Share

232. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

“Kami akan mengikuti pertemuan esok hari sebagai wakil dari padepokan kami,” jawab Nilasari dengan tatapan jengkel pada Sekar Sari.

Wintara terdiam ketika merasakan getaran kuat yang dipancarkan sosok yang dikenalnya sebagai Aditara. Untuk sekali lagi, ia juga merasakan sesuatu yang tak biasa dari pemuda yang mengenalkan dirinya sebagai Bimantara. Bulu kuduknya berdiri sesaat.

“Dari padepokan mana kalian berasal?” Sekar Sari memandang sinis Nilasari. Kedua tangannya sudah bersiap untuk menempel ramuan pemusnah siluman pada Nilasari dan Wintara. Ia benar-benar jengkel karena Nilasari terus-menerus memandang Lingga.

“Kami berasal dari Padepokan Dewa Sanca,” jawab Nilasari asal.

“Padepokan Dewa Sanca,” gumam Limbur Kancana dengan tatapan terkejut. Seluruh teka-teki yang berkeliaran dalam pikirannya seketika terhubung dan membawanya pada sebuah kesimpulan. Ruang gelap dalam pikirannya dengan cepat dipenuhi cahaya yang mampu menjelaskan semua pertanyaan yang menggantung selama ini. Ia bur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status