, Yuram. Ogumsha ini salah satu cenayang yang sudah melegenda sejak lama. Ia memiliki banyak sekali barang langka yang sebenarnya banyak memiliki maknanya tersendiri.”Ling Fei menarik napasnya secara perlahan. Mencoba untuk menikmati perjalanannya kali ini, dengan menghirup udara yang begitu segar dan menenangkan hatinya.Suara gemericik air di sungai Okue juga cukup menjernihkan pikiran mereka yang berantakan dan kacau-balau akhir-akhir ini.“Apa permata hijau itu juga begitu penting, Fei~ah?” tanya Bai Lu kembali.“San

    Last Updated : 2024-02-27
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Pasukan Segye

    "Apa mereka perampok?" tanya Lee Gon saat ia menemukan beberapa kotak emas di gerobak."Mereka adalah perampok yang dikirim oleh Wonam. Perampok berjubah hitam," jawab Ling Fei hingga membuat Lee Gon dan Bai Lu menatapnya."Maksudmu pasukan Segye?" tanya Lee Gon lagi.Ling Fei menganggukkan kepalanya dan kembali menatap pasukan berjubah hitam. Lee Gon dan Bai Lu juga menatap kembali ke arah para perampok yang menutupi sebagian wajah mereka dengan kain hitam, saat mereka bersembunyi di balik semak-semak. Para perampok itu tampak sangat sibuk mengatur perjalanan mereka entah ke mana.Dari sekian banyak gerobak yang ditarik kuda, terdapat beberapa kotak yang berisi emas batangan dan perak. Bahkan, salah satu gerobak bahkan memiliki 2 peti yang cukup besar untuk memuat dan menyimpan begitu banyak koin emas dan perak.Salah satu bos besar dari para pekerja tampak mengatur perjalanan panjang mereka, meminta mereka untuk mempercepat laju gerobak kuda."Bukankah itu persediaan emas yang harus

    Last Updated : 2024-02-28

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Samjoko dan Yong

    "Ada apa, Yuram? Kenapa kau menatap ke arah Yeon dan juga Rim?" Ling Fei menatap ke arah saudaranya yang tengah memandangi Yeon dan juga Rim ketika sedang bertempur dengan pasukan Segye yang mulai menyerang.Bai Lu kembali menatap wajah Ling Fei yang terlihat bingung begitu ia menatapnya. "Fei~ah, aku tak tahu apa aku harus mengatakan ini kepadamu atau tidak. Tapi, aku harus mengatakan hal ini kepadamu."Ekspresi wajah pendekar pedang itu terlihat serius. Ia menatap wajah saudaranya begitu dalam hingga membuat yang ditatap merasa khawatir dan juga gugup."Apa maksudmu?" Ling Fei terlihat bingung.Bai Lu menggenggam kedua tangan Ling Fei dengan begitu erat dan menatap kedua bola matanya dengan tajam."Yeon dan juga Rim memiliki kekuatan yang begitu istimewa, Fei~ah. Kekuatan mereka akan bertambah tiga kali lipat jika mereka terbakar api emosi dan sama-sama menyerang lawan mereka secara bersama-sama.""Mereka berdua?" Ling Fei menatap ke arah Yeon dan juga Rim. Saudaranta menganggukkan

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Bunga Hibiscus

    "Apa kematian itu akan menghampiri kita?" tanya Sora kembali yang merasa mulai takut dengan jawaban Bai Lu barusan."Setiap hal yang kita lakukan akan selalu berjumpa dengan maut, Sora~shii," tutur Bai Lu menjawab sambil menatap wajah Sora dengan begitu lekat.Kang Sora mengalihkan pandangan matanya. Rasa ragu dan kecemasan yang selama ini menyelimutinya mulai muncul kembali."Aku tidak bisa berjumpa dengan maut sebelum aku berhasil mencapai tujuan hidupku, Yuram~shii."Bai Lu berjalan menghampiri Sora dan memegang bahu kanannya."Tujuan hidupmu akan tercapai, Sora~shii. Percayalah padaku. Tapi, kau juga harus ingat karena saat ini kau adalah bagian dari ke -11 pendekar Keabadian. Dan, itu artinya kau juga harus menjalankan kewajibanmu untuk menyelesaikan tugasmu."Saat Bai Lu dan Sora sedang berbicara, tiba-tiba saja angin ribut muncul dan menerbangkan apapun yang berada di sekitarnya dengan begitu kencang."Apa itu?" teriak Yeon sambil menutupi wajahnya dengan tangan kanannya."Pasu

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Misi Pertama

    Jinhwan begitu takjub saat melihat para pendekar Keabadian mulai memperlihatkan identitas asli mereka di sungai Ohi. Bahkan, saat air terjun itu membentuk 11 air terjun yang melingkar, para Dewa di atas langit mulai bermunculan dan menampakkan wujud mereka, serta memberikan restu mereka dengan mengangkat tangan kanan mereka tinggi-tinggi.Restu para Dewa memang sangat diperlukan. Saat para Dewa telah memberikan restunya, air hujan berwarna pelangi turun membasahi alam semesta. Untuk kesekian kalinya, Jinhwan berdecak kagum dan begitu bahagia karena ia bisa melihat keindahan yang cukup langka ini.Sementara itu, di dalam sungai Ohi, ke-11 pendekar Keabadian tampak memejamkan mata mereka seraya membuat sebuah lingkaran dengan duduk bersimpuh di dasar sungai, dengan melipat dan menyilangkan kedua kaki mereka.Dengan konsentrasi tinggi dan tampak begitu fokus, Bai Lu dan yang lainnya mulai saling mentransferkan energi kuat mereka kepada satu sama lainnya. Dengan bekal ilmu tenaga dalam ya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Babak Baru Pendekar Keabadian

    Semenjak pertarungan dengan suku Moguya dan menghilangnya suku Moguya menjadi serpihan cahaya, Jochen, Kangchul, Kang Sora, dan Jinhwan mulai mengikuti perjalanan Bai Lu dan teman-temannya ke arah Barat untuk bertemu Ogumsha dan mencari batu merah suci.Bai Lu dan juga teman-temannya yang lain pun mulai memasuki babak baru, di mana ke-11 pendekar Keabadian berkumpul dengan formasi yang sudah lengkap."Yuram~ah, apa Jinhwan juga termasuk bagian dari ke-11 pendekar?" Ling Fei sempat melirik ke arah Jinhwan yang berada di belakangnya saat ia sedang berjalan bersama Jochen dan berbincang-bincang dengannya."Tidak, Ling Fei. Jinhwan bukanlah bagian dari ke-11 pendekar Keabadiaan. Ke-11 pendekar Keabadian itu hanya ada aku, dirimu, Lee Gon, Yeonghwan, Asahi, Kang Taeshin, Choi Rim, Choi Yeon, Kangchul, Kang Sora, dan juga Jochen," jawab Bai Lu menjelaskan."Lalu, kenapa Jinhwan ikut bersama kita?" tanya Ling Fei bingung dan kembali menatap ke arah pria bernama Jinhwan.Bai Lu mengikuti arah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Gabyeoun Ssang

    "Apa yang Jochen dan Yuram lakukan? Kenapa tubuh mereka memancarkan cahaya yang begitu terang?" Yeon menatap ke arah Jochen dan juga Bai Lu yang tiba-tiba saja memancarkan cahaya yang begitu menyilaukan mata.Saat pancaran cahaya itu menerangi tubuh mereka berdua, beberapa anggota suku Moguya merasa lemas dan tak bertenaga sama sekali. Di saat tubuh mereka melemah, Jochen dan Bai Lu mengambil kesempatan itu untuk menyerang mereka.Bai Lu membuat sebuah pergerakan menyilang dengan menggunakan pedang Hayeongsan miliknya. Sementara Jochen, ia muncul di belakang tubuhnya dengan membuat sebuah gerakan seperti gelombang air yang membentuk huruf S dengan cambuk naga 3 api miliknya, hingga membuat para suku Moguya menghilang menjadi serpihan cahaya."Mereka menghilang menjadi serpihan cahaya!" Yeongwan terlihat takjub saat melihat suku Moguya tiba-tiba saja menghilang dan menjadi serpihan cahaya."Itu adalah Gabyeoun Ssang!" Ling Fei juga sepertinya terlihat takjub begitu melihat sinar cahaya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Suku Moguya

    Kangchul menganggukkan kepalanya. Ia beranjak berdiri kemudian menatap ke arah Selatan. "Iya, mereka pernah menggagalkan rencana partai Seribu Pengemis 1 bulan yang lalu untuk merampok salah satu pejabat besar di kerajaan yang melakukan tindakan korupsi.""Suku Moguya juga selalu ingin menguasai hutan Yeongdam yang merupakan tempat tinggalku dan pernah membunuh penghuni hutan Yeongdam secara beringas 25 tahun yang lalu. Ternyata, sekarang mereka ingin menyerang kita." Asahi terdengar menggeram. Ia memang memiliki dendam pribadi kepada suku Moguya yang pernah membunuh setengah penghuni dari hutan Yeongdam.Asahi memang tidak pernah bisa mengalahkan mereka karena kekuatan suku Moguya sangatlah luar biasa. Kekuatan mereka berasal dari senjata pedang misterius milik mereka. Selama mereka memegang senjata, mereka tak akan pernah bisa terkalahkan.Suku Moguya adalah sekelompok manusia yang desanya diserang oleh Rokasur; monster dari alam bawah tanah. Desa yang ditinggali suku Moguya adalah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Tersirat Perasaan yang Aneh

    Kang Taeshin berdiri seorang diri di dekat sebuah batu besar sambil memandang ke arah Barat yang tampak begitu jauh dari pandangan matanya. Hatinya akhir-akhir ini selalu terlihat gelisah. Ia banyak sekali memikirkan banyak hal setelah ia mengetahui kebenaran-kebenaran kehidupannya yang tersembunyi selama ini.Melihat keresahan hati yang dialami oleh Taeshin selama ini, Bai Lu datang menghampirinya saat mereka semua tengah beristirahat sebelum memulai kembali perjalanan mereka."Kau merasa gelisah?" Bai Lu membuka suara setelah beberapa menit membiarkan Taeshin tenggelam dalam pikirannya."Han Yuram? Sejak kapan kau berdiri di sini?" tanyanya tampak terkejut begitu melihat Bai Lu yang tiba-tiba berdiri di dekatnya."Kau sampai tak menyadari kehadiranku di sini? Apa yang kau pikirkan, Kang Taeshin?"Taeshin menundukkan kepalanya dan memalingkan wajahnya. "Aku tak memikirkan apa-apa.""Jangan berbohong padaku. Aku bisa merasakannya dan aku tahu apa yang sedang kau resahkan saat ini. Apa

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Sebuah Ritual

    "Tunggu dulu, Kang Sora. Aku harus menelaah setiap kalimat yang kau lontarkan padaku. Apa maksud perkataanmu yang mengatakan bahwa adikmu bersama Wonam?" tanya Bai Lu yang masih tak mengerti hingga membuat Taeshin dengan yang lainnya menghampiri ke arah mereka berdua."Ada apa, Yuram? Apa ada masalah?" tanya Taeshin sambil menatap ke arah Bai Lu dan juga Kang Sora silih berganti.Kang Sora menatap wajah Bai Lu dengan tatapan cemasnya. Selama ini, ia tidak pernah membicarakan masalah ini kepada siapa pun. Bahkan, Rim dan Yeon yang sudah lebih awal mengenalnya pun hanya tahu kalau dirinya sedang mencari seseorang dan tidak tahu lebih jelasnya seperti apa."Pada saat pemberontakan Dinasto Goryeo, aku melihat adikku sedang bersama Wonam didekat Lembah Air terjun suci. Mereka seperti sedang melakukan suatu ritual.""Ritual? Ritual apa maksudmu?" Ling Fei langsung menarik tangan Sora dan menatapnya dengan tajam.Kang Sora terlihat ragu untuk mengatakannya. Tapi, ia terus didesak oleh Ling F

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Rahasia Kang Sora

    Bai Lu terdiam sejenak dan mencoba untuk menelaah dengan apa yang telah dijelaskan dan dijabarkan oleh Kangchul dan juga Kang Sora tadi. Sejak memberi tahukan rahasia tentang Aeshin, banyak sekali hal yang dipikirkan olehnya. Apa semua misteri ini sedikit demi sedikit akan menemukan titik temunya?"Jangan jadikan ilmu pedangmu untuk melukai orang lain, tapi gunakanlah untuk melindungi orang lain." Kang Sora tiba-tiba bersuara hingga membuat Lee Gon menatap wajahnya untuk beberapa saat, "pendekar sejati tak akan pernah menyerah dan tak akan mudah putus asa. Aku mungkin tidak tahu tujuan kalian sebenarnya apa, tapi kita semua di sini ternyata memiliki musuh yang sama. Walau tujuan hidup kita berbeda, tapi kita mengejar orang yang sama demi kehancurannya, dan untuk membela kebenaran."Lee Gon menatap wajah Kang Sora dengan rasa kagum. Dia adalah salah satu manusia yang bisa dikatakan berumur panjang dan awet muda karena telah diberi anugerah oleh Dewa Bumi. Lee Gon mungkin tidak tahu tuj

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status