Share

411. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

Bangasera perlahan mengerjapkan mata. Begitu tatapannya sudah kembali seutuhnya, ia bisa melihat langit biru dengan awan putih yang bergerak perlahan. Semilir angin membuka kesadaraannya mengenai apa yang sudah terjadi padanya.

Bangasera berusaha bangkit, tetapi tubuhnya terasa sangat sulit digerakkan. Tubuhnya masih menempel di tanah cekung. “A-aku masih hidup.”

“Sepertinya kau masih ditakdirkan untuk hidup dan menjadi bawahanku, Bangasera.” Totok Surya melompat turun, mendekat ke arah Bangasera dengan tatapan memelotot.

“Gusti Totok Surya.” Bangasera berusah bangkit, tetapi Totok Surya menekan tubuhnya hingga kembali menempel di tanah.

Totok Surya menekan dada Bangasera lebih kuat hingga tanah semakin berlubang. “Aku sebenarnya ingin membunuhmu karena penghinaan yang kau lakukan padaku. Tapi aku akan memberikamu kesempatan terakhir untuk menyeret pemuda pewaris kujang emas itu padaku sekaligus membawakanku ketiga kepala pendekar Sayap Putih.”

Bangasera tiba-tiba muntah darah. “Ba-ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status