Zhao Lin dan Yao Xiaoli melanjutkan perjalanan menuju kuil. Sepanjang jalan selalu saja mereka temui pertarungan sehingga membuat langkah mereka terhambat. Apa yang terjadi terasa konyol bagi Zhao Lin. Belum tentu di dalam kuil terdapat Senjata Suci, tapi mereka sudah saling bunuh satu sama lain. Jika pun ada, sebaiknya mereka terlebih dahulu bekerjasama melawan Siluman yang menjaga kuil. Para Pendekar ini lebih memilih untuk menghentikan para pesaingnya terlebih dahulu sebelum bergerak ke dalam kuil. Hal ini justru membuat mereka akan berada dalam posisi sulit selanjutnya. Mereka akan sendirian saat berhadapan dengan Siluman penjaga kuil. "Tuan Muda Zhao... apa yang harus kita lakukan! Kita tidak mungkin bisa memasuki kuil jika situasinya seperti ini!""Sebaiknya kita mundur dulu, lalu mencari jalan lain untuk mencapai kuil!"Kedua insan tersebut mencari jalan alternatif, tapi hasilnya sama saja seperti di tempat sebelumnya. Banyak Pendekar juga melakukan hal
Bukannya semakin sepi, justru malah semakin ramai. Hari ini, Pendekar yang datang untuk mengunjungi kuil lebih banyak dari hari kemarin. Ini bertolak belakang dengan perkiraan Zhao Lin. Hal ini terbilang wajar mengingat hari pertama tidak mungkin didatangi oleh Pendekar yang berada jauh dari kuil. Jika situasinya seperti, maka besok dan beberapa hari ke depan akan lebih banyak Pendekar yang akan datang. Satu hal yang sedikit berbeda hari ini dengan kemarin. Hari ini, hampir tidak ada pertarungan dengan sesama mereka seperti hari kemarin. Saat ini, mereka lebih sibuk bertarung dengan Siluman yang menjaga gerbang kuil. Mungkin mereka telah sadar bahwa apa yang mereka lakukan kemarin hanya merugikan mereka. Namun, kemungkinan yang lebih meyakinkan adalah Pendekar-pendekar yang hadir hari ini berbeda dengan Pendekar yang datang hari kemarin. Kemarin, tempat ini didominasi oleh aliran hitan seperti Taring Pedang dan Kelelawar Darah. Hari ini, lebih banyak Pendekar dari aliran putih mau
Seekor Siluman Rubah dan seekor Siluman Serigala datang mendekat dari dua arah yang berbeda. Zhao Lin dan Yao Xiaoli terjebak pada situasi yang tidak pernah mereka perkirakan sebelumnya. Siluman adalah hewan yang mengalami mutasi akibat penggunaan Tenaga Dalam oleh para Pendekar di dunia persilatan. Tiap Tenaga Dalam yang dilepaskan akan menghasilkan radiasi yang dapat mempengaruhi hewan yang disekitarnya. Hewan yang banyak terkena radiasi secara perlahan akan berubah menjadi Siluman. Bisa dikatakan, Siluman tercipta karena ulah manusia terutama para Pendekar. Siluman memiliki kekuatan dan kecerdasan yang jauh lebih tinggi dari hewan biasa. Mereka menggunakan sebuah teknik tersendiri dalam bertarung. Mereka yang berkelompok bahkan bisa bertarung dalam sebuah formasi. Dengan kemampuan seperti itu, Siluman jelas adalah sebuah ancaman bagi manusia. Tidak jarang mereka membuat kekacauan di kehidupan manusia. Dunia persilatan memiliki hubungan yang buruk dengan Siluman. Tidak peduli it
"Jurus Sembilan Langkah!"Zhao Lin menggunakan jurus yang ia pelajari dari Zhuan Zhu. Namun, ia tidak bisa membuat langkah dengan sempurna. Kelebaran terowongan tidak memadai untuk ia bisa melakukan jurus tersebut. Yang terjadi justru ia menerima serangan dari Siluman Rubah. Zhao Lin hampir terlambat menghindari terkaman, sehingga pakaiannya sebagian robek oleh gigi-gigi tajam Siluman Rubah. Zhao Lin tersandar di dinding terowongan. Siluman Rubah tidak membuang waktu untuk melepaskan cakaran pada Zhao Lin. Pemuda itu tidak sempat menghindar sehingga membuat pangkal lengannya terluka. "Lin-gege!" teriak Yao Xiaoli yang tengah bertarung dengan Siluman Serigala. Ia cukup khawatir terhadap Zhao Lin. Bertarung dalam ruang sempit jelas berbeda dengan bertarung di tempat yang luas. Langkah yang terbatas membuat jurus yang dikuasai tidak bisa dilakukan dengan sempurna.Jika menggunakan Seni Naga, mungkin Zhao Lin bisa mengalahkan Sil
Di depan rumah kosong tempat pintu masuk terowongan menuju kuil, berdiri empat orang atau lebih tepatnya dua pria dan dua wanita. Dua wanita itu adalah Wei Jiali dan Xu Limei dari sekte Telaga Dewi. Sedangkan, dua pria adalah Huang Haoran dan Wang Maorong dari sekte Pulau Bunga Persik. Bisa ditebak tujuan mereka sudah pasti mencari jalan alternatif untuk memasuki kuil.Huang Haoran adalah bagian dari kekuarga bangsawan Huang yang menguasai kota Lauhu. Sedikit banyaknya ia mengetahui seluk-beluk kota beserta wilayah di sekitarnya, salah satunya terowongan yang menuju ke dalam kuil. "Haoran...! Apa kamu yakin, di sini tempat terowongan tersebut?" Tanya Wei Jiali. "Apa kamu meragukan pengetahuanku terhadap wilayah kekuasaan keluargaku!" Jawab Huang Haoran. Mereka berempat masuk ke dalam rumah untuk menemukan pintu terowongan. Namun, mereka mendapati sesuatu yang berada di luar perkiraan mereka. Lemari yang menutupi mulut terowongan telah terbuka dan menunjukkan dengan jelas terowongan
"Jiali... tenanglah! Apa kamu mengenal mereka berdua?" Tanya Huang Haoran. "Pria mesum itu pernah melecehkanku!" Wei Jiali mengarahkan jari telunjuknya pada Zhao Lin. Yang ditunjuk langsung mengerutkan kening, ia tidak habis pikir kenapa gadis itu tetap saja menganggapnya melakukan pelecehan, padahal ia hanya meliriknya sekali. "Jangan sembarangan bicara, sej...."Belum sempat Zhao Lin menyelesaikan kata-kata, Huang Haoran telah menyerangnya. Ia terpengaruh oleh kata-kata Wei Jiali yang tidak memiliki dasar tersebut. "Aku tidak suka dengan pria yang yang suka melecehkan wanita!""Bodoh! Kau telah dibohongi oleh wanita itu!"Zhao Lin dan Huang Haoran bertarung dengan tangan kosong. Kondisi terowongan membuat penggunaan senjata seperti pedang akan sangat sulit dilakukan. Terlalu sedikit ruang untuk bisa menggerakkan pedang. Yao Xiaoli hanya melihat dan membiarkan Zhao Lin bertarung sendiri. Ini adalah kesempatan untuk pemuda itu menambah pengalaman bertarung di tempat yang tidak ide
Zhao Lin dan Yao Xiaoli memutuskan untuk bergabung dengan rombongan Wei Jiali dan kawan-kawan. Hanya saja, langkah mereka sedikit terhambat karena Huang Haoran dalam kondisi yang tidak baik. Tidak mungkin meninggalkan pemuda itu, terlebih ia yang paling paham seluk-beluk terowongan yang seperti labirin itu. Yao Xiaoli membantu Huang Haoran mengatasi efek dari Tapak Kura-kura, tapi itu hanya menghilangkan rasa sakit yang diderita Huang Haoran. Tubuh pemuda itu masih tidak bisa digerakkan, butuh sekitar sepuluh jam untuk bisa kembali seperti semula. Setidaknya mereka harus melewati satu hari untuk bisa sampai ke kuil. Mereka berenam kembali melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Huang Haoran yang telah pulih kembali memimpin melewati terowongan. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai ke dalam kuil. Pintu terowongan terhubung dengan sebuah bangunan kecil, tidak jauh dari bangunan utama kuil. Satu-persatu mereka mereka keluar dari terowongan. Namun, situasi yang terjadi berb
Salah satu dari Pendekar aliran hitam mendapat perhatian di Wei Jiali. Raut wajahnya mulai berubah menunjukkan kemarahan. Ia ingat betul dengan orang itu. Wajahnya tidak akan pernah dilupakan oleh Wei Jiali. Dia adalah Gao Hao, orang yang telah membuat kekacauan di kediamannya lima tahun lalu hingga membunuh keluarganya. Sudah tertulis di hati Wei Jiali bahwa Gao Hao akan menjadi musuh nomor satunya. Zhao Lin menyadari perubahan yang terjadi pada Wei Jiali. Wajah gadis itu terlihat mulai memerah dan bersiap untuk menyerang. Zhao Lin memegang pundak gadis itu. Ia tau bagaimana perasaannya, tapi situasinya tidak memungkinkan. "Jiali... tenangkan dirimu! Saat ini kita kalah jumlah, jangan gegebah! Tiga dari sebelas Pendekar aliran hitam itu adalah Gao Hao, Dong Fu dan Xiao Yan. Mereka adalah murid dari Zhuan Zhu, sama seperti Zhao Lin dan Yin Yiyue. "Kalian membunuh orang-orangku! Bagaimana kalian bisa bertanggungjawab atas semua ini!" Ucap Xiao Yan. "Tida