Share

Pertarungan Sengit

Penulis: Kayinkayinn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-26 16:59:25

"Jangan macam-macam denganku!!"

"Kau yang jangan macam-macam denganku, Gumshin!!" teriak seseorang yang langsung berlari begitu cepat ke arah Gumshin, dan menerobos masuk ke dalam tubuhnya hingga membuat Asahi, Lee Gon, Bai Lu, bahkan Ling Fei yang setengah sadar pun sangat terkejut melihatnya.

"Dia, terbelah dua!!" seru Lee Gon, Asahi, Ling Fei dan juga Bai Lu bersamaan.

Begitu tubuh Gumshin itu terbelah dua, Bai Lu dan yang lainnya kembali terkejut. Karena tubuh Gumshin itu kembali menyatu dengan utuh.

"Bagaimana bisa dia membelah tubuh Gumshin dengan cepat? Luar biasa sekali kekuatannya itu!" seru Lee Gon tampak takjub.

"Dia bisa melakukannya, Kang Taeshin itu mahluk misterius paling kuat yang aku kenal. Selain cerdik, dia selalu dengan mudah mengeksekusi lawannya dalam persekian detik," kata Asahi yang membuat Lee Gon dan Bai Lu kembali takjub, begitu mendengar penjelasan Asahi tentang Kang Taeshin.

"Kau kembali lagi seperti semula?" Kang Taeshin cukup terkejut begitu melihat Gums
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Asal-usul Batu Merah Suci

    Semenjak pertarungan yang cukup sengit dengan Gumshin, Bai Lu, Ling Fei, dan juga Lee Gon melanjutkan perjalanan mereka menuju arah Barat. Rencana mereka untuk bertemu Ogumsha harus segera dilaksanakan. Karena mereka harus secepatnya mendapatkan batu merah suci yang hilang 1000 tahun yang lalu.“Kenapa gumiho itu menginginkan sekali batu merah suci? Apa batu merah suci itu sangat istimewa?” tanya Bai Lu saat mereka tengah beristirahat di tepi sungai, sambil meminum beberapa tetes air di sungai yang airnya tampak jernih.“Iya, Yuram. Batu merah suci itu sangat istimewa. Awalnya, Yeonseok yang menjaga batu merah suci itu, namun Aeshin sangat menginginkan batu itu juga, hingga pada akhirnya hilanglah batu merah suci itu di saat pengejaran Yeonseok terhadap Aeshin.”Ling Fei mencoba menjelaskan tentang asal usul batu merah suci itu kepada Bai Lu. Begitu mendengarnya, Bai Lu merasa kesal sekali kepada Aeshin yang dengan sengaja menghilangkan batu merah suci itu.“Seberapa istimewanya batu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Asahi

    Di sudut hutan Yeongdam, Asahi terlihat sedang melatih kemampuan bertarungnya. Beberapa kali kena sergapan musuh, membuat Asahi berusaha sekuat tenaga untuk membalaskan dendamnya.Sosok perempuan berkepang dua ini memang sangat kuat, namun jauh di luar sana, masih banyak mahluk-mahluk di semesta ini yang lebih hebat dan kuat darinya.Asahi berasal dari hutan Yeongdam. Di mana di dalam hutan tersebut banyak sekali para mutan berkeliaran. Mutan artinya mahluk yang memiliki anomali fisik yang dipicu berubahnya urutan DNA. Semacam mahluk super yang kekuatan dan kecepatannya, 5 kali lipat dari manusia.Hutan Yeongdam dikelilingi oleh banyaknya pohon keramat. Salah satu pohon setinggi 5 meter di Yeongdam adalah tempat tinggal Asahi yang sudah 1000 tahun menghuni di sana.Sosok Asahi juga sangat tertarik dengan para Jeonsa goljjagi, terutama Han Yuram yang cukup melegenda dari Lembah air terjun suci itu.Ketertarikannya Asahi terhadap para Jeonsa goljjagi karena mereka terkenal sebagai 3 ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Yeongnam

    “Apa Ogumsha itu mahluk yang kuat juga?” tanya Bai Lu saat mereka tengah berjalan bersama dan menyebrangi sungai Okue, dengan air yang mengalir begitu deras.“Ogumsha itu seorang cenayang.” Lee Gon menjawab seraya membantu Ling Fei dan juga Bai Lu, dengan memegangi tangannya agar tak terjatuh saat mereka menyebrangi sungai Okue.“Di jaman ini, cenayang sudah ada ternyata. Aku kira, hanya ada di jaman modern saja.”“Ribuan tahun yang lalu juga cenayang memang sudah ada, Yuram. Ogumsha ini salah satu cenayang yang sudah melegenda sejak lama. Ia memiliki banyak sekali barang langka yang sebenarnya banyak memiliki maknanya tersendiri.”Ling Fei menarik napasnya secara perlahan. Mencoba untuk menikmati perjalanannya kali ini, dengan menghirup udara yang begitu segar dan menenangkan hatinya.Suara gemericik air di sungai Okue juga cukup menjernihkan pikiran mereka yang berantakan dan kacau-balau akhir-akhir ini.“Apa permata hijau itu juga begitu penting, Fei~ah?” tanya Bai Lu kembali.“San

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Pasukan Segye

    "Apa mereka perampok?" tanya Lee Gon saat ia menemukan beberapa kotak emas di gerobak."Mereka adalah perampok yang dikirim oleh Wonam. Perampok berjubah hitam," jawab Ling Fei hingga membuat Lee Gon dan Bai Lu menatapnya."Maksudmu pasukan Segye?" tanya Lee Gon lagi.Ling Fei menganggukkan kepalanya dan kembali menatap pasukan berjubah hitam. Lee Gon dan Bai Lu juga menatap kembali ke arah para perampok yang menutupi sebagian wajah mereka dengan kain hitam, saat mereka bersembunyi di balik semak-semak. Para perampok itu tampak sangat sibuk mengatur perjalanan mereka entah ke mana.Dari sekian banyak gerobak yang ditarik kuda, terdapat beberapa kotak yang berisi emas batangan dan perak. Bahkan, salah satu gerobak bahkan memiliki 2 peti yang cukup besar untuk memuat dan menyimpan begitu banyak koin emas dan perak.Salah satu bos besar dari para pekerja tampak mengatur perjalanan panjang mereka, meminta mereka untuk mempercepat laju gerobak kuda."Bukankah itu persediaan emas yang harus

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Penyerangan 5 Pendekar

    “Hey, pencuri emas!” teriak Lee Gon dari atas pohon, hingga membuat para perampok berpakaian hitam itu menghentikan perjalanan mereka dan menatap ke arahnya.“Siapa itu??” teriak salah satu kawanan perampok berpakaian hitam.Lee Gon langsung terbang dan menjatuhkan dirinya di atap kereta kuda, hingga membuat kawanan perampok itu begitu riuh, dan mulai mengeluarkan pedang mereka dari sarung pedangnya.“Siapa katamu? Aku Lee Gon, seorangJeonsa goljjagi penguasa dari pulau Ulleungdo. Masih belum juga mengenal diriku, wahai sekumpulan pria-pria bodoh?”Para kawanan perampok itu mulai mendengus kesal mendengar celotehan Lee Gon yang tak berarti itu.“Tidak usah banyak berpikir. Serang dia!”Kawanan perampok yang merupakan pasukan Segye itu langsung menyerang Lee Gon.Lee Gon yang sangat cepat dan tangkas, membuat mereka langsung kewalahan saat akan menyerang dirinya.“Jadi, hanya segini saja kemampuan kalian? Dasar anak anjing yang sangat bodoh!”Lee Gon tertawa mengejek hingga membuat sal

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Aeshin dan Koin Emas

    Setelah memerintahkan YeongJae dan sisa pasukan Segye yang masih hidup untuk mengembalikan apa yang sudah mereka curi kepada pemiliknya, Bai Lu, Ling Fei dan juga, Lee Gon melanjutkan perjalanan mereka dengan di temani Kang Taeshin dan juga Asahi yang mulai hari ini akan ikut bersama rombongan mereka."Apa kalian serius akan menemani perjalanan kami?" tanya Ling Fei kepada Asahi dan juga Taeshin."Kami sudah memutuskan untuk menemani perjalanan kalian. Lagi pula, kita memang memiliki tujuan yang sama bukan? Sama-sama mencari batu merah suci itu dan melenyapkan Aeshin selamanya."Asahi terlihat begitu bersemangat sekali. Selama dendamnya belum terbalaskan kepada Aeshin, ia sudah memutuskan untuk pergi menemani Han Yuram dengan kedua saudaranya ke mana pun mereka pergi."Perjalanan kami ini tidak tahu kapan akan berakhirnya, Asahi. Dan, mungkin, kapan saja nyawa kalian bisa terancam jika kalian memutuskan untuk mengikuti kami." Lee Gon menambahi.Bukan bermaksud menakut-nakuti, tapi dar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Fire Bird

    Bai Lu terlihat gugup. Bagaimana mungkin dia bisa menceritakan tentang hilangnya batu merah suci itu, sedangkan ia sendiri tidak tahu apa-apa. Walau tubuhnya merupakan tubuh Han Yuram, tapi jiwa dan raganya bukanlah Yuram di masa lalu.Ia hanya terjebak di dalam tubuh Han Yuram dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi pengganti Yuram. Meski kekuatannya mulai terlihat sedikit demi sedikit, tapi ingatan Yuram masih belum bisa Bai Lu dapatkan semuanya."Aku . . . "Belum sempat Bai Lu melanjutkan perkataannya, suara ledakan terdengar begitu kencang hingga membuatnya dan yang lainnya menoleh ke arah belakang."Suara ledakan di mana itu?"Ling Fei terdengar begitu terkejut saat mendengar suara ledakan yang begitu kerasnya, hingga membuat bumi juga ikut bergetar."Lihat, burung itu sangat besar!" seru Yeongwan sambil menunjuk ke atas langit.Melihat Yeongwan menunjuk ke atas langit, anak-anak yang lain pun mengikuti ke mana arah Yeongwan menunjuk. Di atas langit sana, kobaran api terli

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Hutan Ilusi

    Untuk mencari batu merah suci, Bai Lu dan saudara-saudaranya sudah mengalami berbagai hal. Bahkan, Bai Lu yang sudah berada 1 bulan lamanya di Dinasti Joseon, sudah mengalami hal-hal yang tak terduga. Seperti melawan hantu-hantu yang menurutnya sangat aneh, serta mahluk-mahluk mitos yang hanya sebuah dongeng belaka, ternyata memang benar adanya.Choi Bai Lu harus bertempur dengan mereka semua hanya untuk melindungi diri dari serangan musuh-musuhnya. Tanggung jawabnya di dunia ini begitu berat. Namun, ia harus tetap menjalaninya hanya untuk bertahan hidup.Namun, terlepas dari itu semua, ada beberapa hal yang ia pelajari di Dinasti Joseon ini. Ia mendapatkan banyak teman yang menurutnya sangat luar biasa. Saling melindungi satu sama lainnya, tidak saling membeda-bedakan, dan bersatu untuk menumpas ketidak adilan yang terjadi di dunia ini.Hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Itulah hal- hal yang menjadi pelajaran untuknya. Selama hidup 23 tahun lamanya di jaman modern, Bai Lu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Samjoko dan Yong

    "Ada apa, Yuram? Kenapa kau menatap ke arah Yeon dan juga Rim?" Ling Fei menatap ke arah saudaranya yang tengah memandangi Yeon dan juga Rim ketika sedang bertempur dengan pasukan Segye yang mulai menyerang.Bai Lu kembali menatap wajah Ling Fei yang terlihat bingung begitu ia menatapnya. "Fei~ah, aku tak tahu apa aku harus mengatakan ini kepadamu atau tidak. Tapi, aku harus mengatakan hal ini kepadamu."Ekspresi wajah pendekar pedang itu terlihat serius. Ia menatap wajah saudaranya begitu dalam hingga membuat yang ditatap merasa khawatir dan juga gugup."Apa maksudmu?" Ling Fei terlihat bingung.Bai Lu menggenggam kedua tangan Ling Fei dengan begitu erat dan menatap kedua bola matanya dengan tajam."Yeon dan juga Rim memiliki kekuatan yang begitu istimewa, Fei~ah. Kekuatan mereka akan bertambah tiga kali lipat jika mereka terbakar api emosi dan sama-sama menyerang lawan mereka secara bersama-sama.""Mereka berdua?" Ling Fei menatap ke arah Yeon dan juga Rim. Saudaranta menganggukkan

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Bunga Hibiscus

    "Apa kematian itu akan menghampiri kita?" tanya Sora kembali yang merasa mulai takut dengan jawaban Bai Lu barusan."Setiap hal yang kita lakukan akan selalu berjumpa dengan maut, Sora~shii," tutur Bai Lu menjawab sambil menatap wajah Sora dengan begitu lekat.Kang Sora mengalihkan pandangan matanya. Rasa ragu dan kecemasan yang selama ini menyelimutinya mulai muncul kembali."Aku tidak bisa berjumpa dengan maut sebelum aku berhasil mencapai tujuan hidupku, Yuram~shii."Bai Lu berjalan menghampiri Sora dan memegang bahu kanannya."Tujuan hidupmu akan tercapai, Sora~shii. Percayalah padaku. Tapi, kau juga harus ingat karena saat ini kau adalah bagian dari ke -11 pendekar Keabadian. Dan, itu artinya kau juga harus menjalankan kewajibanmu untuk menyelesaikan tugasmu."Saat Bai Lu dan Sora sedang berbicara, tiba-tiba saja angin ribut muncul dan menerbangkan apapun yang berada di sekitarnya dengan begitu kencang."Apa itu?" teriak Yeon sambil menutupi wajahnya dengan tangan kanannya."Pasu

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Misi Pertama

    Jinhwan begitu takjub saat melihat para pendekar Keabadian mulai memperlihatkan identitas asli mereka di sungai Ohi. Bahkan, saat air terjun itu membentuk 11 air terjun yang melingkar, para Dewa di atas langit mulai bermunculan dan menampakkan wujud mereka, serta memberikan restu mereka dengan mengangkat tangan kanan mereka tinggi-tinggi.Restu para Dewa memang sangat diperlukan. Saat para Dewa telah memberikan restunya, air hujan berwarna pelangi turun membasahi alam semesta. Untuk kesekian kalinya, Jinhwan berdecak kagum dan begitu bahagia karena ia bisa melihat keindahan yang cukup langka ini.Sementara itu, di dalam sungai Ohi, ke-11 pendekar Keabadian tampak memejamkan mata mereka seraya membuat sebuah lingkaran dengan duduk bersimpuh di dasar sungai, dengan melipat dan menyilangkan kedua kaki mereka.Dengan konsentrasi tinggi dan tampak begitu fokus, Bai Lu dan yang lainnya mulai saling mentransferkan energi kuat mereka kepada satu sama lainnya. Dengan bekal ilmu tenaga dalam ya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Babak Baru Pendekar Keabadian

    Semenjak pertarungan dengan suku Moguya dan menghilangnya suku Moguya menjadi serpihan cahaya, Jochen, Kangchul, Kang Sora, dan Jinhwan mulai mengikuti perjalanan Bai Lu dan teman-temannya ke arah Barat untuk bertemu Ogumsha dan mencari batu merah suci.Bai Lu dan juga teman-temannya yang lain pun mulai memasuki babak baru, di mana ke-11 pendekar Keabadian berkumpul dengan formasi yang sudah lengkap."Yuram~ah, apa Jinhwan juga termasuk bagian dari ke-11 pendekar?" Ling Fei sempat melirik ke arah Jinhwan yang berada di belakangnya saat ia sedang berjalan bersama Jochen dan berbincang-bincang dengannya."Tidak, Ling Fei. Jinhwan bukanlah bagian dari ke-11 pendekar Keabadiaan. Ke-11 pendekar Keabadian itu hanya ada aku, dirimu, Lee Gon, Yeonghwan, Asahi, Kang Taeshin, Choi Rim, Choi Yeon, Kangchul, Kang Sora, dan juga Jochen," jawab Bai Lu menjelaskan."Lalu, kenapa Jinhwan ikut bersama kita?" tanya Ling Fei bingung dan kembali menatap ke arah pria bernama Jinhwan.Bai Lu mengikuti arah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Gabyeoun Ssang

    "Apa yang Jochen dan Yuram lakukan? Kenapa tubuh mereka memancarkan cahaya yang begitu terang?" Yeon menatap ke arah Jochen dan juga Bai Lu yang tiba-tiba saja memancarkan cahaya yang begitu menyilaukan mata.Saat pancaran cahaya itu menerangi tubuh mereka berdua, beberapa anggota suku Moguya merasa lemas dan tak bertenaga sama sekali. Di saat tubuh mereka melemah, Jochen dan Bai Lu mengambil kesempatan itu untuk menyerang mereka.Bai Lu membuat sebuah pergerakan menyilang dengan menggunakan pedang Hayeongsan miliknya. Sementara Jochen, ia muncul di belakang tubuhnya dengan membuat sebuah gerakan seperti gelombang air yang membentuk huruf S dengan cambuk naga 3 api miliknya, hingga membuat para suku Moguya menghilang menjadi serpihan cahaya."Mereka menghilang menjadi serpihan cahaya!" Yeongwan terlihat takjub saat melihat suku Moguya tiba-tiba saja menghilang dan menjadi serpihan cahaya."Itu adalah Gabyeoun Ssang!" Ling Fei juga sepertinya terlihat takjub begitu melihat sinar cahaya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Suku Moguya

    Kangchul menganggukkan kepalanya. Ia beranjak berdiri kemudian menatap ke arah Selatan. "Iya, mereka pernah menggagalkan rencana partai Seribu Pengemis 1 bulan yang lalu untuk merampok salah satu pejabat besar di kerajaan yang melakukan tindakan korupsi.""Suku Moguya juga selalu ingin menguasai hutan Yeongdam yang merupakan tempat tinggalku dan pernah membunuh penghuni hutan Yeongdam secara beringas 25 tahun yang lalu. Ternyata, sekarang mereka ingin menyerang kita." Asahi terdengar menggeram. Ia memang memiliki dendam pribadi kepada suku Moguya yang pernah membunuh setengah penghuni dari hutan Yeongdam.Asahi memang tidak pernah bisa mengalahkan mereka karena kekuatan suku Moguya sangatlah luar biasa. Kekuatan mereka berasal dari senjata pedang misterius milik mereka. Selama mereka memegang senjata, mereka tak akan pernah bisa terkalahkan.Suku Moguya adalah sekelompok manusia yang desanya diserang oleh Rokasur; monster dari alam bawah tanah. Desa yang ditinggali suku Moguya adalah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Tersirat Perasaan yang Aneh

    Kang Taeshin berdiri seorang diri di dekat sebuah batu besar sambil memandang ke arah Barat yang tampak begitu jauh dari pandangan matanya. Hatinya akhir-akhir ini selalu terlihat gelisah. Ia banyak sekali memikirkan banyak hal setelah ia mengetahui kebenaran-kebenaran kehidupannya yang tersembunyi selama ini.Melihat keresahan hati yang dialami oleh Taeshin selama ini, Bai Lu datang menghampirinya saat mereka semua tengah beristirahat sebelum memulai kembali perjalanan mereka."Kau merasa gelisah?" Bai Lu membuka suara setelah beberapa menit membiarkan Taeshin tenggelam dalam pikirannya."Han Yuram? Sejak kapan kau berdiri di sini?" tanyanya tampak terkejut begitu melihat Bai Lu yang tiba-tiba berdiri di dekatnya."Kau sampai tak menyadari kehadiranku di sini? Apa yang kau pikirkan, Kang Taeshin?"Taeshin menundukkan kepalanya dan memalingkan wajahnya. "Aku tak memikirkan apa-apa.""Jangan berbohong padaku. Aku bisa merasakannya dan aku tahu apa yang sedang kau resahkan saat ini. Apa

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Sebuah Ritual

    "Tunggu dulu, Kang Sora. Aku harus menelaah setiap kalimat yang kau lontarkan padaku. Apa maksud perkataanmu yang mengatakan bahwa adikmu bersama Wonam?" tanya Bai Lu yang masih tak mengerti hingga membuat Taeshin dengan yang lainnya menghampiri ke arah mereka berdua."Ada apa, Yuram? Apa ada masalah?" tanya Taeshin sambil menatap ke arah Bai Lu dan juga Kang Sora silih berganti.Kang Sora menatap wajah Bai Lu dengan tatapan cemasnya. Selama ini, ia tidak pernah membicarakan masalah ini kepada siapa pun. Bahkan, Rim dan Yeon yang sudah lebih awal mengenalnya pun hanya tahu kalau dirinya sedang mencari seseorang dan tidak tahu lebih jelasnya seperti apa."Pada saat pemberontakan Dinasto Goryeo, aku melihat adikku sedang bersama Wonam didekat Lembah Air terjun suci. Mereka seperti sedang melakukan suatu ritual.""Ritual? Ritual apa maksudmu?" Ling Fei langsung menarik tangan Sora dan menatapnya dengan tajam.Kang Sora terlihat ragu untuk mengatakannya. Tapi, ia terus didesak oleh Ling F

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Rahasia Kang Sora

    Bai Lu terdiam sejenak dan mencoba untuk menelaah dengan apa yang telah dijelaskan dan dijabarkan oleh Kangchul dan juga Kang Sora tadi. Sejak memberi tahukan rahasia tentang Aeshin, banyak sekali hal yang dipikirkan olehnya. Apa semua misteri ini sedikit demi sedikit akan menemukan titik temunya?"Jangan jadikan ilmu pedangmu untuk melukai orang lain, tapi gunakanlah untuk melindungi orang lain." Kang Sora tiba-tiba bersuara hingga membuat Lee Gon menatap wajahnya untuk beberapa saat, "pendekar sejati tak akan pernah menyerah dan tak akan mudah putus asa. Aku mungkin tidak tahu tujuan kalian sebenarnya apa, tapi kita semua di sini ternyata memiliki musuh yang sama. Walau tujuan hidup kita berbeda, tapi kita mengejar orang yang sama demi kehancurannya, dan untuk membela kebenaran."Lee Gon menatap wajah Kang Sora dengan rasa kagum. Dia adalah salah satu manusia yang bisa dikatakan berumur panjang dan awet muda karena telah diberi anugerah oleh Dewa Bumi. Lee Gon mungkin tidak tahu tuj

DMCA.com Protection Status