Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / 84. Munculnya Dewa Geli

Share

84. Munculnya Dewa Geli

last update Last Updated: 2024-05-16 01:03:40

Hawa amarah dalam diri guru Dewi Pedang Kuning itu membuatnya jadi mata gelap. Dalam benaknya hanya punya satu keinginan, yaitu membunuh Iblis Pemetik Bunga secepatnya. Tapi, dia sendiri lupa bila Iblis Pemetik Bunga juga punya keinginan yang sama. Hingga sampai suatu saat....

Trang...! Wuttt...!

Bentrokan senjata terjadi. Dewi Pedang Halilintar mendelikkan mata melihat pedang kuningnya terbelit oleh Cambuk Api Neraka. Sambil mendengus gusar, Dewi Pedang Halilintar mengempos seluruh tenaganya untuk dapat melepas belitan. Tapi, tali cambuk pusaka itu bagai punya perekat yang amat kuat, terus membelit senjata Dewi Pedang Halilintar tanpa dapat dilepaskan lagi!

"Ha ha ha...!" Iblis Pemetik Bunga tertawa pongah. "Ayo, terus kerahkan tenagamu, Nenek Gendeng! Semakin banyak kau mengeluarkan tenaga, kau akan segera merasakan kehebatan cambuk ini! Ha ha ha...!"

"Jahanam!" sentak Dewi Pedang Halilintar. "Boleh kau berkata semaumu, tapi kau juga harus mau melihat k

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   85. Kehebatan Dewa Geli

    "Dewa Geli...," desis Dewi Pedang Halilintar yang telah mengenal sosok bocah berpakaian kedodoran.Kalau Dewi Pedang Halilintar berseru girang dalam hati melihat kehadiran Dewa Geli, berlainan benar dengan Iblis Pemetik Bunga. Betapa takutnya lelaki bertopeng itu saat Dewa Geli mengacungkan sebilah pisau ke arahnya."Jangan! Jangan!" Iblis Pemetik Bunga berseru lagi sambil menekap celana bagian depannya. "Aku berjanji.... Ya, aku berjanji....!""Hi hi hi...!" bocah yang disebut sebagai Dewa Geli tertawa cekikikan. "Aku sudah bosan mendengar janji-janji manis mu! Hayo! Cepat kemari! Kau harus disunat lagi sampai habis! Sudah berapa banyak gadis yang kau renggut kehormatannya? Hukuman itu sangat cocok untukmu!"Dewa Geli menutup perkataannya dengan suara tawa mengikik. Iblis Pemetik Bunga terus melangkah mundur. Agaknya, lelaki bertopeng itu menyimpan perasaan takut yang berlebihan terhadap Dewa Geli. Bagaimana bisa begitu?Walau wujud lahir Dewa Gel

    Last Updated : 2024-05-17
  • Pendekar Kera Sakti   86. Akhir Gamabunta

    "Hmmm.... Rupanya, sebelum disunat, kau masih ingin main-main dulu...," ujar Dewa Geli. "Hi hi hi...! Boleh! Boleh saja! Agar kau nanti tak penasaran setelah 'barang'-mu itu benar-benar ku potong habis!"Rasa takut dalam diri Iblis Pemetik Bunga membuatnya jadi nekat. Sekali lagi, dia sabetkan Cambuk Api Neraka di tangannya!Jderrr...!Seperti tadi, Dewa Geli menadahi sabetan cambuk pusaka itu. Dia pun tetap berdiri tegak di tempatnya tanpa kurang suatu apa. Namun, ketika Iblis Pemetik Bunga hendak mendaratkan sabetan berikutnya, Dewa Geli mengangkat tangan kirinya. jari-Jari mungil bocah berpakaian kedodoran itu berkelebat cepat sekali. Tahu-tahu Cambuk Api Neraka telah berpindah tangan."Senjata ini kuserahkan kepadamu, Nenek Budiman.... Kupikir, kau lebih berhak," ujar Dewa Geli.Cambuk Api Neraka yang telah berhasil dirampasnya dia lemparkan ke arah Dewi Pedang Halilintar. Bergegas Dewi Pedang Halilintar menangkap cambuk pusaka yang telah kemba

    Last Updated : 2024-05-17
  • Pendekar Kera Sakti   87. Kekalahan Iblis Seribu Wajah

    “Rupanya, kau benar-benar seorang durjana licik yang patut mati, Mahisa Birawa!” seru Pendekar Kera Sakti, naik pitam.Melihat Baraka menatap dengan mata berkilat penuh nafsu membunuh, Iblis Seribu Wajah tersurut mundur. Pada langkah ketiga, tiba-tiba dia membalikkan badan seraya mengambil langkah seribu!“Pengecut! Mana mungkin aku melepaskanmu!” Menggembor keras si pemuda lugu Baraka. Dikeluarkannya Ilmu ‘Kelana Indra’ untuk dapat mengejar kelebatan tubuh Iblis Seribu Wajah yang menggunakan ilmu peringan tubuh bernama ‘Angin Pergi Tiada Berbekas’.Sebenarnya, ilmu peringan tubuh dua anak manusia ini seimbang. Namun, karena Iblis Seribu Wajah tengah menderita luka dalam, dia tak dapat mengempos tenaga sekehendak hatinya. Akibatnya, belum genap berlari dua puluh tombak, dia telah terkejar!“Berhenti kau!” geram Baraka. Jemari tangan kanannya mengepal untuk menggedor punggung Iblis Seribu

    Last Updated : 2024-05-17
  • Pendekar Kera Sakti   88. Putri Budukan

    Baraka hendak menolak ajakan manusia setengah ular itu. Iblis Seribu Wajah telah dapat dikalahkannya. Tak perlu menunggu waktu lebih lama lagi untuk merobohkan pula Raja Penyasar Sukma. Tapi..., tiba-tiba Ratu Perut Bumi menyambar tubuh Baraka!Dengan memeluk tubuh pendekar muda itu, Ratu Perut Bumi melenting ke atas, lalu menukik deras, dan amblas ke dalam tanah!Bersamaan dengan lenyapnya sosok Ratu Perut Bumi dan Pendekar Kera Sakti, dari arah tenggara melesat gumpalan cahaya kuning yang diiringi tiupan angin kencang.“Raja Penyasar Sukma...!” desis Iblis Seribu Wajah di antara rasa benci dan suka.-o0o-Tak kuasa Dewi Pedang Halilintar melihat adegan yang akan segera berlangsung di hadapannya. Dia pun menutup mata dengan segudang rasa ngeri dan jijik.“Hi hi hi...! Hayo! Buka! Buka celana mu itu, Orang Jahat! Hi hi hi...!”Sambil tertawa cekikikan, Dewa Geli memutar-mutar pisau yang dibawanya.

    Last Updated : 2024-05-18
  • Pendekar Kera Sakti   89. Ksatria Seribu Syair

    Bocah berkulit hitam itu berkata-kata seakan Putri Budukan masih berada di hadapannya. Setelah tertawa mengikik, dia berkelebat mengikuti jejak Putri Budukan! Dewi Pedang Halilintar yang masih berdiri di tempatnya tampak geleng-geleng kepala melihat kecepatan gerak Dewa Geli.Teringat akan Iblis Pemetik Bunga yang telah mempecundanginya dengan Cambuk Api Neraka, dia bergegas berkelebat pergi pula. Dengan Cambuk Api Neraka yang telah berada di tangannya, Dewi Pedang Halilintar yakin bila Iblis Pemetik Bunga akan dapat dirobohkannya.-o0o-DEWI Pedang Halilintar menghentikan kelebatan tubuhnya di tepi aliran sungai yang terletak di utara Kota Gambiran. Matanya yang tajam melihat sosok manusia berpakaian putih-putih tengah duduk bersila di balik rimbunan pohon.Hati-hati sekali Dewi Pedang Halilintar melangkah mendekati. Sosok manusia yang dilihat nenek itu tampaknya sedang bersemadi. Dia duduk bersila di atas lempengan batu dengan tangan bersedekap. Wajahny

    Last Updated : 2024-05-18
  • Pendekar Kera Sakti   90. Bisikan Misterius

    Tiba-tiba, Dewi Pedang Halilintar menerjang. Ketajaman pedangnya benar-benar hendak memenggal leher Ksatria Seribu Syair!Tentu saja lelaki yang tak tahu kesalahannya itu tak mau mati konyol. Dua jempol kakinya menotol lempengan batu. Dan, ringan sekali tubuhnya melayang lalu mendarat di tanah dalam keadaan berdiri. Sambaran pedang Dewi Pedang Halilintar hanya mengenai angin kosong."Tahan amarah mu dulu, Nini Kembangsari!" seru Ksatria Seribu Syair, menyebut nama kecil Dewi Pedang Halilintar. Tapi, Dewi Pedang Halilintar yang sudah gelap mata mana mau mendengar kata-kata itu. Mengetahui ketinggian ilmu Ksatria Seribu Syair, tanpa ragu lagi dia mengeluarkan Cambuk Api Neraka yang tersimpan di balik bajunya.Cambuk pusaka itu dicekalnya di tangan kiri. Begitu dialiri tenaga dalam, cambuk yang berupa seutas tali pipih berwarna putih itu langsung diselubungi lidah api biru. Hawa panasnya menebar ke mana-mana!"Bagaimana mungkin kau mau membunuhku, Nini Kemba

    Last Updated : 2024-05-18
  • Pendekar Kera Sakti   91. Aku harus segera pergi

    "Tapi, Ratu..,."Baraka hendak menyahuti ucapan Ratu Perut Bumi, namun suaranya tersekat di tenggorokan. Telinga murid Eyang Jaya Dwipa itu menangkap suara berkelebatnya orang yang sedang menuju ke tempatnya berada."Kau dengar suara itu, Ratu?" ujar Baraka."Ya. Dia pasti orang yang menyuruhku datang ke tempat ini," sahut Ratu Perut Bumi.Pendekar Kera Sakti dan Ratu Perut Bumi sama-sama mengarahkan pandangan ke utara. Dua tarikan napas kemudian, tampak sosok bayangan putih yang berkelebat meloncati bongkah-bongkah batu besar dan pepohonan. Ringan sekali bayangan itu melesat, bagai seekor burung walet yang sedang terbang melayang."Ksatria Topeng Putih...," desis Baraka setelah sosok bayangan putih berada di hadapannya. Sementara Baraka bangkit berdiri, sosok orang yang baru muncul yang memang Ksatria Topeng Putih mengeluarkan sebuah kantong putih dari balik bajunya. Dari dalam kantong itu, dia mengambil sebuah gumpalan sinar putih yang di dalamny

    Last Updated : 2024-05-19
  • Pendekar Kera Sakti   92. Lembah Rongga Laut

    SEPENINGGAL Ksatria Topeng Putih, Pendekar Kera Sakti berdiri termangu. Melihat kebaikan Ksatria Topeng Putih. Namun sebelum pemuda dari lembah kera itu semakin hanyut terbawa arus rasa sedih, dia menggeleng-gelengkan kepala, berusaha mengusir bayangan-bayangan yang tak mengenakkan hatinya. Dia pun ingat akan satu pengertian bahwa rasa sedih tak pernah bisa mendatangkan manfaat apa-apa. Rasa sedih justru akan menjauhkan manusia dari kebahagiaan. Padahal, kebahagiaan adalah tujuan manusia hidup di dunia. Begitulah pengertian yang selalu melekat di benak Baraka. Pengertian itu didapat Baraka semasa masih tinggal bersama ibunya. Tapi, tanpa disadari oleh Baraka, dengan mengingat pengertian itu, sosok ibunya yang telah meninggal berkelebatan di benaknya."Ibu...," desis Baraka sambil mendongakkan kepala, seakan dapat melihat bayangan ibunya di langit biru. "Semoga kau berbahagia menjalani tahap kehidupanmu yang ketiga...""Hei! Hei!" tegur Ratu Perut Bumi yang melihat Pend

    Last Updated : 2024-05-19

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1162. Part 18

    "Kalau kau membentak-bentakku, sebaiknya aku pergi saja dan silakan cari pakaianmu sendiri!" Baraka berpura-pura ingin pergi."Tunggu!" teriak gadis itu. "Baiklah, aku tidak membentakmu lagi," suaranya mereda. "Tolonglah, carikan pakaianku, nanti kuberi upah.""Apa upahnya?""Akan kuajarkan padamu sebuah jurus yang jarang dimiliki orang."Senyum Pendekar Kera Sakti melebar. "Jurus apa itu?""Jurus pukulan 'Malaikat Rela'," jawab gadis itu dengan suaranya yang selalu keras dan bening.Baraka sempat tertawa dalam gumam. "Lucu sekali nama jurus itu.""Jangan menertawakan. Kalau kau tahu kehebatan jurus itu kau akan terbengong-bengong!""Apa kehebatannya?""Pukulan 'Malaikat Rela' dapat merobohkan delapan pohon dalam satu kali hentakan. Jika dilepaskan kepada lawanmu, dia akan tumbang setelah bernapas tiga kali. Percayalah, jurus itu tak ada yang memiliki kecuali diriku. Maka carilah pakaianku dan kau akan kuajarkan jurus te

  • Pendekar Kera Sakti   1161. Part 17

    "Ahg...!" Dampu Sabang tersentak dan diam seketika dengan tangan masih mau disentakkan. Lama sekali dia tak bergerak. Kelana Cinta dan Raja Hantu Malam sempat merasa heran melihat Dampu Sabang bagaikan menjadi patung. Tetapi ketika angin berhembus kencang, mereka terkejut melihat tubuh Dampu Sabang berhamburan ke mana-mana. Rupanya pada saat itu Dampu Sabang sudah tak bernyawa lagi. Pisau-pisau kecil itu telah membuat Dampu Sabang berubah menjadi debu yang masih saling bergumpalan. Itulah kehebatan dan kedahsyatan jurus 'Manggala' milik Pendekar Kera Sakti, pemberian dari Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi, calon mertuanya itu.Dengan terbunuhnya tubuh Dampu Sabang, maka persoalan Raja Hantu Malam palsu pun terselesaikan. Ki Randu Papak segera ditolong olah Baraka menggunakan hawa ‘Kristal Bening’-nya, dan Baraka meminta maaf kepada tokoh tua yang bijak itu. Sedangkan Ratu Asmaradani tubuhnya menjadi pulih seperti sediakala, terbebas dari pengaruh 'Racun Siluman' yang ju

  • Pendekar Kera Sakti   1160. Part 16

    Praaak...! Terdengar seperti suara cermin pecah. Lalu sinar biru itu menghantam tubuh Raja Hantu Malam.Zruub! Tepat mengenai iga kanan Raja Hantu Malam."Aaahhhg...!" Raja Hantu Malam mengejang dengan kepala terdongak dan kedua kakinya menekuk ke depan. Sekujur tubuhnya berasap, warna kulitnya menjadi merah retak-retak.Baraka terbelalak melihat keadaan Raja Hantu Malam. Lukanya sangat parah, tapi agaknya ia bertahan untuk tetap lakukan serangan ke arah Dampu Sabang. Tapi serangannya sangat lunak dan mudah dihindari Dampu Sabang yang tertawa terbahak-bahak kegirangan. Baraka dalam kebimbangan. Mau menolong, tapi yang ditolong adalah yang menjadi musuhnya dan ingin dibinasakan jika tak mau tawarkan racun yang mengenal Ratu Asmaradani. Jika ia tidak menolong, ia tak tega melihat orang yang pernah dikagumi itu menderita siksaan begitu keji.Dalam keadaan bimbang itu, tiba-tiba Baraka dikejutkan oleh gerakan halus yang datang dari arah belakangnya. Baraka ce

  • Pendekar Kera Sakti   1159. Part 15

    Rupanya Ki Randu Papak berlari menuju arah datangnya sinar merah yang meletup di angkasa tadi. Tetapi gerakannya mampu dipatahkan oleh Baraka yang tahu-tahu menghadang langkahnya.Jleeg...!"Mau lari ke mana kau, Raja Hantu Malam!" tegur Baraka tak ramah lagi."Baraka, minggirlah dulu. Aku punya urusan dengan seseorang! Setelah kuselesaikan urusanku ini, kita bicara lagi mencari kebenaran fitnah itu!""Tak kubiarkan kau lari tinggalkan tanggung jawabmu. Raja Hantu Malam!""Jangan paksa aku melukaimu, Baraka!""Tidak. Aku hanya ingin paksa dirimu mengobati Ratu Asmaradani yang terkena 'Racun Siluman' itu!""Itu bukan tanggung jawabku, Baraka! Aku tidak melakukannya!" sentak Ki Randu Papak. "Tapi kalau kau ingin aku membantumu, aku sanggup membantumu. Tapi nanti, setelah kuselesaikan urusanku dengan Dampu Sabang!""Sekarang juga kau harus lakukan penyembuhan terhadap Ratu Asmaradani!""Tidak bisa! Aku sudah punya janji unt

  • Pendekar Kera Sakti   1158. Part 14

    Perubahan wajah yang ada pada Ki Randu Papak tampak jelas sebagai ungkapan rasa kaget, namun juga rasa tidak percaya. Baraka sengaja diam untuk menunggu kata-kata dari sang kakek itu."Apa maksudmu dengan mengatakan aku menipumu, Pendekar Kera Sakti? Kata-katamu menyimpang dari watak kependekaranmu yang harus bicara jujur.""Aku bicara yang sebenarnya, Ki Randu Papak. Kau boleh buktikan sendiri ke Lembah Sunyi. Hanya ada dua murid yang selamat dari pembantaian sadis itu, karena mereka sedang diutus ke pesisir selatan.""Sepertinya kau bicara mengigau. Tapi baiklah, kucoba untuk mempercayai kata-katamu. Lalu, bagaimana dengan Resi Wulung Gading sendiri? Apakah dia ikut menjadi korban?"Baraka menggeleng berkesan dingin, "Resi Wulung Gading bertapa di Gua Getah Tumbal. Mungkin sampai sekarang belum mengetahuinya.""Kalau begitu aku harus ke Gua Getah Tumbal untuk memberitahukan hal itu kepada Resi Wulung Gading!" tegas Ki Randu Papak.Tiba-tib

  • Pendekar Kera Sakti   1157. Part 13

    Blaaar...!Sinar hijau itu pecah menjadi lebar, lalu padam seketika. Tubuh Siluman Selaksa Nyawa terpelanting dalam keadaan mengepulkan asap. Kerudung kain hitamnya hangus sebagian. Mulutnya keluarkan darah kental. Matanya menjadi merah bagai digenangi cairan darah. Tongkat El Mautnya menjadi putih bagaikan dilapisi busa-busa salju."Keparat!" gumamnya lirih, lalu ia sentakkan kaki dan lari tinggalkan tempat itu secepatnya. Baraka pun bergegas mengejar, tetapi Sumbaruni segera berseru, "Biar kubereskan dia!" dan perempuan cantik itu segera melesat dengan cepat mengejar Siluman Selaksa Nyawa. Sedangkan Baraka segera berpaling ke belakang untuk melihat siapa orang yang telah selamatkan jiwanya dari serangan lima larik sinar hijau tadi."Oh, kau...!" Baraka terkejut bukan kepalang.Ternyata orang yang melepaskan sinar merah berbentuk lingkaran tadi adalah Raja Hantu Malam, alias Ki Randu Papak."Kau terlambat sedikit, Baraka! Sinar hijau itu harus dib

  • Pendekar Kera Sakti   1156. Part 12

    Bukit itu tidak terlalu tinggi. Tanamannya tidak begitu rimbun. Bagian puncak bukit termasuk datar dan mempunyai tempat yang enak untuk sebuah pertarungan. Rimbunan semaknya tumbuh secara berkelompokkelompok. Dan di salah satu rimbunan semak berdaun lebar itulah Baraka bersembunyi mengintai sebuah pertarungan. Ternyata pertarungan itu adalah pertarungan yang tidak disangka-sangka oleh Baraka. Bukan pertarungan Raja Hantu Malam melawan Dampu Sabang, melainkan pertarungan antara Sumbaruni dengan orang berkerudung kain hitam dan membawa senjata tombak El Maut yang ujungnya mirip sabit.Orang itu adalah tokoh sesat yang diburu-buru oleh Pendekar Kera Sakti selama ini. Dia tak lain adalah Siluman Selaksa Nyawa, yang mempunyai wajah pucat dan dingin.Tentu saja Pendekar Kera Sakti terkejut sekali melihat tokoh sesat itu muncul di bukit tersebut dan lakukan pertarungan dengan Sumbaruni. Apa persoalan mereka, Baraka tidak tahu secara pasti. Tetapi sebagai orang yang sudah bebe

  • Pendekar Kera Sakti   1155. Part 11

    "Jadi... selama ini kaulah yang memberi kabar tentang pemuda-pemuda yang akan diculiknya?""Ya. Karena itu syarat untuk menjadi muridnya.""Kau salah, Sundari. Kau tidak boleh membantu pihak yang sesat seperti Nyai Sedah itu.""Tapi aku ingin memiliki ilmu seperti yang dimilikinya!""Ada jalan lain, tanpa harus membantunya melakukan kejahatan."Sundari kian menangis di sela malam bercahaya rembulan. Baraka mencoba memahami jalan pikiran lugu gadis desa itu. Akhirnya ia bertanya, "Lalu mengapa kau tadi mau dibunuhnya?""Sejak kemarin ia mencarimu, tapi aku tak mau kasih tahu di mana dirimu! Aku takut kau dijadikan korban seperti pemuda lainnya. Lalu, malam ini ia mendesakku lagi, tapi tidak percaya kalau kukatakan bahwa kau ke puncak. Rupanya dia bermaksud serahkan dirimu kepada suaminya, yang juga sebagai gurunya, ia merelakan diperistri oleh suaminya itu hanya untuk dapatkan ilmu-ilmu sakti seperti yang dimilikinya sekarang ini. Tapi menuru

  • Pendekar Kera Sakti   1154. Part 10

    "Dia ke puncak! Carilah di puncak sana!" jawab Sundari dengan rasa marah yang tak mampu dilampiaskan. Tangisnya kian terdengar jelas dari tempat Baraka bersembunyi di atas pohon."Tidak mungkin, Sundari! Aku bukan orang bodoh yang bisa kau bohongi! Kau ingin menjebakku di puncak sana, bukan!""Ttt... tidak!""Kau bohong! Aku jadi muak padamu!"Sreeet...!Orang berkerudung hitam itu mencabut pisau sepanjang dua jengkal dari balik baju hitamnya. Pisau itu hendak ditikamkan ke dada Sundari. Tapi Baraka segera lepaskan pukulan 'Jari Guntur'-nya lewat sentilan tangan.Taaas...!Tenaga dalam yang dilepaskan lewat sentilan tangannya itu tepat kenai pelipis orang berpakaian hitam.Dees...!Orang itu pun tersentak dan terpelanting ke samping bagaikan terkena tendangan kuda binal. Ia berguling-guling tiga kali, lalu cepat ambil sikap berdiri lagi.Wuuut...! Jleeg...!Baraka turun dari atas pohon langsung berhadapan d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status