Share

518. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

Wulung, Argaseni, Brajawesi dan Bangasera mendarat di tanah dalam waktu hampir bersamaan. Mereka melihat kelima siluman raksasa dan para siluman terus menyerang kubah pelindung para pendekar tanpa henti.

“Para pendekar bodoh itu sepertinya tidak tahu hal apa yang sedang mereka hadapi. Jika mereka menyerah, mereka tidak akan merasakan sakit yang berlipat-lipat,” ujar Argaseni di mana tongkatnya perlahan memanjang ke langit.

“Mereka memang bodoh sepertimu, Argaseni,” ledek Brajawesi seraya melempar-lempar kapak merahnya ke langit.

“Kubah pelindung itu cukup kuat untuk menahan serangan kelima siluman raksasa. Hanya saja, kubah itu tidak bisa bertahan lama. Aku bisa melihat kubah pelindung itu perlahan retak di beberapa bagian.” Bangasera mengawasi keadaan langit sesaat. Sisik-sisik di lengan kiri dan kanannya tampak bergerak-gerak.

“Berhentilah mengoceh sebelum aku menghajar kalian semua.” Wulung melirik kanan dan kiri di mana pecutnya mendadak diselimuti api.

Wulung, Argaseni, Brajawesi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status