"Jurus Sembilan Langkah!"Zhao Lin menggunakan jurus yang ia pelajari dari Zhuan Zhu. Namun, ia tidak bisa membuat langkah dengan sempurna. Kelebaran terowongan tidak memadai untuk ia bisa melakukan jurus tersebut. Yang terjadi justru ia menerima serangan dari Siluman Rubah. Zhao Lin hampir terlambat menghindari terkaman, sehingga pakaiannya sebagian robek oleh gigi-gigi tajam Siluman Rubah. Zhao Lin tersandar di dinding terowongan. Siluman Rubah tidak membuang waktu untuk melepaskan cakaran pada Zhao Lin. Pemuda itu tidak sempat menghindar sehingga membuat pangkal lengannya terluka. "Lin-gege!" teriak Yao Xiaoli yang tengah bertarung dengan Siluman Serigala. Ia cukup khawatir terhadap Zhao Lin. Bertarung dalam ruang sempit jelas berbeda dengan bertarung di tempat yang luas. Langkah yang terbatas membuat jurus yang dikuasai tidak bisa dilakukan dengan sempurna.Jika menggunakan Seni Naga, mungkin Zhao Lin bisa mengalahkan Sil
Di depan rumah kosong tempat pintu masuk terowongan menuju kuil, berdiri empat orang atau lebih tepatnya dua pria dan dua wanita. Dua wanita itu adalah Wei Jiali dan Xu Limei dari sekte Telaga Dewi. Sedangkan, dua pria adalah Huang Haoran dan Wang Maorong dari sekte Pulau Bunga Persik. Bisa ditebak tujuan mereka sudah pasti mencari jalan alternatif untuk memasuki kuil.Huang Haoran adalah bagian dari kekuarga bangsawan Huang yang menguasai kota Lauhu. Sedikit banyaknya ia mengetahui seluk-beluk kota beserta wilayah di sekitarnya, salah satunya terowongan yang menuju ke dalam kuil. "Haoran...! Apa kamu yakin, di sini tempat terowongan tersebut?" Tanya Wei Jiali. "Apa kamu meragukan pengetahuanku terhadap wilayah kekuasaan keluargaku!" Jawab Huang Haoran. Mereka berempat masuk ke dalam rumah untuk menemukan pintu terowongan. Namun, mereka mendapati sesuatu yang berada di luar perkiraan mereka. Lemari yang menutupi mulut terowongan telah terbuka dan menunjukkan dengan jelas terowongan
"Jiali... tenanglah! Apa kamu mengenal mereka berdua?" Tanya Huang Haoran. "Pria mesum itu pernah melecehkanku!" Wei Jiali mengarahkan jari telunjuknya pada Zhao Lin. Yang ditunjuk langsung mengerutkan kening, ia tidak habis pikir kenapa gadis itu tetap saja menganggapnya melakukan pelecehan, padahal ia hanya meliriknya sekali. "Jangan sembarangan bicara, sej...."Belum sempat Zhao Lin menyelesaikan kata-kata, Huang Haoran telah menyerangnya. Ia terpengaruh oleh kata-kata Wei Jiali yang tidak memiliki dasar tersebut. "Aku tidak suka dengan pria yang yang suka melecehkan wanita!""Bodoh! Kau telah dibohongi oleh wanita itu!"Zhao Lin dan Huang Haoran bertarung dengan tangan kosong. Kondisi terowongan membuat penggunaan senjata seperti pedang akan sangat sulit dilakukan. Terlalu sedikit ruang untuk bisa menggerakkan pedang. Yao Xiaoli hanya melihat dan membiarkan Zhao Lin bertarung sendiri. Ini adalah kesempatan untuk pemuda itu menambah pengalaman bertarung di tempat yang tidak ide
Zhao Lin dan Yao Xiaoli memutuskan untuk bergabung dengan rombongan Wei Jiali dan kawan-kawan. Hanya saja, langkah mereka sedikit terhambat karena Huang Haoran dalam kondisi yang tidak baik. Tidak mungkin meninggalkan pemuda itu, terlebih ia yang paling paham seluk-beluk terowongan yang seperti labirin itu. Yao Xiaoli membantu Huang Haoran mengatasi efek dari Tapak Kura-kura, tapi itu hanya menghilangkan rasa sakit yang diderita Huang Haoran. Tubuh pemuda itu masih tidak bisa digerakkan, butuh sekitar sepuluh jam untuk bisa kembali seperti semula. Setidaknya mereka harus melewati satu hari untuk bisa sampai ke kuil. Mereka berenam kembali melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Huang Haoran yang telah pulih kembali memimpin melewati terowongan. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai ke dalam kuil. Pintu terowongan terhubung dengan sebuah bangunan kecil, tidak jauh dari bangunan utama kuil. Satu-persatu mereka mereka keluar dari terowongan. Namun, situasi yang terjadi berb
Salah satu dari Pendekar aliran hitam mendapat perhatian di Wei Jiali. Raut wajahnya mulai berubah menunjukkan kemarahan. Ia ingat betul dengan orang itu. Wajahnya tidak akan pernah dilupakan oleh Wei Jiali. Dia adalah Gao Hao, orang yang telah membuat kekacauan di kediamannya lima tahun lalu hingga membunuh keluarganya. Sudah tertulis di hati Wei Jiali bahwa Gao Hao akan menjadi musuh nomor satunya. Zhao Lin menyadari perubahan yang terjadi pada Wei Jiali. Wajah gadis itu terlihat mulai memerah dan bersiap untuk menyerang. Zhao Lin memegang pundak gadis itu. Ia tau bagaimana perasaannya, tapi situasinya tidak memungkinkan. "Jiali... tenangkan dirimu! Saat ini kita kalah jumlah, jangan gegebah! Tiga dari sebelas Pendekar aliran hitam itu adalah Gao Hao, Dong Fu dan Xiao Yan. Mereka adalah murid dari Zhuan Zhu, sama seperti Zhao Lin dan Yin Yiyue. "Kalian membunuh orang-orangku! Bagaimana kalian bisa bertanggungjawab atas semua ini!" Ucap Xiao Yan. "Tida
Gertakan Pendekar aliran hitam direspon oleh Yao Xiaoli dengan melemparkan pisau tangan. Serangan itu begitu cepat, sehingga tidak ada waktu bagi mereka untuk menghindar. Lima orang langsung tumbang setelah leher mereka menerima tusukkan pisau. Hanya lima pisau tangan yang dimiliki Yao Xiaoli, tapi itu cukup membuat keadaan menjadi seimbang. Kedua kubu sekarang memiliki jumlah yang sama. Apa yang terjadi membuat Xiao Yan menjadi geram. "Kalian benar-benar ingin menantang kami! Serang mereka!" Xiao Yan memerintahkan anggotanya untuk menyerang Zhao Lin dan kawan-kawan. Lima orang bawahan Xiao Yan yang tersisa menggunakan Seni Tanah tahap pertama, yaitu Jurus Tubuh Tanah. Bongkahan-bongkahan tanah menutupi tubuh mereka sehingga membuat mereka berubah menjadi monster tanah. Bagi Zhao Lin, Wei Jiali dan Wang Maorong, jurus yang mereka gunakan tidaklah mengejutkan. Mereka sudah mengetahui bahwa Gao Hao telah menyalin Kitab Tanah Murni lima tahun lalu di kediaman keluar
Lima tahun lalu, Zhao Lin pernah menghadapi Gao Hao dengan bentuk monster seperti itu. Ia berhasil menang karena kekuatan Kunci Giok yang muncul secara tiba-tiba. Itu adalah terakhir kalinya ia mendapatkan kekuatan Kunci Giok. Hingga saat ini, Zhao Lin masih tidak bisa mengetahui bagaimana membangkitkan kekuatan Kunci Giok. Bahkan, saat Kunci Giok ditanam di tubuhnya, ia tetap tidak dapat menggunakan. Satu-satunya yang dapat ia rasakan dari Kunci Giok hanyalah ia memiliki Tenaga Dalam dalam jumlah besar. Saat ini, ia berhadapan dengan dua orang sekaligus. Keduanya berada di tingkat Pendekar Ahli, sama dengan Zhao Lin. Bisa dikatakan pertarungan ini berat sebelah karena Zhao Lin kalah jumlah. "Jurus Sembilan Langkah!"Zhao Lin menggunakan jurus yang ia pelajari dari Zhuan Zhu di Desa Merak. Pergerakan Zhao Lin yang cepat dan lincah tidak dapat diimbangi oleh Gao Hao dan Dong Fu dalam Tubuh Tanah-nya. "Dari mana dia mempelajari jurus ini?" Dong Fu terkejut deng
Gao Hao kehilangan kesadaran dan tidak memiliki kendali atas dirinya. Ia menyerang siapa pun yang ditemui, termasuk rekan-rekannya. Pukulan yang begitu kuat ia berikan. Tanah sekitaran kuil bergetar saat pukulannya mengenai tanah. Beruntung, tidak seorang pun yang terkena serangan tersebut. Dua kubu yang berseteru pada akhirnya saling bekerjasama untuk menghentikan amukan Gao Hao yang semakin menggila. Ia terus memberikan pukulan kepada siapa pun yang ia lihat. Tidak ada yang berani mendekatinya. Serangan Gao Hao begitu kuat, sehingga mereka sedikit takut mendekat. Terlebih lagi, Tubuh Tanah kebal terhadap serangan senjata tajam, sehingga percuma menyerang Gao Hao yang telah berubah menjadi monster. Dalam situasi seperti itu, Xiao Yan melarikan diri dari kuil tanpa disadari oleh siapa pun. Salah seorang terkena pukulan Gao Hao, ia pun terlempar dengan keras. Tulang Pendekar tersebut remuk dan tidak bisa lagi mengggerakkan badan. Ironisnya, Pendekar itu adalah rek
Xia Liruo terlibat pembicaraan empat mata dengan Patriark Yin di sebuah ruangan. Tidak seorang pun diizinkan masuk dan terlibat pembicaraan.Di sisi lain, Zhao Lin sangat ingin tau apa yang sedang mereka bicarakan. Ia mencoba menguping, tapi para murid sekte Telaga Dewi menghalangi. "Tuan Muda Zhao, ini adalah pembicaraan penting antara Ketua kami dengan Patriark Yin. Harap Tuan Muda memberi muka pada kami!"Zhao Lin mendengus kesal mendapat peringatan dari para gadis itu. Si pemuda tau ini adalah sebuah pembicaraan penting. Namun, ia perlu tau agar bisa memahami situasi apa yang terjadi antara lima sekte besar aliran putih dengan keluarga Yin serta hubungannya dengan Aliansi Lima Tombak. "Lin-gege... aku tidak tau mereka membicarakan apa, tapi aku tau arah pembicaraan mereka!" Yin Xuehua membisikkan sesuatu pada Zhao Lin. "Kira-kira mereka membicarakan apa?" tanya Zhao Lin"Aku tidak bisa mengatakannya di sini. Sebaiknya, kit
Rombongan wanita yang datang ini adalah anggota dari sekte Telaga Dewi. Bukan sembarang rombongan, tapi diantara mereka terdapat pemimpin tertinggi mereka, Xia Liruo. "Hormat kami, Kepala Biarawati Xia!"Orang-orang dari sekte Pulau Bunga Persik memberi hormat pada rombongan Telaga Dewi, terutama kepada Ketua mereka, Xia Liruo. Sementara itu, Zhao Lin tidak melakukan apa-apa. Ia merasa tidak perlu memberi hormat kepada orang-orang ini karena si pemuda menganggap mereka adalah teman dari Pulau Bunga Persik. "Apa yang terjadi? Kenapa kalian ribut-tibut?" Pertanyaan dari Xia Liruo. Orang-orang dari sekte Pulau Bunga Persik menjelaskan apa yang terjadi. Xia Liruo pun melirik pada Zhao Lin. "Anak muda... apa alasanmu memukul Pendekar ini. Apa kau memiliki masalah dengannya?" "Bukan hanya dengan dia, tapi aku memiliki masalah dengan Pulau Bunga Persik. Sebaiknya kalian jangan ikut campur! Aku tidak memiliki masalah denga
Zhao Lin terbangun dari tidurnya. Ia segera membangkitkan badan dan terduduk di atas ranjang. Bola mata pemuda itu berkeliling melihat ruang yang terasa asing baginya. Si pemuda memegangi bagian belakang kepalanya yang masih terasa sedikit sakit. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi saat terakhir kali ia tersadar. Saat itu, jiwa Pedang Penguasa Dunia menguasai tubuhnya. "Apa-apaan! Dia bilang dia baru bisa berinteraksi denganku setelah aku mencapai tingkat Pendekar Bumi! Tapi, kemarin dia bisa menguasai tubuhku. Dia tidak bisa dipercaya!" Zhao Lin bergumam sendiri. Zhao Lin menuruni ranjang untuk mencari tau di mana ia berada saat ini. Ia berjalan ke arah jendela dan membuka jendela tersebut. Dari apa yang ia lihat, ia bisa menduga bahwa saat ini sedang berada di kediaman sebuah keluarga besar. Itu terlihat dari bentuk serta tata letak bangunan tersebut.Namun, suasana kediaman ini tidak terlihat seperti kediaman keluarga besar lainn
"Tidak salah kan, jika benda ini untukku!" Ma Chao berucap sambil menunjukkan Tombak Raja Naga. Xiao Yan dan tiga orang lainnya terkejut, ternyata teman yang membantu Chu Yin adalah Ma Chao. Pandangan mereka berempat terarah pada si gadis, seperti meminta penjelasan bagaimana mereka bisa saling mengenal. Chu Yin sendiri tidak bisa berkata apa-apa. Ia juga terkejut, ternyata keempat orang ini dan Ma Chao sudah saling mengenal. Ia juga seolah-olah terlihat seperti meminta penjelasan, bagaimana ini bisa terjadi. "Kau bisa memilikinya jika kau bergabung dengan kami!" ucap Xiao Yan. Sontak, kata-kata Xiao Yan menghadirkan protes dari Dong Fu. "Xiao Yan... kita sudah sepakat bahwa Senjata Suci kali ini akan diberikan padaku atau Gao Hao. Kau tidak bisa menyerahkannya pada Ma Chao begitu saja!"Sebelumnya, keempat orang itu memang sudah membuat kesepakatan bahwa Tombak Raja Naga adalah untuk Gao Hao atau Dong Fu. Mengingat Xiao Yan dan Yin Y
"Jangan membohongiku! Tidak mungkin ada yang tau kau membawa Tombak Raja Naga itu!"Xiao Yan tidak percaya begitu saja pada Chu Yin. Setiap Senjata Suci bisa mengecil yang membuat ia mudah disimpan dan tidak mencolok saat dibawa. Jika si gadis tidak menunjukkan pada orang lain tidak akan ada yang tau Tombak Raja Naga itu berada bersamanya. Satu-satunya pihak yang memiliki kemungkinan mengetahui itu hanyalah dari sekte Pulau Bunga Persik. Merekalah yang memiliki Senjata Suci itu dan Chu Yin adalah bekas pelayan mereka. Jika pun Chu Yin ketahuan oleh pihak Pulau Bunga Persik, maka yang datang ke tempat ini bukan si gadis, tapi perwakilan dari sekte tersebut. "Ampun, Tuan! Saya tidak berbohong. Benda itu memang direbut oleh seseorang!"Chu Yin tidak sepenuhnya berbohong. Nyatanya, Tombak Raja Naga memang direbut oleh seseorang bernama Ma Chao. Sampai saat ini, si gadis tidak mengerti bagaimana pemuda itu mengetahui Senjata Suci itu berada
Ma Chao tersandar pada sebuah pohon dengan napas yang terburu. Pertarungan kemarin masih memberi efek pada tubuhnya. Terdapat sejumlah luka yang masih belum pulih. Pertarungan itu benar-benar diluar perkiraan Ma Chao. Jiwa Tombak Raja Naga dan jiwa Pedang Penguasa Dunia seperti saling membenci satu sama lain. Tidak disangka, ia dan Zhao Lin terseret dalam perselisihan tersebut. "Sepertinya, aku tidak bisa lagi berdekatan dengan pemuda itu!" Ma Chao bergumam sendiri. Dibandingkan perselisihan dua jiwa Senjata Suci itu, pikiran Ma Chao lebih terganggu dengan kejadian terakhir yang menghentikan pertarungan. Kehadiran sebuah pedang misterius yang datang entah dari mana. Meski saat itu tubuh dan pikiran Ma Chao dikendalikan oleh jiwa Tombak Raja Naga, tapi ia masih bisa melihat kejadian itu. Jiwa Tombak Raja Naga tau dengan pedang tersebut, tapi Ma Chao tidak mengenalnya sama sekali. Si pemuda hafal betul ke-26 Senjata Suci dan pedang itu tidak ter
Zhao Lin menatap tajam pada Ma Chao. Ilmu itu telah dikenal oleh jiwa Pedang Penguasa Dunia. Ini merupakan sebuah Seni Kabut yang terdapat dalam Kitab Kabut Hitam. Diam-diam, Ma Chao telah mendapatkan salah satu Kitab Tanpa Tanding dan mempelajarinya. Tubuh Ma Chao berubah menjadi kabut dan bergerak ke arah Zhao Lin. Gerak kabut melambat saat sudah dekat dengan Zhao Lin. Namun, itu tetap tidak menguntungkan sama sekali. Tebasan yang dilakukan akan percuma, itu hanya akan melewati kabut itu begitu saja. Kabut tersebut menyimuti tubuh Zhao Lin. Seketika, sesuatu seperti petir muncul dari kabut dan menyambar tubuh Zhao Lin. Dalam hitungan detik, pemuda itu di buat tumbang. Ma Chao kembali ke bentuk semula. Senyum sinis terukir di wajahnya. Jiwa Tombak Raja Naga merasa di atas angin, ia berpikir kemenangan sudah jadi miliknya. Namun, jiwa Pedang Penguasa Dunia tidak menyerah begitu saja. Ia kembali membangkitkan tubuh Zhao Lin. Satu hal yang membe
Sebuah pukulan diberikan Zhao Lin kepada Ma Chao. Pemuda itu terlempar cukup jauh hingga tubuhnya menyusur tanah. Debu-debu berterbangan membuat si pemuda terbatuk.Ma Chao mulai membangkitkan diri setelah debu-debu itu menghilang. Ada yang berbeda darinya. Bola matanya berubah menjadi merah gelap. Raut wajahnya pun terlihat berbeda dari biasanya. Tidak salah lagi, jiwa Tombak Raja Naga telah merasuki tubuh Ma Chao. "Akhirnyanya kau keluar juga!" ucap Zhao Lin. Ma Chao mendekatkan diri pada Zhao Lin. "Kau keluar sebelum waktu yang ditentukan. Jika dia tau, kita semua dalam masalah besar!" "Dia masih tersegel di makam itu! Tidak perlu takut dia akan tau. Sebaiknya kita selesaikan masalah kita!""Ayo kita lakukan!"Zhao Lin dan Ma Chao kembali mengangkat senjata. Tidak membuang waktu, mereka kembali terlibat dalam pertarungan. Zhao Lin terlihat lebih serius dari sebelumnya. Serangan demi serangan yang ia lakukan terlih
"Mati Kau!"Jendral Buaya mengayunkan pedang ke arah Zhao Lin. Tidak tanggung-tanggung, ia mengarahkan pada bagian leher untuk memenggal pemuda itu. "Trang...!"Sesuatu yang tidak diduga oleh Jendral Buaya terjadi. Pedang itu langsung patah ketika menyentuh leher Zhao Lin. Seketika, pemuda itu membangkitkan kepala. Ada perbedaan terjadi pada Zhao Lin. Bola matanya berubah menjadi berwarna hijau terang. Ditambah lagi dengan tatapan yang begitu mengerikan, berbeda dengan sebelumnya. Dalam satu gerakan, Zhao Lin mencekik Jendral Buaya. Pria paruh baya itu tidak bisa berbuat apa-apa. Genggamannya begitu kuat, tidak bisa dilepaskan begitu saja.Zhao Lin melambungkan Jendral Buaya ke udara. Saat itu juga, si pemuda juga mengacungkan Pedang Penguasa Dunia ke atas. Tidak berselang lama, Jendral Buaya jatuh dan tertancap pada Pedang Penguasa Dunia. Satu gerakan Zhao Lin membuat mayat Jendral Buaya terlempar pada tempat di man