Share

Pasukan Segye

Penulis: Kayinkayinn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-28 07:37:59

"Apa mereka perampok?" tanya Lee Gon saat ia menemukan beberapa kotak emas di gerobak.

"Mereka adalah perampok yang dikirim oleh Wonam. Perampok berjubah hitam," jawab Ling Fei hingga membuat Lee Gon dan Bai Lu menatapnya.

"Maksudmu pasukan Segye?" tanya Lee Gon lagi.

Ling Fei menganggukkan kepalanya dan kembali menatap pasukan berjubah hitam. Lee Gon dan Bai Lu juga menatap kembali ke arah para perampok yang menutupi sebagian wajah mereka dengan kain hitam, saat mereka bersembunyi di balik semak-semak. Para perampok itu tampak sangat sibuk mengatur perjalanan mereka entah ke mana.

Dari sekian banyak gerobak yang ditarik kuda, terdapat beberapa kotak yang berisi emas batangan dan perak. Bahkan, salah satu gerobak bahkan memiliki 2 peti yang cukup besar untuk memuat dan menyimpan begitu banyak koin emas dan perak.

Salah satu bos besar dari para pekerja tampak mengatur perjalanan panjang mereka, meminta mereka untuk mempercepat laju gerobak kuda.

"Bukankah itu persediaan emas yang harus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Penyerangan 5 Pendekar

    “Hey, pencuri emas!” teriak Lee Gon dari atas pohon, hingga membuat para perampok berpakaian hitam itu menghentikan perjalanan mereka dan menatap ke arahnya.“Siapa itu??” teriak salah satu kawanan perampok berpakaian hitam.Lee Gon langsung terbang dan menjatuhkan dirinya di atap kereta kuda, hingga membuat kawanan perampok itu begitu riuh, dan mulai mengeluarkan pedang mereka dari sarung pedangnya.“Siapa katamu? Aku Lee Gon, seorangJeonsa goljjagi penguasa dari pulau Ulleungdo. Masih belum juga mengenal diriku, wahai sekumpulan pria-pria bodoh?”Para kawanan perampok itu mulai mendengus kesal mendengar celotehan Lee Gon yang tak berarti itu.“Tidak usah banyak berpikir. Serang dia!”Kawanan perampok yang merupakan pasukan Segye itu langsung menyerang Lee Gon.Lee Gon yang sangat cepat dan tangkas, membuat mereka langsung kewalahan saat akan menyerang dirinya.“Jadi, hanya segini saja kemampuan kalian? Dasar anak anjing yang sangat bodoh!”Lee Gon tertawa mengejek hingga membuat sal

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Aeshin dan Koin Emas

    Setelah memerintahkan YeongJae dan sisa pasukan Segye yang masih hidup untuk mengembalikan apa yang sudah mereka curi kepada pemiliknya, Bai Lu, Ling Fei dan juga, Lee Gon melanjutkan perjalanan mereka dengan di temani Kang Taeshin dan juga Asahi yang mulai hari ini akan ikut bersama rombongan mereka."Apa kalian serius akan menemani perjalanan kami?" tanya Ling Fei kepada Asahi dan juga Taeshin."Kami sudah memutuskan untuk menemani perjalanan kalian. Lagi pula, kita memang memiliki tujuan yang sama bukan? Sama-sama mencari batu merah suci itu dan melenyapkan Aeshin selamanya."Asahi terlihat begitu bersemangat sekali. Selama dendamnya belum terbalaskan kepada Aeshin, ia sudah memutuskan untuk pergi menemani Han Yuram dengan kedua saudaranya ke mana pun mereka pergi."Perjalanan kami ini tidak tahu kapan akan berakhirnya, Asahi. Dan, mungkin, kapan saja nyawa kalian bisa terancam jika kalian memutuskan untuk mengikuti kami." Lee Gon menambahi.Bukan bermaksud menakut-nakuti, tapi dar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Fire Bird

    Bai Lu terlihat gugup. Bagaimana mungkin dia bisa menceritakan tentang hilangnya batu merah suci itu, sedangkan ia sendiri tidak tahu apa-apa. Walau tubuhnya merupakan tubuh Han Yuram, tapi jiwa dan raganya bukanlah Yuram di masa lalu.Ia hanya terjebak di dalam tubuh Han Yuram dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi pengganti Yuram. Meski kekuatannya mulai terlihat sedikit demi sedikit, tapi ingatan Yuram masih belum bisa Bai Lu dapatkan semuanya."Aku . . . "Belum sempat Bai Lu melanjutkan perkataannya, suara ledakan terdengar begitu kencang hingga membuatnya dan yang lainnya menoleh ke arah belakang."Suara ledakan di mana itu?"Ling Fei terdengar begitu terkejut saat mendengar suara ledakan yang begitu kerasnya, hingga membuat bumi juga ikut bergetar."Lihat, burung itu sangat besar!" seru Yeongwan sambil menunjuk ke atas langit.Melihat Yeongwan menunjuk ke atas langit, anak-anak yang lain pun mengikuti ke mana arah Yeongwan menunjuk. Di atas langit sana, kobaran api terli

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Hutan Ilusi

    Untuk mencari batu merah suci, Bai Lu dan saudara-saudaranya sudah mengalami berbagai hal. Bahkan, Bai Lu yang sudah berada 1 bulan lamanya di Dinasti Joseon, sudah mengalami hal-hal yang tak terduga. Seperti melawan hantu-hantu yang menurutnya sangat aneh, serta mahluk-mahluk mitos yang hanya sebuah dongeng belaka, ternyata memang benar adanya.Choi Bai Lu harus bertempur dengan mereka semua hanya untuk melindungi diri dari serangan musuh-musuhnya. Tanggung jawabnya di dunia ini begitu berat. Namun, ia harus tetap menjalaninya hanya untuk bertahan hidup.Namun, terlepas dari itu semua, ada beberapa hal yang ia pelajari di Dinasti Joseon ini. Ia mendapatkan banyak teman yang menurutnya sangat luar biasa. Saling melindungi satu sama lainnya, tidak saling membeda-bedakan, dan bersatu untuk menumpas ketidak adilan yang terjadi di dunia ini.Hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Itulah hal- hal yang menjadi pelajaran untuknya. Selama hidup 23 tahun lamanya di jaman modern, Bai Lu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Jiwa Han Yuram yang Muncul

    "Hey, apa kalian mendengar suara geraman?”Yeongwan mulai terlihat mempertajam pendengarannya, begitu pun dengan Ling Fei.“Iya, aku mendengarnya. Aku mendengar suara geraman yang Yeongwan maksud.”Lee Gon dan Bai Lu tampak sudah bersiap-siap mengeluarkan pedang milik mereka. Sedangkan Asahi, ia memegang tongkat saktinya dengan begitu erat.“Tunggu, apa itu di depan sana?”Taeshin menunjuk ke arah di mana, ia melihat ada sekelebat bayangan hitam yang berjalan begitu cepat dari sisi kiri ke sisi kanan. Merasa ada yang aneh dan mencurigakan, Taeshin mengikuti ke mana sekelebat bayangan hitam itu pergi.“Hey, Taeshin, mau ke mana kau!!” teriak Lee Gon memanggil.Namun, teriakannya sama sekali tak digubris. Taeshin malah sibuk mengejar bayangan hitam itu, hingga ia tak sadar jika ia sudah pergi terlalu jauh dari teman-temannya.“Ke mana Taeshin pergi?” Lee Gon celingak-celinguk mencari sosok Taeshin, “ah, sudahlah, biar aku mencarinya.”Lee Gon memutuskan untuk mencari Taeshin yang pergi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Kemunculan Drakon dan Shin Yeongdo

    Choi Bai Lu melangkahkan kakinya dengan perlahan menuju arah Timur. Semakin diperhatikan, hutan ini semakin terlihat aneh. Bahkan, beberapa pohon yang ia lihat sebelumnya begitu banyak, tiba-tiba saja menjadi sedikit, berkurang, dan daun-daunnya pun mulai berguguran. Tanah-tanah yang ia lihat semula terlihat subur, sekarang berubah menjadi tanah yang tandus dan berbau busuk."Hutan ilusi macam apa ini? Kenapa hutan ini sangat aneh sekali?""Kau sudah datang, Han Yuram!!"Merasa ada yang menyebutkan namanya, Bai Lu langsung menoleh ke arah sumber suara. Begitu membalikkan badan, ia menemukan seekor raksasa berbadan ular yang begitu besar, dan juga tinggi."Siapa kau?" Bai Lu menunjuk raksasa itu dengan pedang miliknya, kemudian menatapnya dengan tatapan seorang pembunuh berdarah dingin.Raksasa berbadan ular yang tinggi besar itu tertawa begitu keras, hingga membuat sebuah guncangan besar melanda hutan ilusi ini, dan seluruh badannya pun ikut bergetar."Akhirnya, kau jatuh juga dalam p

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Kehancuran Drakon dan Kebangkitan Shin Yeongdo

    Shin Yeongdo yang dibakar rasa amarah, membuat alam semesta diselimuti oleh kegelapan. Awan hitam mulai menutupi langit biru. Air hujan turun begitu deras dengan diikuti suara petir yang menyambar saling beriringan.Seluruh Dinasti Joseon diselimuti kabut malam yang membuat pandangan mata kabur. Seluruh manusia di alam semesta ini ketakutan, karena tiba-tiba saja dunia menjadi gelap-gulita, seolah mereka semua yang masih hidup diberi hukuman oleh para Dewa yang murka.Lingkungan sekitar menjadi gelap dan menakutkan, dengan pohon-pohon tua yang membusuk dan membungkuk, menciptakan bayangan menakutkan dibawah sinar bulan yang redup.Angin dingin berhembus dengan kencang, membuat suasana menjadi tegang dan mencekam. Suara gemuruh dan desiran yang aneh juga mulai terdengar dari berbagai sudut, membuat bulu kuduk merinding."Shin Yeongdo!!" teriak Kang Taeshin penuh amarah, dengan suara yang menggeram penuh kemurkaan, "berani sekali kau membuat alam semesta diselimuti oleh kegelapan!""Sia

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Dia adalah Fire Bird Wiggle Azura

    Bai Lu memejamkan matanya kembali. Ia mencoba untuk berkonsentrasi penuh. Pikirannya hanya ia pusatkan kepada alam semesta. Hatinya yang tulus menjadi tombak kemurnian cintanya kepada dunia. Sementara pendengarannya hanya ia pusatkan kepada Dewa semata.Ia membuat sebuah lingkaran dengan menggunakan tangan kanannya. Lingkaran itu tiba-tiba mengeluarkan cahaya dengan bentuk sinar rembulan dari bulan sabit.Begitu matanya terbuka, ia mengedarkan seluruh pandangan matanya ke seluruh alam semesta. Seketika dunia berhenti. Suara apapun tak terdengar dan kehancuran alam semesta yang dilakukan Shin Yeongdo pun terhenti sejenak.Aku berhasil. Batin Bai Lu terlihat senang."Kau menghentikan waktu, Yuram~shii?" tanya Kang Taeshin.Bai Lu tersenyum tipis kemudian menganggukkan kepalanya."Aku akan memanggil Fire Bird untuk membantuku menuju Shin Yeongdo di atas sana. Burung cantik, kemarilah. Aku membutuhkan bantuanmu."Fire Bird pun muncul dengan datang menghampirinya seraya merunduk, seolah-ol

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Samjoko dan Yong

    "Ada apa, Yuram? Kenapa kau menatap ke arah Yeon dan juga Rim?" Ling Fei menatap ke arah saudaranya yang tengah memandangi Yeon dan juga Rim ketika sedang bertempur dengan pasukan Segye yang mulai menyerang.Bai Lu kembali menatap wajah Ling Fei yang terlihat bingung begitu ia menatapnya. "Fei~ah, aku tak tahu apa aku harus mengatakan ini kepadamu atau tidak. Tapi, aku harus mengatakan hal ini kepadamu."Ekspresi wajah pendekar pedang itu terlihat serius. Ia menatap wajah saudaranya begitu dalam hingga membuat yang ditatap merasa khawatir dan juga gugup."Apa maksudmu?" Ling Fei terlihat bingung.Bai Lu menggenggam kedua tangan Ling Fei dengan begitu erat dan menatap kedua bola matanya dengan tajam."Yeon dan juga Rim memiliki kekuatan yang begitu istimewa, Fei~ah. Kekuatan mereka akan bertambah tiga kali lipat jika mereka terbakar api emosi dan sama-sama menyerang lawan mereka secara bersama-sama.""Mereka berdua?" Ling Fei menatap ke arah Yeon dan juga Rim. Saudaranta menganggukkan

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Bunga Hibiscus

    "Apa kematian itu akan menghampiri kita?" tanya Sora kembali yang merasa mulai takut dengan jawaban Bai Lu barusan."Setiap hal yang kita lakukan akan selalu berjumpa dengan maut, Sora~shii," tutur Bai Lu menjawab sambil menatap wajah Sora dengan begitu lekat.Kang Sora mengalihkan pandangan matanya. Rasa ragu dan kecemasan yang selama ini menyelimutinya mulai muncul kembali."Aku tidak bisa berjumpa dengan maut sebelum aku berhasil mencapai tujuan hidupku, Yuram~shii."Bai Lu berjalan menghampiri Sora dan memegang bahu kanannya."Tujuan hidupmu akan tercapai, Sora~shii. Percayalah padaku. Tapi, kau juga harus ingat karena saat ini kau adalah bagian dari ke -11 pendekar Keabadian. Dan, itu artinya kau juga harus menjalankan kewajibanmu untuk menyelesaikan tugasmu."Saat Bai Lu dan Sora sedang berbicara, tiba-tiba saja angin ribut muncul dan menerbangkan apapun yang berada di sekitarnya dengan begitu kencang."Apa itu?" teriak Yeon sambil menutupi wajahnya dengan tangan kanannya."Pasu

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Misi Pertama

    Jinhwan begitu takjub saat melihat para pendekar Keabadian mulai memperlihatkan identitas asli mereka di sungai Ohi. Bahkan, saat air terjun itu membentuk 11 air terjun yang melingkar, para Dewa di atas langit mulai bermunculan dan menampakkan wujud mereka, serta memberikan restu mereka dengan mengangkat tangan kanan mereka tinggi-tinggi.Restu para Dewa memang sangat diperlukan. Saat para Dewa telah memberikan restunya, air hujan berwarna pelangi turun membasahi alam semesta. Untuk kesekian kalinya, Jinhwan berdecak kagum dan begitu bahagia karena ia bisa melihat keindahan yang cukup langka ini.Sementara itu, di dalam sungai Ohi, ke-11 pendekar Keabadian tampak memejamkan mata mereka seraya membuat sebuah lingkaran dengan duduk bersimpuh di dasar sungai, dengan melipat dan menyilangkan kedua kaki mereka.Dengan konsentrasi tinggi dan tampak begitu fokus, Bai Lu dan yang lainnya mulai saling mentransferkan energi kuat mereka kepada satu sama lainnya. Dengan bekal ilmu tenaga dalam ya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Babak Baru Pendekar Keabadian

    Semenjak pertarungan dengan suku Moguya dan menghilangnya suku Moguya menjadi serpihan cahaya, Jochen, Kangchul, Kang Sora, dan Jinhwan mulai mengikuti perjalanan Bai Lu dan teman-temannya ke arah Barat untuk bertemu Ogumsha dan mencari batu merah suci.Bai Lu dan juga teman-temannya yang lain pun mulai memasuki babak baru, di mana ke-11 pendekar Keabadian berkumpul dengan formasi yang sudah lengkap."Yuram~ah, apa Jinhwan juga termasuk bagian dari ke-11 pendekar?" Ling Fei sempat melirik ke arah Jinhwan yang berada di belakangnya saat ia sedang berjalan bersama Jochen dan berbincang-bincang dengannya."Tidak, Ling Fei. Jinhwan bukanlah bagian dari ke-11 pendekar Keabadiaan. Ke-11 pendekar Keabadian itu hanya ada aku, dirimu, Lee Gon, Yeonghwan, Asahi, Kang Taeshin, Choi Rim, Choi Yeon, Kangchul, Kang Sora, dan juga Jochen," jawab Bai Lu menjelaskan."Lalu, kenapa Jinhwan ikut bersama kita?" tanya Ling Fei bingung dan kembali menatap ke arah pria bernama Jinhwan.Bai Lu mengikuti arah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Gabyeoun Ssang

    "Apa yang Jochen dan Yuram lakukan? Kenapa tubuh mereka memancarkan cahaya yang begitu terang?" Yeon menatap ke arah Jochen dan juga Bai Lu yang tiba-tiba saja memancarkan cahaya yang begitu menyilaukan mata.Saat pancaran cahaya itu menerangi tubuh mereka berdua, beberapa anggota suku Moguya merasa lemas dan tak bertenaga sama sekali. Di saat tubuh mereka melemah, Jochen dan Bai Lu mengambil kesempatan itu untuk menyerang mereka.Bai Lu membuat sebuah pergerakan menyilang dengan menggunakan pedang Hayeongsan miliknya. Sementara Jochen, ia muncul di belakang tubuhnya dengan membuat sebuah gerakan seperti gelombang air yang membentuk huruf S dengan cambuk naga 3 api miliknya, hingga membuat para suku Moguya menghilang menjadi serpihan cahaya."Mereka menghilang menjadi serpihan cahaya!" Yeongwan terlihat takjub saat melihat suku Moguya tiba-tiba saja menghilang dan menjadi serpihan cahaya."Itu adalah Gabyeoun Ssang!" Ling Fei juga sepertinya terlihat takjub begitu melihat sinar cahaya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Suku Moguya

    Kangchul menganggukkan kepalanya. Ia beranjak berdiri kemudian menatap ke arah Selatan. "Iya, mereka pernah menggagalkan rencana partai Seribu Pengemis 1 bulan yang lalu untuk merampok salah satu pejabat besar di kerajaan yang melakukan tindakan korupsi.""Suku Moguya juga selalu ingin menguasai hutan Yeongdam yang merupakan tempat tinggalku dan pernah membunuh penghuni hutan Yeongdam secara beringas 25 tahun yang lalu. Ternyata, sekarang mereka ingin menyerang kita." Asahi terdengar menggeram. Ia memang memiliki dendam pribadi kepada suku Moguya yang pernah membunuh setengah penghuni dari hutan Yeongdam.Asahi memang tidak pernah bisa mengalahkan mereka karena kekuatan suku Moguya sangatlah luar biasa. Kekuatan mereka berasal dari senjata pedang misterius milik mereka. Selama mereka memegang senjata, mereka tak akan pernah bisa terkalahkan.Suku Moguya adalah sekelompok manusia yang desanya diserang oleh Rokasur; monster dari alam bawah tanah. Desa yang ditinggali suku Moguya adalah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Tersirat Perasaan yang Aneh

    Kang Taeshin berdiri seorang diri di dekat sebuah batu besar sambil memandang ke arah Barat yang tampak begitu jauh dari pandangan matanya. Hatinya akhir-akhir ini selalu terlihat gelisah. Ia banyak sekali memikirkan banyak hal setelah ia mengetahui kebenaran-kebenaran kehidupannya yang tersembunyi selama ini.Melihat keresahan hati yang dialami oleh Taeshin selama ini, Bai Lu datang menghampirinya saat mereka semua tengah beristirahat sebelum memulai kembali perjalanan mereka."Kau merasa gelisah?" Bai Lu membuka suara setelah beberapa menit membiarkan Taeshin tenggelam dalam pikirannya."Han Yuram? Sejak kapan kau berdiri di sini?" tanyanya tampak terkejut begitu melihat Bai Lu yang tiba-tiba berdiri di dekatnya."Kau sampai tak menyadari kehadiranku di sini? Apa yang kau pikirkan, Kang Taeshin?"Taeshin menundukkan kepalanya dan memalingkan wajahnya. "Aku tak memikirkan apa-apa.""Jangan berbohong padaku. Aku bisa merasakannya dan aku tahu apa yang sedang kau resahkan saat ini. Apa

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Sebuah Ritual

    "Tunggu dulu, Kang Sora. Aku harus menelaah setiap kalimat yang kau lontarkan padaku. Apa maksud perkataanmu yang mengatakan bahwa adikmu bersama Wonam?" tanya Bai Lu yang masih tak mengerti hingga membuat Taeshin dengan yang lainnya menghampiri ke arah mereka berdua."Ada apa, Yuram? Apa ada masalah?" tanya Taeshin sambil menatap ke arah Bai Lu dan juga Kang Sora silih berganti.Kang Sora menatap wajah Bai Lu dengan tatapan cemasnya. Selama ini, ia tidak pernah membicarakan masalah ini kepada siapa pun. Bahkan, Rim dan Yeon yang sudah lebih awal mengenalnya pun hanya tahu kalau dirinya sedang mencari seseorang dan tidak tahu lebih jelasnya seperti apa."Pada saat pemberontakan Dinasto Goryeo, aku melihat adikku sedang bersama Wonam didekat Lembah Air terjun suci. Mereka seperti sedang melakukan suatu ritual.""Ritual? Ritual apa maksudmu?" Ling Fei langsung menarik tangan Sora dan menatapnya dengan tajam.Kang Sora terlihat ragu untuk mengatakannya. Tapi, ia terus didesak oleh Ling F

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Rahasia Kang Sora

    Bai Lu terdiam sejenak dan mencoba untuk menelaah dengan apa yang telah dijelaskan dan dijabarkan oleh Kangchul dan juga Kang Sora tadi. Sejak memberi tahukan rahasia tentang Aeshin, banyak sekali hal yang dipikirkan olehnya. Apa semua misteri ini sedikit demi sedikit akan menemukan titik temunya?"Jangan jadikan ilmu pedangmu untuk melukai orang lain, tapi gunakanlah untuk melindungi orang lain." Kang Sora tiba-tiba bersuara hingga membuat Lee Gon menatap wajahnya untuk beberapa saat, "pendekar sejati tak akan pernah menyerah dan tak akan mudah putus asa. Aku mungkin tidak tahu tujuan kalian sebenarnya apa, tapi kita semua di sini ternyata memiliki musuh yang sama. Walau tujuan hidup kita berbeda, tapi kita mengejar orang yang sama demi kehancurannya, dan untuk membela kebenaran."Lee Gon menatap wajah Kang Sora dengan rasa kagum. Dia adalah salah satu manusia yang bisa dikatakan berumur panjang dan awet muda karena telah diberi anugerah oleh Dewa Bumi. Lee Gon mungkin tidak tahu tuj

DMCA.com Protection Status